BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi penyulit dalam persalinan, antara lain adalah kelainan letak kehamilan,
kehamilan ganda, hiperemesis gravidarum dan termasuk ketuban pecah dini. Salah
satu dari masalah reproduksi yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan adalah ketuban pecah dini (KPD). Yang sampai saat ini masih banyak
ditemukan dikalangan masyarakat yang mana kejadian tersebut mendekati 10% dari
semua persalinan.
yang disebabkan oleh perdarahan 28%, ketuban pecah dini 20%, eklampsia 12%,
abortus 13%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%. Angka kematian Ibu di
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan. Ketuban
akibatnya.
Insidensi ketuban pecah dini terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada
insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua ketuban pecah dini pada
kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu
minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus ketuban pecah dini terjadi pada
kehamilan cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan
Penyebab ketuban pecah dini ini pada sebagian besar kasus tidak diketahui.
Banyak penelitian yang telah dilakukan beberapa dokter menunjukkan infeksi sebagai
penyebabnya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial ekonomi rendah
Selain itu infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban, fisiologi selaput
pecah dini. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual dan pemeriksaan dalam
(prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama,
dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada penanganan
konservatif.
kematian pada ibu dan anak dengan adanya masalah tersebut maka peran perawat
yaitu memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dan persalinan secara
kelahiran hidup dengan penyebab perdarahan 72 orang (62,07%), ketuban pecah dini
30 orang (10,23%), eklampsia 19 orang (16,38%), infeksi 5 orang (4,31%) orang dan
lain-lain 20 orang (17,24%). Berdasarkan catatan medis medical record rumah sakit
umum daerah jambi Raden Mattaher , pada 6 bulan terakhir, jumlah pasien yang
pecah dini sebanyak 21 orang dengan perincian dari bulan November 2011 sampai
januari 2012, sebanyak 12 kasus dan bulan februari sampai juli 2012 sebanyak 9
kasus.
Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini biasa dijumpai pada kehamilan
multipel, trauma, hidroamnion, dan gemelli. Komplikasi yang paling sering terjadi
pada ketuban pecah dini sindrom distress pernapasan, kejadian prolaps atau keluarnya
tali pusat, korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Oleh sebab itu
persalinan dengan ketuban pecah dini memerlukan pengawasan dan perhatian serta
secara teratur dan diharapkan kerjasama antara keluarga ibu dan penolong persalinan
(bidan atau dokter). Dengan demikian akan menurunkan atau memperkecil resiko
kematian ibu dan bayinya. Dari uraian di atas penulisan merasa tertarik untuk
Ngawi.
B. Rumusan masalah
keperawatan pada klien Ny. S pada ketuban pecah dini di ruang VK RSUD.
Dr.Soeroto Ngawi.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan ketuban pecah dini di Ruang VK
pada klien dengan ketuban pecah dini ruang VK RSUD. Dr.Soeroto Ngawi.
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi fisiologi
Di dalam amnio yang diliputi oleh sebagian selaput janin yang terdiri dari lapisan
selaput ketuban (amnio) dan selaput pembungkus (chorion) terdapat air ketuban
(loquor amnii). Volume air ketuban pada hamil cukup bulan 1000-1500 ml: warna
agak keruh, serta amempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini
dengan berat jenis 1,007-1,008 terdiri atas 97-98% air. Sisanya terdiri atas garam
anorganik serta bahan organic dan bila di teliti benar, terdapat rambut lanugo (rambut
halus berasal dari bayi). Protein ini ditemukan rata-rata 2,6% perliter,sebagian besar
sebagai albumin.
(kotoran pertama yang dikeluarkan bayi dan mengeluarkan empedu). Berat jenis
liquor ini berasal belum diketahui dengan pasti,masih dibutuhkan penyelidikan lebih
lanjut. Telah banyakteori ditemukakan mengenai hal ini,antara lain bahwa kebutuhan
ini berasal dari lapisan amnio, terutama dari bagian pada plasenta. Teori lain
Air ketuban (liquor amni) makin banyak menarik perhatian untuk pembuatan
diagnosis mengenai kelaina atau keadaan janin, misalnya jenis kelamin janin,
golongan darah A, B, AB, dan O, janin dalam rhesus isoimunisasi , apakah janin
cukup bulan, adanya macam-macam kelainan genetic dan lain-lain. Untuk membuat
diagnosis umumnya dipakai sel-sel yang terdapat di dalam air ketuban dengan
melakuakan fungsi kedalam ruang ketuban Rahim melalui dinding depan perut unutk
perdarahan dan pencemaran liquir amnii oleh darah, mengadakan analisis kimiawi
dan sitotrauma pada janin. Plasenta pencampuran darah antara lain antara janin dan
diterjadi, maka dari hal itu, amnioncentesis hendaknya hanyaa dikerjakan bila ada
d. Meratakan tekanan didalam uterus pada saaat partus, sehingga serviks membuka.
e. Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan
f. Untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditlan/diminum yang kemudian
Amnion manusia dapat berkembang dari delaminasi sitotrofobulus sekitar hari ke-
7 atau ke-8 perkembangan ovum normal atau pada dasarnya berkembang menjadi
sebuah kantong kecil yang menutupi permukaan dorsal embrio. Ketika amnion
korion) , dan amnion dekat akhir trimester pertama mengakibatkan kantong tersebut
menempel dengan bagian di dalam ketuban (entrior korion), dan dekat akhir trimestet
berhubungan erat dan biasanya dapat dipisahkan dengan mudah, bahkan pada waktu
yang jelas.
B. Konsep dasar
1. Definisi
adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu atau sebelum terdapat tanda persalinan
yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
cm.Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum
pembukaan 5 cm.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini adalah
pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum pembukaan pada primi kurang dari
2. Etiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti. Penyebab ketuban
pecah dini mempunyai dimensi multi factorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Serviks inkompeten
PAP
h. Sebab skunder : misalnya pada ketuban pecah dini (PROM : premature of the
membrane)
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis KPD adalah :
4. Patogenesis
Pada kehamilan trimester III selaput ketuban amnion terdiri dari sel selapis,
sedangkan selaput korion lebih tebal dari 4-6 sel,lapisan basal diantaranya selaput
amnion dengan korion. Makin tua usia kehamilan semakin besar tekanan pada selaput
ketuban, tekanan pada permukaan janin besar daripada tekanan pada permukaan
uterus. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi, bila pembukaan serviks,maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah
pecah. Ketuban pecah dini belum diketahui penyebabnya yang jelas sampai saat ini,
a. Adanya hiper mortilitas Rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
c. Infeksi (amnionitis/khorioamnionitis)
infeksi, karena infeksi intra uteri lebih dulu terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum
Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai infeksi intrapartum apabila
terlalu sering dilakukan periksa dalam, infeksi puerperalis dan peritonitis dan
siptikemi.
6. Prognosa
Prognosa yang timbul pada kasus ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:
timbul serta umur dari kehamilan. Pada kasus-kasus tertentu dimana induksi partus
Jadi pada ketuban pecah dini penyelesaian persalinan bisa partus spontan,
ekstraksi vakum, ekstrasi forsep. Embriotomi bila anak sudah meninggal, seksio
Komplikasi yang paling sering terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia
kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40%
bayi baru lahir. Resiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini. Semua
ibu hamil dengan ketuban pecah dini prematur sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu
kejadian prolaps atau keluarnya tali pusat dapat terjadi pada ketuban pecah dini.
8. Penatalaksanaan
rahim terhadap ibu maupun janin yang cukup besar dan potensial. Oleh karena itu,
tatalaksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat
yang perlu diperhatikan. Disamping itu makin kecil umur hamil, makin besar peluang
terjadi infeksi dalam rahim yang dapat memicu terjadinya persalinan prematuritas
Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat dijabarkan
sebagai berikut :
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis,
c. Dengan perkiraan janin yang sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan, pemeriksaan kematangan
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan leukosit darah, bila > 15.10³ /mm³, kemungkinan ada infeksi
b. USG: membantu dalam menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak
Pada umumnya proses keperawatan pada kasus kebidanan sama seperti pada
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Sirkulasi
jantung sebelumnya)
c. Integritas Ego
Kontraksi itermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama
f. Keamanan
Infeksi mungkin ada (misal : infeksi saluran kemih (ISK) dan atau infeksi vagina)
g. Interaksi Sosial
atau lebih dari 40 tahun penggunaan alcohol atau obat lain, penunjang pada
dietilstibesterol (DES)
i. Pemeriksaan Leopold
Leopold I :
3) Konsistensi uterus
Leopold II
Leopold III
1) Menentukan bagian terbawah janin
Leopold IV
2) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk
j. Pemeriksaan Diagnostik
a. Ultrasonografi : pengkajian gestasi (dengan berat badan janin 500 sampai 2499 g)
b. Tes Lakmus (tes Nitrazin) : jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5, darah dan infeksi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan ketuban pecah
dini adalah :
3. Perencanaan
Kriteria Hasil :
3) Observasi drainaseamnitik teradap warna jumlah dan baunya tiap 2 sampai 4 jam.
Intervensi:
3) Dengarkan DJJ
Rasionalisasi :
persalinan
1) Persalinan normal
Rencana tindakan :
Rasionalisasi :
Rencana tindakan :
Rasionalisasi :
1) Menjamin dan informasi yang mengurangi kecemasan
Kriteria Hasil :
1) nyeri berkurang
intervensi :
rasionalisasi :
kriteria hasil :
Rencana tindakan :
1) Ubah posisi untuk kenyamanan dan menurangi tekanan harus dilakukan sedkitya
Rasionalisasi :
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini adalah :
5. Evaluasi
a. Infeksi tidak terjadi dan tanda-tanda vital sign dalam batas normal
1. Asuhan Keperawatan
Ruangan/kelas : VK
a. Biodata
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : islam
Pekerjaan : Wiraswasta
b. Riwayat kesehatan
Klien masuk dengan keluhan lemah, perut terasa sakit, keluar cairan
istirahat, dan nyeri meningkat apabila klien melakukan pergerakan atau aktivitas. Dan
Klien mengatakan belum pernah mengalami kejadian seperti ini karena ini
adalah kehamilan pertama (primi gravida) selain itu klien tidak pernah mengalami
penyakit kronis.
4) Riwayat haid
Menarche pada umum 14 tahun, siklus haid 28 hari, teratur lamanya 7 hari,
keluar darah haid, sebanyak 3-4 kali ganti pembalut sehari, keluhan waktu haid :
5) Riwayat kontasepsi
6) Riwayat kehamilan
c. Keadaan umum
Tanda – tanda vital : tekanan darah : 120/90 mmHg, nadi 84x/I, pernapasan 20x/I,
suhu 36 °C
d. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik dan kekenyalan kulit baik.
2) Rambut
Rambut merta, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, tidak berketombe.
3) Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
4) Mata
Mukosa mulut lembab, gigi utuh, caries tidak ada, keadaan mulut bersih.
6) Dada
7) Payudara
Bentuk payudara simetris, konsitensi kenyal, ada pembesaran, putting susu menonjol,
Ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus Dextrose + ½ amp piton gtt: 8
9) Abdomen
a) Inspeksi
b) Palpasi
Leopold IV : Janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen) atau hanya
c) Auskultasi
Dengan mwenggunakan dopler vetal terdengar denyut jantung janin ( 136 / menit
teratur )
d) Genetalia
Pada vulva terdapat oedema, tidak terdapat varises serta tidak ditemukan tanda tanda
e. Data biologis
hilang timbul, dank arena air yang keluar, bokong basah, sehingga mengganggu rasa
Klien mnegatakan tidak ada keluhan dengan nafsu makan, klkien mengatakan tidak
3) Pola eliminasi
a) BAB
b) BAK
c) Seksual
Selama klien hamil tua sampai saat ini klien tidak pernah melakukan hubungan
seksual.
f. Data psikologis
1) Status perkawinan
2) Perilaku verbal
Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, klien sering bertanya tentang
penyakitnya
Klien mengatakan orang yang sangat berarti bagi dirinya adalah suaminya dan orang
g. Data penunjang
1) Pemeriksaan diagnostic
a) Laboratorium
Tanggal 28-01-2017
b. Golongan darah A
c Therapi/pengobatan
Tanggal 28-01-2017
Tanggal 28-01-2017
Amoxcan 1 cc (IV)
Trosyd : salep
pembukaan 3-4 cm
ditusuk-tusuk nyeri
nyeri 4
3 Ds : - klien mengatakan tidak Rasa nyeri Intoleransi
hari
hilang timbul
Do : -aktifitas kebutuhan
lain.
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini ditandai
dengan keluarnya cairan pervagina ± 18 jam, keadaan umum lemah, klien hamil ± 9
bulan, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak ada, pembukaan 3-4 cm dengan
cara tusse.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai
dengan klien menyatakan nyeri pada bagian perut, ekpresi wajah meringis, klien
dengan klien mengatakan tidak dapat turun dari tempat tidur, klien mengatakan tidak
lain, klien tidak dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain, klien merasakan
3. Perencanaan
a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini ditandai
dengan keluarnya cairan pervagina ± 18 jam, keadaan umum lemah, klien hamil ± 9
bulan, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak ada, pembukaan 3-4 cm.
Kriteria hasil :
(3) Persalinan normal
Intervensi :
dengan klien menyatakan nyeri pada bagian perut dengan skala nyeri 7, ekspresi
Kriteria hasil ;
Intervensi ;
Rasionalisasi ;
5. evaluasi (terlampir)
2. Pembahasan
Pada bab ini penulis membandingkan antara teori dengan kasus langsung pada klien
Ny. B serta menemukan kesenjangan pada klien yang penulis lakukan selama 3 hari
dibandingkan dengan teori yang telah penulis paparkan pada bab II.
1. Pengkajian
Pada pengkajian secara teoritis ditemukan data, resiko tinggi, infeksi, nyeri,
intoleransi akifitas. Sedangkan pengkajian pada Ny. S juga terdapat pengkajian secara
teoritis, hanya saja tidak semua data pada pengkajian yang didapatkan pada Ny. B
perbedaan tersebut penulis dapat memberikan analisa bahwa terdapat resiko tinggi
trauma maternal, resiko tinggi trauma fetal, tidak ditemukan pada klien karena klien
pada waktu hamil dengan keadaan ketuban pecah dini janin belum lahir. Pada waktu
2. Diagnosa Keperawatan
Secara teoritis diagnose yang mungkin timbul pada klien ketuban pecah dini adalah:
Sedangkan diagnose keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah sebagai berikut :
a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini. Karena
terjadi masalah ini berisiko terjadinya infeksi, untuk mencegah terjadinya infeksi
perlu penanganan yang baik dari perawat. Hal ini yang mendasari untuk ditegakan
diagnose ini. Berdasarkan analisa tersebut maka masalah ini menjadi prioritas
pertama.
tubuh yang lemah, segala aktifitas pemenuhan kebutuhan diri akan tergantung pada
orang lain, hal ini yang mendasari ditegakan diagnose ini karena peran perawat dan
keluarga sangat dominan untuk membantu kebutuhan klien. Masalah ini menjadi
prioritas ketiga.
Dari diagnose yang ditemukan pada Ny. S terdapat 3 diagnose keperawatan
yang sesuai dengan teoritis, sedangkan 4 diagnosa keperawatan secara teoritis tidak
a. Pada diagnose keperawatan resiko tinggi trauma maternal dan fetal tidak muncul
b. Pada diagnose keperawatan ganggguan pola tidur tidak muncl karena klien sudah
Sedangkan diagnose keperawatan yang muncul pada klien tetapi tidak terdapat secara
teoritis yakni diagnose intoleran aktifitas. Diagnose ini ditegakan karena ada data
3. Perencanaan
b. Derajat masalah yang timbul berdasarkan SUN (Segera, Urgen, dan Non Urgen)
yang ada
4. Penatalaksanaan
berikut :
adalah melakukan cuci tangan sebellum dan sesudah melakukan tindakan, periksa
dalam dengan memakai hand scone yang steril, mengganti perban dibawah bokong
setiap dua jam sekali, memantau vital sign, tindakan tersebut sesuai dengan konsep
tindakannya adalah menganjurkan dan bantu klien untuk melakukan teknik relaksasi,
mengobservasi vital sign, memberikan analgetik jika dibutuhkan sesuai rasa yang
dirasakan, tindakan ini susuai dengan konsep dasar teoritis yang ada. Dalam
5. Evaluasi
tindakan yang telah dilakukan berikut ini hasil evaluasi untuk masing-masing
diagnose:
Evaluasi :
Evaluasi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari asuhan keperawatan pada Ny. S ketuban pecah dini merupakan
persalinan. Sedangkan penyebab dari ketuban pecah dini belum diketahui. Adapun
tanda dan gejala dari ketuban pecah dini adalah perut ibu kelihatan membesar, ibu
merasa nyeri diperut, persalinan lebih lama dari biasanya dan waktu his terasa sakit.
Dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Ny. S maka penulis dapat
mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian
Pengkajian pada Ny. S ditemukan data resiko tinggi terhadap infeksi, gangguan rasa
2. Diagnose keperawatan
Dari hasil pengkajian pada Ny. S dapat dirumuskan 7 diagnosa keperawatan, dimana
3 diagnosa sesuai dengan teoritis yaitu resiko tinggi terhadap infeksi, gangguan rasa
nyaman nyeri, intoleransi aktivitas, sedangkan 4 diagnosa tidak sesuai dengan teoritis
karena adanya data yang menunjang yaitu resiko tinggi trauma maternal, resiko
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan telah disusun masalah menurut prioritas sesuai dengan data
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan pada klien Ny. S sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan dilakukan oleh penulis sendiri, perawat ruangan dan keluarga klien.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari, ada beberapa masalah teratasi
sesuai dengan tujuan, criteria hasil seperti masalah nyeri, gangguan psikologi cemas.
B. Saran
a. Meningkatkan mutu pendidikan baik tiap-tiap perawatnya dimana dalam hal ini
tidak hanya dibutuhkan skill dalam tiap tindakan yang akan dilakukan naming
pecah dini.
Lampiran II
CATATAN PERKEMBANGAN
Ruangan : VK
KEPERAWATAN
berhubungan keluar
P:
dengan
Terlalu sering
Jam
antibiotik
I:
dan
janin dengan
P:
nyeri
obat
I:
rasa nyeri
CATATAN PERKEMBANGAN
Ruangan : VK
KEPERAWATAN
P:
nyeri
obat
I:
rasa nyeri
O:
dibantu
orang lain
aktifitas
A. intoleransi aktifitas
P:
mobilitas
pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
kebutuhan klien.
I:
kemampuan
mobilitas
pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
selalu
pemenuhan
kebutuhan klien.