Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH STEP UP EXERCISE DAN ISOMETRIC HANDGRIP EXERCISE

TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI


DI PUSKESMAS BATANG I KABUPATEN BATANG

NagiyaParamitha*), Mugi Hartoyo**), Ulfa Nurullita***)

*)Alumni Program S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang


**) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
***) Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Hipertensimerupakan kondisi dimana kekuatan darah menekan dinding arterimengakibatkan


resiko yang menimbulkan beban kerja jantung dan menyebabkan kerusakan arteri seperti
penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol
tekanan darah adalah dengan menggunakan step up exercise dan isometric handgrip exercise.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh step up exercise dan isometric handgrip
exercise terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Batang I Kabupaten
Batang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain penelitian
two group pre-test post-test. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 42 responden
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling.Hasilunivariatmenunjukkanbahwa rata-rata usiarespondenyaitu> 60 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwastep up exercise berpengaruh terhadap tekanan darah pada
pasien hipertensi dengan nilai p 0,000, pada isometric handgrip exercise didapatkan hasil
nilai p 0,000 yang berarti ada pengaruh isometric handgrip exercise terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai p 0,039 yang memiliki
makna ada perbedaan pengaruh step up exercise dan isometric handgrip exercise terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan nilai rata-rata step up exercise lebih tinggi
dibandingkan dengan isometric handgrip exercise yaitu -2,062. Rekomendasi hasil penelitian
ini adalah bagi perawat untuk menerapkan intervensi alternatif untuk mengontrol tekanan
darah pada pasien hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, tekanan darah, step up exercise, isometric handgrip exercise

ABSTRACT
Hypertension is a condition when the blood intensity presses the artery walls. It results in the
risks that cause the working load of heart and the demage of the artery, such as cardiac
disease, stroke, and kidney disease. The effort that can be conducted to control the blood
pressure is by performing step up exercise and isometric handgrip exercise. This research is
aimed to determine the influence of step up exercise adn isometric handgrip exercise toward
blood pressure of hypertension patients at the Community Health Center of Batang I in
Batang Regency. This research is designed with quasi experiment with two group pre test and
post test. There are 42 respondents as samples. They are collected using purposive sampling
technique. The result of univariate analysis shows that the average age of the responden is >
60 years old. The result of the research shows that step up exercise influences the blood
pressure of the hypertension patients with the value p of 0,000. Isometric handgrip exercise
reaches the value p of 0,000. It means that there is an influence of isometric handgrip exercise
on the blood pressure of the hypertension patients. The result of Mann-Whitney examination
shows the value p of 0,039 that means there is a difference of step up exercise and isometric
handgrip exercise influences towards the blood pressure of the hypertension patients. The
average value of step up exercise is higher than isometric handgrip exercise; that is -2.062 .
this research recommends that the nurses should apply the alternative intervention to control
the blood pressure of the hypertension patients.
Key Words : hypertension, blood pressure, step up exercise, isometric handgrip exercise

