1. Insomnia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya adalah
rasa nyeri , kecemasan ,ketakutan ,tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk
tidur.
2. Stress
Pada buku milik King (2010), Habeck mengatakan, mengurangitidur selama 60 menit
hingga 90 menit me mdiabahayakan kemampuanseseorang dalam berfungsi pada hari
berikutnya. Untuk meningkatkankemampuan seseorang secara optimal, seseorang
membutuhkan waktutidur lebih dari delapan jam. Menurut Goh, tidur yang kurang
dapatmenyebabkan tubuh menjadi stres dan dapat mempengaruhi kinerja otak. Selain itu,
kurangnya tidur dapat menyebabkan kesiagaan dan kemampuan kognitif menurun, dan tidak
dapat fokus. Kurang tidur jugaberpengaruh terhadap cara mengambil keputusan yang
berhubungandengan suatu rencana yang tidak terduga, kreatifitas seseorang, revisidari suatu
rencana, dan komunikasi yang dampaktif. Kurangnya tidurjuga menjadi salah satu sumber
seseorang mengambil keputusan yang. Pada buku milik King (2010), Habeck mengatakan,
mengurangitidur selama 60 menit hingga 90 menit membahayakan kemampuanseseorang
dalam berfungsi pada hari berikutnya. Untuk meningkatkankemampuan seseorang secara
optimal, seseorang membutuhkan waktutidur lebih dari delapan jam. Menurut Goh, tidur yang
kurang dapatmenyebabkan tubuh menjadi stres dan dapat mempengaruhi kinerjaotak. Selain
itu, kurangnya tidur dapat menyebabkan kesiagaan dan kemampuan kognitif menurun, dan
tidak dapat fokus. Kurang tidur jugaberpengaruh terhadap cara mengambil keputusan yang
berhubungandengan suatu rencana yang tidak terduga, kreatifitas seseorang, revisidari suatu
rencana, dan komunikasi yang dampaktif. Kurangnya tidurjuga menjadi salah satu sumber
seseorang mengambil keputusan yangmenyimpang dari norma dan melanggar prinsip
pribadinya (King, 2010).
4. Kelelahan
Saat lelah, kamu akan tidur di mana saja. Jika sudah begitu, tubuh kamu mengingatkan
untuk segera istirahat, tidak ditunda-tunda. Otak membutuhkan tidur untuk mengonsolidasikan
ingatan dan melatih peristiwa penting, memproses emosi, dan melakukan sedikit pembersihan,
melalui sistem gimfatik (dalam sistem saraf pusat), setelah seharian sibuk bekerja, kata psikiater
Alex Dimitriu, MD, dari Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine. Tanda paling jelas dari
kurang tidur adalah kelelahan dan kantuk di siang hari yang berlebihan. Biasanya ditandai
dengan tidur atau rasa kantuk di beberapa tempat, seperti transportasi umum, kelas, atau kantor.
5. Halusinasi
Ketika seseorang kekurangan tidur, kondisi paling mungkin terjadi adalah halusinasi.
Misalnya saja membayangkan hal-hal yang tidak ada di sana, seperti benda mati berbicara atau
bayangan yang mengambil kehidupan mereka sendiri. Selain mengganggu fokus dan ingatan,
halusinasi juga bisa mulai terjadi saat akan tidur atau bangun. “Kondisi ini dikenal sebagai
halusinasi hypnagogic dan hypnopompic, dan sering dapat mengambil bentuk halusinasi seperti
orang hingga suara,” katanya. Gangguan neurologis lainnya termasuk penglihatan kabur sampai
masalah ingatan.
6. Penyakit Jantung
Salah satu risiko kesehatan dari kurang tidur adalah hipertensi alias tekanan darah tinggi.
Menurut Hollingsworth, kurang tidur juga dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit
terkait jantung lainnya, seperti serangan jantung dan detak jantung yang tidak teratur.
