PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang potensial lebih rendah. Kecepatan transport ini dinyatakan dengan flux,
yaitu besarnya massa yang melewati satu luas permukaan tertentu pada satuan
waktu tertentu.
b. Jalur yang dilalui larutan masuk sel
Suatu zat yang masuk ke dalam sel melalui jalur, dapat digambarkan
seperti pada skema nomor 1 sebagai berikut.
Sampai di dinding sel, molekul atau ion yang larut bergerak relatif cepat
dengan proses difusi. Dinding sel, selain terdiri dari selulosa juga mengandung
pectin yang mempunyai gugus asam (-COOH) yang lemah, sehingga mudah
melepaskan H+. Bila ada ion positif yang lewat, muatan negatif –COO – akan
menangkapnya dengan gaya elektrostatik.
4
Peristiwa yang hampir sama terjadi pada stomata. Arus gas terjadi karena
difusi melewati celah stoma. Setelah mencapai ruang dalam, gas harus larut
dalam air untuk dapat melewati dinding sel dan membran plasma sel mesofil
daun.
c. Osmosis dan Permeabilitas
Bila sel diletakkan pada larutan tertentu, gula misalnya, terjadi arus air dari
dalam sel keluar. Karena air terutama terdapat di dalam vakuola, maka isi
vakuola berkurang, turgol sel turun, isi protoplas mengecil. Ruang antara
dinding sel dengan membran plasma terisi larutan dari luar. Keadaan ini
dinamakan sel mengalami plasmolisis. Ini menunjukkan bahwa membran
plasma dapat dilalui oleh air (keluar) tetapi tidak dapat dilalui gula (masuk)
dan dinding sel dapat dilalui molekul gula. Membran plasma bersifat
permeabel selektif.
Jadi agar suatu zat (molekul atau ion) masuk sel, perlu adanya
permeabilitas membran dan gaya dorong.
Permeabilitas membran tergantung pada larutan yang melewati dan
senyawa penyusun membran, tingkat hidrasinya, tebalnya, penggumpalannya,
dst. Faktor-faktor ini dapat dipengaruhi oleh faktor luar misalnya radiasi,
tempratur, defisit air, adanya senyawa beracun, serta faktor dalam antara lain
proses penuaan.
d. Difusi Gas
Pertukaran gas antara udara dengan daun merupakan proses fisiologi
penting. Gas yang paling banyak berdifusi adalah O2 dan CO2 (pada
fotosintesis dan respirasi) serta uap air pada transpirasi. Pertukaran gas
terutama berlangsung lewat stomata. Stomata dapat dijumpai dipermukaan
tubuh tumbuhan, tidak hanya di daun. Untuk masing-masing jenis tumbuhan,
morfologi stomatanya berbeda, ukurannya, distribusinya serta sel tetangganya.
Stomata tidak selalu terbuka sehingga hubungan dengan dunia luar tidak
selalu terjadi. Umumnya stomata membuka pada siang hari dan menutup pada
malam hari, kecuali tumbuhan xerofit (fotosistesisnya CAM).
5
Zat lain juga dapat keluar dari tubuh misalnya minyak atsiri, etilen
(hormon) atau dapat masuk ke dalam tubuh, misalnya gas buang mesin dan zat
pencemar berupa gas lainnya.
Sel-sel epidermis yang berhubungan dengan atmosfer luar biasanya
dindingnya diendapi kutin (hidroski asam lemak) yang sifatnya seperti lilin,
bahkan pada daun dinding epidermis sebelah luar dilapisi kutikula yang relatif
tidak dapat ditembus oleh uap air, O2 dan CO2. Hal ini menyebabkan proses
difusi hampir seluruhnya berlangsung pada stomata.
e = eo – e
= (tekanan uap di permukaan yang mengadakan evaporasi – tekanan
uap air di udara)
= defisit tekanan uap
Jadi semakin besar selisih itu, semakin cepat evaporasi. Sedang pertukaran gas
antara tumbuhan dengan atmosfer mengikuti persamaan berikut:
f = e/R
6
= Perbedaan potensial gas antara permukaan pertumbuhan dan atmosfer
e. Radiasi Energi
7
Pada proses fototropi misalnya, karotenoid dan riboflavin berperan. Terlepas
dari molekul mana yang berperan, jelas bahwa pigmen yang menyerap radiasi
itu akan menyebabkan terjadinya gradien konsentrasi sehingga IAA terbagi
tidak merata. Distribusi IAA yang tidak merata menyebabkan pertumbuhan
tidak merata.
Air diperlukan dalam jumlah besar oleh tumbuhan hidup. Air merupakan
bagian terbesar tubuh tumbuhan yang aktif mengadakan metabolisme. Fungsi
air bagi tumbuhan antara lain:
8
Keberadaan Air dalam Sel
Air di dalam sel berada dalam bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu
mungkin karena terikat pada ion atau melokul polar, terikat dengan ikatan H
pada molekul lain, terikat pada koloid (plasma protein atau dinding sel), atau
terikat secara kapiler.
Kalau tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang terutama hilang lebih
dahulu. Air bebas di dalam sel terutama terdapat di dalam vakuola sebagai
cairan encer. Sebagai larutan air di dalam mempunyai potensial air lebih kecil
dari nol. Besarnya potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperatur,
adanya bahan pelarut lain, adanya imbiban (zat yang mampu mengadakan
imbibisi) dan adanya tekanan atau tegangan (tekanan hidrostatik).
Air Tanah
Tumbuhan darat mendapatkan air dari tanah, sebagai hasil penyerapan
oleh akar. Di dalam tanah air berada dalam berbagai bentuk, yaitu:
1. air gravitasi: air yang mengisi pori tanah yang besar.
2. air kapiler: air yang mengisi pori tanah yang kecil, dan tidak terikat oleh
koloid tanah.
3. air higroskopik: air yang terikat partikel tanah yang berupa komplex koloid.
4. air terikat dalam molekul: merupakan air yang terdapat di dalam
molekul garam tanah.
Hanya bentuk 1 dan 2 yang dapat diserap oleh akar.
Penyediaan air oleh tanah tergantung pada jumlah air yang masuk (curah hujan
dan irigasi) dan kapasitas menahan air (kemampuan tanah mempertahankan air
masuk). Kapasitas ini ditentukan oleh struktur tanah (kedalaman top soil),
akibat perbedaan kecepatan gerak air di dalam tanah.
Kemampuan tanah menahan air secara maksimal disebut kapasitas lapang,
sedang kandungan air tanah minimal yang masih dapat diserap akar disebut
titik layu sementara.
Air tanah adalah suatu larutan, karena di dalamnya terlarut berbagai macam
garam (ion atau molekul) dan gas. Tergantung kepada berapa banyak bahan
9
terlarut di dalamnya, akan ditentukan konsentrasinya. Semakin tinggi
konsentrasinya, semakin rendah potensial airnya. Adanya perbedaan tersebut
terjadilah proses difusi.
10
metabolisme terutama respirasi. Bahwa untuk penyerapan air ini diperlukan
tenaga hasil respirasi dapat ditunjukkan dari peristiwa berikut:
1. Tumbuhan yang tergenang sehingga lingkungan perakaran berada dalam
keadaan anaerob, akan layu.
2. Pemberian KCN sebagai penghambat respirasi akan mengurangi
penyerapan.
3. Penyerapan hanya berlangsung pada sel-sel yang hidup.
11
4. metabolisme: karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka
kecepatan metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya
penyerapan.
Metabolisme yang baik juga memungkinkan pertumbuhan akar lebih baik,
sehingga banyak cabang akar/bulu akar yang terbentuk.
12
Jaringan yang dilalui air
Air yang diserap bulu akar dan sel epidermis yang berdekatan dengan bulu
akar itu diteruskan ke sel-sel korteks akar, endodermis, perisikel sampai ke
xilem akar. Jalur ini dinamakan transport extra vaskular karena tidak melalui
jaringan pengangkut. Air dapat melewati plasma sel satu dan diteruskan ke
plasma sel berikutnya dinamakan arus simplas atau melalui dinding sel dan
ruang antar sel, dinamakan arus apoplas. Arus apoplas ini hanya sampai
endodermis karena dinding sel endodermis mempunyai penebalan lignin yang
tidak tembus air (pita Caspary atau penebalan lebih lanjut), dan harus melewati
plasma. Karena xilem akar bersambungan dengan xilem batang maka air
diteruskan ke atas lewat jaringan pengangkut ini (disebut transport
intrafaskular). Dalam perjalanan ke atas air mungkin juga meninggalkan xilem
untuk bergerak menurut arah radial batang, lewat parenkim xilem atau jari-jari
empulur menuju korteks batang.