PENDAHULUAN perempuan yang diperiksa sebanyak


Hipertensi atau tekanan darah tinggi 2.901.801 orang dan 5,95% di antaranya
adalah suatu peningkatan abnormal terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi
tekanan darah dalam pembuluh darah (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2014, hlm.
arteri secara terus menerus 41).
dengantekanandarahsistolik ≥ 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 Hipertensi berkemungkinan menimbulkan
mmHg lebih dari suatu periode yang komplikasi yang fatal dan membuka
diukur paling tidaktigakesempatan yang peluang lebih besar bagi penderitanya
berbeda (Udjianti, 2010, hlm. 107). untuk menderita stroke, penyakit jantung
koroner, beresiko besar mengalami gagal
Berdasarkan data riset kesehatan dasar ginjal (Muttaqin, 2009, hlm. 112), gagal
pada tahun 2013, prevalensi hipertensi jantung, dan kerusakan pada mata
pada umur ≥ 18 tahun di Indonesia yang (Dalimartha, Purnama, Sutarina,
didiagnosis oleh profesi kesehatan sebesar Mahendra, & Darmawan, 2008, hlm. 13).
9,4%, sedangkan yang minum obat
hipertensi sendiri sebesar 9,5 %. Untuk mencegah terjadinyakomplikasi
Prevalensi hipertensi di Indonesia akibathipertensimakaperluadanyapengelola
berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ an yang tepat dengan pendekatan
18 tahun sebesar 25,8 %. Cakupan nakes nonfarmakologi salah satunya aktivitas
hanya 36,8 %, sebagian besar (63,2%) fisik seperti olahraga atau latihan
kasus hipertensi di masyarakat tidak secarateraturmenurunkantekanandarah
terdiagnosis (Riskesdas, 2013, hlm. 10). yang dapat meningkatkan aliran darah ke
Berdasarkan data Dinas Kesehatan jantung, kelenturan arteri, dan fungsi
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014, pada arterial, juga melambatkan aterosklerosis
2.411.488 orang laki-laki yang diperiksa (Kowalski, 2010, hlm. 118). Beberapa
ditemukan sebanyak 5,25% terdeteksi aktivitas fisik yang dapat dilakukan yaitu
memiliki tekanan darah tinggi. Jumlah latihan senam, senam aerobik, latihan
yoga, latihan meditasi, berjalan, isometric, ketegangan otot tangan (Nurindra,
naik turun bangku (step up), latihan Herman, dan Yenita, 2011, hlm. 443, ¶1).
pernapasan, berlari, berenang, bersepeda Menurut hasil penelitian oleh Rinku,
stasioner atau di luar ruangan, lompat Varun, Avnish, Usha, dan Yogesh (2014,
tali,skating, mendayung, dan aerobik air. ¶1) dengan judul Effect of Isometric
Pada penelitian ini latihan yang akan Handgrip Exercise Training on Resting
digunakan untuk penurunan tekanan darah Blood Pressure in Normal Healthy Adults,
pada pasienhipertensi adalahstep up terdapat penurunan tekanan darah dengan
exercise dan isometric handgrip isometric handgrip exercise olahraga
exercisekarenasudahpernahdilakukansebel untuk jangka waktu 10 minggu pada
umnya. sukarelawan sehat normal (p=0,001).

