Anda di halaman 1dari 48

TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN FASE SUB AKUT PADA


LUKA BAKAR

Dokter Pembimbing:
dr. Bismedi, Sp.BP

Disusun oleh:
Mutiara Sazkia
030.08.169

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah


Rumah Sakit Umum Pendidikan Fatmawati Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
April 2013

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah tinjauan pustaka yang berjudul “Penatalaksanaan Fase Sub akut
pada Luka Bakar” ini dengan sebaik-baiknya.

Tinjauan pustaka ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas di Kepaniteraan
Klinik Ilmu Bedah di RSUP Fatmawati Jakarta.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Bismedi,
Sp.BP selaku pembimbing makalah tinjauan pustaka saya di Kepaniteraan Klinik Ilmu
Bedah di RSUP Fatmawati Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan
dalam penyusunan makalah ini.

Saya sadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah
yang saya buat ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah tinjauan pustaka


ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, April 2013
Penyusun,

Mutiara Sazkia
030.08.169
2
Bab I

Pendahuluan

Beberapa bidang dalam kedokteran secara medis dan pembedahan memiliki sifat yang
menantang seperti dalam perawatan luka bakar.3 Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus dari sejak
awal sampai fase lanjut.1 Luka bakar dapat terjadi pada orang tua ataupun muda, kaya atau
miskin, negara maju maupun negara berkembang, namun negara miskin dan kurang mampu
memiliki risiko lebih tinggi dan pada umumnya menerima penatalaksanaan yang kurang
baik.6 Luka bakar dapat bervariasi dari luka kecil yang dapat dengan mudah dikelola di klinik
rawat jalan hingga cedera luas yang dapat mengakibatkan kegagalan beberapa sistem organ
dan sakit yang berkepanjangan.3,6 Bekas luka fisik yang terlihat dan bekas luka psikologis
yang tak terlihat secara bersamaan dapat menyebabkan cacat berat yang bertahan cukup
lama.6
Luka bakar dan cedera yang berhubungan dengannya masih merupakan penyebab
kematian dan kecacatan utama di Amerika Serikat. 2 Menurut National Institutes of General
Medical Sciences, diperkirakan 1,1 juta luka bakar memerlukan perhatian medis setiap tahun
di Amerika Serikat. 3 Dari mereka yang terluka, sekitar 50.000 memerlukan rawat inap dan
3
sekitar 4.500 meninggal setiap tahun dari luka bakar. Survival luka bakar berikut telah
meningkat secara signifikan selama abad ke-20. 3 Perbaikan dalam resusitasi, pemberian agen
antimikroba topikal, dan, yang paling penting, praktek eksisi luka bakar dini telah
berkontribusi terhadap hasil perbaikan. 3 Namun luka bakar yang luas tetap berpotensi fatal. 3
Wawasan klinis dari perawatan luka bakar mengacu pada fisiologi cairan dan
elektrolit, infeksi bedah, pemeliharaan nutrisi, pemantauan kardoipulmonar, dan perawatan
luka, dimana tak satu pun dapat diatasi sebagai kondisi-kondisi yang terpisah tanpa
pemahaman proses penyakit secara keseluruhan.2

Bab II

Tinjauan Pustaka
3
ANATOMI KULIT
Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena posisinya yang terletak di
bagian  paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan.

Klasifikasi berdasar :
1. Warna :
o terang (fair skin), pirang, dan hitam

o merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi

o hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa

2. Jenisnya :

o Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium

o Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa

o Tipis : pada wajah

o Lembut : pada leher dan badan

o Berambut kasar : pada kepala

Gambar 1. Lapisan kulit

4
Anatomi kulit secara histopatologik
1. Lapisan Epidermis (kutikel)

Gambar 2. Lapisan epidermis

Lapisan kulit
o Stratum Korneum (lapisan tanduk)

=> lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang mati, tidak
berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)

o Stratum Lusidum

=> terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa inti,
protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini
lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.

5
o Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)

=> merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini.

o Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan akanta )

=> terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena
banyak mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin
dekat ke permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel
(intercellular bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau
keratin. Perlekatan antar jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang
disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel
Langerhans.

o Stratum Basale

=>  terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan
dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal bermitosis dan
berfungsi reproduktif.

 Sel kolumnar => protoplasma basofilik inti lonjong besar, di


hubungkan oleh jembatan antar sel.
 Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna
muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen
(melanosomes)

2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) => terdiri dari lapisan elastik dan
fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.

6
Gambar 3. Lapisan dermis
o Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
o Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks)
lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat,
dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas,
selanjutnya membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan
hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia,
menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut
elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang
serta lebih elastis.

3. Lapisan Subkutis (hipodermis) => lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula
yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah
bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada
beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3
cm).

7
Gambar 4. Lapisan subkutan

Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian atas dermis) dan pleksus
profunda (terletak di subkutis) 

Adneksa Kulit
1. Kelenjar Kulit => terdapat pada lapisan dermis
o Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya sekitar
4-6,8.

 Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret


encer.
Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral
dan bermuara langsung pada kulit dan terbanyak pada telapak tangan,
kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor dan saraf
kolinergik, faktor panas, stress emosional.

 Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih
kental.
Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae,
pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu
lahir ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih besar dan
mengeluarkan secret

8
o Kelenjar Palit (glandula sebasea)

Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan kaki.
Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar
rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas,
skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen.
Pada anak-anak, jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan
berfungsi secara aktif.

FUNGSI KULIT
1. Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat
melindungi tubuh dari gangguan :
o fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.

o kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat

o panas : radiasi, sengatan sinar UV

o infeksi luar : bakteri, jamur

Beberapa macam perlindungan :

o Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan mengadakan
tanning (penggelapan kulit)
o Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.

o Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan kimiawo
terhadap infeksi bakteri maupun jamur

o Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati
melepaskan diri secara teratur.

9
2. Fungsi Absorpsi => permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya
bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis
vehikulum. PEnyerapan dapat melalui celah antar sel, menembus sel epidermis,
melalui muara saluran kelenjar.

3. Fungsi Ekskresi => mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl,
urea, asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon
androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan
amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.

4. Fungsi Persepsi => kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis.
Saraf sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.

o Badan Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan panas

o Badan Krause di dermis => peka rangsangan dingin

o Badan Taktik Meissner di papila dermis => peka rangsangan rabaan

o Badan Merkel Ranvier di epidermis => peka rangsangan rabaan

o Badan Paccini di epidemis => peka rangsangan tekanan

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi) => dengan cara mengeluarkan


keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya
pembuluh darah sehingga mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi
oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi, dinding pembuluh darah belum sempurna
sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa
(banyak mengandung air dan Na)

6. Fungsi Pembentukan Pigmen => karena terdapat melanosit (sel pembentuk pigmen)
yang terdiri dari butiran pigmen (melanosomes)

7. Fungsi Keratinisasi => Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya
menjadi sel spinosum, makin ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Makin lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi

10
sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan
kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

8. Fungsi Pembentukan Vitamin D => kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan


pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup dari hal
tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.

Luka Bakar

Definisi

Luka bakar adalah kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh api, atau oleh
penyebab lain seperti oleh air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi.1

Epidemiologi

Luka bakar dapat terjadi pada orang yang sangat muda hingga sangat tua dari kedua
jenis kelamin.3 Insiden luka bakar di Amerika Serikat cukup tinggi, bahkan di negara
berkembang seperti di India, insiden luka bakar merupakan masalah yang penting dengan
diperkirakan lebih dari 2 juta kejadian luka bakar per tahun terjadi.6 Angka kematian di
negara berkembang juga jauh lebih tinggi, misalnya di Nepal memiliki populasi 20 juta orang
dengan kejadian 1.700 kematian akibat luka bakar setiap tahunnya, tingkat kematian di sana,
17 kali lebih tinggi daripada di Inggris.6 Setiap tahun hampir 1,25 juta orang yang mengalami
luka bakar di Amerika Serikat, namun jumlah kejadian ini terus menurun.5 Sekitar 60.000
sampai 80.000 luka bakar per tahun memerlukan rawat inap, dan sekitar 5500 dari pasien ini
meninggal dunia.5 Insiden tertinggi luka bakar terjadi selama beberapa tahun pertama
kehidupan dan antara usia 20 hingga 29 tahun.5 Di antara 1971 dan 1991, jumlah kematian
akibat luka bakar menurun sebesar 40%, dengan penurunan 12% kematian yang berhubungan
dengan cedera inhalasi.5 Sejak tahun 1991, jumlah kematian akibat luka bakar per kapita telah
menurun 25% lagi menurut statistik dari Centers for Disease Control and Prevention
(www.cdc.gov/ncipc/wisqars).5

Perbaikan ini dapat disebabkan oleh karena strategi pencegahan yang mengakibatkan
luka bakar yang terjadi lebih sedikit dan tidak terlalu berat, serta kemajuan yang signifikan
dalam teknik perawatan.5 Peningkatan dalam bidang perawatan dari pasien yang mengalami
11
luka bakar secara pasti telah meningkatkan kelangsungan hidup, terutama anak-anak.5 Pada
tahun 1949, Bull dan Fisher pertama kali melaporkan perkiraan 50% angka kematian untuk
luka bakar di beberapa kelompok usia berdasarkan data dari unitnya.5 Mereka melaporkan
bahwa sekitar setengah dari anak usia 0 sampai 14 dengan luka bakar 49% luas permukaan
tubuh total akan meninggal.5 Statistik suram ini telah secara dramatis membaik, dengan
laporan terbaru menunjukkan angka mortalitas 50% untuk luka bakar 98% luas permukaan
tubuh total pada anak-anak dibawah 14 tahun.5 Seorang pasien muda yang sehat dengan luka
bakar ukuran berapapun masih dapat diharapkan untuk bertahan hidup.5 Namun hal yang
sama tidak dapat dinyatakan bagi mereka yang berusia 45 tahun atau lebih, di mana
perbaikan telah jauh lebih sederhana, terutama pada pasien lebih dari 65 tahun di mana luka
bakar 35% masih dapat membunuh setengah dari pasien.5 Perbaikan dramatis dari angka
kematian ini setelah luka bakar yang besar adalah karena kemajuan dalam pemahaman
resusitasi, perbaikan dalam perawatam luka dengan eksisi awal dan pencangkokan kulit,
dukungan yang lebih baik dari respon hipermetabolik pasca cedera, perbaikan nutrisi dini,
kontrol yang lebih tepat dari infeksi, dan peningkatan penanganan cedera inhalasi.5
Dua-pertiga dari seluruh kejadian luka bakar terjadi di rumah, dimana 60% dari luka
bakar yang terjadi di rumah berhubungan dengan memasak.6 Setengah dari semua kematian
akibat luka bakar di dalam negeri terjadi pada pukul 22.00 malam sampai pukul 08.00 pagi
dan konsumsi alkohol yang berlebihan sering memainkan peranan yang penting. Kembang
api dan api unggun adalah penyebab luka bakar tersering di dalam negeri.6 Sepertiga sisa dari
seluruh kejadian luka bakar sebagian besar terjadi pada kecelakaan industri.6

