Anda di halaman 1dari 13

Materi Pokok Bahan Kajian

Teori Keperawatan Teori Keperawatan


Terpilih Menurut Para Tokoh
1. Nightingale
2. Maslow
3. Handerson
4. Peplau

1. Definisi Teori
A. Teori Secara Umum
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan
hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
B. Teori Menurut Para Ahli
1) Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi – JONATHAN H. TURNER.
2) Teori adalah seperangkat ide, konstruk atau variabel, definisi, dan proposisi yang
memberikan gambaran suatu fenomena atau peristiwa secara sistematik dengan cara
menentukan hubungan antar-variabel – Creswell
3) Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena – LITTLE JOHN &
KAREN FOSS
4) Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung
suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena – KERLINGER
5) Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian – NAZIR
6) Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah – John W Creswell
7) Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan
beberapa fenomena – STEVENS
8) Teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar
fenomena atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain –
FAWCETT
9) Teori terdiri dari generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi
sebuah fenomena – TRAVERS
10) Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan
satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan
dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu – EMORY – COOPER
11) Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang
kenyataan yang belum diketahui secara pasti – CALVIN S. HALL & GARDNER
LINZEY
12) Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat
diamati dalam dunia nyata – KING
13) Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat
variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat
dibandingkan dengan pola-pola yang diamati- MANNING
14) Teori adalah jaringan untuk menangkap apa yang kita sebut sebagai “dunia”. Teori
membantu kita memahami kenyataan – Karl Popper
15) Teori adalah proses pengembangan ide-ide yang akan membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa sebuah kejadian dapat terjadi – Jonathan H. Turner
16) Teori adalah proses sistematik dalam merumuskan dan mengorganisasi ide menjadi
sebuah fenomena tertentu yang dapat dipahami – William Doherty
17) A theory is a systematic set of generalized statements about a particular segment of
reality – Mike Bal (1985).
18) A theory is a group of logically organized laws or relationships that constitute
explainnation in a discipline – Heinan (1985).
19) Theory is a simply an idea about why people are the way they are and act the way they
act– Davis (2000)
2. Teori Keperawatan
1. Tujuan Teori Dan Model Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau
bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi. Adanya teori
keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan
dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian
berbagai masalah keperawatan.
Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk
dan tindakan dapat dipertimbangkan. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar
dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
2. Karakteristik Teori Dan Model Keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar
teori keperawatan :
a) Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
b) Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
c) Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan.
d) Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
e) Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan.
3. Macam-Macam Model Teori Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
A. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep
ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate, dengan
dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
B. Model Konsep dan Teori Keperawatan Maslow
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus memperhatikan kebutuhanbio-psiko-
sosio-kultural klien. Abraham Maslow (1968) mengembangkan sebuahhirarki kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk menentukan prioritaskebutuhan klien. Kebutuhan tertentu dapat
lebih penting daripada kebutuhandasar yang lain. Hirarki Maslow disusun berdasarkan teori
bahwa sesuatudikatakan kebutuhan dasar bila :
a) Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat menimbulkan sakit
b) Jika kebutuhan tersebut terpenuhi dapat mencegah sakit
c) Kebutuhan tersebut merapakan indikator seseorang dikatakan sehat
d) Ada perasaan kehilangan jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi
e) Ada kepuasan jika kebutuhan tersebut terpenuhi.
1. Hierarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow
Dengan adanya hirarki Maslow membantu dalam memahami hubungan di antara
kebutuhan dasar manusia dan menentukan prioritas diantara kebutuhan-kebutuhan dasar
tersebut.Seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, minimal kebutuhan yang paling
utama sebelum memenuhi kebutuhan yang berada di tingkat berikutnya.Hirarki Maslow
menggambarkan lima tingkat kebutuhan dasar manusia, yaitu :
Tingkat I : Kebutuhan fisiologi
Tingkat II : Kebutuhan keamanan dan keselamatan
Tingkat III : Kebutuhan mencintai dan memiliki
Tingkat IV : Kebutuhan harga diri
Tingkat V : Kebutuhan aktualisasi diri
Hirarki Maslow memberikan kerangka dalam pengkajian keperawatan danmemahami