Step up exercise merupakan gerakan naik METODE PENELITIAN


turun seperti sedang menaiki tangga. Dapat Penelitian ini merupakan penelitian
dilakukan di tangga maupun dengan kursi. experimental berupa pre-post design
Gerakan dilakukan dengan cepat untuk dengan menggunakan quasi eksperimen.
memaksimalkan pembakaran lemak Penelitian ini menggunakan rancangan two
(Febrian, 2015, ¶1). Menurut penelitian group pre-test post-test. Dalam rancangan
Adhitya dan Edwin (2015, ¶1) dengan ini responden dibagi menjadi dua
judul pengaruh latihan step up terhadap kelompok dan mendapatkan perlakuan
penurunan tekanan darah pada siswa yang berbeda yaitu kelompok step up
sekolah sepak bola Tugu Muda Semarang exercise dan kelompok isometric handgrip
usia 12-14 tahun, dengan jumlah sampel exercise serta dibandingkan dari hasil
26 siswa, hasilnya menunjukkan kedua kelompok.
perubahan penurunan tekanan darah pada
kelompok kontrol dan perlakuan pada Populasi dalam penelitian ini adalah
minggu 0–6 (p=0,577), minggu 6–12 penderita hipertensi di Puskesmas Batang I
(p=0,162), minggu 0–12 (p=0,068). pada bulan April 2017. Berdasarkan data
di Puskesmas Batang I jumlah pada tahun
Isometric handgrip exercise merupakan 2016 sebanyak 1872, jumlah penderita
sebuah kegiatan mencengkram dimana hipertensi pada laki-laki tahun 2016
kontraksinya terjadi pada bagian lengan sebanyak 567 orang. Teknik pengambilan
bawah dan tangan, sehingga akan sampel penelitian ini menggunkan teknik
menyebabkan perubahan dalam non-probability sampling yaitu teknik
purposive sampling. Jumlah sampel yang tidak normal, maka uji statistik yang
diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 42 digunakan adalah ujiWilcoxon.
responden, dengan perincian 21 responden Berdasarkan uji normalitas untuk
sebagai kelompok step up exercise dan 21 mengetahui perbedaan pengaruh dari
responden sebagai kelompok isometric kelompok step up exercise dan kelompok
handgrip exercise.Alat yang digunakan isometric handgrip exercisemenggunakan
dalam penelitian ini menggunakan Shapiro-wilk menunjukkan hasil bahwa
spignomanometer dan lembarobservasi nilai p=0,017 sehingga dapat disimpulkan
yang digunakan untuk mencatat hasil data berdistribusi tidak normal dan
penelitian dimana di dalamnya terdiri atas selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.
karakteristik responden dan hasil
pengukuran tekanan darah. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil uji normalitas sebelum a. Distribusi frekuensi responden
intervensi step up exercise nilai p=0,312 berdasarkan usia pada pasien
dan sesudah intervensi step up exercise hipertensi
nilai p=0,089, maka dapat disimpulkan Tabel 1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia
bahwa data berdistribusi normal, maka uji pada pasien hipertensi di Puskesmas Batang I
Batang Tahun 2017 (n=42)
statistik yang digunakan adalah uji Frekue Persen Mean Min Max
Usia
depedent t test. Pada kelompok isometric nsi tase
(tahun)
(%)
handgrip exercise ditemukan hasil uji <45 - -
45-60 12 28,6 65,14 45 82
normalitas sebelum intervensi isometric >60 30 71,4
handgrip exercise nilai p=0,020 dan Jumlah 42 100%
Tabel 1 menjelaskan bahwa dari 42
sesudah intervensi isometric handgrip
responden laki-laki hipertensi di
exercise nilai p= 0,012, maka dapat
Puskesmas Batang I mayoritas berusia
disimpulkan data tidak berdistribusi
antara > 60 tahun, yaitu 71,4%.
normal, kemudian dilakukan transformasi
data. Variabel baru hasil transformasi data
b. Gambaran MAP Tekanan Darah
menunjukkan sebelum intervensi isometric
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Step
handgrip exercise 0,019 dan setelah
Up Exercise
isometric handgrip exercise 0,009, maka
dapatdisimpulkan bahwa data berdistribusi
Grafik 1
Distribusi frekuensi MAP Tekanan Darah Sebelum dan sesudah Step Up Exercise pada
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Batang I Batang Tahun 2017 (n=21)

Distribusi MAP Tekanan Darah


Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Step Up Exercise
20(95,2
%)
5
16 (23,8%)
(76,2%)
1 (4,8%)

normal sebelum SUE


tidak normal sebelum SUE SUE
normal sesudah
tidak normal sesudah SUE

step up exercise yaitu meningkat sebanyak


Grafik 1 menunjukkan bahwa frekuensi
16 responden (76,2%) normal, dan
MAP tekanan darah sebelum step up
menurun sebanyak 5 responden (23,8%)
exercise dengan jumlah 21 responden
tidak normal.
(100%), yaitu 1 responden (4,8%) normal,
c. Gambaran MAP Tekanan Darah
dan 20 responden (95,2%) tidak normal.
Sebelum dan Sesudah dilakukan
Frekuensi MAP tekanan darah sesudah
Isometric Handgrip Exercise
Grafik 4.2
Distribusi frekuensi MAP Tekanan Darah Sebelum dan sesudah Isometric Handgrip Exercise
pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Batang I
Batang Tahun 2017
(n=21)

