BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu cara manusia untuk mencapai berbagai macam
kebiasaan, keahlian dan perilaku yang dibutuhkan untuk masa depannya. Belajar sudah dimulai sejak
manusia lahir ke dunia dan akan berlangsung secara terus menerus hingga akhir hidup. Belajar
merupakan feedah, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Sekolah juga merupakan rumah
kedua untuk berguru kebanyakan sekolah termasuk dalam kategori yang mempunyai kedisiplinan
yang tinggi.
Ali Imron menyatakan “Kedisiplinan belajar sangat berguna bagi siswa untuk memajukan
prestasi belajar mereka”. (Imron, 2011: 172). Buchari Alma dkk merumuskan “Kedisiplinan belajar
bisa dimaknai suatu perilaku yang berpegang teguh dan patuh terhadap suatu tata tertib yang berlaku
selama mengikuti cara belajar mengajar. Cara kedisiplinan belajar di sekolah antara lain: disiplin
berpakaian, disiplin waktu, disiplin belajar, dan disiplin mentaati tata tertib sekolah”. (Alma, 2010:
131).
SD Negeri 14/ I Sungai Baung mempunyai beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh seluruh
siswa. Aturan tersebut antara lain; (1). memahami, menghayati, dan mengamalkan pancasila serta
melaksanakan agama yang diyakini dengan sebaik-baiknya, (2). mentaati tata tertib sekolah, (3).
melaksanakan tata krama, berbuat kebaikan kepada siapapun, dimanapun berada, (4). turut
bertanggung jawab atas kebersihan, ketertiban kelas dan kelancaran jalannya pelajaran, (5).
memelihara barang-barang invetaris kelas/sekolah dan menjaga keutuhannya, (6). Meletakkan
kembali barang-barang pinjaman pada waktu yang ditetapkan, (7). ikut membantu terciptanay
keamanan, keindahan dan kelestarian lingkungan sekolah, (8). Ikut serta segala kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah, (9). menjaga nama baik sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan
Negara, (10). mengerjakan tugas-tugas sekolah dan belajar secara rutin setiap hari.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada siswa kelas II A di SD
Negeri 14/I Sungai Baung terdapat beberapa permasalahan mengenai kedisiplinan. Permasalahan
tersebut antara lain: (1). Siwa terlambat datang kesekolah, (2) Siswa tidak membawa buku paket atau
cetak, (3). Siswa tidak mengerjakan PR, (4). Siswa tidak konsentrasi dalam belajar, (5). Siswa
berkelahi di dalam kelas, (6). Siswa tidak menggunakan baju seragam sesuai hari yang sudah
ditentukan.
Melihat kenyataan yang terjadi di SD Negeri 14/I Sungai Baung bahwa banyak siswa yang
mengalami ketidak disiplinan dalam belajar. Maka penulis mencoba mengajukan skripsi dengan judul
“ Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas II A SD N 14/I Sungai Baung”.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
2.1 Kedisiplinan
2.1.1 Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Disiplin berasal dari bahasa latin discere yang
berarti belajar. Dari kata ini, timbul kata disciplina yang berarti suatu pengajaran atau pelatihan. Saat
ini makna disiplin menghadapi kemajuan arti dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin dimaknai
sebagai ketaatan kepada tata tertib atau patuh terhadap pengawasan dan pengendalian. Kedua, disiplin
ibarat bimbingan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat bersikap tertib.
The Liang Giem dalam Ali Imron menyatakan, “Disiplin adalah suatu kedudukan tata tertib
dimana orang-orang yang berbaur dalam suatu lembaga patuh pada peraturan-peraturan yang telah
ada dengan rasa senang hati”.( Imron, 2011: 172). Maman Rachman merumuskan,” disiplin pada
dasarnya adalah penjelasan perilaku mental dan diri sendiri maupun rakyat yang mencerminkan rasa
ketaatan, kesalehan yang didukung olah kesadaran untuk menunaikan tugas, dan keharusan dalam
rangka perolehan tujuan”.( Rachman, 1997: 1680).
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualififatu Khorida menyatakan, “kedisiplinan dapat
dilakukan dan diajarkan pada siswa dengan cara membuat beberapa peraturan yang harus ditaati.
Peraturan tersebut dibiasakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga kedisiplinan akan
melekat pada diri siswa setiap mereka melakukan segala aktivitas dan menjadi karakter di dalam
kehidupan”. (Khorida, 2013: 192).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa, kedisiplinan
adalah kepatuhan seseorang terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku agar dapat bertingkah laku
tertib di lingkungannnya. Di samping itu, kedisiplinan juga penting sebagai cara dalam menyelesaikan
tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan seseorang terhadap lingkunganya.
2.2 Belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai makna berjuang menerima keahlian
atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah aktivitas untuk mendapatkan
keahlian atau ilmu. Upaya untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha kita sebagai
manusia untuk memperoleh ilmu atau keahlian yang belum dimiliki sebelumnya.
Morgan dkk dalam Baharuddin dan Esa Nur W menyatakan, “belajar adalah pertukaran sikap
yang realtif tetap dan terjadi sebagai hasil bimbingan atau keahlian”.( Nur W, 2010: 14). James O.
Whittaker dalam Aunurrahman menyatakan, “Belajar adalah suatu cara dimana sikap disebabkan atau
diubah melalui bimbingan atau keahlian”. (Aunurrahman, 2010: 35).
Berdasarkan anggapan di atas dapat di tarik simpul bahwa belajar adalah cara kegiatan dalam
setiap bentuk dan jenjang pendidikan di mana perubahan sikap dating akibat adanya bimbingan dan
keahlian. Oleh karena itu, diharapkan dengan belajar dapat membawa perubahan bagi si palaku baik
pengetahuan, sikap, maupaun keterampilan. Perubahan tersebut juga dapat membantu seseorang untuk
adaptasi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bentuk kedisiplinan belajar di sekolah, yaitu
kedisiplinan dalam hal berpakaian dan kedisiplinan waktu dan tidak terlepas dari peran guru.
Kedisiplinan adalah peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa, siswa juga mempunyai kedisiplinan
yang tinggi. Siswa harus diberikan keleluasan seluas-luasnya di dalam kelas.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Reduksi Data Reduksi data adalah cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada
hal-hal penting, sehingga memberikan gambaran untuk mempermudah peneliti.
2. Penyajian Data Sugiyono menyatakan, “Penyajian data kualitatif bisa dilakukan dengan
uraian singkat, bagan, keterkaitan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”. (Sugiyono 2015:
341).
3. Penarikan Kesimpulan Setelah data direduksi dan ditampilkan maka tahap terakhir adalah
penarikan kesimpulan. Menyimpulkan berarti menemukan fakta baru dari proses tindakan
yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Maman Rachman. (1997). Manajemen Kelas. Semarang: Depertemen Pendidikan dan kebuayaan.
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatul Khorida. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.