BAB II
KAJIAN TEORETIK
tertentu dalam perang dan damai (2) Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
rangkaian untuk mencapai suatu tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus
dan kebutuhan belajar siswanya, hal ini sangat penting mengingat siswa adalah
subyek pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru adalah
agar siswa mampu menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik.
Seorang guru hendaknya mampu melihat kondisi lain, yakni dengan memiliki
rancangan proses pembelajaran lain selain rancangan awal yang telah dibuat, hal
6
7
model, alat peraga dan perangkat pembelajaran lainnya sesuai dengan materi yang
pembelajaran adalah segala bentuk upaya yang dilakukan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, upaya tersebut dapat berupa menyusun
rancangan pembelajaran, penggunaan model, metode, media, dan bahan ajar, dan
membagikannya kepada orang lain, dalam dunia pendidikan guru/ pendidik adalah
orang dewasa yang memiliki kualifikasi tertentu yang menjadi fasilitator yang
dewasa yang bertugas memberikan bimbingan dan arahan kepada anak didik dalam
7
8
amanah sebagai guru. Kompetensi kepribadian ialah cerminan sosok guru, guru
harus memiliki kepribadian yang baik seperti taat pada norma-norma yang
kemampuan guru dalam menjalin relasi yang positif, empatik, dan santun
dengan atasan, sesama guru dan pegawai, siswa, wali murid, dan masyarakat.
Secara umum kompetensi sosial guru ialah kemampuan guru untuk menjalain
8
9
dalam realisasinya masih digunakan berbagai metode tertentu. Dengan kata lain
sampai tahap evaluasi, (2) Strategi penyampaian, ialah bagaimana cara guru dalam
menyampaikan materi ajar dengan baik kepada siswanya agar siswa senang
mengikuti proses pembelajaran, (3) Strategi pengelolaan, yaitu cara untuk menata
oleh guru dan siswa dengan tujuan memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran
matematika berarti proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru dan
siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Matematika itu sendiri adalah ilmu
9
10
penggunaan cara bernalar induktif dan deduktif, tetapi tidak melupakan cara
bernalar deduktif.”
berpikir pada siswanya, penalaran yang dijarakan oleg guru dalam pembelajaran
memberi contoh mengerjakan soal, serta meminta siswa untuk mengerjakan soal
sejenis dengan soal yang sudah diterangkan oleh guru.” Pembelajaran matematika
dengan konsep yang diajarkan paham dengan cara berhitung dengan benar, namun
disajikan oleh Depdiknas (2001 :10) dalam Susanto (2016:189) sebagai berikut :
10
11
segala hal yang menghambat anak didik dalam melakukan aktivitas belajar.
Menurut Djamarah (2011:235) Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak
didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan
ataupun gangguan dalam belajar. Sedangkan disisi lain Aripin, dkk (2019:41)
mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam stau proses belajar
keadaan dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah
semestinya yang disebabkan oleh segala bentuk hambatan, gangguan, ancaman, dan
lain sebagainya baik yang bersifat internal (dari dalam diri anak didik) maupun dari
11
12
sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dalam
kesimpulan yang dikemukakan oleh Amir dan Risnawati (2015) “Kesulitan belajar
matematika adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak yang ditandai oleh
keruangan.” Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tersebut berupa kesulitan
siswa dalam memecahkan masalah, masalah yang ada di dalam soal-soal pelajaran
matematika.
Ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu: (1) adanya gangguan
dalam hubungan keruangan, (2) abnormalitas persepsi, (3) asosiasi visual-motor, (4)
persevarasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan penghayatan tubuh,
(7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8) performence IQ jauh lebih rendah daripada
skor verbal IQ.
matematika yang dialami oleh siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa hal. Baik
dari segi fisik, psikis, dan kemampuan dari masing-masing anak yang berbeda-
matematika yang dialami oleh siswa dijelaskan oleh Lerner (1981:367) dalam
nilai tempat, (3) perhitungan, (4) penggunaan proses yang keliru, (5) tulisan yang
tidak terbaca.
12
13
sama dengan (=), tidak sama dengan (≠), tambah (+), kurang (-), dan sebagainya.
Hal ini menyebabkan kesulitan belajar anak dalam menyelesaikan soal matematika
b. Nilai tempat
Ada anak yang belum memamami nilai tempat, seperti satuan, puluhan,
ratusan, dan seterusnya. Anak sering keliru dalam melakukan operasi hitung karena
belum memahami nilai tempat suatu bilangan, dan melakukan operasi bilangan
tidak sesuai dengan konsep. Akibatnya hasil yang perhitungan yang diperoleh tidak
c. Perhitungan
berhitung, masih banyak anak yang kesulitan dalam melakukan operasi hitung, dari
pembagian. Anak masih banyak yang kesulitan dalam melakukan operasi hitung
hitung tersebut.
13
14
Ada anak yang bisa menulis, namun ia tidak bisa membawa tulisannya
sendiri, dikarenakan tulisannya tidak lurus, tidak rapi, atau tidak sesuai dengan
garis. Hal ini mengakibatkan anak banyak mengalami kekeliruan, dan kesulitan
7 26
4 1
2. Nilai tempat
65 78
88 + 34 +
1413 1012
14
15
736 854
583 − 279 𝑥
283 625
8 9
4 𝑥 6 𝑥
28 56
berbagai faktor, antara lain faktor keturunan, kerusakan fungsi otak, biokimia,
disimpulkan bahwa secara umum faktor penyebab kesulitan belajar siswa ada 2
yaitu faktor internal (dari anak didik itu sendiri), dan faktor eksternal (lingkungan
belajar anak).
15
16
Faktor internal peserta didik seperti yang dikemukan oleh Muhibbin Syah
dalam Djamarah disebut dengan gangguan psiko-fisik anak yang bersifat kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dari ranah kognitif, dapat berupa rendahnya kapasitas
intelektual/kecerdasan anak didik. Dari ranah afektif, dapat berupa labilnya emosi
dan sikap siswa. Dan dari ranah psikomotor, antara lain seperti adanya gangguan
pada alat-alat indra penglihatan dan pendengaran siswa (mata dan telinga).
tingkat ekonomi keluarga, motivasi dan perhatian dari orang tua dan sebagainya.
Lingkungan masyakarat dapat beupa, lingkungan tempat tingggal (kumuh, elit, atau
kondisi bangunan sekolah yang kurang optimal seperti dekat pasar, dan pusat
keramaian lainnya, kondisi guru dan sarana-prasana belajar yang kurang memadai.
Selain faktor internal dan eksternal tersebut ada faktor lain yang menjadi penyebab
kesulitan belajar adalah metode mengajar dan belajar, masalah sosial dan
16
17
memberikan latihan yang cukup dan berulang serta memberikan program perbaikan
termasuk dalam hal belajar, siswa perlu diberikan motivasi agar mereka tetap
semangat dalam belajar. Pemberian motivasi oleh guru sangatlah penting bagi
siswa, bukan hanya siswa yang mengalami kesulitan belajar, tapi juga siswa pada
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, takkan
keberhasilan belajar siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar akan tergerak
untuk melakukan kegiatan kegiatan belajar dibandingkan dengan siswa yang tidak
memiliki motivsi belajar. Menurut Amir, & Risnawati (2015:193) “Motivasi juga
mengerjakan sesuatu. Dorongan tersebut ada yang datang dari dalam individu dan
ada pula yang datang dari luar individu, seperti peran orang tua, teman, dan guru.”
Bentuk-bentuk motivasi yang dapat diberikan oleh guru dalam pada siswanya yang
a. Memberi Angka
tergantung dari hasil ujian/tes yang mereka peroleh dan hasil penilaian dari guru.
17
18
Pemberian angka biasanya berupa buku raport yang merupakan laporan hasil
b. Hadiah
tanda jasa atau kenang-kenangan. Hadiah yang diberikan banyak bentuk dan
pembelajaran dengan baik. Contohnya siswa yang berprestasi tinggi di kelas, dan
atau pemerintah. Hadiah yang diberikan dapat berupa uang, buku tulis, sertifikat
menempuh pendidikan.
c. Kompetisi
bergairah dalam belajar, kompetisi juga bisa meningkatkan semangat dalam belajar.
Kompetisi yang diciptakan oleh guru di kelas akan membuat siswa termotivasi
untuk menjadi yang paling unggul di kelasnya. Kompetisi bisa dilakukan secara
individu maupun dalam kelompok. Guru dapat membuat suatu kompetisi kepada
d. Ego-Involvement
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga mereka akan berusaha
18
19
dan bekerja keras dengan mempertahuhkan harga diri. Seseorang akan berusahan
dengan sekuat tenaga untuk mencapai prestasi belajar yang baik merupakan simbol
kebanggan dan harga diri. Anak didik sebagai subyek belajar akan belajar dengan
e. Memberi Ulangan
akan mempersiapkan diri dari dengan belajar dari jauh-jauh hari untuk menghadapi
ujian. Akan tetapi ulangan juga harus dilakukan dengan tepat dan akurat, ulangan
yang dilakukan setiap hari hanya akan membuat siswa jenuh dan kurang
berlakala dapat membuat siswa bersemangat dan termotivasi dalam belajar untuk
f. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil belajar yang biasanya berupa nilai dapat membuat
siswa untuk belajar lebih giat lagi. Jika hasil belajarnya rendah mereka akan
termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya dengan belajar lebih giat lagi, dan
jika hasil belajarnya tinggi mereka juga akan termotivasi untuk belajar dengan giat
g. Pujian
dalam belajar. Pujian yang diberikan oleh guru atas keberhasilan siswa
mengerjakan tugas yang diberikan, atau berperilaku baik akan membuat siswa
19
20
h. Hukuman
pembelajaran harus dilakukan dengan bijak dan tepat. Sejatinya tujuan pemberian
hukuman adalah untuk mendidik siswa dan memperbaiki sifat dan perbuatan
kesalahan yang sama, dan juga agar ia lebih semangat dalam belajar. Dalam
diberikan terlalu berat, kasar, dan merugikan sisa serta dapat memicu permusuhan
Hasrat atau kegininan untuk belajar timbul dari dalam diri siswa, hasrat ini
harus didukung oleh lingkungan belajar yang konudif agar mampu berkembang
dengan baik. Di sekolah hasrat belajar peserta didik dapat berkembang dengan baik
apabila didukung dengan sarana dan prasarana belajar serta lingkungan yang
kreatif, sebaliknya jika lingkungan sekolah tidak mendukung hasrat belajar siswa
maka mereka hasrat belajar mereka akan berkurang karena mereka tidak bisa
j. Minat
hitungan maka ia akan bersemangat saat belajar matematika, siswa yang suka sastra
maka ia akan bersemangat saat belajar bahasa, dan masih banyak lagi.
20
21
pembelajaran yang akan dicapai agar siswa agar mereka mampu melakukan tingkah
laku yang menunjang untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Tingkah laku mereka
seperti menyimak penjelasan guru dengan baik, tidak berbuat kekacauan selama
Djamarah, 2011:159-168).
yang diberikan lebih bervariasi dan membuat siswa bersemangat dalam mengikuti
karakteristik dan kebutuhan belajar siswa agar siswa mampu menangkap materi ajar
banyak lagi.
21
22
“Pembelajaran konvensional umumnya mudah diterapkan dan tantangan bagi guru relatif
rendah guru cukup mempelajari bahan ajar, menguasai materi, dan mengelola pembelajaran
sesuai dengan yang tertulis pada silabus dan RPP. Alokasi waktu yang diperlukan dalam
kegiatan belajar-mengajar pada umunya juga relatif singkat bila dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran inovatif. Walaupun demikian, pengajaran konvensional tidaklah
efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran inovatif, yang memberikan tekanan pada
partisipasi aktif peserta didik dalam belajar-mengajar.”
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang bisa digunakan agar siswa
lebih mudah memahami materi ajar yang diberikan. Guru bisa menggunakan alat
peraga dalam pembelajaran berhitung agar siswa yang mengalami kesulitan belajar
berhitung menjadi lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan, alat peraga
yang bisa digunakan seperti: Sempoa, batu-batuan, corong berhitung, dan tulang
napier.
“Alat peraga merupakan benda konkret yang digunakan untuk membantu siswa memodelkan
konsep matematika... Alat peraga matematika mempunyai ciri dapat dimanipulasi seperti
diubah bentuknya, disusun ulang, dibongkar, dll.... Mencocokkan manipulatif dengan konsep
atau operasi adalah kunci keberhasilan dalam penanaman konsep matematika kepada siswa
SD.”
“Dengan penggunaan media, konsep dan simbol matematika yang tadinya bersifat abstrak
menjadi konkret. Sehingga kita dapat memberikan pengenalan konsep dan simbol
matematika sejak dini diseseuaikan dengan taraf berpikir anaknya.”
“Media pembelajaran dapat membantu pendidik untuk memfasilitasi proses belajar peserta
didik. Media pembelajaran juga dapat membantu pendidik untuk mempermudah proses
belajar belajar, memperjelas materi pemelajaran dengan beragam contoh konkret yaitu
melalui media, memfasilitasi interaksi dengan pembelajar, dan memberi kesempatan praktik
kepada mereka.”
