Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku

maupun bukan buku yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruangan

sehingga dapat membantu siswa dan guru-guru dalam proses belajar mengajar

disekolah Ibrahim Bafadal, (2008:3). Perpustakaan sekolah merupakan sarana

pendidikan yang perlu mendapat perhatian khusus oleh pengelola pendidikan.

Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti kitab, buku- buku.

Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “library”. Istilah ini berasal dari kata “librer”

atau “libri”, yang artinya buku Sulistyo Basuki, (2009:6). Perpustakaan sebagai

lembaga pendidikan dan lembaga penyediaan informasi yang akan memiliki kinerja

baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai sehingga seluruh aktivitas

lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut, seluruh elemen dalam lembaga akan

diberdayakan agar tujuan yang dicita-citakan tercapai. Sedangkan dalam buku

pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah, perpustakaan mempunyai arti

sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan menghimpun, mengelola

dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi baik yang tercetak maupun

yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain.

7
8

Menurut Bafadah, (2015:3) perpustakaan saat ini bukan lagi sebuah gedung

atau objek melainkan sebuah sumber pengetahuan. Perpustakaan adalah suatu unit

kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka,

baik berupa buku-buku mapun bukan berupa buku yang di atur secara sistematis

menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh

setiap pemakainya. Namun perpustakaan dapat didefenisikan sebagai suatu institusi

yang di dalamnya tercakup unsur koleksi (informasi), pengelolaan, penyimpanan, dan

pemakai.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pengertian perpustakaan sekolah

adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,

mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan

oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang

menyenangkan. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah,

perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya

meningkatkan minat membaca siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan

pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat

langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan sekolah

merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana

bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan

proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik

dirinya secara berkesinambungan.


9

2.1.2 Fungsi, Tujuan, Manfaat dan Peran Perpustakaan Sekolah

1. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Setiap perpustakaan sekolah diselenggarakan dengan tujuan dan maksud

tertentu. Baik bagi siswa maupun guru, perpustakaan mempunyai tujuan dan fungsi

yang dapat menunjang proses pembelajaran Andi Prastowo (2012:54). Fungsi-fungsi

tersebut antara lain sebagai berikut:

“(a).Fungsi edukatif , yaitu didalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku fiksi
maupun non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan peserta didik belajar mandiri
tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok. Selain tiu diperpustakaan
sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaannya sesuai dengan kurikulum
sekolah (b).Fungsi informatif, yaitu koleksi bahan pustaka yang disediakan bukan hanya berupa
buku-buku, bentuk lainya seperti majalah , peta dan koleksi audio visual (c).Fungsi tanggung
Jawab Administratif, maksudnya pencatatan oleh pustakawan setiap terjadi transaksi sirkulasi
(peminjaman dan pengembalian buku) (d). Fungsi riset, yaitu adanya bahan pustaka yang
lengkap, peserta didik dan para guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau
keterangan-keterangan yang diperlukan (e). Fungsi rekreatif yaitu agar perpustakaan tidak
terkesan kaku dan membosankan maka pihak pengelola harus berusaha menyajikan desain yang
baik. Selain dari segi koleksi, yang dimaksud rekreatif adalah penyediaan koleksi buku cerita”.

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan

diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa. Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari

sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, dan diharapkan mampu

menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut Andi Prastowo, (2012:48). Sejalan

dengan hal tersebut, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca bagi siswa.

b. Membantu menulis kreatif bagi siswa dan dengan bimbingan guru dan

pustakawan.
10

c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca siswa.

d. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar siswa

dengan membaca buku dan koleksi lainnya yang mengandung ilmu.

e. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan

membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

didirikannya perpustakaan sekolah di setiap sekolah adalah agar dapat memfasilitasi

belajar siswa supaya mereka dapat mengeksplor berbagai subjek yang dikaji dalam

ruang kelas secara lebih dalam.