kebutuhan klien pada semua tingkatkebutuhan sehingga dalammengembangkan rencana
keperawatan, perawat harus memasukkan intervensiuntuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Contoh : Pada saat perawat dinas di UGD dan merawat pasien AMI, selain perawat
memperhatikan kebutuhan fisiologi klien (misal memasang O2),perawatjuga memperhatikan
kebutuhan mencintai dan memiliki klien (dengan membiarkanklien ditunggu keluarga).
A. Tingkat 1. Kebutuhan Fisiologi
Kebutuhan fisiologi berada pada tingkat yang paling dasar dalam hirarki
Maslow.Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang paling essensial, pentingagarseseorang
dapat bertahan hidup sehingga menempati prioritas yang tertinggi.Kebutuhan fisiologi tersebut
minimal harus terpenuhi untuk mempertahankanhidup.
B. Tingkat 2. Kebutuhan Keamanan Dan Keselamatan
Kebutuhan keamanan dan keselamatan menempati tingkat kebutuhan yang keduadalam
hirarki Maslow. Kebutuhan keamanan dan keselamatan meliputi keamanandan keselamatan fisik
dan emosi. Keselamatan fisik berarti melindungi seseorang dari bahaya yang aktual maupun
potensial.Keamanan dan keselamatan emosi ditunjukkkan dengan adanya rasa percayakepada
orang lain,adanya perasaan bebas dari rasa takut dan cemas. Seringkali klien masuk ke rumah
sakit merasa ketakutan ataupun kecemasan karena banyakhal-hal yang tidak ia ketahui baik
tentang penyakitnya, prosedur yang akan dijalani, dan sebagainya sehingga akan membutuhkan
keamanan dankeselamatan secara emosi. Perawat yang selama 24 jam bersama klien
dapatmembantu memenuhi kebutuhan klien tersebut dengan mengajak klien berdoasebagai cara
untuk memberikan kekuatan dan support pada klien.
C. Tingkat 3. Kebutuhan Mencintai Dan Memiliki
Kebutuhan mencintai dan memiliki merapakan kebutuhan dasar yang beradapada level
yang lebih tinggi. Kebutuhan mencintai dan memiliki meliputi adanyabagaimana kita memahami
dan menerima orang lain, bagaimana seseorang ingindimengerti dan diterima oleh orang lain,
termasuk juga adanya perasaan memilikiorang yang berarti seperti teman, keluarga, tetangga dan
lingkungan masyarakat.Orang yang kebutuhan mencintai dan memilikinya tidak terpenuhi akan
merasakankesepian dan merasa terisolasi. Sehingga mereka akan menarik diri secara fisikdan
emosi, atau mungkin saja mereka menjadi pribadi yang sensitif dan seringmengkritik.
D. Tingkat 4. Kebutuhan Harga Diri
Tingkat kebutuhan selanjutnya dari hirarki Maslow adalah kebutuhan harga
diri.Kebutuhan harga diri adalah keinginan seseorang untuk dihargai. Seseorang yang terpenuhi
kebutuhan harga dirinya akan merasa percaya diri dan mandiri. Jikatidak terpenuhi maka
seseorang akan merasa helpless(tak berdaya)dan rendah diri. Banyak faktor yang mempengaruhi
harga diri seseorang diantaranya perubahanperan, perubahan gambaran diri.
E. Tingkat 5. KebutuhanAktualisasiDiri
Tingkat kebutuhan yang menempati tingkat yang paling tinggi adalah
kebutuhanaktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan individu untuk
dapatmengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya.Proses
aktualisasi diri berjalan sepanjang kehidupan. Untuk dapat memenuhikebutuhan aktualisai diri
klien, perawat harus berfokus pada kemampuan dankesempatan yang dimiliki klien.
Hierarki kebutuhan dasar menurut Maslow dapat diterapkan dalam proseskeperawatan
baik itu dalam pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hierarki Maslow juga dapat
diterapkan pada berbagai usia, di berbagai tempat pelayanan kesehatan, dapat diterapkan baik
dalam kondisi sehat maupun sakit.
Dalam mengaplikasikan teori kebutuhan dasar menurut Maslow, perawat harus
memahami bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga bisa saja pada
satu klien kebutuhan fisiologi menempati kebutuhan prioritas dibandingkan kebutuhan keamanan
dan keselamatan tetapi pada klien yang lain sebaliknya. Hal ini menjadi dasar mengapa kita
harus melibatkan klien dan keluarga dalam menentukan prioritas masalah. Dalam memenuhi
kebutuhan dasar klien, perawat tidak hanya memperhatikankebutuhan yang paling dasar, tetapi
juga memenuhi kebutuhan yang ada ditingkat berikutnya. Jadi bisa saja, perawat memenuhi dua
kebutuhan dasar atau lebih dalam satu waktu.
Contoh : Saat merawat klien dengan sesak nafas,perawat memberikan oksigen untuk memenuhi
kebutuhan fisiologinya tetapi juga memasang pengaman tempat tidur untuk memenuhi
kebutuhan keamanan dan keselamatannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapan teori kebutuhan dasarmenurut
Maslow yaitu:
1) Hubungan diantara kebutuhan: Adakalanya dalam memenuhi kebutuhan dasar seseorang,
kita tidak mengikuti sesuai urutan hirarki Maslow, karena pada individu yang berbeda
pendapatanatau perbedaan tingkat kebutuhan. Sehingga pada saat melakukan
asuhankeperawatan , perawat jangan berasumsi bahwa kebutuhan tingkat yang lebih
bawahselalu menjadi prioritas. Jelaslah bahwa asuhan keperawatan yang
diberikanbersifat individu. Contoh : seorang janda yang tinggal sendiri di kawasan
rawankejahatan dirawat di rumah sakit karena tidak dapat buang air kecil. Dia mengeluh
khawatir dengan keamanan rumahnya. Pada saat itu, kebutuhan eliminasi tidak menjadi
prioritas tetapi kebutuhan keamanan dan keselamatan yang menjadi lebih prioritas untuk
menghilangkan rasa cemas klien tersebut.
2) Simultan dalam memenuhi kebutuhan : Dalam memenuhi kebutuhan dasar klien, setelah
mengindentifikasi kebutuhanklien, perawat bersama klien menyusun prioritas.Menyusun
prioritas bukanberarti perawat hanya memenuhi satu kebutuhan pada satu waktu, tetapi
