A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin (laki-laki beresiko dua kali lipat lebih besar daripada
risiko pada wanita), usia (bisa terjadi pada anak usia 2 bulan, usia 15 hingga 24 tahun,
dan lanjut usia), alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan
darah, no. register, tanggal MRS, dan diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Biasanya terjadi penurunan kesadaran, nyeri kepala, adanya lesi/luka dikepala
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien datang dengan keadaan penurunan kesadaran, konvulsi, adanya
akumulasi sekret pada saluran pernafasan, lemah, paralisis, takipnea.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Biasanya klien memiliki riwayat jatuh.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada salah satu keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya.
c. Pemeriksaan Primer
1. Airway management/penatalaksanaan jalan napas:
a. Kaji obstruksi dengan menggunakan tangan dan mengangkat dagu (pada
pasien tidak sadar).
b. Kaji jalan napas dengan jalan napas orofaringeal atau nasofaringeal (pada
pasien tidak sadar).
c. Kaji adanya obstruksi jalan nafas antara lain suara stridor, gelisah karena
hipoksia, penggunaan oto bantu pernafasan, sianosis.
d. Kaji jalan napas definitive (akses langsung melalui oksigenasi intratrakeal).
e. Kaji jalan napas dengan pembedahan (krikotiroidotomi).
2. Breathing/pernapasan:
a. Kaji pola nafas,frekuensi, irama nafas, kedalaman.
b. Kaji nilai frekuensi napas/masuknya udara (simetris)/pergerakan dinding dada
(simetris)/posisi trakea.
c. Kaji dengan oksimetri nadi dan observasi.
3. Circulation/sirkulasi:
a. Kaji frekuensi nadi dan karakternya/tekanan darah/pulsasi apeks/JVP/bunyi
jantung/bukti hilangnya darah.
b. Kaji darah untuk cross match, DPL, dan ureum + elektrolit.
c. Kaji adanya tanda-tanda syok seperti: hipotensi, takikardi, takipnea,
hipotermi,pucat, akral dingin, kapilari refill>2 detik, penurunan produksi urin.
d. Pemeriksaan Sekunder
1. Penampilan atau keadaan umum
Wajah terlihat menahan sakit, tidak ada gerakan, lemah, lemas.
2. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien mengalami penurunan GCS <15.
3. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu Tubuh : Biasanya meningkat saat terjadi benturan (Normalnya
36,5-37,5°C)
b. Tekanan Darah : Hipotensi dapat terjadi akibat cedera otak dengan
tekanan darah sistolik <90 mmHg (Normalnya 110/70-120/80 mmHg)
c. Nadi : Biasanya cepat dan lemah pada keadaan kesakitan dan
TIK meningkat (Normalnya 60-100 x/menit)
d. RR : Biasanya menurun saat TIK meningkat (Normalnya 16-
22)
4. Pemeriksaan Nervus Cranial
a. Nervus I : Penurunan daya penciuman.
b. Nervus II : Pada trauma frontalis terjadi penurunan
penglihatan karena edema pupil.
c. Nervus III, IV, VI : Penurunan lapang pandang, reflex cahaya menurun,
perubahan ukuran pupil, bola mata tidak dapat mengikuti perintah, anisokor.
d. Nervus V : Gangguan mengunyah karena terjadi anastesi daerah
dahi.
e. Nervus VII, XII : Lemahnya penutupan kelopak mata, hilangnya rasa
pada 2/3 anterior lidah.
f. Nervus VIII : Penurunan pendengaran dan keseimbangan tubuh.
g. Nervus IX, X, XI : Jarang ditemukan.
h. Nervus XII : Jatuhnya lidah kesalah satu sisi, disfagia dan disartia.
Jantung :
2. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan ansietas, posisi tubuh yang
menghambat, hiperventilasi, obesitas, nyeri, keletihan otot pernapasan.
2) Risiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan cedera otak
3) Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera fisik
4) Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
5) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik.
6) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan kesadaran
7) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma/ laserasi kulit kepala
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Ketidakefektifan Pola Setelah diberikan NIC : Manajemen jalan
Napas b.d ansietas, intervensi keperawatan napas
posisi tubuh yang selama 3 x 24 jam maka Aktivitas
menghambat, diharapkan Keperawatan: 1. Mempertahan kan
hiperventilasi, obesitas, Pola napas teratasi 1. Monitor status ventilasi
nyeri, keletihan otot NOC : Status Pernapasan pernapasan 2. Posisi semi fowler
pernapasan. Dipertahankan pada 4 sebagaimana mestinya menggunakan gaya
Ditingkatkan pada 5 2. Posisikan untuk gravitasi untuk
Batasan karakteristik: 1= deviasi berat dari meringankan sesak membantu
Pola napas abnormal, kisaran normal napas pengembangan paru
perubahan ekskursi 2= deviasi yang cukup dan mengurangi
dada, Bradipnea, berat dari kisaran normal tekanan dari abdomen
penurunana tekanan 3= deviasi sedang dari pada diagfragma.
