PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Unsur-unsur hara dalam tubuh
2. Untuk mengetahui Penyerapan unsur hara
3. Untuk mengetahui Peran zat hara dan tanda kahat/ kekurangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
persenyawaan. Asimilasi sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti pada reduksi
SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur tidak saja diperoleh dari larutan tanah
dalam bentuk SO42- tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari atmosfir. Reaksi
C,H,O,N,dan S menjadi molekul merupakan proses metabolisme fisiologis
yang sangat penting bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam.
Dalam bagian ini hanya disebutkan beberapa unsur pokok dari material
organik tumbuhan yang diasimilasi dalam reduksi fisiologis yang kompleks.
2. Kelompok kedua
Kelompok kedua adalah gugusan P, B, dan Si serta gugusan lainnya,
menunjukkan kesamaan tingkah laku biokimia, semuanya mengabsorbsi anion
organik atau zat asam. Dalam sel tumbuhan unsur-unsur ini dalam bentuk
bebas atau diabsorbsi tidak dalam bentuk difusi anion organik.
3. Kelompok ketiga
Selanjutnya kelompok ke tiga adalah K, Na, Mg, Mn, Cl. Kelompok ini
diambil dari larutan tanah dalam bentuk ion. Dalam sel tanaman ion-ion ini
dalam bentuk ion bebas atau dapat diadsorbsi dan menjadi ion tidak bebas
yaitu dalam bentuk anion organik, sebagai contoh penyerapan Ca2+ oleh
group karboksil dari pektin. Magnesium juga terikat dengan kuat dalam
molekul klorofil. Di sini Mg2+ adalah dalam bentuk chelat yang diikat oleh
ikatan kovalen maupun ikatan koordinat ( akan diuraikan lebih lanjut pada hal
selanjutnya).
Dalam hubungannya dengan Mg2+, elemen ini sangat erat dan mirip
dengan kriteria pada group keempat: Zn, Fe, Cu,Mo. Elemen ini secara
umum berada dalam bentuk chelat dalam tanaman. Pembagian antara group
ketiga dan keempat tidak secara jelas dapat dibagi-bagi untuk Mg2+, elemen
Mn dan Ca2+ didalam tanaman juga berada dalam bentuk chelat.
2.1.1 Unsur hara makro
Unsur hara makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar. Unsur hara yang tergolong unsur hara makro adalah :
Nitrogen (N)
Phosfor (P)
4
Kalium (K)
Sulfur/belerang (S)
Calsium (Ca)
Magnesium (Mg)
2.1.2 . Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak dan bervariasi tergantung jenis tanaman.Yang
tergolong unsur hara mikro antara lain adalah :
Klor (Cl)
Zat besi (Fe)
Mangan (Mn)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Boron (B)
Molibdenum (Mo)
2.2 Penyerapan Unsur Hara
2.2.1 Penyerapan Unsur hara lewat Akar
Penyerapan Unsur hara lewat Akar Unsur hara mineral yang dapat diserap
oleh akar hanyalah unsur hara yang tersedia, yaitu yang terdapat dalam bentuk
larutan (ion) atau dalam keadaan dapat ditukar (exchangeable) karena terjerap
partikel tanah.
Unsur hara yang tersedia ini berasal dari proses pelarutan atau pelapukan
batuan induk atau proses penguraian sisa bahan organik oleh jasad renik pengurai.
Pada dasarnya penyerapan ini serupa dengan penyerapan air, hanya harus
diperhatikan bahwa karena ion ini bermuatan maka timbul beberapa masalah.
Masalah tersebut antara lain adanya antagonisme dan sinergisme antara ion.
5
Mekanisme Penyerapan Unsur Hara :
a. Penyerapan pasif : Penyerapan tanpa menggunakan energi hasil
metabolisme.
1) Diffusi bebas : ion masuk ke dalam ruang bebas dinding sel dan ruang
antar sel. Mekanisme ini tidak banyak menyerap karena setelah terjadi
keseimbangan akan terhenti.
2) Pertukaran ion : ion yang terjerap di permukaan dinding sel atau
membran sel dapat dipertukarkan dengan ion dari larutan atau yang
terjerap partikel tanah. Yang dipertukarkan adalah H+ dan HCO3-
dari sel dengan kation atau anion yang setara.