kebutuhan yang lain juga dipenuhi secara simultan. Pada contoh kasus diatas, pada saat
yang bersamaan selain perawat memberikan ketenangan pada janda tersebut, perawat
juga memasang kateter untuk mengatasi masalah tidak dapatbuang air kecilnya .
2. Faktor yang mempengaruhi prioritas kebutuhan dasar
Adanya berbagai macam tingkat kebutuhan dasar manusia, mengharuskanperawat
menyusun prioritas agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih fokus dan lebih efektif. Situasi
yang mengancam kehidupan tentunya menempati prioritas yang tertinggi. Dalam menentukan
prioritas kebutuhan, perawat harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
 Kepribadian dan mood
 Persepsi klien
 Struktur keluarga
 Pertimbangkan hubungan di antara kebutuhan dasar
Satu hal yang penting adalah dalam menyusun prioritas dan perencanaan kebutuhan dasar
manusia, perawat harus melibatkan klien dan keluarga.
C. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Henderson
Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan).
Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia
menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis.
Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung
kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untk itu.
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang
dikenal dengan “The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat
adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
Konsep Utama Teori Henderson :
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum dengan cukup
3) Membuang kotoran tubuh
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakaian yang sesuai
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan
satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit). Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dengan klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang berkurang.Di
sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada
fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau membantu pasien
mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana
perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat
tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi
yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.
D. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
 Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya
dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
 Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan.
Peran Prawat:
a. Mitra kerja,. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.
Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan
menghargai antara perawat dan klien.
b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional
kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya
memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam
mengatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga
merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi.
e. Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna untuk
membantu memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu
kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
 Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang
lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada
saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa
kondisi klien semakin membaik.
 Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut Peplau
mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:
a. Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu
merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk
dan penting untuk proses interpersonal.
b. Masyarakat/lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
c. Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
d. Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan
diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien
dan mencapai resolusi masalah.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap
diantaranya:
a. Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian
askep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
a. Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
b. Individu mandiri terpisah dari perwat.
c. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
d. Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau bertindak sebagai
fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan
sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi, dimana perawat berusaha untuk secara perlahan kepada klien untuk
membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan
yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini dapat dilihat
adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi.
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap
praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia
kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan.
Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama
perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama
mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien
mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
 Kesimpulan
Tujuan Teori Peplau
Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk
mencapai kematangan kepribadian.
 Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau
Kelebihan
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
Kekurangan: Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

Anda mungkin juga menyukai