3. Manfaat Perpustakaan Sekolah

Menurut Ibrahim Bafadal (2008: 5-6) mengemukakan manfaat perpustakaan

sekolah yaitu:

(1). Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca; (2).
Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya siswa
mampu belajar mandiri; (3). Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar
siswa; (4). Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca; (5).
Perpustaaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa; (6). Perpustakaan
sekolah dapat melatih siswa ke arah tanggungjawab; (7). Perpustakaan sekolah dapat
membantu siswa, guru-guru dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

4. Peran Perpustakaan Sekolah

Dalam dunia yang bergerak serba cepat setiap organisasi pengelola informasi,

termasuk perpustakaan harus berjuang untuk mampu bertahan. Namun lebih dari pada

itu, sebaiknya terus berusaha untuk memupuk kemampuannya agar memiliki daya

dan kekuatan dalam menjalankan seluruh aktivitasnya wiji suwarno, (2016:7). Istiah
11

peran untuk sebuah perpustakaan adalah kedudukan, posisi, dan tempat yang

gunakan. Adapun peranan yang dijalankan oleh perpustakaan adalah:

a. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara

sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi

perpustakaan dengan para pemakainya.

b. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan

mengembangkan komunaksi antara sesama pemakai dan antara penyelenggara

perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

c. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat

baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca melalui

penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

d. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator

bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu

pengetahuan dan pengalamannya.

e. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen

kebudayaan umat manusia.

f. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidik nonformal bagi pengunjung

perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, menggali, memanfaatkan dan

mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

g. Perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan member konsultasi kepada

pemakainya.
12

h. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan

pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak

ternilai harganya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peranan

perpustakaan sekolah adalah sebagai sarana yang dapat membantu siswa untuk

memperluas cakrawala imajinasi, area-area investigasi (penyelidikan) dan minat

perseorangan, dan meningkatkan kemampun mereka untuk berpikir secara jernih,

kreatif serta kritis terhadap sumber-sumber yang telah mereka pilih untuk dibaca,

didengar maupun dilihat.

2.1.3 Perpustakaan Ideal untuk Anak Sekolah Dasar

Menurut Andi prastowo, (2012) menguraikan perpustakaan ideal atau fasilitas

perpustakaan sekolah dasar yang seharusnya dimiliki yaitu sebagai berikut:

1. Perpustakaan sebagai tempat yang nyaman

Sebagai salah satu pilar pendukung kesuksesan belajar, perpustakaan seharusnya

mampu menyediakan tempat yang nyaman, suasan yang menyenangkan bagi

pengunjung, suasana yang menyenangkan ini dapat menarik minat orang-orang pada

awalnya enggan datang ke perpustakaan menjadi suka datang ke perpustakaan. Jadi,

sebagai langkah awal, perpustakaan harus mampu menyondorkan daya tarik bagi

pengunjung terlebih dahulu.


13

2. Pencahayaan

Didalam perpustakaan juga sangat diperlukan pencahayaan yang cukup untuk

kegiatan membaca karena ini juga akan mempengaruhi. Sumber cahaya dapat berasal

dari cahaya matahari maupun lampu. Cahaya didalam ruangan ini kemudian akan

berbaur dengan warna dinding ruangan dan tata letak yang bagus di pandang. Warna

dinding yang bagus, sejuk dan nyaman akan membuat setiap saat ingin datnag lagi ke

perpustakaan. Begitu pula tat letak meja, rak buku, tempat peminjaman buku yang

mudah dijangkau akan membuat pengunjung semakin nyaman.

3. Kebersihan lingkungan perpustakaan

Kebersihan lingkungan perpustakaan juga sangat mempengaruhi terhadap

keinginan pengunjung ke perpustakaan. maka ini juga sebagai faktor yang

menentukan. Kebersihan lingkungan disini meliputi kebersihan outdoor (di luar

ruangan) dan kebersihan indoor (di dalam ruangan). Kebersihan untuk lingkungan

diluar perpustakaan dapat dilihat darigedung/bangunan luar dan jalan menuju ke

perpustakaan. Selain kebersihan diluar ruangan, kebersihan di dalam ruangan juga

tidak kalah pentingnya, karena diruangan inilah pengunjung akan bertahan lebih

lama.

4. Didesain dengan prabot yang kokoh.

Didalam perpustakaan sekoolah dasar desainan dengan perabot yang kokoh,

tahan lama sangat diperlukan agar bahan perpustakaan aman dari segala sesuatu yang

dapat merusaknya dan mempermudah perpustakaan sekolah dalam melakukan

perawatan terhadap semua perlengkapan.


14

5. Koleksi perpustakaan Sekolah Dasar

Koleksi perpustakaan pada umumnya berupa buku, dari berbagai jenis, dengan

beragam bentuk. Koleksi yang lengkap dengan jumlah yang memadai didukung oleh

luas ruangan yang cukup leluasa untuk menampung kapasitas koleksi tersebut akan

menjadi sebuah nilai lebih bagi sebuah perpustakaan.

6. Pustakawan

Untuk menciptakan perpustakaan yang ideal,langkah kalah pentingnya yang

harus dilakukan adalah memperbaiki sumber daya manusianya, dan sumber daya

manusia yang utama dalam perpustakaan adalah pustakawan-pustakawan yang handal

da kompeten dalam bidangnya. Hal itu akan tercapai apabila mereka mendapat

pendidikan dan keterampilan yang cukup menunjang pekerjaan mereka terkait dengan

kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat. Karena perpustakaan sebagai salah

satu sumber belajar harus bisa menyediakan fasilitas yang sesuai dengan

perkembangan zaman yang saat ini didominasi oleh kecanggihan teknologi informasi.

7. Pelayanan

Pelayanan yang cepat, tepat, akurat, didukung dengan sikap yang baik, ramah,

akan semakin melengkapi citra perpustakaan ynag ideal. Pelayanan yang cepat dapat

dicapai apabila dalam sistem kerjanya menggunakanmetode yang tepat didukung

dengan fasilitas teknologi dan informasi yang sampai saat ini sudah diakui dapat

membantu banyak pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dalam skla yang besar.

Pelayanan dapat berlangsung dengan tepat apabila didukung oleh sumber daya

manusia yang teliti dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Penerapan teknologi informasi yang dapat digunakan perpustakaan adalah:


15

a) Penggunaan internet diperpustakaan bertujuan untuk penyediaan sarana dan

prasarana dimana pengguna perpustakaan baik siswa, guru dan staf

perpustakaan dapat menelusuri informasi yang dibutuhkan melalui internet.

Dalam hal ini perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal

yang terhubung ke internet.

b) Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu

tulisan, gambar, suara, dalam bentuk file elektronik dan meneyebarluaskan

dengan menggunakan protokol melalui jaringan komputer.

Sesuai dengan penjelasan pada poin ke empat diatas perabot dan perlengkapan

perpustakaan sekolah dasar antara lain:

a) Rak buku atau juga lemari buku usahakan ukurannya sesuai dengan tinggi

badan siswa sekolah dasar agar mempermudah dalam pencarian bila

dibutuhkan kembali dan tidak menyulitkan staf perpustakaan.

b) Rak majalah, cerpen, fiksi atau cerita lainnya yang dapat menambah ilmu

pengetahuan siswa dibuat ukurannya di sesuaikan dengan tinggil siswa

sekolah dasar, jika tidak disesuaikan maka staf perpustakaan akan kesulitan

melayani satu per satu siswa dalam mencari buku yang dibutuhkan.

c) Meja dan kursi kerja. Tidak begitu banyak dibutuhkan oleh perpustakaan,

namun meja kerja ini sangat penting. Segala aktivitas perpustakaan

dikendalikan dari meja kerja, seperti melayani pinjaman dan pengembalian

buku dilakukan dimeja yang telah ditentukan. Biasanya meja kerja berada

diruangan kerja atau tempat-tempat strategis dalam melayani pengunjung.