ekspirasi, penurunan kisaran normal 3. Memaksimlakan
tekanan inspirasi, 4= deviasi ringan dari ventilasi dan
penurunan ventilasi kisaran normal 3. Motivasi pasien untuk mencegah terjadinya
semenit, penurunan 5= tidak ada deviasi dari bernapas pelan, dan kelelahan
kapasitas vital, dispnea, kisaran normal dalam 4. Suara nafas menurun
peningkatan diameter atau tidak ada
anterior-posterior, Dengan kriteria hasil: 4. Auskultasi suaran menunjukkan tidak
pernapasan cuping Status Pernapasan napas, catat area masuknya O2 ke paru
hidung, othopnea, fase 1/2/3/4/5 ventilasi menurun, paru
ekspirasi memanjang, atau tidak ada dan
pernapasan bibir, Dengan kriteria mayor: suara tambahan 5. Membantu
takipnea, penggunaan Frekuensi pernapasan pemehuhan oksigenasi
otot bantu pernapasan. Irama pernapasan 5. Berikan terapi oksigen didalam tubuh
Kedalaman inspirasi sesuai indikasi 6. aliran yang terlalu
rendah atau terlalu
Suara auskultasi nafas 6. Monitor aliran oksigen tinggi dapat
Kepatenan jalan nafas menurunkan kondisi
Volume tidal pasien
Pencapaian tingkat 7. Bronkodilator dapat
insertif spirometri 7. Kelola pemberian diberikan untuk
Kapasitis vital bronkodilator membantu ventilasi
dengan efek
Dengan kriteria minor : vasodilatasi saluran
- Penggunaan otot napas
8. Sesak dapat terjadi
bantu pernapasan
pada pasien jika posisi
- Suara napas
8. Monitor status respires postural drainage
tambahan
terlalu lama
- Retraksi dinding dada
dipertahankan
- Pernapasan pursed
9. Memantau kondisi
lips
9. Monitor status pasien
- Dispnea saat istirahat
hemodinamik 10. Mencegah pola napas
- Dispnea saat latihan 10.Monitor pola nafas : pasien memburuk
- Orthopnea bradipena, takipenia, 11. Cairan untuk
- Pengembangan kussmaul, mengoptimalkan
dinding dada tidak hiperventilasi, cheyne keseimbangan
simetris stokes, biot
- Gangguan vokalisasi 11.Atur intake cairan
- Akumulasi sputum
- Gangguan ekspirasi
- atelektasisi
3 Nyeri akut b.d agen Setelah diberikan NIC: Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui
pencedera fisiologis; intervensi keperawatan Aktivitas sejauh mana nyeri
agen pencedera selama 3 x 24 jam, Nyeri keperawatan: terjadi
kimiawi; agen akut teratasi dengan: 1. Lakukan pengkajian 2. Mengetahui keadaan
pencedera fisik NOC: Tingkat Nyeri nyeri komprehensif umum pasien
Dipertahankan pada 4 meliputi lokasi, 3. Membantu pasien
Batasan karakteristik : Ditingkatkan pada 5 karakteristik, durasi, mengidentifikasi nyeri
Perubahan selera 1= Berat frekuensi,intensitas yang dialami agar
makan 2= Cukup berat nyeri dan faktor dapat meringankan
Perubahan tekanan 3= Sedang pencetus dan mengurangi nyeri
darah 4= Ringan 2. Kaji tanda-tanda sampai pada
Perubahan 5= Tidak ada vital kenyamanan yang
frekuensi jantung Dengan kriteria hasil 3. Gali bersama pasien diterima pasien
Diaphoresis faktor yang dapat 4. Untuk mengetahui
- Skala nyeri 1/2/3/4/5
Perilaku distraksi menurunkan nyeri tindakan yang nyaman
- Nyeri yang
(berjalan mondar- seperti kompres dilakukan bila nyeri
dilaporkan
mandir) hangat/dingin muncul
- Panjangnya episode
4. Evaluasi efektivitas 5. Pengetahuan yang
Sikap melindungi nyeri
tindakan akan dirasakan
nyeri - Mengerang dan
pengontrolan nyeri membantu mengurangi
Laporan isyarat menangis
yang pernah nyerinya dan dapat
- Ekspresi nyeri wajah
digunakan membantu
- Mengeluarkan
sebelumnya. mengembangkan
keringat
5. Berikan informasi 6. Lingkungan tenang
- Ketegangan otot
mengenai penyebab akan menurunkan
- Tidak bisa istirahat
nyeri dan berapa stimulus nyeri
- Kehilangan nafsu
lama nyeri akan eksternal dan
makan
dirasakan membatasi
6. Kendalikan faktor pengunjung akan
lingkungan tenang, membantu
batasi pengunjung, meningkatkan kondisi
suhu ruangan, oksigen ruangan yang
pencahayaan akan berkurang
7. Ganti linen tempat apabila banyak yang
tidur bila diperlukan berada di ruangan.
8. Berikan posisi 7. Memberikan rasa
nyaman ketika nyeri nyaman
muncul 8. Untuk mengurangi
9. Ajarkan teknik atau meringankan rasa
distraksi pada saat nyeri sampai pada
nyeri tingkat yang dapat
10.Dukung diterima pasien
istirahat/tidur yang 9. Distraksi dapat
adekuat untuk menurunkan stimulus
membantu internal
penurunan nyeri 10. Untuk
meringankan rasa
nyari
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II. Edisi 8.
Mc. Closkey dan Buleccheck. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
Mosby.
Batticaca Fransisca B, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan,