Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT HASIL BELAJAR

RESUME

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mandiri dari mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu : Dr. Sumiyati Sa’adah M,Si.

Iwan Ridwan Yusup M,Pd

Disusun oleh :

Nama : Silvia Adimiharta

NIM : 1192060097

Kelas : 2C / Pendidikan Biologi

JURUSAN MATEMATIKA DAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
Hakikat Hasil Belajar

A. Pengertian hasil belajar


Teori behaviorisme memandang belajar sebagai perubahan yang diukur
melalui respons tindakan yang diukur sampai ke kontruktivisme yang menyebutkan
bahwa belajar adalah mengkontruksi pengetahuan sendiri.
Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu pebuatan tingkah
laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun Dimyati dan
Mudjino (2006) menggaris bawahi hasil belajar sebgai suatu interaksi antara
pembelajar dengan tindakan mengajar.
B. Jenis – jenis hasil belajar
Di indonesia dan banyak negara lainnya, hasil belajar dinyatakan sebagai klasifikasi
yang dikembangkan oleh Bloo, dan kawan – kawannya.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir seseorang. Jenjang ini
bersifat hierarkis, artinya jenjang satu lebih tinggi dari jenjang yang lain, dimana
jenjang yang lebih tinggi akan dapat dicapai apabila yang rendah sudah dapat
dikuasai. Berdasarkan urutan dari yang terendah ke yang tertinggi, keenam
jenjang tersebut diantaranya:
a. Pengethuan, jenjang pengetahuan mencakup pengetahuan seseorang dalam
mengingat semua jenis informasi yang diterimanya. Pada umumnya informasi
yang diterima manusia akan dimasukan ke dalam ingatan dan akan disimpan
disana dalam periode tertentu.
b. Pemahaman, pada jenjang ini informasi yang diterima tidak disimpan begitu
saja, melainkan diolah lebih lanjut menjadi sesuatu yang lebih tinggi
kedudukannya.
c. Aplikasi, aplikasi adalah kemampuan menggunakan sesuatu dalam situasi
tertentu. Kemampuan menggunakan sesuatu itu memerlukan pertimbangan
mengenai relevansi perhatian terhadap rincian, ketelitian dan ketelatenan.
d. Analisis, analisis adalah kemampuan seseorang untuk melihat bagian – bagian
atau komponen – komponen dari satu kesatuan yang utuh. Komponen yang
dimaksud dapat berupa fakta, teori, pendapat, asumsi dan sebagainya.
e. Sistesis, sintesis adalah kemampua siswa dalam melihat hubungan antara
komponen – komponen yang terpisah dan menyimpulkan apa yang ia peroleh
dari hubungan tersebut.
f. Evaluasi, evaluasi adalah kemampuan memberikan pertimbangan mengenai
nilai informasi tersebut dengan menggunakan berbagai kriteria, baik internal
maupun kesternal.
2. Ranah afektif
Ranah afektif berhubungn dengan minat, perhatian, sikap, emosi,
penghargaan, proses, internalisasi dan pembentukan karakteristik diri.
Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964) membagi ranah afektif dalam lima
jenjang diantaranya:
a. Penerimaan (receiving), jenjang ini adalah pembuka alat indera seseorang
terhadap dunia luar. Dengan perkataan lain, jenjang ini adalah jenjang
dimana kita memberikan kesempatan kepada diri kita untuk berubah.
b. Penanggapan (responding), penanggapan adalah jenjang yang menerima
stimulus dan juga memberikan reaksi atau jawaban terhadap stimulus
tersebut.
c. Pengahrgaan (valuing), pada jenjang ini aktivitas afektif lebih tinggi dari
jenjang pemberian penanggapan.
d. Pengorganisasian (organization), pengorganisasian terjadi apabila
seseorang berada dalam situasi dimana terdapat lebih dari satu nilai atau
sikap.
e. Penjatidirian (characterization), daalm jejang ini nilai sikap sudah menjadi
milik seseorang. Jadi nilai dan sikap bukan saja diterima, disenangi,
dihargai, tetapi sudah mendarah daging pada dirinya.
3. Ranah psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan kemampuan gerak atau manipulasi
yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis, kemampuangerak atau
manipulasi tersebut dikendaliakn oleh kematangan psikologis. Bloom dan
Simpson (1966) memberikan tujuh jenjang psikomotor yang bersifat hierarkis
diantaranya:
a. Persepsi (perception), penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan
dalam membentu gerakan.
b. Kesiapan (sep), kesiapan fisik, mental dan emosional untuk melakukan
gerakan.
c. Respons terpimpin (guided response), tahap awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan
coba – coba.
d. Mekanisme (mechanism), membiasakan gerakan – gerakan yang telah
dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
e. Respons tampak yang kompleks (complex overt response), gerakan
motoris terampil yang di dalamnya terdiri dari pola – pola gerakan yang
kompleks.
f. Penyesuaian (adaptation), keterampilan yang sudah berkembang sehingga
dapat menyesuaikan alam berbagai situasi.
g. Penciptaan (origination), membuat pola gerakan baru yang disesuaikan
dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.

Sedangkan Robert Gagne (1974) meninjau hasil belajar yang dimasukkan dalam lima
kategori, yaitu:

1. Informasi verbal, ialah tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat
diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertuliskepada orang lain.
2. Kemahiran intelektual, menunjukkan pada kemampuan seseorang yang
berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri.
3. Pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan yang dapat menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar dan
berpikir.
4. Sikap, peerbuatan yang berdasarkan pendirian terhadap suatu objek.
5. Keterampilan motorik, sseseorang yang mampu melakukansuatu rangkaian gerak
– gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak
– gerik anggota badan yang terpadu.
C. Faktor – faktor yang memengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor – faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut sling memengaruhi dalam
proses belajar individu, sehingga menentukan kualitas hasil belajar, diantaranya:
1. Faktor intern
Faktor – faktor yang berasal dari alam diri individu dan dapat memengaruhi hasil
belajar individu.
a. Faktor fisiologis, berkaitan dengan kondisi fisik seorang individu. Ada dua hal
yang masuk kategori faktor fisiologis, yaitu pertama keadaan jasmani dan fungsi
jassmani itu sendiri. Kedua keadaan fungsi jasmani / fisiologis.
b. Faktor psikologis, psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri.
c. Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit dipisahkan, tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan rohani (psikis).
2. Faktor ekstern
Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor – faktor ekstern yang memengaruhi belajar
dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat.
a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah, faktor sekolah yang memengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berupa kegiatan siswa dlam
masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
D. Hakikat hasil belajar mata pelajaran biologi di tingkat SD, SMP, dan SMA
1. Hakikat hasil belajar pada mata pelajaran biologi di tingkat SD hanya
untuk menegtahui konsep dasar kebiologian karena pembelajaran biologi ini
ddi satu lingkupkan dengan kimia dan fisika menjadi IPA.
2. Hakikat hasil belajar pada mata pelajaran biologi di tingkat SMP masih
satu lingkup dalam IPA tapi ada juga beberapa sekolah yang sudah
menerapkan bahwa biologi merupakan mata pelajaran khusus.
3. Hakikat hasil belajar pada mata pelajaran biologi di tingkat SMA
sudah menjadi mata pelajaran khusus. Materi biologi yang disajikan
dihadapkan dengan permasalahan yang lebih kompleks.
E. Analisis hakikat hasil belajar kaitannya dengan orientasi masa depan peserta
didik
Ada dua macam pendekatan untuk mengevaluasi atau menilai tingkat
keberhasilan belajar yaitu, norm – referencing atau penialaian acuan norma dan
criterion – referencing atau penilaian acuan patokan.

Anda mungkin juga menyukai