16

d) Meja dan kursi belajar siswa yang akan membaca atau belajar diruangan

perpustakaan sekolah baik secara perorangan maupun kelompok juga sangat

penting agar suasan nyaman, aman dan tidak mengganggu tempat lain karena

sudah dikhususkan pada tempat yang telah disediakan.

Dari beberapa poin di atas dapat disimpulkan dalam penataan koleksi buku di

rak yaitu agar dapat mempermudah untuk ditemukan kembali jika diperlukan dan

menciptakan suasana aman, nyaman baik bagi siswa maupun guru serta

mempermudah pengawas perpustakaan sekolah dalam perawatan, penjagaan terhadap

semua perlengkapan perpustakaan sekolah.

2.1.4 Revitalisasi

Revitalisasi adalah proses, mendayagunakan atau perbuatan menghidupkan

atau menggiatkan kembali. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, revitalisasi

adalah pembaruan, penyegaran, peremajaan. Menurut peraturan menteri pekerjaan

umum No. 18 tahun 2010 tentang pedoman revitalisasi. Revitalisasi adalah upaya

untuk meningkatkan nilai melalui pembangunan kembali yang dapat meningkatkan

fungsi dan tujuan sebelumya. Revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu

menciptakan sesuatu yang menarik, jadi bukan hanya sekedar membuat tempat yang

indah. Kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika

kehidupan sosial. Kegiatan perancangan dan pembangunan untuk menciptakan

lingkungan sosial yang berjati diri dan hal inipun selanjutnya perlu didukung oleh
17

suatu pengembangan institusi yang baik. Hal ini nampaknya relevan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Jannah (2016).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di simpulkan revitalisasi adalah suatu

upaya atau usaha untuk mendayagunakan, mengaktualisasika, mengaktifkan kembali,

menghidupkan kembali sesuatu agar dapat berjalan efektif dan dapat di manfaatkan

sebagaimana mestinya.

Mengacu pada pengertian revitalisasi maka revitalisasi manajemen

perpustakaan sekolah adalah usaha yang dilakukan agar perpustakaan sekolah dapat

memegang peran sebagai mana mestinya, dan usaha-usaha tersebut harus di awali

melalui kegiatan-kegiatan manajemen yang menyangkut pelaksanaan dan

perencanaan peremajaan fasilitas operasional perpustakaan, koleksi perpustakaan,

pelayanan perpustakaan, profesionalisme tenaga penelola perpustakaan, termasuk

juga upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah, para guru dan tenaga pengelolaan

perpustakaan dalam memobilisasi siswa agar mau mendayaguna perpustakaan

sekolah sebagai salah satu sumber belajar dan informasi. Berikut penjabaran

revitalisasi manajemen perpustakaan sekolah.

2.1.5 Revitalisasi Fasilitas, Koleksi, Pelayanan dan Tata Tertib Perpustakaan

Sekolah

1. Revitalisasi Fasilitas Perpustakaan Sekolah

Fasilitas sebagai salah satu sarana penunjang dalam setiap kegiatan adalah hal

yang mutlak ada dalam suatu kegiatan, dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang
18

menunjang setiap kegiatan dimungkinkan dapat mencapai keefektifan tujuan. Adapun

hal-hal yang menjadi cakupan fasilitas perpustakaan sekolah antara lain, gedung atau

bangunan tempat penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, lokasi atau posisi tempat

kegiatan perpustakaan, situasi, peralatan operasional perpustakaan sekolah, dan

kapasitas atau daya tampung pengunjung dalan ruang perpustakaan.