3) Arus massa / aliran massa : ion terserap ke dalam sel akar mengikuti
arus air yang terserap oleh daya hisap daun (arus transpirasi)
4) Keseimbangan Donnan : mekanisme ini menganggap bahwa di dalam
sel terdapat ion tetap (fixed ions), dapat berupa kation atau anion yang
tidak dapat meninggalkan sel. Kalau membran plasma permeabel
untuk ion maka baik kation maupun anion akan masuk sampai terjadi
keseimbangan. Bila ion tetap itu berupa kation maka sel akan
dimasuki anion yang lebih besar. Sebaliknya bila ion tetap itu
bermuatan negatif (anion) maka sel akan dimasuki kation yang lebih
besar.
b. Penyerapan aktif : Penyerapan menggunakan energi metabolisme,
misalnya ATP.
1) Teori Carrier : teori ini menyatakan bahwa ion dapat menembus
membran plasma yang differensial permeabel karena dibantu oleh
carrier, yaitu senyawa hipotetik yang mengikat ion di permukaan luar
dan melepasnya lagi di bagian dalam membran sel. Untuk dapat
membentuk carrier-ion kompleks diperlukan ATP. Teori ini dapat
menerangkan adanya antagonisme antar ion, karena ion-ion itu
dianggap mempunyai titik ikat yang sama pada carrier.
2) Pompa ion (respirasi anion) : Teori ini menganggap bahwa masuknya
anion terjadi karena melewati pompa sitokrom dengan elektron yang
6
berasal dari proses dehidrogenase sebagai penukar. Di permukaan
luar, elektron itu bergabung kembali dengan H+ dan O2 dari luar
membentuk air, sedangkan kation secara pasif, hanya untuk
mengimbangi ion yang masuk.
Penyerapan dan Pemindahan Zata Terlarut
Zat – zat terlarut dapat bergerak dengan difusi melalui saluran yang
terdapat pada perintang fisik atau masuk bersama aliran pelarut. Zat – zat terlarut
bergerak melintasi membran melalui proses lain yaitu pinositosis.
1. Penyerapan pasif
Penyerapan pasif merupakan proses penyerapan non metabolik. Angkutan
pasif dapat terjadi melalui aliran masa, sebagian dari mineral-mineral yang
diserap oleh tumbuhan berasal dari hasil penyerapan secara pasif.
2. Penyerapan dan Angkutan Aktif
Pengangkutan ion dengan bantuan energi metabolik disebut angkutan pasif.
Sumber energi untuk keperluan angkutan berasal dari ATP, yang dapat
dihasilkan pada proses fotosintesis maupun respirasi. Beberapa kemungkinan
angkutan aktif yang terjadi didalam tumbuhan adalah:
Pompa sitokrom, yang berperan sebagai pembawa anion.
Mekanisme lain, tidak semua membran mengandung enzim angkutan
elektro yang sebagian besar terdapat pada mitokondria dan kloroplas,
sedangkan pada membran lainnya, seperti tonoplas dan plasmalema tidak
dijumpai.
2.2.2 Penyerapan Lewat Daun
Berbagai senyawa kimia disemprotkan ke permukaan daun dalam bentuk
larutan atau suspensi, misalnya fungisida, insektisida atau pupuk daun.
Pemupukan lewat daun dilakukan bila pemupukan lewat tanah tidak efektif.
Pemupukan daun dapat lebih ekonomis terutama untuk unsur hara mikro.
Efektifitas penyerapan zat hara lewat daun tergantung pada kemampuan zat hara
tersebut menembus kutikula dan dinding sel epidermis dan seterusnya masuk
mesofil daun. Mekanismenya terutama dengan diffusi lewat retakan, celah atau
sambungan pada kutikula. Setelah melewati kutikula, ion masuk sel epidermis,
7
lewat ektodesmata. Setelah mencapai plasma epidermis, transport selanjutnya
seperti penyerapan pada akar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat hara
1. Temperatur.Sampai batas tertentu, kenaikan temperatur akan mempercepat
penyerapan, karena kenaikan temperatur menaikkan kecepatan diffusi ion
ke akar dan juga mempercepat respirasi akar. Temperatur tinggi
menghambat penyerapan karena pada temperatur tinggi respirasi
terhambat dan membran plasma menjadi lebih permeabel sehingga mudah
terjadi kebocoran zat hara keluar.