Distribusi MAP Tekanan Darah Sebelum dan


Sesudah Dilakukan Isometric Handgrip Exercise
21
(100%)
14
(66,7%)
7
(33,3%)
0 (0%)

normal sebelum SUE


tidak normal sebelum SUE SUE
normal sesudah
tidak normal sesudah SUE
Grafik 2 dapat diketahui bahwa frekuensi pasien hipertensi di Puskesmas Batang I
MAP tekanan darah sebelum isometric Kabupaten Batang.
handgrip exercise dengan jumlah 21
responden (100%), yaitu 21 responden b. Perbedaan MAP Tekanan Darah
(100%) tidak normal. Frekuensi MAP Sebelum Dan Sesudah Diberikan
tekanan darah sesudah isometric handgrip Isometric Handgrip ExercisePada
exercise yaitu meningkat sebanyak 7 Pasien Hipertensi.
responden (33,3%) normal, dan menurun Tabel 3
Perbedaan MAP Tekanan Darah Sebelum Dan
sebanyak 14 responden (66,7%) tidak Sesudah Diberikan Isometric Handgrip
ExercisePada Pasien Hipertensi Di
normal. Puskesmas Batang I
Tahun 2017 (n=21)

2. Analisis Bivariat Variabel Mean Sd p value


MAP pre
119,05 8,582
a. Perbedaan MAP Tekanan Darah IHG
0,000
MAP post
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Step 105,10 6,906
IHG
Up Exercise Pada Pasien Hipertensi.
Tabel 3 menjelaskan mean MAP tekanan
Tabel 2
Perbedaan MAP Tekanan Darah Sebelum Dan darah sebelum diberikan isometric
Sesudah Diberikan Step Up Exercise Pada Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Batang I Tahun 2017
handgrip exercise sebesar 119,05 turun
(n=21) menjadi 105,10 hal ini menunjukkan
Variabel Mean Sd p value perubahan tekanan darah pada kelompok
MAP
116,29 7,397
pre SUE isometric handgrip exercise. Hasil uji
MAP 0,000
post 98,10 6,1131 Wilcoxon menunjukkan p-value 0,000 < α
SUE
(0,05), sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima, dapat disimpulkan bahwa
Tabel 2 menunjukkan mean MAP tekanan
terdapat pengaruh isometric handgrip
darah sebelum diberikan step up exercise
exercise terhadap perubahan tekanan darah
sebesar 116,29 turun menjadi 98,10 hal ini
pada pasien hipertensi di Puskesmas
menunjukkan perubahan tekanan darah
Batang I Kabupaten Batang.
pada kelompok step up exercise. Hasil uji
c. Perbedaan Pengaruh MAP Tekanan
dependent t-test menunjukkan p-value
Darah Step Up Exercise dan Isometric
0,000 < α (0,05), sehingga H0 ditolak dan
Handgrip Exercise Pada Pasien
Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa
Hipertensi.
terdapat pengaruh step up exercise
Tabel 4
terhadap perubahan tekanan darah pada Perbedaan Pengaruh MAP Tekanan Darah Step Up
Exercise dan Isometric Handgrip Exercise Pada
Pasien Hipertensi di Puskesmas Batang I merupakan faktor yang mempengaruhi
Kabupaten
Batang Tahun 2017 (n=42) tekanan darah. Semakin tua usia
Variab Interve Mean p
N Z seseorang maka semakin besar
el si Rank value
MAP SUE 21 25,36
-2,062 0,039 meningkatnya tekanan darah. Menurut
IHG 21 17,64
Sigarlaki (2006, dalam Novitsningtyas,
Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata- 2014, hlm 2, ¶2) hal ini terjadi dikarenakan
rata peringkat (mean rank) MAP tekanan pada usia tersebut mengalami penurunan
darah pada step up exercise lebih elastisitas pembuluh darah dan mengalami
tinggi(25,36) dibandingkan isometric kekakuan karena darah pada setiap denyut
handgrip exercise (17,64). Berdasarkan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
analisis statistik menggunakan Mann darah yang sempit daripada biasanya dan
Whitney test didapatkan p-value 0,039 menyebabkan naiknya tekanan darah.
disimpulkan Ho ditolak yang artinya ada