Revitalisasi fasilitas perpustakaan sekolah adalah kegiatan mengaktifkan,

menghidupkan, mendayaguna atau memfungsikan kembali fasilitas perpustakaan

sekolah agar dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dalam mendukung kegiatan

kepustakaan. Kegiatan revitalisasi perpustakaan sekolah itu sendiri dapat dilakukan

diantaranya dengan cara:

a. Melakukan perbaikan manajemen perpustakaan sekolah dengan selalu

mengikutsertakan seluruh warga sekolah dalam perencanaan dan pelaksaan

kegiatan perpustakaan, terlebih dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan

perpustakaan, yaitu tenaga pengelola perpustakaan sekolah.

b. Selalu melaksanakan evaluasi berkesinambungan mengenai segala fasilitas

pendukung kegiatan perpustakaan sekolah yang mungkin harus ditambah atau

justru dihapuskan terkait dengan kegiatan tersebut.

c. Mengkondisikan segala fasilitas baik itu gedung, prabot dan peralatan, situasi

atau keadaan kebersihan, desain, posisi atau letak kegiatan perpustakan sesuai

dengan atuaran-aturan yang berlakudan memberikan kemudahan serta kenyaman

bagi pengunjung. Seperti mengkondisikan atau memposisikan letak

penyelenggaran kegiatan perpustakaan sekolah pada center atau pusat kegiatan


19

pendidikan agar memudahkan siswa dalam mencapainya. Melakukan penataan

desain seefektif dan seefesien mungkin agar tidak terjadi kemubaziran atau justru

kekurangan tempat untuk meletakkan prabot dan peralatan. Selalu mejaga

kebersihan dan ketenangan ruang perpustakaan agar selalu tercipta suasana

belajar yang kondusif dan nayaman.

2. Revitalisasi Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi adalah suatu paru-paru dari sebuah perpustakaan. Tanpa adanya

koleksi atau sumber bacaan dan referensi, maka suatu perpustakaan dapat dikatakan

tidak memiliki dayaguna. Perpustkaan koleksi yang minim dan tidak dapat menjawab

kebutuhan akan informasi dan pengetahuan pun nihil atau dapat dikatakan tidak

bernyawa. Dalam penyelenggaraan perpustakaan, seluruh komponen perpustakaan

adalah suatu keharusan yang harus ada dan berfungsi, karena jika ada satu saja yang

tidak menjalankan fungsinya dan tidak mampu bersinergi, maka system tersebut tidak

akan dapat berjalan dengan sempurna dan efektif.

Revitalisasi koleksi perpustakaan sekolah adalah kegiatan menggiatkan

kembali, mengaktifkan kembali, atau meremajakan kembali koleksi perpustakaan

sekolah agar dapat berguna dan dimanfaatkan oleh peserta didik dalam rangka

mendukung efektifitas pembelajaran didalam kelas yang lebih lanjutnya untuk

mewujudukan tujuan pendidikan secara umum, yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa.
20

3. Revitalisasi Pelayanan Perpustakaan Sekolah

Revitalisasi pelayanan perpustakaan sekolah adalah usaha atau kegiatan

mengaktifkan kembali, menghidupkan kembali, menggiatkan kembali segala bentuk

pelayanan dalam kegiatan perpustakaan sekolah, seperti pelayan sirkulasi dan

pengaturan koleksi. Dalam reviatlisasi pelayanan perpustakaan sekolah, berarti pihak

sekolah atau lebih khususnya perpustakaan sekolah harus dapat memberikan

pelayanan sirkulasi secara ideal, yaitu memberlakukan penggunaan kartu anggoata

dan system pelayanan dengan menggunakan buku besar peminjaman agar kuantitas

koleksi perpustakaan dapat terjaga.

Sedangkan dalam hal pengaturan buku, penggunaan katalog yang sesuai

dengan sistem pengkatalogan buku di Indonesia juga akan sangat membantu peserta

didik dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah. Pengaturan buku yang sesuai dengan

tema dan katalog serta menempatkan buku dan koleksi lain sesuai dengan tempatnya,

juga meniadakan koleksi yang dirasa tidak perlu dan cukup menggangu, akan dapat

memberikan kenyamanan bagi pengunjung dalam memanfaatkan perpustakaan

sekolah serta mengefisiensikan kegiatan perpustakaan.

4. Revitalisasi Tata Tertib Perpustakaan Sekolah

Revitalisasi tata tertib perpustakaan adalah mengaktifkan kembali,

membaharukan atau menghidupkan kembali tata tertib yang sudah ada agar tata tertib

tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang telah dibuat dan disepakati untuk

menertipkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Revitalisasi tata

tertib perpustakaan sekolah harus dilaksanakan manakala tata tertib tersebut dirasa
21

sudah tidak berjalan sebagai mana mestinya. Revitalisasi tata tertib perpustakaan

sekolah dapat dilakukan dengan mengaktifkan kembali tata tertib yang sudah ada dan

dapat pula dengan menambah atau mengurangi poin tata tertib karena adanya

kebutuhan atau keterpaksaan.

2.1.6 Minat Baca

Minat adalah kesenangan atau perhatian yang terus menerus terhadap suatu

objek karena adanya pengharapan atau memperoleh manfaat. Jadi minat adalah rasa

lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia minat adalah kecendrungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu atau keinginan. Jadi harus ada yang ditimbulkan baik dari dalam

dirinya maupun dari luar untuk menyukai sesuatu. Minat merupakan rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto,

(2010:180). Hal ini menjadi sebuah landasan penting untuk mencapai keberhasilan

sesuatu karena adanya minat, seseorang menjadi termotivasi tertarik untuk melakukan

sesuatu.

Adanya minat dalam diri seseorang juga dapat diungkapkan melalui

pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang cenderung lebih menyukai sesuatu

hal dari pada yang lain. Minat dapat pula diungkapkan melalui dalam suatu aktivitas

tertentu. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan

perhatian lebih terhadap benda tersebut.

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa minat baca sangat penting

dikembangkan. Dengan demikian, minat semua pemakai perpustakaan sekolah pada


22

dasarnya dapat dikembangkan. Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu

kecendrungan untuk memberi perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas dan

situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang, dalm

pengertian minat ada pemusatan perhatian objek, ada usaha dari subjek yang

dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek. Minat mengarahkan

perbuatan ke suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

Sedangkan pengertian membaca merupakan suatu proses menangkap atau

memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi,

mengevaluasi konsep-konsep itu dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

kemampuan membaca tidak hanya mengoperasikan berbagai keterampilan untuk

memahami kata-kata dan kalimat, tetapi juga kemampuan menginterpretasi,

mengevaluasi, sehingga memperoleh pemahaman yang komperhensif. Membaca

melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bacaan yang disajikan

sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman melalui konsep-konsep yang

telah dibaca. Menurut Farida Rahim, (2008:3), membaca pada hakikatnya adalah

suatu hal yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan

tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas, berpikir, dan metakognitif.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat membaca

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran yang

bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) yang ditunjukkan dengan keinginan,

kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh

atau dilakukan dengan kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha -
23

usaha seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari

dalam diri sendiri.

2.1.7 Tujuan dan Manfaat Membaca

1. Tujuan Membaca

Tujuan membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu hal yang ingin

diketahui dalam suatu bacaan.Tujuan membaca juga dapat mengisi waktu luang,

mengetahui hal-hal terbaru, dan dapat meningkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut.

Menurut Dian Sinaga (2007) tujuan membaca adalah sebagai berikut:

“(1) Menimbulkan kecintaan terhadap membaca, memupuk kesadaran membaca, dan


memanamkan kebiasaan membaca, (2) Membimbing dan mengarahkan teknik memahami
bacaan, (3) Memperluas horizontal pengetahuan dan memperdalam pengetahuan yang sudah
diperoleh, (4) Membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir dengan manyajikan
buku-buku yang bermutu, (5)Memberi dasar-dasar ke arah studi sendiri.

