PEMBAHASAN
Frequency : 50 Hz
Power Factor : 0,8 cos phi
RPM : 1500
Ampere : 30 Ampere
Phasa :3
Genset yang digunakan adalah salah satu jenis genset keluaran POWER
LINK model WPS 20S dengan nomor seri keluaran pabrik DL 4316/13
Kapasitas utama dari genset adalah 20 kVA. Genset prime adalah tipe
industrial atau medium duty. Anda dapat menggunakan genset prime ini dengan
kapasitas beban yang dapat ditanggung genset tanpa mengenal batas waktu. Beban
dari mesin genset ini juga bisa naik dan turun karena terdapat beban kejut, namun
total beban dari mesin genset ini hanya berada pada 60-70% dari nilai kapasitas
utama yang ada. Genset prime ini adalah jenis kapasitas genset yang paling sering
ditawarkan oleh distributor genset karena jenis genset ini bernilai standard.
Walaupun sebenarnya beban yang digunakan bisa sampai 100% dari nilai
kapasitas, tapi untuk total waktu pun terbatas yaitu maksimal 8 jam perhari. Untuk
material yang dimiliki oleh genset prime ini memang berat tapi tidak terlalu
kokoh, meskipun begitu jenis genset ini tetap tahan panas yang disebabkan saat
mesin beroperasi.
Tegangan yang dibangkitkan oleh genset tersebut adalah 380 volt untuk
hubungan fasa ke fas dan 220 volt antara fasa dengan netral. Untuk frekuensinya
yaitu sebesar 50 Hz sesuai dengan ketetapan perlatan elektonik di Indonesia
sedangkan untuk besar faktor dayanya sebesar 0,8 dengan kecepatan putar
generator yaitu 1500 rpm serta dengan kuat arus 30 Ampere sistem 3 fasa.
Berat : 242 kg
Tegangan Baterai : 12 V
Mesin diesel ini di produksi oleh PERKINS model 404D-22 dengan bobot
242 kg. Adapun tegangan kerja baterai untuk starternya adalah 12 Volt DC.
Sedangkan daya yang dibutuhkan adalah 20,6 kW dengan kecepatan 1500 rpm.
Kapasitas bahan bakarnya adalah 100 liter jenis solar.
3.3 Alternator
Pada panel ATS / AMF terdapat dua bagian komponen yaitu komponen
yang berfungsi sebagai control dan sebagai daya. Berikut Penjelasannya :
Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang
penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh
dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol
tegangan dan arus rendah.
Kontroler
Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka selain
sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler.
Kontroler merupakan otak dari dari suatu sistem kontrol. Programmable
logic controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus. Pengontrol
berbasis- mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan
proses-proses.
Alat Ukur
Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan secara
langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu
ampermeter, voltmeter dan frekuensi meter. Amperemeter adalah alat
untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter
biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik.Voltmeter
merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam suatu rangkaian
listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu
komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan
kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara
paralel dengan komponen tersebut. Prinsip kerja dari frekuensi meter ini
berdasarkan pada getaran mekanik sejumlah kepingan plat baja yang tipis
membentuk lidah-lidah bergetar. Masing–masing memiliki perbedaan
frekuensi getar dan relatif tidak berjauhan satu sama lain. Jika kepingan
mendapatkan arus medan magnet dari arus bolak–balik, maka salah satu
lidah akan menimimbulkan getaran dan beresonansi, memberikan defleksi
yang besar sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolak–balik
tersebut.
Catatan :
Pada panel bagian dalam ATS / AMF terdapat sebuah komponen switch
dimana fungsinya adalah sebagai pengatur penyaluran sumber listrik ke
beban. Dimana switch tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu :
02 : Berfungsi untuk mengoperasikan beban trafo Kubikel trafo
distribusi tegangan menengah.
00 : Berfungsi sebagai posisi OFF atau dengan kata lain tidak ada
beban yang sedang dioperasikan.
01 : Befungsi untuk mengoperasikan beban pada gedung pada prodi
listrik Jurusan Teknik Elektro
2. Memutar selector switch pada panel ATS/AMF dari posisi nol (0)
ke posisi “AUTO”,
3. Genset akan beroperasi secara otomatis saat sumber listrik utama
padam dimana ada delay antara waktu operasi genset dengan waktu
pengalihan atau pembebanan dari genset ke beban.
b. Menghentikan (Stopping) Genset
1. Genset akan otomatis off saat sumber listrik utama kembali
terdeteksi melalui control ATS/AMF
3.6 Perbandingan Sistem Genset dan ATS/AMF pada Bengkel Catu Daya
dengan Secara Umum
Sistem genset dan ATS/AMF pada bengkel Catu Daya secara umum
serupa dengan sistem genset pada umumnya. Namun, pada sistem genset disini
telah dimodifikasi sehingga memiliki sedikit perbedaan. Misalnya keluaran dari
sistem penyaluran genset ke beban menggunakan sistem selector switch dimana
posisi (0) dalam keadaaan tanpa beban, posisi (1) beban instalasi gedung, dan
posisi (2) menuju ke trafo 380/20000 V sebelum masuk ke sisi incoming kubikel
20kV. Artinya dalam pengoperasiannya, perlu dilakukan penyaklaran apakah
menuju ke beban instalasi gedung ataukah di masukkan ke sisi primer trafo step
up sebelum masuk ke kubikel 20 kV.
Gambar 3.18 Single Line Diagram Catu Daya
Selain itu, sistem genset disini lebih cenderung bersifat stand alone.
Maksudnya genset dapat dioperasikan sebagai pembangkit meskipun sumber PLN
masih ada. Hal ini disebabkan karena sistem selector switch tadi yang dapat diatur
keluarannya.
Perlu diingat bahwa sistem genset disini, meskipun dapat berdiri sendiri
tetapi bukan berarti diparalelkan dengan sumber listrik utama (PLN). Hal ini tidak
memungkinkan dilakukan secara langsung karena dapat menyebabkan terjadi daya
balik (power reverse) sehingga generator yang awalnya sebagai pemasok istrik
justru berubah menjadi motor listrik akibat ketidak sinkronan antara kedua
pembangkit. Adapun jika memang dibutuhkan, dapat dilakukan sinkronisasi
dengan penyamaan tegangang, faktor daya, frekuensi dan polaritas antara
generator dengan sumber PLN. Proses sinkronisasi ini dapat diatur dengan
pengaturan sistem arus eksitasi pada generator baik secara hubung terang, gelap
maupun kombinasi keduanya.