Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR KOMUNITAS LANSIA


2.1.1 Definisi
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area
atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai
interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut (Wibowo, 2014) usia lanjut adalah periode penutup dalam


rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari enam puluh tahun sampai
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Keperawatan Kesehatan Komunitas lansia adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat khususnya lansia dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin agar pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dapat terjangkau,
dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kesehatan/ keperawatan (Efendi, 2010).
2.1.2 Batasan-Batasan Lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2. Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu:
1. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
3. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.

2.1.3 Permasalahan Pada Lansia


a. Masalah fisik
Masalahyang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah, sering
terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra
pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang serta
daya tahan tubuh yang menurun, sehingga seringsakit.
b. Masalah kognitif ( intelektual )
Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif, adalah
melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
c. Masalah emosional
Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional, adalah rasa
ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian
lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain itu, lansia sering marah
apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering
stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi.
d. Masalah spiritual
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual, adalah
kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun,
merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum
mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan hidup
yang cukup serius.

2.1.4 Tugas Perkembangan pada Lansia


Menurut Azizah (2011), seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas
perkembangan khusus. Hal ini dideskripsikan oleh Burnside (1977) dan
Havighurst (1953) dikutip oleh Potter dan Perry (2005). Tujuh kategori utama
dalam perkembangan lansia meliputi:
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya penuaan
sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi. Hal ini tidak dikaitkan
dengan penyakit, tetapi hal ini adalah normal. Bagaimana meningkatkan
kesehatan dan mencegah penyakit dengan pola hidup sehat.
2. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu
mungkin perlu untuk menyesuaikan dan membuat perubahan karena
hilangnya peran bekerja. Bagaimanapun, karena pensiunan ini biasanya telah
diantisipasi, seseorang dapat berencana ke depan untuk berpartisipasi dalam
konsultasi atau aktivitas sukarela, mencari minat dan hobi baru, dan
melanjutkan pendidikannya. Meskipun kebanyakan lansia di atas garis
kemiskinan, sumber financial secara jelas mempengaruhi permasalahan dalam
masa pensiun.
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan
kadangkadang anaknya. Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi bagi
lansia yang menggantungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkannya
dan sangat berarti bagi dirinya. Dengan membantu lansia melalui proses
berduka, dapat membantu mereka menyesuaikan diri terhadap kehilangan.
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama
penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai koping
dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak
memenggil mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang
menempatkan keamanan mereka pada resiko yang besar.
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya, kerusakan fisik
dapat mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk seorang diri.
Beberapa masalah kesehatan lain mungkin mengharuskan lansia untuk tinggal
dengan keluarga atau temannya. Perubahan rencana kehidupan bagi lansia
mungkin membutuhkan periode penyesuaian yang lama selama lansia
memerlukan bantuan dan dukungan profesional perawatan kesehatan dan
keluarga.
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
Lansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali dengan anakanaknya
yang telah dewasa. Masalah keterbalikan peran, keteergantungan, konflik,
perasaan bersalah, dan kehilangan memerlukan pengenalan dan resolusi.
7. Menentukan cara mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya aktif secara
sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relatif mudah untuk bertemu
orang baru dan mendapat minat baru. Akan tetapi, seseorang yang introvert
dengan sosialisasi terbatas, mungkin menemui kesulitan bertemu orang baru
selama pensiun.

2.1.5 Tujuan Pelayanan Kesehatan pada Lansia


Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, perawatan dan
meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia. Tujuan pelayanan kesehatan pada
lansia terdiri dari :
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu
penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kemandirian yang
optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang
berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi kematian dengan
tenang dan bermartabat.

Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan sosial lansia, pusat
informasi pelayanan sosial lansia, dan pusat pengembangan pelayanan sosial
lansia dan pusat pemberdayaan lansia.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA


1. Data Inti
a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas
dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
b. Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan,
suku dan agama.
c. Vital statistic
 Angka kematian
 Penyebab kematian
 Angka pertambahan anggota
 Angka kematian
d. Status kesehatan komunitas
 Berdasarkan kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia)
 Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penderita penyakit kronis, menular)
1. Keluhan yang dirasakan saat ini
 Pusing
 Nyeri sendi
 Demam
 Diare
 Batuk sulit tidur
 Cemas/stress
 Nyeri lambung
 Nyeri pinggang
 Sesak nafas
 Mual dan muntah
 Kurang nafsu makan
 Cepat lelah
 Jantung berdebar-debar, dll
2. Riwayat penyakit saat ini
 Hipertensi
 Diabetes mellitus
 Stroke
 Penyakit ginjal
 Penyakit asthma
 TB Paru
 Penyakit kulit
 Penyakit jantung
 Ganguan jiwa
 Kelumpuhan
 Penyakit menahun lainnya, dll
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- pola pemenuhan nutrisi
- pola pemenuhan cairan
- pola istirahat tidur
- pola eliminasi
- pola aktifitas gerak
- pola pemenuhan kebersihan diri
6) Status psikososial
- komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
- hubungan dengan orang lain
- peran di masyarakat
- kesedihan yang dirasakan
- stabilitas emosi
- penelantaran anak/lansia
- perlakuan yang salah dalam kelompok/perilaku tindak kekerasan
7) Status pertumbuhan dan perkembangan
8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10) Pola perilaku tidak sehat
- merokok
- minum kopi
- minum alkohol
- penyalahgunaan obat tanpa resep
- penyalahgunaan obat terlarang
- pola konsumsi tinggi garam. Lemak, purin
2. Data Lingkungan Fisik
a. Pemukiman
1) luas bangunan
2) bentuk bangunan (rumah, petak, asrama, paviliun)
3) jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
5) dinding : tembok, kayu, bambu, lainnya sebutkan
6) lantai : semen, tegel, keramik, tana, kayu, lainnya
sebutkan
7) ventilasi : kurang/lebih dari 15% luas lantai
8) pencahayaan : baik, kurang
9) penerangan : baik, kurang
10) kebersihan : baik, kurang
11) pengaturan ruangan dan perabot : baik, kurang
12) kelengkapan alat rumah tangga : lengkap, tidak
b. Sanitasi
1) penyediaan air bersih (MCK)
2) penyediaan air minum
3) pengelolaan jamban; jenis, jumlah, jarak dengan sumber air
4) sarana pembuangan limbah (SPAL)
5) pengelolaan sampah
6) polusi udara, air, tanah, suara
7) sumber polusi; pabrik, rumah tangga, industri lainnya
sebutkan
c. Fasilitas
1) peternakan, perikanan, dll
2) pekarangan
3) sarana olahraga
4) taman, lapangan
5) ruang pertemuan
6) sarana hiburan
7) sarana ibadah
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis
3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a. pelayanan kesehatan
1) lokasi sarana kesehatan
2) sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan & kader)
3) jumlah kunjungan
4) sistem rujukan
b. fasilitas sosial (pasar, toko, dll)
1) lokasi
2) kepemilikan
3) kecukupan
4. Ekonomi
a. jenis pekerjaan
b. jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut
5. Kemanan dan Transportasi
a. kemanan
1) sistem keamanan lingkungan
2) penanggulangan kebakaran
3) penanggulangan bencana
4) penanggulangan polusi udara, air, tanah
b. transportasi
1) kondisi jalan
2) jenis transportasi yang dimiliki
6. Politik dan Pemerintahan
a. sistem pengorganisasian
b. struktur organisasi
c. kelompok organisasi dalam komunitas
d. peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7. Sistem Komunikasi
a. sarana umum komunikasi
b. jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c. cara penyebaran informasi
8. Pendidikan
a. tingkat pendidikan komunitas
b. fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal)
1) jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
2) sumber daya yang tersedia
c. jenis bahasa yang digunakan
9. Rekreasi
a. kebiasaan rekreasi
b. fasilitas tempat rekreasi
- Pastikan bahwa data-data yang mendukung timbulnya masalah dan
etiologi tersebut benar-benar ada dan valid

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, A. 2014. Kesehatan Masyarakat di Indonesia Konsep, Aplikasi dan Tantangan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.

Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Effendi dan Makhfudi. 2010. Keperawtan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawtan. Jakarta: salemba medika

Riyadi, sugeng. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai