Anda di halaman 1dari 3

Partai Politik dan Sistem Kepartaian

Partai Politik dan Sistem Kepartaian

Partai politik merupakan elemen penting dalam sistem politik modern. Partai politik merupakan suatu
kelompok khusus yang berupaya untuk mempengaruhi proses politik dan berupaya untuk meraih
kekuasaan. Keanggotaannya bersifat terbuka dan berhubungan dengan segala hal yang berkaitan
dengan kehidupan politik suatu negara.

Fungsi partai politik menurut Neumann dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan atau level, yaitu:

1.pada level masyarakat, partai politik merupakan mekanisme umum untuk mengatasi konflik;

2.pada level sistem politik, partai politik merupakan lembaga yang di dalamnya terdapat kebijakan yang
diformulasikan atau jika tidak merumuskan kebijakan, digunakan sebagai penekan oleh kelompok lain;

3.pada level kehidupan sehari-hari, partai politik memainkan peranan sebagai bagian penting di dalam
rekrutmen kelas-kelas politik.

Sementara, kategorisasi lain menyebutkan bahwa fungsi partai politik adalah sebagai:

1.sarana komunikasi politik;

2.sarana artikulasi politik;

3.sarana sosialisasi politik;

4.sarana rekrutmen politik;

5.sarana pembuatan kebijakan;

6.sarana pengatur konflik.

Kunci terpenting dari suatu partai politik untuk dapat meraih sukses adalah dengan mendapatkan
dukungan dalam jumlah yang cukup secara cepat. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui
transfer legitimasi, yakni bahwa partai politik tersebut berawal atau berbasis dari kelompok-kelompok
dalam masyarakat, baik komunal ataupun assosiasional.

Proses legitimasi partai politik ini dapat di bagi ke dalam cara:

1.Proses legitimasi alamiah (natural), jika partai politik tersebut mendapat dukungan dari salah satu atau
lebih kelompok-kelompok masyarakat yang luas, yang berbasis pada suku, etnis, keagamaan dan kelas.
Tipe-tipe partai politik tersebut adalah:

a. partai politik suku (tribal or clientele parties);


b. partai politik etnis (ethnic parties);

c. partai politik keagamaan (religious parties);

d. partai kelas (class-based parties).

2.Proses legitimasi yang dipaksakan (imposed), yakni jika tujuan pembentukan partai bertentangan
dengan kehendak masyarakat atau sebagian besar masyarakat. Sering kali digunakan oleh pemerintah
dalam rangka mempertahankan atau memaksakan suatu tujuan atau kebijakan, di mana anggota
masyarakat sulit menerimanya. Tujuannnya adalah untuk memobilisasi masyarakat bukan untuk
mengaggregasi atau menggabungkan tuntutan.

Berdasarkan tujuannya, partai politik terbagi ke dalam tiga tipe:

1.partai perwakilan kelompok (parties of group representation);

2.partai pembinaan bangsa (nation building parties);

3.partai mobilisasi atau integrasi.

Partai politik dapat juga berbeda berdasarkan struktur organisasi, konsentrasi kekuasaan, hubungan
masing-masing unit dalam organisasi dan kriteria dalam merekrut anggota.

Sistem kepartaian pada umumnya terdiri dari tiga macam dengan sub-sub kategori di dalamnya, yaitu:

1.Sistem Satu Partai (Single Party System):

a.demokratis;

b.totaliter.

2.Sistem Dua Partai (Bi-party System).

a.dua;

b.dua-plus.

Kepemimpinan Politik

Kepemimpinan merupakan suatu konsep khusus dari kekuasaan yang berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk membuat orang lain melakukan suatu tindakan tertentu. Pemimpin dapat
dikategorisasikan berdasarkan tujuannya, luasnya area pemerintahan yang ingin diubah dan ikatannya
dengan masyarakat.

Dalam realitasnya, ada beberapa upaya untuk membatasi kekuasaan para pemimpin negara. Perdana
menteri dalam sistem kabinet dan presiden dalam sistem presidensial terbatas adalah mereka yang
kekuasaannya dapat dibatasi di bawah suatu peraturan yang legal-formal, seperti Undang-Undang
Dasar. Sementara itu, presiden-presiden yang otoriter cenderung mempunyai kekuasaan yang lebih luas
bahkan terkadang sangat kuat.

Para pemimpin mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam kehidupan politik negaranya masing-
masing. Keberhasilan mereka selain bergantung kepada kualitas pribadi, juga dipengaruhi oleh kuatnya
dukungan dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai