Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Generator Set

Genset atau Generator Set merupakan sebuah perangkat yang mampu


menghasilkan daya listrik. Dimana perangkat ini adalah gabungan antara
generator dan engine yang dapat digunakan sebagai alat pembangkit listrik. Atau
dengan istilah mudahnya genset adalah perangkat yang berfungsi untuk mengubah
energi kinetik dari putaran mesin diesel yang terkopel dengan generator sehingga
generator yang diputar dapat menghasilkan energi listrik melaui proses
elektromagnetik. Pada praktikum ini genset berperan sebagai pencatu daya
cadangan (kedua) apabila sumber PLN sebagai penyuplai utama mengalami
gangguan atau sedang padam. Berikut adalah spesifikasi mesin genset yang ada
pada Bengkel Catu Daya.

Gambar 3.1 Name Plate Mesin Genset

Model : WPS 20S

Serial No. : DL 4316/13

Prime Power : 20 kVA

Standby Power : 22 kVA

Voltage : 380 / 220 V

Frequency : 50 Hz
Power Factor : 0,8 cos phi

RPM : 1500

Ampere : 30 Ampere

Phasa :3

Genset yang digunakan adalah salah satu jenis genset keluaran POWER
LINK model WPS 20S dengan nomor seri keluaran pabrik DL 4316/13

Kapasitas utama dari genset adalah 20 kVA. Genset prime adalah tipe
industrial atau medium duty. Anda dapat menggunakan genset prime ini dengan
kapasitas beban yang dapat ditanggung genset tanpa mengenal batas waktu. Beban
dari mesin genset ini juga bisa naik dan turun karena terdapat beban kejut, namun
total beban dari mesin genset ini hanya berada pada 60-70% dari nilai kapasitas
utama yang ada. Genset prime ini adalah jenis kapasitas genset yang paling sering
ditawarkan oleh distributor genset karena jenis genset ini bernilai standard.
Walaupun sebenarnya beban yang digunakan bisa sampai 100% dari nilai
kapasitas, tapi untuk total waktu pun terbatas yaitu maksimal 8 jam perhari. Untuk
material yang dimiliki oleh genset prime ini memang berat tapi tidak terlalu
kokoh, meskipun begitu jenis genset ini tetap tahan panas yang disebabkan saat
mesin beroperasi.

Adapun kapasistas daya maksimum atau cadangan adalah 22 kVA. Genset


standby termasuk dalam tipe light duty, sesuai dengan nama yang dimiliki jenis
genset ini memiliki kapasitas mesin genset yang ditetapkan dengan perkiraan
mesin genset akan jarang dioperasikan. Karena mesin genset jarang digunakan,
maka suhu yang akan muncul tentu dingin karena mesin memiliki banyak waktu
untuk beristirahat. Untuk itu material yang dimiliki oleh genset standby ini tidak
terlalu kokoh seperti genset prime, masih terdapat beberapa komponen yang
terbuat dari bahan plastik dengan perkiraan pengoperasian hanya berkisar 2-4 jam
saja perhari. Beban yang dapat digunakan tidak boleh lebih besar dibandingkan
kapasitas yang ada pada mesin genset, tapi ketahuilah bahwa kapasitas siaga yang
ada pada mesin genset standby lebih besar dibandingkan mesin genset prime
sekitar 5-10%.

Tegangan yang dibangkitkan oleh genset tersebut adalah 380 volt untuk
hubungan fasa ke fas dan 220 volt antara fasa dengan netral. Untuk frekuensinya
yaitu sebesar 50 Hz sesuai dengan ketetapan perlatan elektonik di Indonesia
sedangkan untuk besar faktor dayanya sebesar 0,8 dengan kecepatan putar
generator yaitu 1500 rpm serta dengan kuat arus 30 Ampere sistem 3 fasa.

3.2 Mesin Diesel

Pada praktikum ini, untuk menggerakan sebuah generator maka diperlukan


sebuah perangkat penggerak yang dikenal dengan mesin diesel. Dimana mesin ini
berfungsi sebagai mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh
suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain.

Cara kerjanya adalah ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat,


mesin diesel menggunakan sifat ini sebagai proses pembakaran. Udara disedot ke
dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh
lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston
pada posisi titik mati atas atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar
diesel akan disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle agar
bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini
menyala dan mebakar cepat.Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang
bakar di atas piston ini disebut dengan injeksi langsung. Sedangkan penyemprotan
bahan bakar ke dalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang
bahan bakar utama dimana piston disebut dengan injeksi tidak langsung.

Kemudian ledakan akan terjadi, dimana ledakan tertutup ini menyebabkan


gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan ceoat mendorong piston ke
bawah dan menghasilkan tenaga linear. Oleh crankshaft tenaga ini akan diubah
menjadi tenaga putar.
Untuk mesin diesel yang digunakan pada saat praktek memiliki spesifikasi
berdasarkan yang tertera pada name plate berikut:

Gambar 3.2 Name Plate Mesin Diesel Genset

Manufaktur/Merk Mesin : Perkins

Model Mesin : 404D-22

Berat : 242 kg

Tegangan Baterai : 12 V

Daya Terpasang : 20,6 kW/ 1500 rpm

Kapasitas tangki solar : 100 liter

Mesin diesel ini di produksi oleh PERKINS model 404D-22 dengan bobot
242 kg. Adapun tegangan kerja baterai untuk starternya adalah 12 Volt DC.
Sedangkan daya yang dibutuhkan adalah 20,6 kW dengan kecepatan 1500 rpm.
Kapasitas bahan bakarnya adalah 100 liter jenis solar.

3.3 Alternator

Alternator atau yang lebih dikenal dengan generator adalah sebuah


perangkat yang berada di dalam mesin genset dimana perangkat ini berfungsi
untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Berdasarkan hasil
pengamatan pada name plate generator, spesifikasi generator adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.3 Name Plate Generator

Manufactur/Merk Generator : Leroy Somer


Model Generator : LSA 40M5 J 6/4
No : 037178 007
Min-1/R.P.M : 1500
Cos Ɵ/P.F. : 0.8
Rëgulateur/ A.V.R : R220 Shunt
Altit. : <1000m
Frekuensi : 50 Hz
Date : 2011/05
Protection : IP23
Cl.ther./Th.class :H
Masse/weight : 102 kg
Rlt. AR/N.D.E bearing : 6305 2RS/ C3
En Charge/ Load Full : 20.5 V/ 1.66 A
à vide/ at no load : 0.63 A
Tension Voltage : 400 V
Phase :3

Pada genset umumnya terkhusu di bengkel Catu Daya, generatornya


adalah jenis AC sebab beban yang digunakan secara umum adalah beban AC.
Generator inilah yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik dengan
mengguakan prinsip hukum Faraday. Dimana dalam altrnator tiga phasa disini,
stator dialiri aus listrik untuk menghasilkan medan putar melalui belitan kawat
stator. Bersamaan dengan itu, arus eksitasi DC juga mengalir pada rotor sehingga
rottor menjadi bersifat magnetic. Akibatnya timbul putaran akibat medan putar
yang ditimbulkan dari stator tadi. Dimana medan putar pada stator sama dengan
kecepatan putar pada bagian stator sehingga generator ini biasa disebut generator
sinkron.

3.4 Komponen ATS / AMF

Pada panel ATS / AMF terdapat dua bagian komponen yaitu komponen
yang berfungsi sebagai control dan sebagai daya. Berikut Penjelasannya :

3.4.1 Komponen Kontrol

 Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang
penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh
dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol
tegangan dan arus rendah.
 Kontroler
Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka selain
sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler.
Kontroler merupakan otak dari dari suatu sistem kontrol. Programmable
logic controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus. Pengontrol
berbasis- mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan
proses-proses.

3.4.2 Komponen Daya

 Sekering Dan MCB


Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit
Breaker (MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau
fuse. Fungsi sekering adalah mengamankan peralatan atau instalasi listrik
dari gangguan hubung singkat. MCB sering disebut juga pengaman
otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan sirkit secara otomatis
apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis
dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip)
akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.Pada
praktikum ini terdapat 11 buah MCB.