22
23
materi ajar yang diberikan. Guru dapat memberikan latihan yang secukupnya bagi
siswa dan berulang-ulang agar mereka paham dengan materi yang ajar yang
ini akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan karena
soal-soal yang diberikan bervariasi, dari soal yang mudah ke soal yang sukar.”
hasil bejalar sesuai dengan yang diharapkan, dan pembelajaran remidial pula bisa
diberikan untuk menagani kesulitan belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh
kata lain pemgajaran yang membuat lebih baik.”. Ada 3 jenis pembelajaran
a. Konsep
23
24
b. Keterampilan
c. Pemecahan Masalah
Latihan yang dikerjakan anak sering kali berbentuk drill. Latihan ini
dilengkapi juga dengan soal cerita yang bersifat pemecahan masalah. Soal
sudah dimiliki.
Beberapa langkah pendting yang sebagai kita menangani kesulitan belajar meliputi:
1. Menganalisis hasil diagnosis, yaitu menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan
antarbagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang dihadapi siswa/siswi.
2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlkukan
perbaikan.
3. Menyususn program perbaikan, khususnya program remidial teaching (pengajaran
remidial).
24
25
disampaikan berikut.
Noor Hasanah dari Prodi Pendidikan Matematika FITK IAIN Antasari Banjarmasin
pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: kesulitan yang
dialami siswa yaitu kesulitan menyelesaikan soal yang berbeda dengan contoh soal
yang diberikan guru pada soal cerita, kesulitan mengingat rumus, dan kesulitan
dalam operasi perhitungan masalah perkalian dan pembagian. Upaya guru dalam
memberikan latihan yang cukup dan berulang serta memberikan program perbaikan
atau remedial.
pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Pangenrejo.” Penelitian ini dilakukan oleh Frida
Amri Chusna dari Prodi PGSD/PSD pada tahun 2016. Hasil penelitian
kesulitan belajar matematika sebagai berikut: (1) guru memastikan kesiapan siswa
belajar matematika (2) pemakaian alat peraga yang terkait materi ajar (3)
kesulitan soal sesuai kemampuan siswa (5) memberi kebebasan siswa untuk
25
26
menyelesaikan masalah sesuai dengan caranya (6) menghilangkan rasa takut siswa.
Adapun kendala guru meliputi meliputi kondisi fisik, lingkungan, motivasi & sikap,
dan psikologis.
Siswa SD/MI di Kota Makassar”. Penelitian ini dilakukan oleh Nursalam dari FTK
UIN Alauddin Makassar pada tahun 2016. Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
mengalami kesulitan adalah perpangkatan dan operasi pecahan. Hal ini disebabkan
satuan waktu dan jarak menjadi kesulitan lain yang dihadapi siswa karena
menyelesaikan masalah yang diberikan. Dengan informasi profil siswa ini diha-
matematika.
Gianyar”. Penelitian ini dilakukan oleh Ni Made Dwi Widyasari, I Gede Meter,I
Gusti Agung Oka Negara dari Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
26
27
kategori tinggi (61,29%), dan kesulitan pada pemecahan masalah dengan kategori
tinggi (54,69%). (2) Faktor penyebab kesulitan belajar matematika meliputi faktor
internal yaitu minat dengan kategori cukup berpengaruh (41,97%), motivasi dengan
(54,38%) dan faktor eksternal meliputi faktor guru dengan kategori cukup
(33,96%).
Kesulitan Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.” Penelitian ini dilakukan oleh
Nelyahardi, dan Molia Prizunil dari Prodi PGSD FKIP Universitas Jambi pada
tahun 2015. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: Hasil dari penelitian ini adalah
bahwa guru memberikan layanan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar untuk mengurangi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa
pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, upaya membantu siswa yang
belajar, yaitu penyediaan layanan bimbingan belajar sesuai dengan kesulitan belajar
belajar merupakan salah satu masalah belajar yang umum terjadi pada siswa, guru
siswanya, dan membantu siswanya yang mengalami kesulitan belajar agar mampu
menerima pelajaran dengan baik seperti siswa lainnya. Perbedaan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini
27
28
Kesulitan belajar adalah masalah yang umum dialami oleh siswa dalam
ada dalam diri siswa yang menggangunya dalam proses belajar. Bentuk-bentuk
kesulitan belajar antara lain, kesulitan belajar membaca, berbicara, menulis, dan
sejak manusia lahir sampai meninggal dunia. Kesulitan belajar berhitung banyak
dialami oleh siswa dari mulai siswa Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah,
bahkan sampai ke jenjang Pendidikan Tinggi. Di dalam kelas guru sebagai pendidik
pelajaran dengan baik, guru bertugas membantu mengatasi kesulitan belajar yang
dialami siswanya. Guru dapat menerapkan berbagai macam strategi, metode, dan
mampu belajar dengan baik tanpa adanya hambatan yang menganggu proses belajar
siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka berpikir pada penelitian ini
28