Kebanyakan luka bakar dapat dicegah, terutama pada laki-laki kecuali pada usia
lanjut.6 Anak-anak kecil dan orang tua berada pada risiko terbesar dari luka bakar dan juga
menderita kematian yang tidak proporsional dari mereka. Dua puluh persen dari semua luka
bakar terjadi pada anak-anak dengan usia dibawah 4 tahun, 70% di antaranya adalah luka
bakar yang disebabkan oleh cairan panas yang tumpah atau oleh paparan air panas untuk
mandi. Di antara luka bakar yang paling umum dari balita adalah akibat mereka menarik
wadah cairan panas dari kompor atau meja. Hal ini mengakibatkan luka bakar pada lengan
yang terlihat, wajah, leher, dan bagian depan dada dan luka bakar ini dapat mencakup area
yang luas (lihat Gambar. 17,4). Sepuluh persen dari luka bakar terjadi antara usia 5 dan 14.6
Remaja paling sering terbakar sebagai akibat dari kegiatan ilegal, misalnya dengan bensin,
bahan peledak atau listrik tegangan tinggi.6 Secara keseluruhan, 60% luka bakar yang terjadi
antara usia 15 sampai 64, dimana setengah dari penyebabnya adalah api yang menyala, sering
12
dikaitkan dengan cedera inhalasi, hal ini cenderung menjadi penyebab luka bakar yang dalam
(lihat Gambar. 17,5).6 Sepuluh persen dari korban luka bakar berusia lebih dari 65 tahun,
sering sebagai akibat dari imobilitas, reaksi yang terlambat dan penurunan ketangkasan yang
menempatkan mereka pada risiko dari luka bakar akibat cairan panas, kontak dengan benda
padat yang panas, dan akibat api.6

Etiologi

Luka bakar dapat terjadi akibat beberapa macam penyebab.3 Yang termasuk dari penyebab
luka bakar adalah api, cairan panas, kontak dengan benda padat yang panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi.5

- Luka bakar akibat api

Luka bakar api dibagi menjadi dua bagian, luka bakar api ledakan dan luka
bakar api bukan ledakan.5 Api yang menyala merupakan penyebab tersering dari luka
bakar, biasanya berasal dari api rumah, api unggun, dan pembakaran daun atau
sampah.3 Ledakan api juga merupakan sumber yang cukup umum dan biasanya
berasal dari hasil pembakaran propana atau bensin.3 Luka bakar akibat api merupakan
penyebab tersering kematian akibat luka bakar, sementara luka bakar akibat cairan
panas merupakan penyebab tersering kedua.5 Pada luka bakar akibat api, jika pakaian
pasien ikut terbakar, biasanya luka bakar yang terjadi adalah dengan ketebalan yang
penuh.3 Luka bakar akibat api ledakan biasanya melukai kulit yang terlihat (paling
sering wajah dan ekstremitas) dan biasanya mengakibatkan luka bakar ketebalan
parsial.3

- Luka bakar akibat cairan panas

Luka bakar akibat cairan panas merupakan etiologi tersering dari luka bakar
pada populasi sipil.3 Luka bakar akibat cairan panas dibagi menjadi tiga, yaitu akibat
cairan kental yang panas, akibat cairan encer yang panas, serta akibat uap panas, dan
luka bakar akibat cairan encer yang panas yang dibagi lagi menjadi dua, yaitu akibat
tumpahan cairan panas dan akibat tercelupnya ke dalam cairan yang panas.5
Kedalaman dari luka bakar akibat cairan panas tergantung dari temperatur dari cairan,
durasi kontak cairan panas dengan kulit, dan viskositas cairan (biasanya terjadi kontak
yang lebih lama pada cairan yang lebih kental).3,6 Hal ini penting untuk diperhatikan
13
pada penderita yang sangat muda atau sangat tua dimana dermis yang ada lebih tipis
dari biasanya.6 Jika diterapkan untuk waktu yang cukup lama, air pada suhu 45° C
akan menyebabkan kerusakan ketebalan penuh. Hal ini sering menjadi mekanisme
luka bakar tragis di masa kanak-kanak.6

- Luka bakar akibat kontak dengan benda padat yang panas

Luka bakar kontak terjadi dari kontak dengan tungku api, logam panas,
plastik, atau batu bara.3 Luka bakar kontak biasanya dalam tapi luasnya terbatas
sesuai ukuran benda solid tersebut.3
- Luka bakar kimia

Luka bakar kimia biasanya terjadi akibat kecelakaan dalam industri tetapi
dapat juga disebabkan oleh produk kimia sehari-hari di rumah. Tingkat keparahan
tergantung pada agen penyebab, konsentrasi dan kuantitas, serta durasi kontak. Luka
bakar kimia cenderung dalam karena sifat korosifnya yang terus bekerja sampai bahan
kimia tersebut sepenuhnya ditiadakan. Bahan kimia yang bersifat basa lebih buruk
daripada asam. Asam hidrofluorida secara luas digunakan dalam pembuatan kaca dan
konstruksi papan sirkuit dan merupakan penyebab umum dari luka bakar kimia
industri. Bahan kimia tersebut harus dinetralkan dengan bahan topikal atau suntikan
lokal kalsium glukonat untuk mencegah proses pembakaran yang berkelanjutan.
Manajemen awal luka bakar kimia hampir sama untuk semua agen, yaitu melepas
semua pakaian yang terkontaminasi bahan kimia dan mengencerkan atau mencuci
bahan kimia dengan mengairi daerah yang terkena bahan kimia dengan seksama,
biasanya dengan menyiramkan air ke pasien.6

- Luka bakar listrik

Luka bakar listrik disebabkan oleh konversi energi listrik menjadi panas, dan
listrik bertanggung jawab untuk sekitar 3% dari penerimaan korban ke unit luka
bakar. 6 Tingginya tegangan listrik adalah kunci penentu beratnya kondisi penderita.
Tegangan yang rendah hanya menyebabkan luka bakar kontak kecil yang dalam baik
di lokasi keluar maupun di lokasi masuknya listrik. 6 Cedera tegangan tinggi terjadi
pada tegangan lebih dari 1000 V dan jumlah ini menyebabkan banyak jaringan lunak

14
dan jaringan tulang yang nekrosis serta dapat menyebabkan penderita harus
6
kehilangan tungkai kakinya. Kerusakan otot yang terjadi dapat menimbulkan
rhabdomyolysis dan gagal ginjal. 6 Kontak dengan tegangan listrik lebih dari 70 000 V
selalu fatal.6

- Luka bakar radiasi


Luka bakar radiasi dapat disebabkan oleh sinar matahari.Sering berhubungan
dengan pekerjaan, seperti nelayan dan peselancar, serta aktivitas seperti berjemur di
bawah sinar matahari langsung tanpa pelindung kulit yang mengandung spf.

Patofisiologi

Luka bakar pada umumnya diklasifikasikan sebagai dangkal (pertama derajat),


ketebalan parsial (derajat kedua), ketebalan penuh (derajat ketiga), dan derajat luka bakar
keempat, yang mempengaruhi jaringan lunak di bawahnya. Ketebalan partial luka bakar
tersebut kemudian diklasifikasikan derajat luka bakar superfisial atau profunda dilihat dari
kedalaman dermis yang terlibat.2 Secara klinis, luka bakar derajat pertama memberikan gejala
sakit, tetapi tidak melepuh, luka bakar derajat dua menyebabkan keterlibatan hingga bagian
dermal kulit dan menimbulkan lepuh dan rasa yang sangat sakit saat terusap, dan luka bakar
derajat tiga adalah luka bakar yang berat, tanpa rasa sakit, dan dan tidak membuat kulit
menjadi putih.2 Luka bakar akibat api, cairan panas, dan kontak dengan benda panas dapat
menyebabkan kerusakan sel terutama oleh transfer energi yang menyebabkan nekrosis
koagulatif, sementara cedera langsung pada membran sel adalah penyebab dari cedera oleh
bahan kimia atau listrik.5
Kulit umumnya menyediakan penghalang yang kuat untuk transfer energi ke jaringan
yang lebih dalam.5 Setelah fokus penghambat tersebut hilang, maka respon dari jaringan lokal
bahkan dapat menyebabkan cedera lebih lanjut.5 Tiga zona luka bakar utama telah dijelaskan
oleh Jackson pada tahun 1947.6 Terdapat zona sentral yang mengalami koagulasi dengan
kerusakan yang maksimal di mana sel-sel kulit yang terkena akan rusak dan tidak dapat
kembali seperti semula (irreversible).2,6 Daerah yang mengelilingi zona nekrotik memiliki
tingkat moderat cedera yang awalnya menyebabkan penurunan perfusi jaringan.5 Ini disebut
zona stasis dan, tergantung pada lingkungan luka, dapat berkembang menjadi zona nekrosis
koagulatif jika aliran darah lokal tidak dipertahankan.2,5,6

15
Gambar 5. Perluasan dan penyembuhan zona luka bakar

Vasodilator endogen seperti peptida kalsitonin yang berkaitan dengan gen dan
substansi P, yang kadarnya meningkat dalam plasma pasien terbakar, juga diperkirakan
memiliki peran dalam hal ini. Interaksi lokal seluler seperti agregasi neutrofil justru
cenderung aktif dalam membentuk zona stasis. Kedua zona tersebut dapat meluas dan
semakin mendalam, sedangkan zona ketiga dan terluar, yaitu zona eritema, hanya terdapat
dibagian superfisial.6 Daerah terakhir yaitu zona hiperemis, berhubungan dengan vasodilatasi
sebagai respon inflamasi di sekitar luka bakar.5 Zona ini berisi jaringan yang secara jelas
masih hidup dimana proses penyembuhan dimulai (Gbr. 50-1).5 Sel-sel di sini hanya akan
mengalami cedera yang minimal dan akan sembuh dalam tujuh hari.6

16
Gambar 6. Zona luka bakar.6

Gambar 7. Zona luka bakar pada pasien

Perubahan sistemik yang terjadi pada luka bakar yang luas (pada orang dewasa lebih
dari 15% luas permukaan tubuh atau 10% pada anak-anak)
• Hilangnya cairan ke permukaan tubuh atau rongga tubuh lainnya dapat menyebabkan syok
hipovolemik
• Sindrom respon inflamasi sistemik (Systemic inflammatory response syndrome-SIRS)
terjadi pada luka bakar yang lebih atau sama dengan 30% dari luas permukaan tubuh
• Kontraktilitas miokard menjadi terdepresi
• Pada kasus pasien dengan inhalasi asap, bronkokonstriksi dan ARDS dapat terjadi
• Metabolisme basal (Basal metabolic rate-BMR) meningkat hingga 3 kali lipat
• Fungsi dari sistem kekebalan tubuh bawaan menjadi terdepresi
• Permeabilitas kapiler secara umum meningkat
• Vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan splanknikus dapat terjadi
• Sel-sel darah merah dapat hancur oleh luka bakar
• Sepsis cenderung terjadi jika luka bakar tersebut terinfeksi, dan dapat menyebabkan
kegagalan organ serta kematian.6

Efek sistemik
17
Luka bakar yang luas menyebabkan kehilangan cairan yang cukup besar.6
Penghancuran epidermis menghilangkan penghalang normal yang secara fisiologis
berfungsi untuk mencegah penguapan air tubuh.6 Selain itu, eksudasi cairan yang
mengandung banyak protein sebagai respons inflamasi ke dalam ruang ekstraselular
menyebabkan edema lokal dan lepuh.6 Cairan yang hilang dengan volume yang besar
perlu diganti segera (lihat Gambar. 17,7).6 Jumlah yang hilang tergantung pada daerah
luka bakar ketimbang kedalaman. Hal yang penting diketahui bahwa zona eritematosa
tidak termasuk dalam perhitungan luas area luka bakar. 6 Setelah 30% dari luas permukaan
terbakar, terutama jika ada jaringan nekrotik, mediator inflamasi dan sitokin dilepaskan
sebagai respon inflamasi ke dalam sirkulasi umum, dan dapat menyebabkan respon
inflamasi sistemik. Hal ini menimbulkan peningkatan umum dalam permeabilitas kapiler,
sehingga meningkatkan volume plasma yang meninggalkan sirkulasi ke dalam 'ruang
ketiga'. Kehilangan cairan yang terbanyak terjadi dalam beberapa jam pertama namun
tsetelah itu terus berlanjut hingga minimal 36 jam.6

Kehilangan epidermis yang luas dan adanya jaringan nekrotik menempatkan


pasien pada posisi yang berisiko tinggi untuk terinfeksi.6 Organisme utama penyebab
infeksi pada luka bakar adalah Streptococcus pyogenes selama minggu pertama dan
Pseudomonas aeruginosa minggu-minggu setelahnya.6 Risiko sepsis meningkat jika luka
bakar terinfeksi dan hal ini bertanggung jawab dalam kegagalan organ dan kematian
substansial, bahkan dalam era antibiotik.6

Gejala klinis

Sejarah harus mencakup informasi tentang sumber luka bakar, suhu, dan lama kontak,
serta apakah ada inhalasi asap pembakaran yang berbahaya.6 Penting juga diketahui lamanya
dan lokasi pajanan kulit dengan sumber.1 Konsumsi obat-obatan atau alkohol terakhir juga
perlu ditanyakan.1 Mekanisme cedera yang berhubungan juga perlu ditanyakan, misalnya
ledakan, jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.1 Anamnesis menyeluruh mengenai
luka bakar dapat memberikan informasi penting yang akan mempengaruhi manajemen
penganan pasien. Rincian yang terkait dengan lokasi cedera (di dalam atau di luar ruangan),
jenis cairan yang terlibat sebagai penyebab, durasi ekstraksi dari api, serta rincian masalah
lain pasien medis, merupakan elemen penting dari sebuah anamnesis yang memadai.3

Kerusakan dapat menyertakan jaringan di bawah kulit.1

18
Fase pada luka bakar :

I. Fase akut/ awal/ syok


Fase ini mulai dari saat kejadian sampai masa syok telah teratasi.

Masalah : gangguan saluran napas karena cedera inhalasi, gangguan sirkulasi,


serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Biasanya berlangsung sampai 48 jam
pertama.

II. Fase subakut/ setelah syok teratasi


Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka terbuka
akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan di bawahnya) menimbulkan
masalah :

- Proses inflamasi. Proses inflamasi pada luka bakar berlangsung hebat disertai
eksudasi dan kebocoran protein. Terjadi reaksi inflamasi lokal yang kemudian
berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepasnya zat-zat yang
berhubungan dengan proses imunologik, yaitu, kompleks lipoprotein (lipid
protein complex, burn-toxin) yang menginduksi respon inflamasi
metabolisme.
- Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis.
- Hipermetabolisme
- Proses penguapan cairan tubuh disertai panas/energi (evaporate heat loss)
yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.

III. Fase lanjut


Fase ini terjadi setelah penutupan luka sampai terjadi maturasi.

Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit berupa parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ.

Pemeriksaan fisik

Menghitung Luas Luka Bakar


Penilaian awal dari area luka bakar adalah suatu hal yang penting, paling tidak karena
membantu menentukan volume cairan yang dibutuhkan untuk resusitasi.6

19
Penilaian daerah sering dilakukan dengan kurang baik bahkan oleh para ahli dan
memang rumit pada kenyataannya bahwa eritema perlu dikecualikan untuk menghindari
resusitasi yang berlebihan.6 Perhatikan bahwa pada seluruh wilayah luka bakar yang cukup
besar akan tidak memiliki tingkat kedalaman yang seragam.6 Penilaian awal dapat segera
dilakukan, tetapi penilaian definitif harus ditunda selama beberapa jam hingga eritema
menghilang.

Gambar 8. Aturan Sembilan


Aturan Wallace untuk memperkirakan persentase luas permukaan kulit yang terbakar.
Perkiraan alternatif yang berguna dapat menggunakan bidang telapak tangan ditambah
jari-jari pasien sendiri adalah sekitar 1% dari area kulit total6

20
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menghitung luas permukaan tubuh total
(TBSA) dibakar.3 Saat menghitung TBSA, hanya mencakup daerah-daerah luka bakar parsial
dan total dari dermal.3 Luka bakar ringan yang hanya melibatkan epidermis tidak dimasukkan
dalam perhitungan.3 Semua area yang terbakar harus diperlihatkan untuk memastikan pasien
tetap hangat adalah dengan memperlihatkan daerah-daerah tersebut secara berurutan. Penting
untuk dicatat bahwa proporsi bayi dan anak berbeda dengan orang dewasa.3 Untuk orang
dewasa, aturan Wallace metode penilaian sembilan (Gbr. 17,6) cukup dapat diandalkan untuk
daerah yang luasnya besar hingga menengah dan cepat untuk dilaksanakan, namun tidak
akurat untuk anak-anak.3,6 Kepala anak cenderung lebih besar dari 9% LPTT, dan ekstremitas
bawah cenderung kurang dari 18% LPTT.3 Cara lain adalah dengan menggunakan area
telapak tangan dan jari-jari pasien sendiri untuk menunjukkan sekitar 1% dari luas permukaan
tubuh total. Hal ini berguna untuk memperkirakan luas luka bakar kecil, atau pada luka bakar
yang sangat besar di mana daerah yang tidak terbakar yang dihitung. 6 Metode yang paling
akurat untuk semua kasus adalah dengan menggunakan grafik Lund dan Browder yang dapat
mengkompensasi variasi bentuk tubuh yang terjadi sesuai usia, grafik tersebut juga
memberikan penilaian yang akurat pada anak-anak.6

21
Gambar 9. Grafik Lund dan Browder. Grafik ini memberi petunjuk penilaian yang lebih
tepat dari perkiraan luka bakar dari LPTT untuk setiap tubuh berdasarkan usia individu. 3

KATEGORI KEDALAMAN LUKA BAKAR DI AMERIKA SERIKAT 3


Derajat Luka Penyebab Penampakan Warna Tingkat rasa
Bakar permukaan nyeri
Derajat 1 Kontak dengan Kering, tidak Eritem Nyeri
(superfisial) api yang ada bullae, tanpa
singkat, sinar atau edema
matahari minimal
(ultraviolet)

22
Derajat 2 Kontak dengan Bullae yang Bercak putih Sangat nyeri
(parsial) cairan atau lembab atau pink, merah
benda padat terang cherry
yang panas, api red
ke pakaian, api
secara langsung
dalam waktu
singkat, bahan
kimia,
ultraviolet
Derajat 3 (total) Kontak dengan Kering dengan Bercampur Sedikit atau
cairan atau eskar yang kasar antara putih, tanpa nyeri;
benda padat hingga seperti lilin atau rambut mudah
yang panas, api debridement; mutiara, ditarik
secara langsung pembuluh darah kegelapan,
dalam waktu yang hangus coklat muda,
singkat, bahan terlihat di bawah mahogany,
kimia, listrik eskar hangus

Derajat 4 Kontak yang Sama seperti Sama seperti Sama seperti


(mengenai lama dengan derajat 3, otot, derajat 3 derajat 3
struktur di api, listrik tendon, atau
bawah kulit) tulang dapat
terlihat

Menilai Kedalaman Luka Bakar


Cedera termal dapat merusak epidermis, sebagian atau seluruh dermis, serta jaringan
subkutan. Kedalaman luka bakar mempengaruhi proses penyembuhan luka, penilaian
kedalaman luka bakar penting untuk manajemen luka yang tepat dan keputusan untuk
intervensi operatif. Luka bakar derajat satu terbatas hanya pada bagian epidermis. Luka bakar
ini terasa sangat nyeri, eritem, memucat saat disentuh, dengan pembatas epidermis yang
intak, tanpa bullae.5 Contoh dari luka bakar derajat satu adalah luka bakar akibat sinar
matahari atau air yang cukup panas.5 Luka bakar ini akan sembuh dalam tiga sampai enam
hari. Luka bakar ini tidak akan menimbulkan jaringan parut, dan tujuan penatalaksanaannya