Gambar 3.4 MCB pada Panel ATS/AMF

 Baterai dan Battery Charger


Alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi
listrik disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel
listrik tersebut dihubungkan secara elektrik akan menjadi baterai. Battery
charger ini biasanya sebagai charger yaitu alat ini mendapat suplai listrik
dari sumber PLN atau dari generator itu sendiri. Battery charger untuk
mengisi energi listrik ke accu. Accu ini biasanya berkapasita12/24 V,
maka battery charger ini harus dapat mengisi accu sampai kapasitas
tersebut.
Gambar 3.5 Battery Charger pada Panel ATS/AMF

 Current Transformer (CT)


Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah suatu
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil,
yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah
untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur
(sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem
yang arusnya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer)
terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya disebut
sirkuit sekunder). Pada praktikum ini terdapat 7 buah trafo arus dengan 2
bertipe 50/5 A type MSQ-30 dan 5 buah merek canal 0,66/3 KV.

Gambar 3.6 Trafo Arus pada Panel ATS/AMF

 Alat Ukur
Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan secara
langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu
ampermeter, voltmeter dan frekuensi meter. Amperemeter adalah alat
untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter
biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik.Voltmeter
merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam suatu rangkaian
listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu
komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan
kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara
paralel dengan komponen tersebut. Prinsip kerja dari frekuensi meter ini
berdasarkan pada getaran mekanik sejumlah kepingan plat baja yang tipis
membentuk lidah-lidah bergetar. Masing–masing memiliki perbedaan
frekuensi getar dan relatif tidak berjauhan satu sama lain. Jika kepingan
mendapatkan arus medan magnet dari arus bolak–balik, maka salah satu
lidah akan menimimbulkan getaran dan beresonansi, memberikan defleksi
yang besar sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolak–balik
tersebut.

Gambar 3.7 Load Selector Switch

Catatan :
Pada panel bagian dalam ATS / AMF terdapat sebuah komponen switch
dimana fungsinya adalah sebagai pengatur penyaluran sumber listrik ke
beban. Dimana switch tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu :
 02 : Berfungsi untuk mengoperasikan beban trafo  Kubikel  trafo
distribusi tegangan menengah.
 00 : Berfungsi sebagai posisi OFF atau dengan kata lain tidak ada
beban yang sedang dioperasikan.
 01 : Befungsi untuk mengoperasikan beban pada gedung pada prodi
listrik Jurusan Teknik Elektro

Gambar 3.8 Bagian Tengah Pada Bagian Dalam Panel

Gambar 3.9 Bagian Bawah Pada Bagian Dalam Panel

Gambar 3.8 Bagian Luar Panel ATS / AMF


Keterangan :
1. Lampu Indikator
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Display Monitoring
5. kWh Meter
6. cos phi meter
3.5 Prosedur Menjalankan (Start) dan Menghentikan (Stop) Genset
3.5.1 Prosedur Starting dan Stopping Genset secara Manual
a. Menjalankan (Starting) Genset
1. Melakukan pengecekan terhadap kondisi genset, meliputi :
- Level unit (switch dalam posisi tanpa beban),
- Pentanahan sistem,
- Kondisi pelumas dan bahan bakar (radiator level, reverse tank
water, dan engine oil level)

Gambar 3.11 Indikator Level Mesin Genset dan Instrumen Ukur

2. Memutar selector switch pada panel ATS/AMF pada posisi manual


(MAN) setelah dipastikan peralatan dalam kondisi laik operasi,

Gambar 3.12 Posisi Manual pada Sakelar ATS / AMF

3. Memutar saklar yang ada dalam genset untuk menghubungkan


baterai ke motor diesel,
Gambar 3.13 Mengatur Posisi Switching Baterai

4. Memutar kunci pada genset ke posisi “Automatic”

Gambar 3.14 Menyalakan Mesin Genset

5. Menekan tombol hijau untuk menghidupkan genset,


*Catatan : Baca petunjuk sistem operasi sebelum memutar kunci.

Gambar 3.15 Menekan Tombol Pengaktifan Mesin


6. Memutar selector switch pada panel control ATS/AMF untuk
menghubungkan energi listrik dari genset ke beban ( (1)Gedung;
(2)Trafo-Kubikel ).
b. Menghentikan (Stopping) Genset
1. Memutar selector switch pada panel dalam control ATS/AMF ke
posisi nol (tanpa beban)
2. Memutar kunci genset ke posisi O,
3. Memutar selector switch pada panel luar control ATS/AMF ke
posisi nol (0) dari posisi sebelumnya (MAN),

Gambar 3.16 Posisi OFF pada Saklar Pilih di Panel ATS/AMF

4. Memutar saklar yang menghubungkan motor diesel ke baterai ke


posisi off.
*Catatan : saat memutar selector switch load, segera lakukan
prosedur selanjutnya agar tidak merusak sistem.
3.5.2 Prosedur Starting dan Stopping Genset secara Otomatis
a. Menjalankan (Starting) Genset
1. Memutar saklar ke posisi ON yang ada pada genset untuk
menghubungkan baterai ke motor diesel,
*Catatan : kondisi peralatan beserta indikatornya (pentanahan,
level oil, coolant dll) dalam kondisi standar.
Gambar 3.17 Mengatur Posisi Switching Baterai

2. Memutar selector switch pada panel ATS/AMF dari posisi nol (0)
ke posisi “AUTO”,
3. Genset akan beroperasi secara otomatis saat sumber listrik utama
padam dimana ada delay antara waktu operasi genset dengan waktu
pengalihan atau pembebanan dari genset ke beban.
b. Menghentikan (Stopping) Genset
1. Genset akan otomatis off saat sumber listrik utama kembali
terdeteksi melalui control ATS/AMF

3.6 Perbandingan Sistem Genset dan ATS/AMF pada Bengkel Catu Daya
dengan Secara Umum

Sistem genset dan ATS/AMF pada bengkel Catu Daya secara umum
serupa dengan sistem genset pada umumnya. Namun, pada sistem genset disini
telah dimodifikasi sehingga memiliki sedikit perbedaan. Misalnya keluaran dari
sistem penyaluran genset ke beban menggunakan sistem selector switch dimana
posisi (0) dalam keadaaan tanpa beban, posisi (1) beban instalasi gedung, dan
posisi (2) menuju ke trafo 380/20000 V sebelum masuk ke sisi incoming kubikel
20kV. Artinya dalam pengoperasiannya, perlu dilakukan penyaklaran apakah
menuju ke beban instalasi gedung ataukah di masukkan ke sisi primer trafo step
up sebelum masuk ke kubikel 20 kV.
Gambar 3.18 Single Line Diagram Catu Daya
Selain itu, sistem genset disini lebih cenderung bersifat stand alone.
Maksudnya genset dapat dioperasikan sebagai pembangkit meskipun sumber PLN
masih ada. Hal ini disebabkan karena sistem selector switch tadi yang dapat diatur
keluarannya.

Perlu diingat bahwa sistem genset disini, meskipun dapat berdiri sendiri
tetapi bukan berarti diparalelkan dengan sumber listrik utama (PLN). Hal ini tidak
memungkinkan dilakukan secara langsung karena dapat menyebabkan terjadi daya
balik (power reverse) sehingga generator yang awalnya sebagai pemasok istrik
justru berubah menjadi motor listrik akibat ketidak sinkronan antara kedua
pembangkit. Adapun jika memang dibutuhkan, dapat dilakukan sinkronisasi
dengan penyamaan tegangang, faktor daya, frekuensi dan polaritas antara
generator dengan sumber PLN. Proses sinkronisasi ini dapat diatur dengan
pengaturan sistem arus eksitasi pada generator baik secara hubung terang, gelap
maupun kombinasi keduanya.

Anda mungkin juga menyukai