perbedaan pengaruh step up exercise dan 2. Analisis Bivariat
isometric handgrip exercise terhadap MAP a. Perbedaan MAP Tekanan Darah
tekanan darah pada pasien hipertensi. Sebelum Dan Sesudah Diberikan Step
Up Exercise Pada Pasien Hipertensi.
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1. Analisis Univariat pada kelompok yang diberikan
a. Usia intervensi step up exercise mempunyai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata MAP 116,29 mmHg, MAP
usia dari 42 responden hipertensi yang tertinggi 130, dan MAP terendah 100.
paling banyak menderita hipertensi berusia Setelah diberikan intervensi step up
>60 tahun yaitu 65,14% responden. exercise, responden yang mengalami
penurunan tekanan darah sebanyak 21
Hasil penelitian didukung oleh penelitian responden dengan rata-rata MAP
yang dilakukan Anggara dan Prayitno 98,10 mmHg, MAP tertinggi 110, dan
(2013) bahwa pada penelitian, dari 23 MAP terendah 90. Hal ini
persen responden penderita hipertensi menunjukkan bahwa terjadi perubahan
dengan usia ≥ 60 tahun dengan jumlah tekanan darah setelah diberikan
55,9%. intervensi step up exercise padapasien
hipertensidi Puskesmas Batang I
Sesuai dengan teori yang dikemukakan Kabupaten Batang.
oleh Khomsan (2009, hlm 45) usia
Hasil penelitian didukung oleh tekanan darah yang di hitung
penelitian yang dilakukan Adhitya dan berdasarkan MAP sesudah diberikan
Edwin (2015) yang menunjukkan step up exercise.
bahwa step up exercise dilakukan
untuk penurunan tekanan darah yang b. Perbedaan MAP Tekanan Darah
diketahui bahwa ada perbedaan yang Sebelum Dan Sesudah Diberikan
signifikan padakelompok yang Isometric Handgrip Exercise Pada
diberikan step up exercise. Pasien Hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Perubahan tekanan darah setelah pada kelompok responden yang
pemberian step up exercise terjadi diberikan intervensi isometric
karena step up exercise dapat handgrip exercise dengan responden
membantu memperkuat jantung dan sebanyak 21 responden mempunyai
paru-paru. Latihan ini akan membantu rata-rata MAP 119,05 mmHg, MAP
menurunkan tekanan darah tinggi tertinggi 133, dan MAP terendah 107.
(Vemale, 2014, ¶1) yang kemudian Setelah diberikan intervensi isometric
dapat handgrip exercise, responden yang
mengontroltekanandarahdanmemperb mengalami penurunan tekanan darah
esarbilikjantung. Hal sebanyak 21 responden dengan rata-
iniakanmeningkatkanefesiensikerjajan rata MAP 105,10 mmHg, MAP
tung. tertinggi 113, dan MAP terendah 93.
Elastisitaspembuluhdarahakanmening Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
katsehinggaalirandarahakanlebihlanca perubahan tekanan darah setelah
r (Kushartanti, 2011, ¶1), dan diberikan intervensi isometric
merilekskan pembuluh darah atau handgrip exercise padapasien
melemaskan pembuluh darah, hipertensidi Puskesmas Batang I
sehingga tekanan darah menurun Kabupaten Batang.
(Prasetyo, 2015, ¶5).
Menurut penelitian Jeelani dan
Hasil penelitian dapat disimpulkan Ahmed(2015, ¶1) dengan hasil
bahwa ada perbedaan MAP tekanan menunjukkan perubahan penurunan
darah sebelum dan sesudah pemberian tekanan darah pada tekanan darah
step up exercise terhadap pasien sistolik dan tekanan darah diastolik
hipertensi dan terjadi penurunan yang diketahui bahwa adanya
penurunan yang signifikan pada c. Perbedaan Pengaruh Step Up Exercise
kelompok yang diberikan isometric dan Isometric Handgrip Exercise