23
ialah untuk membuat pasien nyaman dengan pemakaian salep pereda topikal dengan atau
tanpa ekstrak lidah buaya atau obat anti inflamasi golongan non steroid, atau asetaminofen.3,5

Gambar 10. Luka bakar derajat 1

Luka bakar derajat dua (ketebalan parsial) dibagi menjadi dua tipe, yaitu superfisial
dan profunda.1,5,6 Semua luka bakar derajat dua telah mengenai struktur dermal, dan
pembagiannya berdasarkan kedalaman luka yang terjadi pada struktur ini. Ciri-ciri dari luka
bakar dermal superfisial yaitu eritem, sangat nyeri, basah, memucat saat disentuh, dan sering
menimbulkan bullae.3,5,6 Terkadang bullae tersebut tidak timbul dalam beberapa jam setelah
kulit terbakar.5 Luka bakar yang diperkirakan sebagai derajat satu selanjutnya dapat
didiagnosis sebagai luka bakar derajat dua pada hari ke-2.5 Luka ini akan mengalami
reepitelisasi secara spontan dari struktur epidermis yang masih ada seperti rete ridges, folikel
rambut, dan kelenjar keringat dalam tujuh sampai empat belas hari. 5 Cedera kulit dapat
menyebabkan hilangnya pewarnaan kulit dalam waktu yang lama.5 Luka bakar dermal yang
lebih dangkal (parsial superfisial) akan terlihat lebih pucat daripada merah muda atau
memiliki warna yang tidak rata, tidak akan memucat saat disentuh, tetapi tetap sakit saat
dilakukan tes dengan jarum.5,6

24
Gambar 11. Luka bakar derajat 2a

Pada luka bakar derajat dua yang lebih dalam (parsial profunda), sensasi jarum
tersebut menjadi lebih tumpul (kurang sensitif bila dibandingkan dengan kulit normal di
sekitarnya).1,3,5,6 Kapiler dapat terisi lebih lambat atau tidak terisi sama sekali setelah
penekanan pada kulit. Saat dilakukan tes dengan tusukan jarum, darah lebih lambat keluar
dari biasanya.6 Luka bakar ini dapat sembuh dalam 21 sampai 28 hari atau lebih lama dengan
reepitelisasi folikel rambut dan keratinosit pada kelenjar keringat, sering kali dengan jaringan
parut yang hipertropik.5 Semakin lama luka bakar tersebut sembuh, semakin berat jaringan
parut yang terjadi.5

Gambar 12. Luka bakar derajat 2b

Luka bakar derajat tiga adalah luka bakar dengan ketebalan total melewati dermis dan
memiliki ciri sebagai eskar yang kuat dan kasar serta tidak sakit, dan dapat berwarna hitam,
putih, atau merah terang.5 Eskar merupakan struktur yang tidak sensitif bila dilakukan tes
nyeri dengan jarum.1,3,5,6 Tidak ada epidermis atau dermis yang tersisa, dan luka ini akan
sembuh dengan cara reepitelisasi dari tepi luka dimana akan terjadi tarikan.5 Luka bakar
derajat tiga tidak berdarah saat dilakukan tes tusukan jarum.6 Luka bakar dermal yang dalam
serta luka bakar dengan ketebalan total membutuhkan eksisi dan pencangkokan dari kulit
pasien sendiri dengan tujuan agar luka sembuh lebih cepat.2,3,5,6 Pencangkokan kulit biasanya
diperlukan karena epithelialisasi dari pinggir luka terjadi secara lambat dan rentan terhadap
komplikasi tertentu seperti infeksi, jaringan parut dan kontraktur.6

25
Gambar 13. Luka bakar derajat 3

Luka bakar derajat empat meliputi organ lain dibawah kulit, seperti otot, tendon, dan
tulang. Luka bakar ini memiliki penampilan hangus yang disebabkan dari kontak dengan api
yang lama atau objek seperti knalpot panas, atau luka bakar listrik yang bertegangan tinggi.5

Gambar 14. Luka bakar derajat 4

26
Gambar 15. Klasifikasi kedalaman luka bakar6

• Eritema-merah, kulit kering yang mudah kontan memucat kemudian isi ulang cepat
(tidak digambarkan di sini)
• Superficial-merah, luka lembab yang memucat pasca penekanan pada kulit dan
pembuluh darah cepat terisi ulang
• Dermal superficial- pucat, kering, memucat pasca penekanan pada kulit namun
pembuluh darah terisi ulang secara perlahan
• Dermal profunda- berbintik-bintik ceri merah dan tidak pucat (pewarnaan kapiler
tetap). Terjadi trombosis darah yang menetap di dalam kapiler yang rusak di bagian
pleksus dalam dermis.
• Ketebalan penuh- kering, kasar, seperti lilin, atau dapat berupa luka keras yang tidak
pucat. Pada luka bakar yang luas, luka bakar dengan ketebalan penuh bisa dikira
sebagai kulit yang tidak terbakar.6

Pemeriksaan Penunjang

Kurang beruntung bahwa, bahkan ahli bedah yang berpengalaman memiliki


kemampuan terbatas untuk secara akurat memprediksi potensi penyembuhan luka bakar
ketebalan parsial, salah satu alasannya adalah bahwa luka bakar berkembang selama 48-72
jam setelah terbakar.2 Banyak teknik telah dikembangkan dengan gagasan bahwa prediksi
kedalaman luka bakar secara dini akan mempercepat pengambilan keputusan bedah yang
tepat. Salah satu cara yang paling efektif untuk menentukan kedalaman luka bakar adalah
dengan biopsi ketebalan penuh, tapi hal ini memiliki beberapa keterbatasan. Tidak hanya
karena prosedur tersebut yang menyakitkan dan berpotensi menimbulkan jaringan parut,
namun pembacaan histopatologi yang akurat memerlukan ahli patologi khusus dan
27
kemungkinan pergantian perputaran yang lambat.2 Laser Doppler dapat mengukur perfusi
kulit dan dengan menggunakan pengukuran tersebut untuk memprediksi kedalaman luka
bakar, dengan nilai prediksi positif sampai 80% dalam beberapa penelitian.2 USG non-kontak
telah didalilkan sebagai modalitas yang tidak begitu menyakitkan untuk memprediksi luka
yang sulit sembuh, dan memiliki keuntungan mudah dilakukan untuk penilaian berulang.2
Sayangnya, tidak satupun dari terapi baru telah terbukti cukup unggul untuk mengurangi
biaya pemeriksaan tersebut, sehingga belum ada pemeriksaan penunjang berkala oleh ahli
bedah yang berpengalaman.2

28
Gambar 16. Manajemenet awal luka bakar

Diagnosis
29
Penatalaksanaan

Pengobatan yang optimal dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas luka bakar
pada luka bakar yang besar. Pengobatan yang efektif dapat memperpendek masa
penyembuhan, mempercepat kembali fungsi tubuh, dan mengurangi kebutuhan untuk
rekonstruksi sekunder.

Sebelum ke rumah sakit

Proses pembakaran harus dihentikan sesegera mungkin, misalnya dengan


memadamkan api, mengencerkan dan mencuci bahan kimia yang merusak, atau melepaskan
korban dari kontak dengan arus listrik penyebab.2 Saat mengeluarkan pasien dari sumber
cedera, perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa penyelamat tidak menjadi
korban lain.4,7 Satu hal yang paling penting untuk diatasi sebelum transportasi pasien, seperti
dalam setiap pasien trauma, adalah jalan napas.3 Jika pasien memiliki tanda-tanda dan gejala
cedera inhalasi atau keadaan luka bakar yang disertai dengan kecurigaan cedera inhalasi
(misalnya, api ruang tertutup), maka pengamanan jalan napas sebelum membawa pasien
dianjurkan.3 Jika pasien terbakar dalam ruangan tertutup, maka perlu diperkirakan adanya
keracunan karbon monoksida dalam derajat tertentu, dan perlu diberikan oksigen 100%
dengan menggunakan masker yang pas.2 Jika korban mengalami kegagalan napas, maka
suatu selang endotrakeal dan alat bantu pernapasan dapat dipasang.2 Semua cincin, jam
tangan, perhiasan, dan ikat pinggang perlu dilepaskan karena benda-benda tersebut dapat
mempertahankan panas dan dapat menghasilkan efek seperti torniquet.4 Pakaian pasien harus
dilepaskan kecuali menempel pada luka bakar, dan pendinginan aktif yang digunakan untuk
menghilangkan panas dari kulit dan perkembangan luka bakar. Air suhu ruangan dapat
dituangkan pada luka dalam waktu 15 menit dari cedera untuk mengurangi kedalaman luka,
tetapi langkah-langkah berikutnya untuk mendinginkan luka dihindari untuk mencegah
hipotermia selama resusitasi.4 Luka bakar perlu ditutup dengan kain yang bersih atau kassa
pembalut untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut dari permukaan luka, dan mengurangi
nyeri pada daerah-daerah ketebalan tertentu dari luka bakar.2 Selanjutnya pasien diselimuti
dengan selimut yang bersih guna mencegah kehilangan panas tubuh dan mengurangi risiko
hipotermia.2
Prinsip dari perawatan luka bakar yang sukses adalah tim. Tidak ada seorang individu
yang mampu memenuhi sendiri kebutuhan-kebutuhan akut dan jangka panjang dari pasien
luka bakar.3 Maka dari itu, perawatan luka bakar yang terbaik diserahkan di sebuah pusat

30
luka bakar khusus di mana dokter yang berpengalaman, perawat, terapis fisik dan pekerjaan,
ahli gizi, psikolog, dan pekerja sosial semua dapat berpartisipasi dalam perawatan individu.3
Dengan pengecualian dari luka bakar yang kecil, semua pasien luka bakar harus dirujuk ke
pusat penanganan luka bakar. The American Burn Association (ABA) telah menetapkan
kriteria formal untuk transfer ke pusat luka bakar (Tabel 17.2).3