9. Berat Badan
Saat kurang tidur, sore hari akan terasa berat dan segala camilan terlihat menarik. Nah, ada
alasan hormonal di balik kondisi tersebut. Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya kadar
leptin, hormon yang membuat merasa kenyang, menurut Christopher H ollingsworth, MD,
dokter bedah umum. “Ketika kamu tidak cukup tidur, tingkat leptin menurun sehingga mudah
lapar dan lebih mungkin untuk makan makanan berkalori tinggi. Yang artinya akan ada
kemungkinan berat badan naik,” kata Hollingsworth.
10. Perubahan Suasana Hati
Suasana hati adalah hal pertama yang harus dihadapi saat kurang tidur, kata Drerup Saat
kita kurang tidur, kadar kortisol-hormon stres-akan naik. Sebaliknya, tidur malam yang nyenyak
secara alami mengurangi kadar kortisol di tubuh Agar jadwal tidur kembali ke normal, coba
bangun pada waktu yang sama setiap hari, tidur siang sekitar 30 menit dan berolahraga pagi.
Kurang istirahat terutama tidur merupakan salah satu masalah global yang banyak dialami
oleh masyarakat, namun juga paling sering tidak disadari oleh penderitanya. Meskipun masalah
ini terkesan sederhana, kurang tidur yang berlangsung terus-menerus diketahui dapat
meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti serangan jantung, stroke, tekanan darah
tinggi dan diabetes mellitus.
Selain makan, tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh tubuh.
Setiap hari tubuh membutuhkan tidur untuk mengistirahatkan berbagai organ dan sistem yang
sudah bekerja seharian penuh agar dapat kembali melakukan fungsinya di keesokan harinya.
Sayangnya, saat ini banyak orang merasa kekurangan waktu untuk menyelesaikan berbagai hal,
seperti pekerjaan, tugas kuliah atau sekedar untuk bermain game sehingga menyebabkan jatah
istirahat semakin sedikit. Tidak hanya itu, orang-orang yang mengalami gangguan seperti
insomnia pun dapat mengalami kurang tidur. Kurang tidur adalah suatu kondisi dimana jumlah
jam tidur seseorang kurang dari yang dianjurkan. Memang pada dasarnya kebutuhan jumlah jam
tidur tiap orang adalah berbeda-beda, namun perbedaan yang paling mendasarinya adalah
kelompok usia.
Kurang tidur dan istirahat akan meningkatkan produksi ghrelin, yakni hormon rasa lapar di
perut. Winter menjelaskan, kelebihan ghrelin akan menyebabkan tubuh meminta makanan
berlemak dan manis. Ia juga menyebutkan bahwa kurang tidur akan mempengaruhi leptin, yakni
hormon kenyang.
“Ketika tidak tidak cukup tidur, Anda cenderung makan lebih banyak makanan berlemak dan
manis karena sinyal bahwa tubuh sudah kenyang terganggu,” ucapnya. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, kurang tidur menyebabkan rasa lapar dan akhirnya menggiring tubuh
untuk makan makanan manis dan berlemak. Hal ini akan mengakibatkan bertambahnya berat
badan. “Ketika lelah, Anda tidak akan sadar makanan apa yang masuk ke dalam tubuh,” jelas
Winter. “Anda mencari dan memakan makanan apa pun yang membuat tubuh terjaga”.
Menurut Winter, tidur yang tidak cukup juga mempengaruhi metabolisme secara langsung.
“Proses metabolisme tubuh akan menurun,” ucapnya. Selain itu, menurut sebuah penelitian yang
dimuat dalam jurnal Annals of Internal Medicine pada 2012, tidur selama 4,5 jam sehari dalam
empat hari berturut-turut dapat menurunkan respon sel lemak tubuh terhadap hormon insulin
sebanyak 30 persen. Akhirnya, lemak yang seharusnya diubah oleh insulin menjadi energi tubuh
justru tertimbun dalam tubuh.