handgrip exercise. Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi
Perubahan tekanan darah setelah Hasil uji statistik dengan
pemberian isometric handgrip menggunakan Mann-Whitney dalam
exercise terjadi karena selama penelitian ini menunjukkan bahwa
melakukan isometric handgrip rata-rata MAP tekanan darah pada
exercise, kebutuhan oksigen di responden yang diberikan latihan step
jaringan meningkat dan mengontrol up exercise lebih tinggi (25,36)
jantung memompa darah untuk dibandingkan dengan isometric
memenuhi kebutuhan oksigen. Hal ini handgrip exercise (17,64), dengan
menyebabkan peningkatan suplai nilai p= 0,039 yang berarti terdapat
darah ke otot yang aktif untuk perbedaan pegaruh step up exercise
memenuhi kebutuhan akan oksigen terhadap MAP tekanan darah pada
(Nurindra, Herman, dan Yenita, 2011, pasien hipertensi.
hlm. 443, ¶1). MenurutKusmana
(2009, ¶6) bahwa Isometric handgrip Hasil penelitian didukung oleh
exercise dapat menurunkan curah Lathiifa (2009) step up exercise
jantung, menurunkan aktivitas sistem dilakukan dengan media bangku yang
saraf simpatis, menurunkan resistensi dapat meningatkan daya tahan ke
pembuluh darah perifer dan jantung, paru, dan pembuluh darah
meningkatnya sensitivitas baroreflek. untuk berfungsi secara optimal,
menunjukkan bahwa dilakukan untuk
Hasil penelitian dapat disimpulkan penurunan tekanan darah dengan nilai
bahwa ada perbedaan MAP tekanan p=0,000.
darah sebelum dan sesudah pemberian
isometric handgrip exercise terhadap Sesuai denganteori yang dikemukakan
pasien hipertensi dan terjadi olehPermatasari (2015, ¶1) bahwa step
penurunan MAP tekanan darah up exercise adalah salah satu variasi
sesudah diberikan isometric handgrip olahraga yang dilakukan dengan
exercise. media tangga atau bangku. Menurut
Putra (2015, ¶2) hal ini juga sama
fungsinya seperti ketika mendaki
tangga. Selain itu, latihan ini dapat lebih berfungsi secara optimal.
meningkatkan kontraksi otot, Latihan step up exercise juga dapat
perbaikan sistem peredaran darah, menyebabkan aktivitas saraf, reseptor
dan membantu memperkuat jantung hormon, dan mengurangi kadar
dan paru-paru. hormon norepinefrin (noradrenalin)
dalam tubuh, yakni zat yang
Menurut hasil penelitian oleh Rinku, dikeluarkan sistem saraf yang dapat
Varun, Avnish, Usha, dan Yogesh menaikkan tekanan darah. Sementara
(2014) isometric handgrip exercise pada isometric handgrip exercise
dilakukan untuk penurunan tekanan hanya kontraksinya terjadi pada
darah dengan nilai p=0,001. bagian lengan bawah dan tangan,
sehingga akan menyebabkan
Isometric handgrip exercise perubahan dalam ketegangan otot
merupakan sebuah kegiatan tangan saja danmengotrol jantung
mencengkram dimana kontraksinya memompa darah untuk memenuhi
terjadi pada bagian lengan bawah dan kebutuhan oksigen yang dapat
tangan, sehingga akan menyebabkan merilekskan pembuluh darah, namun
perubahan dalam ketegangan otot fungsinya tidak begitu optimal.
tangan (Nurindra, Herman, dan Latihan ini merupakan jenis olahraga
Yenita, 2011, hlm. 443, ¶1). Menurut aerobik yang memberi pengaruh pada
Kusmana (2009, ¶6) Isometric tingkat tekanan darah dengan
handgrip exercise dapat menurunkan intensitas sedang (70-80%) dengan
curah jantung, menurunkan aktivitas denyut nadi maksimal (220-usia).
sistem saraf simpatis, menurunkan
resistensi pembuluh darah perifer dan Hasil penelitian dapat disimpulkan
meningkatnya sensitivitas baroreflek. bahwa ada perbedaan pengaruh antara