TABEL 17.2
KRITERIA PENYERAHAN KE PUSAT LUKA BAKAR
The American Burn Association telah mengidentifikasi pasien dengan cedera yang biasanya
membutuhkan rujukan ke pusat luka bakar. Pasien dengan luka bakar tersebut harus dirawat
di sebuah fasilitas khusus luka bakar setelah penilaian awal dan perawatan di unit gawat
darurat. Pertanyaan tertentu tentang pasien dapat ditangani dengan konfirmasi di pusat luka
bakar.
- Luka bakar derajat dua dan tiga > 10% dari luas permukaan total tubuh (LPTT) pada pasien
<10 tahun atau >50 tahun.
- Luka bakar derajat dua dan tiga > 20% dari luas permukaan total tubuh (LPTT) pada
kelompok usia yang lain (usia 10 sampai 50 tahun)
- Luka bakar derajat dua dan tiga dengan ancaman serius dari gangguan fungsional atau
kosmetik yang melibatkan wajah, tangan, kaki, alat kelamin, perineum, dan send-sendi
utama.
- Luka bakar derajat tiga> 5% LPTT dalam setiap kelompok usia.
- Luka bakar listrik, termasuk luka bakar akibat petir
- Luka bakar kimia dengan ancaman serius dari gangguan fungsional atau kosmetik.
- Luka bakar dengan cedera inhalasi
- Luka bakar sirkumferensial
- Luka bakar pada pasien dengan gangguan medis yang telah ada, yang bisa mempersulit
tatalaksana, memperpanjang masa pemulihan, atau mempengaruhi angka kematian.
- Setiap pasien luka bakar dengan trauma lain (misalnya patah tulang) di mana luka bakar
menimbulkan risiko terbesar dalam morbiditas atau mortalitas.3 Namun, jika trauma
menimbulkan risiko langsung yang lebih besar, pasien dapat dirawat di sebuah pusat trauma
pada awalnya sampai stabil, sebelum dikirim ke pusat luka bakar. Keputusan dokter akan
diperlukan dalam situasi seperti ini, dan harus dalam rencana pengendalian kesehatan
regional dan protokol triase.3 Rumah sakit tanpa teknisi ahli atau peralatan untuk perawatan
luka bakar pada anak-anak harus memindahkan anak-anak ke pusat luka bakar dengan
kemampuan-kemampuan ini.3
31
Organisasi dan Personil Unit Luka Bakar4
   Ahli bedah yang berpengalaman dalam kasus luka bakar (pengurus unit luka bakar dan ahli
bedah yang berkualitas)
  Tenaga keperawatan yang berdedikasi
   Terapis fisik dan pekerjaan
  Para pekerja sosial
Ahli gizi
   Apoteker
   Terapis pernafasan
   Psikiater dan psikolog klinis
   Prosthetists4


Setelah di rumah sakit

Awal Resusitasi

Airway: Pemeliharaan jalan napas dengan kontrol C-tulang belakang. Intubasi jika
dicurigai cedera inhalasi, edema saluran napas dapat cepat fatal

B. Breathing: Pernapasan dan ventilasi

C. Circulation: sirkulasi dengan kontrol perdarahan

D. Disability: Kecacatan dan status neurologis

E. Exposure: Kontrol paparan dan lingkungan

F. Fluid resusitation: Cairan resusitasi terutama pada anak dengan luka bakar > 10%
LPTT, dewasa dengan luka bakar > 15% LPTT

Dua jalur vena perifer, sebaiknya menggunakan kaliber besar bila melalui kulit yang
terbakar.

Kirim darah untuk pemeriksaan lab DPL, pembekuan, karboksihaemoglobin.

Berikan cairan solusio Hartmann3-4ml / kg /% LPTT luka bakar. Setengah dari ini
diberikan pada 8 jam pertama, setengah berikutnya diberikan selama 16 jam
berikutnya

Anak-anak membutuhkan cairan rumatan tambahan

Memantau resusitasi dengan kateter urin (dengan tujuan output urin 0.5-1mL/kg/jam).

Pertimbangkan EKG, denyut nadi, tekanan darah, tingkat pernapasan, saturasi
oksigen, dan analisa gas darah.

Kemudian lakukan survei sekunder.7
Resusitasi cairan (penggantian cairan yang hilang)
32
Luas luka bakar harus ditentukan dan kemudian dilanjutkan dengan resusitasi
cairan. Tujuan resuscitasi cairan adalah untuk mempertahankan perfusi organ vital
serta menghindari komplikasi terapi yang tidak adekuat atau berlebihan.

Cara Evans

Hari I :

a. luas luka (%) x BB  NaCl/24jam


b. luas luka (%) x BB  plasma/24jam
c. 2000cc dextrosa 5%/24jam
 8 jam I : ½ (1+2+3)

 16 jam II : ½ (1+2+3)

Hari II :

 ½ jumlah cairan hari I (dibagi 24 jam )

Cara Baxter (Parkland)

Hari I :

Luas luka (%) x BB x 4cc  RL/24jam

Hari II :

a. Luas luka (%) x BB x 0,5cc  plasma/24jam


b. dextrose 5 %
Resusitasi cairan pada anak (<30kg)

Hari I :

(Luas luka (%) x BB x4cc) + kebutuhan maintanance  RL/24 jam

Kebutuhan maintanance :

10 kg I : 100cc/kgBB/24jam

10 kg II : 50cc/kgBB/24jam

10 kg III : 20cc/kgBB/24jam

33
 8 jam I : ½

 16 jam II : ½

Hari II :

 ½ jumlah cairan hari I (dibagi 24 jam )

Pemasangan kateter urine

Pemasangan kateter harus dilakukan untuk mengukur produksi urine setiap


jam. Output urine merupakan indikator yang reliable untuk menentukan keadekuatan
dari resusitasi cairan.

CEDERA inhalasi
Indikasi pasien dengan cedera inhalasi yang kemungkinan akan membutuhkan
intubasi endotrakeal dan ventilasi adalah sebagai berikut:

Sebuah riwayat luka bakar atau luka bakar api dalam ruang tertutup

Stridor, takipnea atau dispnea

Rambut hidung Hangus

Ketebalan Penuh atau luka bakar kulit dalam ke wajah, leher atau bagian atas tubuh

Perubahan suara dengan suara serak atau batuk yang keras

Sputum atau partikel karbon yang terlihat dalam orofaring

Eritema atau pembengkakan orofaring pada pemeriksaan langsung

Kerusakan organ pernafasan dan sistemik dari menghirup udara, asap dan gas beracun
panas (misalnya karbon monoksida atau sianida dari pembakaran upholstery) merupakan
penyebab utama kematian dan komplikasi bahkan jika luka bakar pada kulit yang sedikit. 6
Panas gas inhalasi sering cukup untuk menyebabkan edema inflamasi pada rongga mulut,
mukosa hidung dan laring atau luka bakar bahkan serius.6 Menghitam oleh asap atau kulit
terbakar sekitar rongga hidung atau mulut memperingatkan cedera inhalasi. Selain itu, gas
beracun bisa melukai parenkim paru, sehingga menyebabkan edema paru, atelektasis dan
pneumonia sekunder satu atau dua hari kemudian.6
Investigasi meliputi sinar-X dada, gas darah dan estimasi karbon monoksida dan
pemeriksaan saluran pernapasan bagian atas dengan pharyngoscopy fleksibel dan

34
bronkoskopi.6 Pengobatan awal melibatkan pemberian udara yang dilembabkan dengan
masker dan antibiotik untuk mencegah infeksi dada. 6
Kasus yang lebih parah membutuhkan oksigen oleh masker, maju ke intubasi
endotrakeal dan ventilasi tekanan positif intermiten jika gas darah memburuk atau edema
paru berkembang. Jika dicurigai terjadi inhalasi karbon monoksida atau inhalasi sianida,
pasien harus diberikan 100% oksigen melalui masker wajah.3

Analgesia
Luka bakar dapat sangat menyakitkan dengan rasa sakit yang terbesar terjadi pada
luka bakar superfisial.6 Penanganan nyeri yang terbaik dapat dicapai dengan pendinginan dan
menutupi luka bakar selain memberikan obat analgesik.6 Manajemen nyeri untuk pasien luka
bakar telah diakui secara luas selama 25 tahun terakhir.2 Namun, kita juga harus
mempertimbangkan pengobatan kecemasan jangka panjang.2 Oleh karena itu, penting untuk
pengelolaan pemberian anti anxietas seperti benzodiazepin dengan terapi pemberian
golongan narkotik pada tahap awal.2 Pada luka bakar yang lebih besar, opioid diberikan pada
awal tahap, kemudian NSAID.6

Penutupan Luka

Pasien harus diangkut dengan penutup luka yang hangat dan kering untuk mencegah
hipotermia selama transportasi.3 Cling film (PVC film) sangat ideal sebagai penutupan awal
luka bakar.6 Penutup luka bakar ini pada dasarnya harus steril, lentur, tidak menempel, dan
membentuk penghalang kedap yang transparan untuk memungkinkan pemeriksaan.6 Penutup
ini sebaiknya diletakkan pada luka (tidak dililit) kemudian ditutupi dengan selimut untuk
menjaga kehangatan luka.6 Tangan yang terbakar dapat ditutup di dalam kantong plastik.6
Kantong pendingin hidrogel, misalnya Burnshield, perlu disediakan untuk diberikan di
tempat kejadian luka bakar. 6 Penerapan agen topikal biasanya tidak diperlukan karena luka
akan memerlukan pembersihan dan penilaian setelah kedatangan di bakar center.3

Pengobatan Luka Bakar

• Ada banyak sekali terapi topikal untuk pengobatan luka bakar. Dari jumlah tersebut, silver
sulfadiazine adalah yang paling banyak digunakan dalam praktek klinis. Sulfadiazine perak
35
memiliki berbagai aktivitas antimikroba, terutama sebagai profilaksis terhadap infeksi luka
bakar daripada pengobatan infeksi yang ada. Ini memiliki manfaat tambahan yang murah dan
mudah diterapkan, dan memiliki beberapa kualitas menenangkan. Hal ini tidak signifikan
diserap secara sistemik dan dengan demikian memiliki kekacauan metabolisme minimal.
Perak sulfadiazin memiliki reputasi untuk menyebabkan neutropenia, namun hubungan ini
lebih cenderung menjadi hasil dari margination neutrofil akibat respon inflamasi terhadap
luka bakar. Reaksi alergi yang benar dengan komponen sulfa perak sulfadiazin jarang terjadi,
dan pasien yang berisiko dapat memiliki sejumlah kecil diterapkan untuk mengidentifikasi
sensasi terbakar atau ruam. Sulfadiazine perak akan menghancurkan cangkok kulit dan
merupakan kontraindikasi pada luka bakar di dekat dengan daerah-daerah yang baru
dicangkokkan.
• Mafenide asetat, baik dalam bentuk krim atau larutan, merupakan cara yang efektif
antimikroba topikal. Hal ini efektif bahkan di hadapan eschar dan dapat digunakan di kedua
mengobati dan mencegah infeksi luka, dan bentuk solusi adalah antimikroba yang sangat baik
untuk cangkok kulit segar. Penggunaan mafenide asetat mungkin dibatasi oleh rasa sakit
dengan aplikasi untuk luka bakar parsial-ketebalan. Mafenide diserap secara sistemik, dan
efek samping utama adalah asidosis metabolik akibat anhydrase karbonat penghambatan.
• Perak nitrat adalah agen lain topikal dengan spektrum luas aktivitas antimikroba. Solusi
yang digunakan harus encer (0,5%), dan aplikasi topikal dapat menyebabkan elektrolit
ekstravasasi dengan hasil hiponatremia. Sebuah komplikasi langka methemoglobinemia.
Meskipun murah, larutan perak nitrat menyebabkan noda hitam dan biaya laundry dapat
mengimbangi manfaat fiskal ke rumah sakit.