2. Manfaat Membaca

Beberapa manfaat membaca yaitu dapat menambah atau memperkaya diri

dengan berbagia informasi tentang topik-topik menarik, memahami dan menyadari

kemajuan pribadinya sendiri, meningkatkan kemampuan pemahaman, memahami

lebih cermat dan lebih mendalam. Menurut Ibrahim Bafadah (2015) manfaat

membaca yaitu:

(a) Adanya tujuan yang ditetapkan sebelum membaca; (b) Selama kegiatan membaca
berlangsung selalu menerapkan berbagai teknik keterampilan membaca dengan harapan
semakin lama semakin mahir atau meningkat; (c) Memapu menafsirkan berbagai gambar serta
dapat menggunakan alat-alat penunjuk penelusuran buku; (d) Seseorang yang membaca harus
mempunyai latar belakang pemahaman sehingga dapat lebih mudah mengerti materi yang
sedang dibaca; (e) Seseorang membaca yang baik selalu mengembangkan minat bacaanya
sebagai membina dan mengembangkan kemampuan bacanya.
24

2.1.8 Minat dan Kebiasaan Membaca

Minat dan kebiasaan membaca adalah salah satu kegiatan membaca yang

sering diabaikan oleh siswa, padahal faktor minat dan kebiasaan membaca merupakan

salah satu cara menentukan keberhasilan membaca. Kebiasaan membaca harus

dimulai dari usia sejak dini, pada masal balita ketika anak-anak belum memasuki

pendidikan formal. Pengenalan media bacan yang ditempuh harus sesuai dengan

kemampuan atau usia anak dan orang tua harus memberi contoh kepada anak-

anaknya agar mereka menyukai kegiatan membaca.

Andi prastowo (2012:138) mengemukakan beberapa upaya yang bisa dilakukan

untuk membangkitkan atau meningkatkan minat baca pada siswa sekolah dasar yaitu

sebagai berikut.

“(1) Memperkenalkan buku-buku perpustakaan. Cara ini bisa dilakukan oleh pustakawan
dengan jalan kekerjasama dengan guru bidang studi; (2) Dengan cara menyelenggarakan
pameran buku. Cara ini dilakukan dengan menempatkan dan menyusun buku-buku
perpustakaan dengan posisi mencolok, sehingga membuat para siswa tertarik untuk melihat.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca para siswa; (3)
Memberikan motivasi membaca dengan siswa dengan ulangan-ulangan; (4) Melengkapi
koleksi perpustakaan sekolah dengan bahan-bahan bacaan yang menarik dan bermanfaat.

Sementara itu cara lain yang bisa diupayakan untuk meningkatkan minat

baca siswa yaitu dengan melibatkan peran serta lingkungan keluarga para siswa dan

guru di sekolah. Untuk cara yang dilakukan dengan melibatkan lingkungan keluarga

siswa ini, perlu disosialisasikan dengan cara membangun keyakinan di kalangan

orang tua, bahwa untuk memperbaiki taraf hidup pendidikan harus di tingkatkan.
25

2.1.9 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat baca yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah suatu faktor yang berasal dari diri

seseorang seperti kecerdasan, perasaan, emosional, dan sebagainya. Sedangkan faktor

eksternal adalah suatu faktor yang berasal dari luar diri seseorang, antara lain

kebudayaan, lingkungan dan sarana penunjang lainnya.

Minat jika dikaitkan dengan perpustakaan maka akan terlihat bebrapa faktor

yang dapat mempengarui antara lain, koleksi yang sesuai dengan pemakainya, tingkat

pelayanan dari petugas perpustakaan, sikap petugas perpustakaan (keramahan),

pengaturan letak yang nyaman, tentu saja faktor dana. Selanjutnya faktor yang

mempengaruhi minat baca siswa yang kembangkan oleh Andi Prastowo (2012) ada

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

a. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan, sehingga mereka kurang

menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan

tanggungjawab yang harus dilakukan.

b. Kurangnya dana pembinaan minat baca. Karena biaya yang dibutuhkan untuk

pembinaan minat baca cukup besar, antara lain untuk menambah koleksi

bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguaan perpustakaan.