step up exercise dan isometric
Berdasarkan asumsi peneliti handgrip exercise terhadap tekanan
perbedaan yang terjadi karena step up darah pada pasien hipertensi di
exercise lebih dapat Puskesmas Batang I Kabupaten
mengontroltekanandarah yang Batang.
membantumenguatkanototjantungyan
gmeningkatkanefesiensikerjajantung SIMPULAN
dan merilekskan pembuluh darah,
Berdasarkan hasil penelitian tentang 120 diakses pada tanggal 27
Desember 2016.
pengaruh step up exercise dan isometric
Kowalski, R.E. (2010). Terapi Hipertensi:
hangrip exercise terhadap perubahan MAP Program 8 Minggu
Menurunkan Darah Tinggi
tekanan darah pada pasien hipertensi di
Dan Mengurangi Risiko
Puskesmas Batang I Kabupaten Batang, Serangan Jantung Dan Stroke
Secara Alami. Bandung:
dapat disimpulkan bahwa terdapat
Qanita.
perbedaan pengaruh step up exercise dan Lathiifa, H. (2009). Gambaran Kebiasaan
Berolahraga Terhadap Daya
isometric handgrip exercise terhadap
Tahan Kardiorespirasi Pada
perubahan MAP tekanan darah pada Siswa-Siswi SMU Triguna
Utama Kampung Utan
pasien hipertensi di Puskesmas Batang I
Ciputat.
kabupaten Batang dengan nilai p=0,039 http://Respository.uinjkt.ac.id/
dspace/bitstream/123456789/1
(<0,05).
082/1/HUSNA%20LATHIIFA
-FITK.PDFdiakses pada
tanggal 6 Juni 2017.
REFERENSI
Nurindra, Y.S., Herman, R.B., & Yenita.
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah
(2011). Perbandingan Tekanan
Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:
Darah Sebelum dan Sewaktu
DIVA press.
Melakukan Handgrip
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina,
Isometric Exercisepada
N., Mahendra, I., &
Mahasiswa Angkatan 2011
Darmawan, R. (2008). Care
Fakultas Kedokteran
Your Self, Hipertensi. Jakarta:
Universitas Andalas.
Plus.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/ind
Dinkes Jateng. (2014). Profil Kesehatan
ex.php/jka/article/viewFile/537
Provinsi Jawa Tengah tahun
/442.
2014.
Permatasari, N. (2015). 6 Panduan Mudah
http://www.dinkesjatengprov.g
Olahraga.
o.id/v2015/dokumen/profil201
http://www.cleo.co.id/helath-
4/Profil_2014.pdf diakses pada
fitness/6-panduan-mudah-
tanggal 29 Desember 2016.
olahraga diakses pada tanggal
Febrian, A. (2015).Gerakan Fitness dan
27 Desember 2016.
Olah Raga Dirumah Dengan
Putra, A.W., & Basyar, E. (2015).
Bodyweight Training.
Pengaruh Latihan Step Up
http://www.idgetfit.com/2015/
Terhadap Penurunan Tekanan
08/fitness-dan-olah-raga-
Darah Pada Siswa Sekolah
dirumah.html diakses pada
Sepak Bola Tugu Muda
tanggal 15 Desember 2016.
Semarang Usia 12-14 Tahun.
Ismaryati, N.M.I., & Sujoko. (2009).
ejournal-
Meningkatkan Konsumsi
s1.undip.ac.id/index.php/medic
Oksigen Maksimal dengan
o/article/viewFile/10500/1019
Latihan Naik Turun Bangku
4 diakses pada tanggal 15
Berselangdan Kontinu.
Desember 2016.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/inde
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar
x.php/paedagogia/article/view/
Tahun 2013.
www.depkes.go.id/resources/d
ownload/general/Hasil%20Ris
kesdas%202013.pdf diakses
pada tanggal 29 Desember
2016.
Udjianti, W.J. (2010). Keperawatan
Kardiovaskular. Jakarta :
Salemba Medika.
Vemale. (2014). Latihan Fitness yang
Tepat bagi Penderita Tekanan
Darah Tinggi.
http://www.vemale.com/body-
and-mind/segar-dan-
rileks/57579-latihan-fitness-
yang-tepat-bagi-penderita-
tekanan-darah-tinggi.html
diakses tanggal 15 Desember
2013.

Anda mungkin juga menyukai