• Untuk luka bakar yang hampir sembuh, kecil atau besar, salep topikal seperti bacitracin,
neomisin, dan polimiksin B dapat digunakan. Ini juga berguna untuk dangkal parsial-
ketebalan luka bakar wajah karena mereka dapat diterapkan dan dibiarkan terbuka terhadap
udara tanpa berpakaian cakupan. Cangkok kulit menyatu, di mana celah yang hampir ditutup,
adalah indikasi lain untuk penggunaan agen ini, sebaiknya dengan kasa berminyak untuk
membantu mempertahankan salep di daerah yang terkena. Ketiganya telah jarang dilaporkan
menyebabkan nefrotoksisitas dan tidak boleh digunakan pada luka bakar yang besar. Daya
tarik media baru-baru dengan Staphylococcus aureus resisten methicillin telah menyebabkan
digunakan secara luas oleh para praktisi masyarakat mupirocin untuk luka bakar baru.
Kecuali pasien telah dikenal faktor risiko methicillin-resistant S. aureus, mupirocin

36
seharusnya hanya digunakan pada infeksi luka bakar budaya positif untuk mencegah
dorongan perlawanan lebih lanjut.

• Silver-diresapi dressing seperti Acticoat (Smith & Nephew, London, Inggris) dan Aquacel
Ag (ConvaTec, Princeton, NJ) semakin sering digunakan untuk kedua situs donor dan
cangkok kulit, serta untuk luka bakar yang jelas parsial-ketebalan pada masuk. Ini membantu
mengurangi jumlah perubahan rias dan mungkin lebih nyaman bagi pasien, tetapi tidak boleh
digunakan pada luka kedalaman heterogen, karena mencegah pemeriksaan serial luka.
Membran biologis seperti Biobrane (Dow-Hickham, Sugarland, TX) memberikan penghalang
yang berkepanjangan di mana luka bisa sembuh. Karena sifat oklusif dressing ini, ini
biasanya digunakan hanya pada segar dangkal luka bakar parsial-ketebalan yang jelas tidak
terkontaminasi. Gambar. 8-2 memberikan algoritma yang dapat membantu dalam memilih
membakar sesuai penanganan.

Perawatan luka berdasarkan zona

Seperti namanya, pada zona koagulasi, jaringan yang terkena menggumpal dan
terkadang menjadi nekrotik, dan akan membutuhkan eksisi serta pencangkokan kulit
(grafting).2 Di bagian perifer dari zona koagulasi adalah zona stasis, yang memiliki respon
lokal berupa vasokonstriksi dan iskemia.2 Hal penting yang harus diketahui dari zona statis
ialah bahwa sel-sel yang cedera dapat bertahan hidup atau mati sesuai dengan efektivitas
pengobatan.6 A2 tromboksan, suatu vasokonstriktor kuat, hadir dalam konsentrasi tinggi pada
luka bakar, dan aplikasi lokal inhibitor tromboksan telah terbukti dapat meningkatkan aliran
darah dan memperbaiki zona ini dari stasis.5 Antioksidan dan penghambat proses yang
dimediasi oleh neutrofil juga dapat memperbaiki aliran darah dan menjaga jaringan ini dan
mengurangi kedalaman cedera. 5 Resusitasi dan perawatan luka yang tepat dapat membantu
mencegah konversi luka tersebut menjadi luka yang lebih dalam, sedangkan infeksi atau
perfusi jaringan yang kurang optimal dapat menambah kedalaman luka bakar.2 Hal ini sesuai
secara klinis karena banyak luka bakar dengan ketebalan yang parsial superfisial akan
sembuh dengan manajemen perkiraan, sementara mayoritas luka bakar dengan ketebalan
parsial profunda memerlukan eksisi serta pencangkokan kulit.2 Daerah terakhir dari luka
bakar disebut zona hiperemia, yang akan sembuh tanpa atau dengan jaringan parut yang
minimal.2
Antibiotik

37

Pasien dengan luka bakar akut tidak boleh menerima antibiotik profilaksis. Intervensi
ini telah jelas ditunjukkan untuk mempromosikan perkembangan infeksi jamur dan
organisme tahan dan ditinggalkan pada pertengahan 1980-an. Sebuah penguat tetanus
harus diberikan di ruang gawat darurat.

Luka bakar akibat cairan panas biasanya akan sembuh tanpa memerlukan
pencangkokan kulit. Grease luka bakar, bagaimanapun, cenderung menyebabkan luka
bakar kulit yang lebih dalam dan kadang-kadang akan memerlukan pengelolaan
bedah.3

Pencangkokan luka bakar

• Karena cangkok penuh ketebalan tidak praktis untuk sebagian luka bakar, split-ketebalan
autografts lembar dipanen dengan kekuatan dermatom membuat penutup luka paling tahan
lama dan memiliki penampilan kosmetik yang layak. Pada luka bakar yang lebih besar,
meshing kulit autografted menyediakan area yang lebih luas cakupan luka. Hal ini juga
memungkinkan pengaliran darah dan cairan serosa untuk mencegah akumulasi bawah
cangkok kulit dengan kehilangan cangkok berikutnya. Area penting kosmetik seperti wajah,
leher, dan tangan harus dicangkok dengan cangkok lembar nonmeshed untuk memastikan
penampilan yang optimal. Sayangnya, bahkan luas meshing cangkokan kulit pada pasien
dengan situs donor yang terbatas tidak dapat memberikan jumlah yang cukup kulit. Pilihan
untuk cakupan luka sementara termasuk allograft kadaver manusia, yang dimasukkan ke
dalam luka tetapi ditolak oleh sistem kekebalan tubuh dan harus akhirnya digantikan. Ini akan
memberikan waktu bagi situs donor untuk menyembuhkan cukup sehingga mereka dapat
reharvested. Pencarian untuk permanen pengganti kulit sintetis yang sempurna tetap sulit
dipahami, tetapi ada beberapa produk yang digunakan yang membantu mempercepat
penghapusan bakar eschar dan menyediakan cakupan luka sementara. Integra (Integra
LifeSciences Corporation, Plainsboro, NJ) adalah produk bilayer dengan berpori kolagen-
kondroitin sulfat 6-lapisan dalam yang melekat pada lembar luar silastic. Hambatan silastic
membantu mencegah kehilangan cairan dan infeksi, dan lapisan dalam menjadi vascularized,
menciptakan neodermis buatan. Pada sekitar 2 minggu, lapisan silastic dihapus dan autograft
tipis ditempatkan di atas neodermis tersebut. Hal ini menyebabkan penyembuhan lebih cepat
dari situs donor lebih dangkal, dan tampaknya memiliki sedikit jaringan parut hipertrofik dan
ditingkatkan bersama function.122 AlloDerm (LifeCell Corporation, The Woodlands, TX)
adalah pengganti kulit lain yang terdiri dari cryopreserved dermis aselular manusia. Ini juga
38
harus digunakan dalam kombinasi dengan kulit tipis split-ketebalan grafts.123
• pengganti kulit epidermal seperti autografts epitel berbudaya merupakan pilihan pada pasien
dengan luka bakar yang besar dan sangat terbatas donor sites.124 penggunaan klinis mereka
telah dibatasi oleh waktu penyelesaian yang lama untuk kultur, serta kerapuhan kulit
berbudaya, yang menciptakan kesulitan besar dengan penanganan intraoperatif dan korupsi
ambil. Ada perkembangan yang menjanjikan dalam teknik kultur kulit, tapi tidak ada produk
akhir yang menjadi komersial.

• Paha membuat situs donor anatomi nyaman, yang mudah dipanen dan relatif tersembunyi
dari sudut pandang estetika. Semakin tebal kulit punggung berguna pada pasien yang lebih
tua, yang memiliki kulit tipis di tempat lain dan mungkin memiliki situs donor penyembuhan
kesulitan. Bokong adalah situs donor baik pada bayi dan balita, Silvadene dapat diterapkan ke
situs donor dengan popok sebagai cakupan. Kulit kepala juga merupakan situs donor baik,
kulit yang tebal dan ada banyak folikel rambut sehingga menyembuhkan dengan cepat. Ini
memiliki keuntungan tambahan yang benar-benar tersembunyi tumbub kembali rambut
sekali. Epinefrin clysis diperlukan untuk panen kulit kepala, untuk kedua hemostasis daerah
ini hipervascular dan juga untuk membuat permukaan halus untuk panen.
• Daftar umum digunakan situs donor dressing adalah panjang dan termasuk film sederhana
transparan untuk hydrocolloids, gauzes petrolatum, dan dressing perak-diresapi. Situs donor
dekat dengan cangkok segar dapat berpakaian dengan kasa nonadherent berpori, dan kedua
situs donor dan cangkok dapat direndam dengan asetat mafenide untuk kemudahan
perawatan. Prinsip di balik memilih dressing harus menyeimbangkan kemudahan perawatan,
kenyamanan, pengendalian infeksi, dan biaya. Pemilihan situs donor berpakaian sebagian
besar lembaga dependent data dan beberapa mendukung keunggulan yang jelas dari rencana
pengobatan tunggal.

Manajemen luka bakar

• luka bakar kulit superfisial akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 2 minggu selama
infeksi tidak memperdalam luka bakar.

• Untuk luka bakar kecil, pengobatan rawat jalan dengan sederhana, dressing tidak patuh dan
inspeksi luka dua kali seminggu sudah cukup.

• Cuci luka bakar dengan normal saline atau chlorhexidine.

39
• lecet besar debride. Tinggikan tungkai untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

• Berpakaian tangan dalam kantong plastik untuk memungkinkan mobilisasi.

• sulphadizine perak topikal digunakan pada luka bakar dalam untuk mengurangi risiko
infeksi (tapi tidak harus diterapkan sampai pasien telah direview oleh unit luka bakar karena
membuat sulit untuk menilai kedalaman).

Escharotomi

Dilakukan untuk luka bakar ketebalan penuh yang melingkari dada yang membatasi
ventilasi atau ke tungkai yang membatasi sirkulasi. Hilangnya pulsa atau sensasi adalah tanda
terlambat. Pada tahap awal, nyeri pada saat istirahat atau pada gerakan pasif sendi distal
menunjukkan iskemia. Pasien mungkin juga perlu Fasiotomi. Eksisi dan pencangkokan kulit
Dilakukan untuk kulit atau penuh dalam luka bakar ketebalan yang terlalu besar untuk
menyembuhkan dengan cepat dengan niat sekunder.7

Manajemen luka bakar kedalaman tertentu


Luka bakar dangkal, biasanya terbakar sinar matahari, hanya memerlukan terapi
suportif dengan analgesia reguler dan dressing untuk daerah lembab. Penyembuhan terjadi
dalam waktu seminggu oleh regenerasi dari keratinosit rusak.
Luka bakar kulit superficial. Terik umum dan terkena saraf dangkal membuat ini
membakar sangat menyakitkan. Kemajuan untuk membakar lebih tidak mungkin.
Penyembuhan diharapkan dalam waktu dua minggu dari keratinosit dalam kelenjar keringat
dan folikel rambut. Tingkat regenerasi tergantung pada kepadatan adnexae, yaitu kulit
berbulu tipis di lengan bagian dalam kelopak mata atau menyembuhkan lebih lambat dari
kulit tebal atau berbulu belakang, kulit kepala atau wajah. Pengobatan seperti dijelaskan di
atas meskipun Hypafix adalah saus khusus yang melindungi mobilitas dan memungkinkan
mencuci dengan saus di tempat. Hal ini diterapkan secara langsung ke tangan luka bakar,
misalnya. Saus ini perlu berubah setidaknya mingguan melalui perendaman dalam minyak.
Luka bakar wajah canggung dibiarkan terbuka tapi bebas dilapisi dengan krim atau salep
antimikroba. Jika luka bakar yang belum sembuh setelah 2 minggu, dapat diasumsikan bahwa
penilaian mendalam adalah salah dan pasien harus dirujuk ke unit luka bakar.

40
Luka bakar kulit profunda. Ini adalah yang paling sulit untuk dinilai. Luka bakar
dermal dangkal dapat berkembang menjadi luka bakar kulit dalam (dengan pewarnaan kapiler
tetap) dalam waktu 48 jam. Kepadatan adnexae kulit kurang pada kedalaman ini dan
penyembuhan lebih lambat dan tunduk pada kontraktur. Beberapa luka bakar ini sembuh
spontan jika tetap hangat, lembab dan bebas dari infeksi, tetapi jika luka bakar kulit dalam
yang luas atau berada di daerah fungsional atau kosmetik sensitif mereka lebih dirawat di unit
luka bakar dengan eksisi dengan kedalaman yang layak dan pencangkokan kulit dalam waktu
5 hari. Hal ini dapat mengurangi morbiditas dan mempercepat kembali ke fungsi normal.
Luka bakar ketebalan penuh. Semua elemen regeneratif di area yang terbakar telah hancur,
tanpa mencangkok, kontraksi luka dan distorsi akan sangat besar. Idealnya semua luka bakar
ketebalan penuh membutuhkan eksisi dan grafting kecuali mereka di wilayah di mana fungsi
tidak akan terganggu dan kurang dari 1 cm.6

Makanan
Dukungan nutrisi mungkin lebih penting pada pasien dengan luka bakar yang besar
daripada di populasi pasien lainnya. Tidak hanya nutrisi yang cukup berperan dalam masalah
akut seperti respon kekebalan tubuh, tapi respon hipermetabolik dalam luka bakar dapat
meningkatkan tingkat metabolisme dasar sebanyak 200%.2 Hal ini dapat menyebabkan
katabolisme protein otot dan penurunan massa tubuh tanpa lemak yang dapat menunda
fungsional penyembuhan. 2 Pemerian makanan enteral sedini mungkin untuk pasien dengan
luka bakar lebih besar dari 20% TBSA tidak hanya aman, tetapi dapat membantu mencegah
kehilangan massa tubuh tanpa lemak,2 memperlambat respon hipermetabolik,8 dan
menghasilkan lebih efisien protein metabolism.2.8 Jika pemerian makanan secara enteral
dimulai dalam beberapa jam pertama setelah masuk, ileus lambung seringkali dapat
dihindari.2,3,8 Bahan tambahan seperti metoclopramide dapat membantu motilitas GI,
alternatif, mempercepat makanan masuk ke dalam usus kecil, jalur naso-jejunal dapat dicoba
jika langkah-langkah lain untuk pemberian makanan ke dalam lambung tidak berhasil.2,3,9
Pada pasien yang diintubasi endotrakeal, pada perjalanan ke ruang operasi tidak diperlukan
langkah memantau jalur enteral.2,3,4 Suplemen modulator kekebalan tubuh seperti glutamin
dapat menurunkan komplikasi infeksi dan kematian pada pasien luka bakar,2 kemungkinan
melalui pencegahan penekanan T-sel getah bening mesenterika nodes.2

Menghitung kebutuhan kalori yang tepat dari pasien luka bakar merupakan suatu hal
yang menantang. Rumus yang biasa digunakan pada pasien tanpa luka bakar adalah
41
persamaan Harris-Benedict, yang menghitung kebutuhan kalori dengan menggunakan faktor-
faktor seperti jenis kelamin, usia, tinggi badan, dan berat. Formula ini menggunakan faktor
aktivitas untuk cedera tertentu, dan untuk luka bakar pengeluaran energi basal dikalikan dua.
Persamaan Harris-Benedict mungkin tidak akurat pada luka bakar kurang dari 40% LPTT,
dan pada pasien ini, rumus Curreri mungkin lebih tepat. Formula ini memperkirakan
kebutuhan kalori = 25 kkal / kg per hari + 40 kkal /% LPTT per hari.2 Kalorimetri secara
langsung juga dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran energi istirahat, tetapi pada
pasien luka bakar "keranjang metabolik" belum didokumentasikan untuk menjadi berlebihan
daripada prediksi rumus tersebut.2 Kebutuhan kalori titrasi erat penting karena pasien luka
bakar yang berlebihan dalam nutrisi akan menyebabkan penyimpanan lemak daripada otot
anabolism. 2,3,10

Modifikasi respon hipermetabolik merupakan daerah studi intensif dengan beberapa


temuan baru.2 Penggunaan beta blocker pada pasien anak dapat menurunkan denyut jantung
dan pengeluaran energi istirahat dan abrogates katabolisme protein, bahkan dalam
2
penggunaan jangka panjang. Mungkin ada manfaat untuk penggunaan beta blocker pada
pasien dewasa juga, 2 dan banyak pusat telah mulai menggunakan mereka secara rutin dalam
populasi orang dewasa.2 Steroid anabolik oksandrolone telah dipelajari secara ekstensif pada
pasien anak juga, dan telah menunjukkan perbaikan dalam massa tubuh tanpa lemak dan
2
kepadatan tulang pada pasien anak dengan luka bakar. Berat badan dan perbaikan
fungsional terlihat dengan oxandrolone dapat bertahan bahkan setelah menghentikan
pemberian obat.2 A tersamar ganda, studi acak baru-baru ini menunjukkan penurunan
oxandrolone lama tinggal, meningkatkan sintesis protein hati, dan tidak ada efek samping
pada fungsi endokrin, meskipun penulis mencatat kenaikan transaminase yang signifikan.2
terapi insulin dengan pemantauan klinis yang intensif di fase kritis pasien telah menunjukkan
manfaat, mungkin dangan menghindari hiperglikemia.2 Namun, pada pasien luka bakar,
insulin sendiri mungkin memiliki manfaat metabolik, dengan perbaikan dalam massa tubuh
tanpa lemak dan perbaikan dari respon inflamasi untuk membakar injury. 2,3 Obat
hipoglikemik oral seperti metformin juga membantu untuk menghindari hiperglikemia dan
dapat berkontribusi untuk pencegahan katabolisme otot.2,3

Cedera listrik

• tegangan rendah (<1000V). Pasokan listrik dalam negeri. Penyebab luka kontak lokal tapi
tidak ada cedera yang mendalam. Dapat menyebabkan serangan jantung.
42
• tegangan tinggi (> 1000V). Kabel tegangan tinggi, pembangkit listrik, petir. Menyebabkan
kerusakan jaringan kulit dan mendalam dengan masuk dan luka keluar.
• EKG pada masuk untuk semua cedera; pemantauan jantung terus menerus untuk 24h untuk
cedera yang signifikan.
• Dalam cedera tegangan tinggi, kerusakan otot mungkin memerlukan fasciotomy.
• myoglobinuria dapat menyebabkan gagal ginjal: urin> 75-100ml / jam.
luka bakar kimia
Obati dengan lavage berlebihan untuk setidaknya 30 menit sampai semua bahan kimia telah
dihapus dan pH kulit normal.
• Asam. Penyebab nekrosis coagulative, menembus kulit dengan cepat, tetapi dengan mudah
dihapus.
• Alkali (termasuk bahan kimia rumah tangga biasa dan semen). Penyebab liquefaktif
nekrosis sehingga membutuhkan irigasi lama (> 1 jam).
• Asam fluorida. Ion fluoride menembus kulit terbakar, menyebabkan nekrosis liquefaktif dan
dekalsifikasi. 2% TBSA bakar bisa berakibat fatal.
o mengairi dengan air.
o Potong kuku.
o topikal gel kalsium glukonat, 10%.
o injeksi lokal dari 10% kalsium glukonat.
o IV kalsium glukonat.
o Mungkin perlu eksisi mendesak luka bakar.
• Elemental Na, K, Mg, Li. Jangan mengairi awalnya: mereka terbakar dalam air. Tutup
dalam minyak, menghapus potongan, lalu bersihkan dengan air.
• Fosfor. Mengairi dengan air, kemudian partikel debride, yang jika tidak akan terus menyala.
Terapkan tembaga sulfat, yang ternyata partikel hitam sehingga mereka lebih mudah untuk
mengidentifikasi.
• Bitumen. Luka bakar oleh panas, mengobati dengan pendinginan dengan air. Hapus aspal
dingin dengan kacang atau minyak parafin.
• Tar. Luka bakar oleh panas dan toksisitas fenol. Perlakukan dengan pendinginan dengan air,
keluarkan dengan toluena

Komplikasi

43
Ada beberapa komplikasi umumnya terkait dengan pengobatan pasien luka bakar.
Meskipun tidak selalu dihindari, menjaga kewaspadaan untuk komplikasi yang khas dan
menggunakan teknik yang tepat untuk pencegahan dapat membatasi frekuensi dan tingkat
keparahan komplikasi. Ventilator-associated pneumonia, karena dengan semua pasien sakit
kritis, adalah masalah yang signifikan pada pasien luka bakar. Namun, begitu umum pada
pasien dengan cedera inhalasi, nomenklatur yang lebih baik mungkin pneumonia postinjury.
Sayangnya, nilai yang umum digunakan dalam penyakit kritis seperti Klinis paru Skor Infeksi
belum terbukti dapat diandalkan pada pasien luka bakar. Budaya bronchoscopic kuantitatif
dalam pengaturan kecurigaan klinis pneumonia harus memandu pengobatan pneumonia.107
tindakan sederhana seperti mengangkat kepala tempat tidur dan menjaga kebersihan mulut
dan paru toilet dianjurkan untuk membantu mengurangi risiko pneumonia postinjury. Ada
beberapa pertanyaan mengenai apakah trakeostomi dini akan menurunkan morbiditas infeksi
pada pasien luka bakar, dan apakah itu akan mempengaruhi hasil jangka panjang. Ada
tampaknya tidak akan ada perbedaan besar dalam tingkat pneumonia dengan trakeostomi
awal, meskipun mungkin ada stenosis kurang subglottic dibandingkan pada pasien luka bakar
dengan berkepanjangan endotrakeal intubation.108 Hal ini juga tampak bahwa hasil
keseluruhan tidak terpengaruh oleh trakeostomi awal, tapi 109 pertimbangan praktis seperti
perlindungan cangkok kulit wajah mungkin memainkan peran dalam menentukan waktu
trakeostomi. Salah satu pertimbangan utama dalam memutuskan apakah akan melakukan
trakeostomi telah kehadiran eschar di lokasi penyisipan, yang merumitkan trakeostomi
perawatan situs dan meningkatkan risiko infeksi saluran napas. Bedside trakeostomi perkutan
dilatational adalah metode lancar untuk melakukan trakeostomi dan dilaporkan menjadi
seaman trakeostomi terbuka dalam membakar population.110
• resusitasi Massive pasien luka bakar dapat menyebabkan sindrom kompartemen perut
ditandai dengan tekanan udara meningkat dengan hipoventilasi, dan penurunan output urin
dan kompromi hemodinamik. Laparotomi decompressive adalah standar perawatan untuk
refraktori sindrom kompartemen perut tetapi memiliki prognosis yang sangat mematikan
dalam membakar patients.111 tindakan ajuvan seperti mengurangi cairan, melakukan
escharotomies truncal, penurunan volume tidal, dan kelumpuhan kimia harus dimulai
sebelum beralih ke laparotomi decompressive.
• Deep vein thrombosis (DVT) telah umum diyakini fenomena langka pada pasien luka
bakar, dan ada kurangnya studi terkontrol mengenai profilaksis heparin di population.112 ini
Namun, data terakhir menunjukkan bahwa 6-25% dari pasien luka bakar dapat memiliki

44
DVT, dan pulmonary embolus yang fatal telah dilaporkan dalam membakar patients.113, 114
Sebuah studi retrospektif besar pada pasien dengan profilaksis rutin ditemukan DVT hanya
0,25% pasien, dan dilaporkan tidak ada perdarahan complications.115 demikian, tampak
bahwa profilaksis heparin aman di membakar pasien dan dapat membantu mencegah
komplikasi trombotik.
• Sayangnya, penggunaan kedua profilaksis dan terapeutik heparin dapat dikaitkan dengan
heparin-induced trombositopenia (HIT). Salah satu studi HIT pada pasien luka bakar
menunjukkan kejadian 1,6% pada pasien luka bakar heparinized. Komplikasi trombotik
termasuk DVT, emboli paru, dan bahkan trombosis arteri yang memerlukan amputasi
anggota tubuh. Antikoagulasi Nonheparin untuk HIT komplikasi perdarahan umumnya
disebabkan membutuhkan transfusion.116 Meskipun jarang, indeks kecurigaan yang tinggi
untuk HIT harus dipertahankan pada pasien luka bakar thrombocytopenic, terutama jika
jumlah trombosit penurunan hari sakit 7 sampai 10.
• Membakar pasien sering membutuhkan akses vena sentral untuk resusitasi cairan dan
pemantauan hemodinamik. Karena hubungan anatomi luka bakar mereka ke situs akses yang
umum digunakan, pasien luka bakar mungkin berada pada risiko tinggi untuk infeksi aliran
darah kateter terkait. Karena pasien luka bakar bisa secara umum menunjukkan leukositosis
dengan infeksi aliran darah didokumentasikan, praktik telah rewire baris atas kawat pemandu
dan kemudian budaya kateter. Namun, hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi kateter
terkait pada pasien luka bakar dan situs baru harus digunakan jika mungkin.

 Pengobatan agresif pasien dengan luka bakar yang parah telah meningkatkan hasil ke
titik bahwa kelangsungan hidup pada luka besar umum. Terobosan masa depan di
lapangan cenderung berada di daerah lebih cepat dan lebih baik kembali fungsi dan
ditingkatkan kosmetik outcomes.5

Prognosis
The Baux skor (angka kematian = umur + persen TBSA) digunakan selama bertahun-
tahun untuk memprediksi mortalitas pada luka bakar, dan analisis berbagai faktor risiko
untuk membakar kematian usia divalidasi dan persen TBSA sebagai prediktor terkuat
mortality. Kemajuan dalam perawatan luka bakar telah menurunkan mortalitas secara
keseluruhan ke titik bahwa skor Baux mungkin tidak lagi akurat. Namun, usia dan membakar
ukuran, serta cedera inhalasi, terus menjadi penanda yang paling kuat untuk membakar
mortality. Umur, bahkan sebagai variabel tunggal, sangat memprediksi kematian pada luka
45
bakar, dan kematian inhospital pada pasien luka bakar lansia adalah fungsi usia terlepas dari
comorbidities. lainnya pada pasien nonelderly, komorbiditas seperti preinjury HIV, kanker
metastatik, dan ginjal atau penyakit hati dapat mempengaruhi mortalitas dan panjang stay.
Sebuah studi baru-baru ini database besar 68.661 pasien luka bakar ditemukan bahwa
variabel dengan nilai prediksi tertinggi untuk mortalitas adalah usia, persen TBSA, cedera
inhalasi, trauma hidup berdampingan, dan pneumonia.2

Bab III
Kesimpulan

Luka bakar adalah kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh api, atau oleh
penyebab lain seperti oleh air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka bakar dapat
terjadi pada orang tua ataupun muda, kaya atau miskin, negara maju maupun negara
berkembang, namun negara miskin dan kurang mampu memiliki risiko lebih tinggi dan pada
umumnya menerima penatalaksanaan yang kurang baik. Aturan Wallace untuk
memperkirakan persentase luas permukaan kulit yang terbakar. Perkiraan alternatif yang
berguna dapat menggunakan bidang telapak tangan ditambah jari-jari pasien sendiri adalah
sekitar 1% dari area kulit total. Tatalaksana Luka bakar Fase sub akut meliputi tatalaksana
Evaporate heat lossm hipermetabolisme, infeksi, dan SIRS. Debridement awal (saat minggu
ke-2 sampai ke-3) sebelum debridement lanjutan dilakukan pada luka bakar yang tidak dapat
sembuh sendiri. Eskaraktomi memperbaiki hasil baik fungsi maupun kosmetik luka bakar.

46
Bab IV

Daftar pustaka

1. Sudjatmiko G. Anatomi Kulit, Skin Graft, dan Luka bakar. In: Petunjuk Praktis Ilmu
Bedah Plastik Rekonstruksi. Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan. 2007.p2-
3, 27-29, 79-87.
2. Brunicardi FC. Burns. In: Schwartz's Principles of Surgery. Ed 9th. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc. 2010. Chapter 8.
3. Thorne CH. Thermal, Chemical, and Electrical Injuries. In: Grabb & Smith’s Plastic
Surgery. Ed 6th. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2007. p132-
149.
4. Gallagher JJ, Wolf SE, Herndon DN. Burns. In: Townsend: Sabiston Textbook of
Surgery, 18th Ed. Philadelpia: Saunders-Elsivier. Chapter22.
5. Lee JO, Herndo DN. Burns and Radiation Injuries. In: Trauma. 6th ed. New York:
McGraw-Hill. 2008. Chapter 50.
6. Burkitt HG, Quick CRG, Reed JB. Burns. In: Essential surgery: Problems, Diagnosis,
and Management. Ed 4th. New York: Churcill Livingstone. Chapter17.

47
7. McLatchie G; Borley N, Chikwe J. Burns-Plastic Surgery. Oxford Handbook of
Clinical Surgery. Ed 3rd. Oxford: Oxford University Press. Chapter 15.
8. Gottschlich MM, Jenkins ME, Mayes T, et al. The 2002 Clinical Research Award: An
Evaluation Of The Safety Of Early Vs. Delayed Enteral Support And Effects
On Clinical, Nutritional, And Endocrine Outcomes After Severe Burns. J
Burn Care Rehabil 23:401, 2002.
9. Nerin JPB, Herndon DN. Principles and Practice of Burn Surgery. New York: Marcel
Dekker. 2005.
10. Connolly S. Clinical Practice Guidelines: Burn Patient Management: ACI Statewide
Burn Injury Service. New York: Agency for Clinical Innovation. August 2011.

48

Anda mungkin juga menyukai