2. Cahaya. Tumbuhan yang hidup pada intensitas cahaya yang tinggi
menyerap ion lebih banyak daripada dalam cahaya kurang. Karena
fotosintesis yang lebih besar memberi gula lebih banyak pada akar untuk
direspirasi. Cahaya juga mempengaruhi temperatur dan selanjutnya
berpengaruh terhadap arus transpirasi.
3. Aerasi Aerasi yang tidak baik menghambat penyerapan karena O2
diperlukan untuk respirasi dan kenaikan kadar CO2 dapat meracuni akar.
4. pH Pengaruh pH terhadap penyerapan, misalnya pada pH rendah ion H+
akan bersaing dengan kation, misalnya K+ , sehingga penyerapan kation
terhambat dan penyerapan anion terpacu. pH juga berpengaruh terhadap
penyerapan P. Pada pH tinggi, P berada dalam bentuk PO42- yang tidak
dapat diserap. Fosfat yang dapat diserap adalah dalam bentuk H2PO4-
yang terbentuk pada pH rendah.
5. Interaksi antar ion Penyerapan suatu ion dipengaruhi oleh ion lain
(antagonis atau sinergis). Pada umumnya ion bervalensi satu lebih mudah
diserap daripada ion bervalensi dua. Persaingan mendapat titik ikat pada
carrier diduga menjadi penyebab antagonisme. Sinergisme misalnya
tumbuhan yang benyak mengandung N akan menyerap fosfat dan sulfat
lebih cepat.
6. Pertumbuhan Pertumbuhan jaringan atau organ akan menambah luas
permukaan, menambah jumlah sel dan menambah jumlah carrier.
Pertumbuhan juga berarti menambah bahan organik, ini akan menurunkan
8
kadar zat hara tertentu (efek pengenceran) yang dapat menyebabkan
pemacuan penyerapan.
2.3 Peranan zat hara dan tanda kahat / kekurangan hara
Berikut ini akan dijabarkan satu persatu mengenai unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro.
1. NITROGEN (N)
Merupakan unsur hara makro, dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman.
Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan,
khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun.
Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting
untuk melakukan proses fotosintesis.
Berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan
organik lainnya.
9
Gambar 1. Tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen
2. PHOSFOR (P)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan
tanaman muda.
Merupakan bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
Membantu proses asimilasi dan pernapasan tanaman.
Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.
10
.
Gambar 2. Tanaman yang kekurangan unsur P
3. KALIUM (K)
Berfungsi membantu pembentukan protein dan karbohidrat
Memperkuat tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah
rontok/gugur.
Salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit
.
Gejala kekurangan unsur Kalium adalah :
1. Daun tua akan mengkerut dan keriting
2. Pada daun akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan
mengering dan mati.
3. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan
tidak tahan simpan.
11
4. CALSIUM (Ca)
Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan
batang tanaman dan merangsang pembentukan biji.
Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa
atau keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah.
5. MAGNESIUM (Mg)
Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil), karbohidrat, lemak
dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman.
Berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.
6. SULFUR/BELERANG (S)
Berperan dalam pembentukan bintil akar
Membantu pertumbuhan anakan tanaman
12
Gejala tanaman yang kekurangan unsur belerang antara lain adalah :
1. Warna daun muda berubah menjadi hijau muda, tidak merata, sedikit
mengkilap agak keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan.
2. Pertumbuhan tanaman lambat,kerdil, kurus dan berbatang pendek.
7. KLOR (Cl)
Berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman
seperti tembakau, kapas, kentang dan sayuran.
Tanaman yang kekurangan Klor akan menunjukkan gejala berikut ini :
1. Daun agak keriput
2. Pemasakan buah berlangsung lambat
3. Tanaman menjadi kurang produktif
8. BESI (Fe)
Berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat hijau
daun (klorofil).
9. MANGAN (Mn)
Berfungsi sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan
merupakan komponen penting dalam pembentukan dan melancarkan kerja
enzim.
13
10. TEMBAGA (Cu)
Berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan merupakan
bahan pembentuk beberapa jenis enzim.
14
13. MOLIBDENUM (Mo)
Membantu mengikat nitrogen dari udara bebas.
Mengaktifkan enzim Nitrogenase.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tumbuhan
memerlukan nutrisi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Tanaman
memerlukan sumber nutrisi agar bisa tumbuh subur dan menghasilkan produk
yang berkualitas untuk digunakan makhluk hidup lainnya. Nutrisi tanaman
terbagi dalam dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Ketika
tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak
sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan
masalah.
16