Di daun xilem dari tangkai daun akan terbagi menjadi berkas pengangkut
sederhana. Berkas pengangkut ini diselubungi oleh berkas pengangkut oleh
selubung berkas pengangkut berupa parenkim dengan sel besar berisi kloroplas
(pada tumbuhan C4) atau berupa sklerenkim dengan dinding sel yang tebal
(pada tumbuhan C3). Dari trakeid tulang daun air memasuki sel mesofil untuk
digunakan pada metabelisme atau menguap memasuki ruang antar sel dan
berdifusi keluar melalui stomata.
13
Mekanisme hantaran air
Air yang diserap akar dialirkan ke atas dengan mekanisme :
1. tekanan akar: yaitu tekanan yang terjadi di xilem sebagai proses aktif.
Tekanan akar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
respirasi.
2. aktivitas sel xilem: xilem sebagai bagian berkas pengangkut selain terdiri
dari trakea dan trakeid yang merupakan sel mati, juga mengandung
parenkim xilem, yang terdiri dari sel hidup. Parenkim ini mampu
mengadakan metabolisme yang menghasilkan energi untuk menggerakkan
air ke atas.
3. daya isap daun: sebagai akibat adanya transpirasi, maka potensial osmotik
sel-sel mesofil daun naik dan ini akan menyebabkan terbentuknya daya
isap terhadap air di saluran xilem. Kalau daya isap itu besar, pipa sel- sel
xilem akan mengecil dan kalau penyediaan air dari akar cukup akan
mengembang lagi. Hal itu dapat dilihat pada dendrograf yang dipasang
melingkari batang
2.3 Pengeluaran Air / Transpirasi
Air yang diserap tumbuhan sebagian kecil digunakan untuk proses
metabolisme dan dipertahankan di dalam sel untuk membentuk turgor sel,
namun sebagian besar akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
Hilangnya air ke atmosfer dapat terjadi melalui proses : transpirasi, gutasi,
sekresi dan pendarahan.
Transpirasi: hilangnya air dalam bentuk uap melalui stomata, kuitkula atau
lentikula.
Gutasi : hilangnya air dalam bentuk larutan (cairan) yaitu air beserta ion dan
molekul (anorganik dan organik) yang terlarut didalamnya melalui hitoda.
Gutasi :
Gutasi terjadi dalam keadaan khusus, yaitu penyerapan besar, tekanan akar
besar serta transpirasi kecil atau tidak ada. Dalam keadaan ini tekanan
hidrostatik di dalam xilem sedemikian tinggi sehingga dapat mendorong air ke
14
luar sel. Biasanya hidatoda terdapat di ujung tulang daun (tepi daun). Cairan
gutasi mengandung berbagai ion dan molekul, terutama K, Ca, Mg,
monosakarida, suksinat dan asparatat. Ion dan molekul lain hanya dalam
jumlah kecil. Bila hasil tetes gutasi ini menguap maka akan meninggalkan
hasil larutan pekat yang dapat merusak daun. Kandungan bahan organik yang
tinggi juga dapat menjadi substrat yang baik bagi mikroba patogen.
Transpirasi :
Dibanding transpirasi lewat stomata, tranpirasi lewat kutikula dan lentikula
dapat diabaikan.
Berbeda dengan evaporasi, uap air pada transpirasi tidak meninggalkan
permukaan yang bebas, tetapi harus melalui epidermis atau stomata. Pada
dasarnya transpirasi ditentukan oleh faktor yang mempengaruhi evaporasi dan
faktor yang mempengaruhi pembukaan stomata. Misalnya kenaikan tempratur
daun dapat mengacu evaporasi, tetapi dapat pula menyebabkan stomata
menutup. Demikian pula faktor yang lain, sehingga meskipun transpirasi
kelihatan sebagai proses sederhana tetapi merupakan hasil akhir dari beberapa
faktor yang berinteraksi.
Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya.
Bermacam cara digunakan untuk mengukur kecepatan transpirasi, misalnya
metode penimbangan, menggunakan porometer dan pengukuran secara relatif
menggunakan cobalt chloride.
15
Dari peran yang ada terlihat bahwa yang terpenting adalah untuk melepas
energi yang diterima dari radiasi matahari. Energi radiasi matahari yang
digunakan untuk proses fotosintesis hanya 2 % atau kurang, sehingga
selebihnya dilepaskan harus dilepaskan ke lingkungan, baik dengan pancaran,
hantaran, secara fisik dan sebagian besar untuk menguapkan air.
Mekanisme transpirasi
Transpirasi ditentukan oleh seberapa besar sel antara 2 penutup, sehingga proses-
proses yang menyebabkan membuja menutupnya stomata menentukan besarnya
transpirasi.
Gerak sel penutup terjadi akibat perubahan turgornya, yang berubah karena
perubahan potensial airnya. Penyebab perubahan potensial air diduga karena :
1. bertambahnya gula dalam sel penutup sebagai hasil fotosintesis ; meskipun
sel penutup mempunyai kloroplas, tetapi produksi gulanya tidak cukup
besar untuk menghasilkan efek tersebut.
2. perubahan amilum menjadi gula : teori ini menganggap bahwa dalam gelap
Bila terkena cahaya CO2 ini akan berkurang karena fotosintesis sehingga
pH-nya naik sehingga enzim amilase menjadi aktif dan kadar glukosa naik.
3. perubahan permeabilitas : perubahan pH juga dapat menyebabkan
permeabilitas membran sel berubah, sehingga memungkinkan bahan
terlarut keluar atau masuk sel penutup. Karena permeabilitas membran
plasma sel penutup terhadap air tidak terpengaruh oleh pH, maka bahan
terlarut yang menentukan membuka atau menutupnya stomata. Yang
berperan disini terutama ion K.
16
4. Hasil metabolisme langsung : masuknya ion kedalam sel penutup
menggunakan energi metabolisme menyebabkan potensial air menjadi
lebih negatif, dan sel penutup menyerap air menyebabkan stoma
membuka.
17
Toleransi kekeringan
Yaitu kemampuan tumbuhan untuk bertahan terhadap pengaruh defisit air di
dalam tubuhnya. Untuk melindungi diri dari kekeringan tumbuhan dapat
melakukan modifikasi terhadap struktur dan mekanisme fisiologinya, misalnya
perakaran extensif, kutikula tebal, daun kecil atau gugur pada saat kekeringan,
mempunyai jaringan penyimpan air atau protoplasmanya mampu menahan air.
Kekurangan atau kelebihan air pada tiap fase tumbuh akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak normal dan akan menurunkan hasil. Kekurangan air
yang terjadi pada fase vegetatif tidak berakibat langsung terhadap hasil, tetapi
hanya mengurangi pertumbuhan sumber asimilasi seperti daun dan batang,
sedangkan kekurangan air pada saat pembentukan biji dapat menimbulkan
pengaruh langsung terhadap hasil (Rifin, 1990 ; Baneti dan Wesgate, 1992).
18
Cekaman Kekeringan pada Tanaman
Pada dasarnya tanaman mempunyai dua sifat ketahanan terhadap cekaman
kekeringan, yaitu toleransi (drought tolerance) dan penghindaran (drought
avoidance).
Menurut Haryadi dan Yahya (1988), toleransi terhadap cekaman
kekeringan diartikan sebagai kemampuan sel-sel tanaman untuk hidup dan
berfungsi secara fisiologis walaupun ada kerusakan jaringan atau berkurangnya
potensial air. Penghindaran terhadap cekaman kekeringan menunjukkan
kemampuan sel-sel tanaman untuk menjaga tegangan air, baik dengan cara
menyerap air dan mengirimkannya ke batang dan daun maupun mengurangi
kehilangan air dengan penutupan stomata ataupun pembentukan lapisan kutikula
pada daun.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peristiwa difusi, osmosis dan imbibisi merupakan mekanisme yang sangat
penting bagi sel tumbuhan karena menghubungkan sel itu dengan
lingkungannya. Air sebagai pelarut, memiliki hubungan yang erat dengan
tumbuhan dan untuk mengimbangi pasokan air yang diserap maka
tumbuhan melakukan proses transpirasi.
20