26

c. Terbatasnya bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan variasinya

yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, tetapi juga

terbatas mutu bahan yang dilayani diperpustakan.

d. Terbatasnya ruang perpustakaan banyak perpustakaan yang ruangannya belum

dilengkapi dengan ruangan bacaan, ruang cerita, ruang anak-anak dan lainnya.

e. Terbatasnya ruangan perpustakaan banyak perpustakaan yang ruangannya

belum dilengkapi dengan ruang baca, ruang cerita bahkan banyak

perpustakaan yang menmpati ruang yang sempit, khusu hanya menyimpan

bahan pustaka saja.

2. Faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor-faktor yang berada diluar lingkungan

perpustakaan.

a. Kurangnya partisipasi pihak-pihak terkait dengan pembinaan minat baca. Hal

ini tampak antara lain dilingkungan keluarga banyak orang tua yang kurang

memperhatikan perkembangan minat baca anak-anaknya.

b. Belum banyak upaya yang dilakukan untuk menggiatkan jaringan kerjasama

pembinaan minat baca antara perpustakaan

c. Sektor-sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca dan

melibatkan diri dalam pembinaan minat baca.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan minat

baca adalah dapat menimbulkan rasa cinta terhadap membaca dan menanamkan

kebiasaan membaca Dan juga pembinaan minat baca adalah sistem yang meliputi

semua kegiatan-kegiatan perencanaan program sampai penilaian terhadap


27

pelaksanaan program perkembangan minat baca. Dengan berkembangnya minat baca

siswa diharapkan turut mendorong minatnya untuk memperdalam ilmu dan

pengetahuan serta kebudayaan pada umumnya. Oleh karena itu, pustakawan sekolah

berupaya keras menciptakan situasi dan kondisi lingkungan yang benar-benar

mendukung gairah membaca para pemakai perpustakaan.

Seseorang memiliki minat baca yang tinggi dapat dilihat dari beberapa

komponen yaitu pemusatan perhatian, penggunaan waktu, motivasi untuk membaca,

emosi dalam membaca, dan usaha untuk membaca. Dari uraian tentang indikator

minat baca maka sesuai pula dengan pendapat Dalman (2013:144-145) bahwa

seseorang memiliki minat baca yang tinggi jika rajin mengunjungi perpustakaan,

mengisi waktu kosong dengan membaca buku, gemar mencari pengetahuan baru dari

buku, keinginan membaca timbul dari diri sendiri.

2.2 Kerangka Berpikir

Penelitiaan ini membahas mengenai “Revitalisasi Perpustakaan Sekolah

Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa”. Pokok dari permasalahan yang menjadi

penelitian ini yaitu mengaktifkan kembali, mendayagunakan kembali perpustakaan

sekolah sebagaimana mestinya. Tujuan dari program ini yaitu untuk mengembalikan

peran perpustakaan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya melalui pembaharuan

perpustakaan sekolah diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa.

Menurut alur pemikiran peneliti, proses penentuan kerangka berpikir

penelitian dimulai dengan penjelasan dasarnya terlebih dahulu, yaitu pemahaman

tentang perpustakaan yang seharusnya dijalankan dengan menjadikan perpustakaan


28

bermanfaat dan diberdayagunakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Selanjutnya

dengan menganalisa secara mendalam penjelasan tersebut kemudian mengaitkan

dengan realitas yang terefleksi dalam praktik perpustakaan di era sekarang ini. Maka

kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pendidikan
Sekolah Dasar

Perpustakaan Meningkatkan
Sekolah Dasar Minat Baca
siswa

Revitalisasi
Perpustakaan
Sekolah Dasar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai