id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistematika Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Umbilales
Family : Umbilaferae
Genus : Centella
pada gambar 1.
Gambar 1. Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) (Mora dan Fernando, 2012)
2. Deskripsi Tanaman
commit
banyak tumbuh di perkebunan, to tepi
ladang, userjalan, pematangan sawah ataupun
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
memiliki daun satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan terdiri dari 2 –
10 helai daun. Daun berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas, buah
berbentuk pinggang atau ginjal. Pegagan juga memiliki daun yang permukaan
ujung serta daunnya memiliki diameter 1-7 cm. Pegagan memiliki tangkai
daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang dan berukuran 5 - 15 cm. Pada
tangkai daun pegagan dipangkalnya terdapat daun sisik yang sangat pendek,
licin, tidak berbulu, berpadu dengan tangkai daun. Pegagan memiliki bunga
putih atau merah muda yang tersusun dalam karangan yang berbentuk
payung. Buah pegagan berbentuk lonjong atau pipih, berbau harum, rasanya
pahit, dan panjang buah 2 – 2,5 mm. Buah pegagan berdinding agak tebal,
kulitnya keras, berlekuk dua, berusuk jelas, dan berwarna kuning (Winarto
3. Nama Lain
Nama lokal pegagan yaitu: daun kaki kuda atau antanan (Indonesia),
Pegaga (Aceh), pengaga, daun pengaga, kaki kuda, rumput kaki kuda
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
4. Kegunaan
radang, asma, wasir, tubercolosis, lepra, disentri, dan penambah darah. Fungsi
bermanfaat sebagai anti pikun dan juga antistres (Musyarofah dkk., 2007).
5. Kandungan Kimia
lainnya. Kandungan bahan aktif yang terpenting dari beberapa bahan aktif
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine, dan zat samak
(Dalimartha, 2006).
B. Sedatif
1. Pengertian Sedatif
saraf pusat (SSP). Efeknya bergantung pada dosis, mulai dari yang ringan
yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu
hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma, dan mati. Pada dosis terapi,
dosis efektif terendah dari obat sedatif hipnotik. Belum jelas mengenai kerja
anti cemas ekuivalen atau berbeda dengan efek sedatif, akan tetapi banyak
2009).
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Suatu bahan sedatif yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas
dan mempunyai efek menenangkan dengan sedikit atau tanpa efek penekanan
terhadap fungsi mental dan motorik. Derajat depresi sistem saraf pusat yang
2002).
rendah dari dosis untuk obat tidur. Dosis untuk obat tidur memiliki efek
hipnotik yang dapat menyebabkan kantuk dan tidur sedangkan pada dosis
yang lebih besar dapat menimbulkan anestesia dan depresi sistem saraf pusat
(Katzung, 2002).
keadaan susahnya memulai tidur, tidak bisa tidur atau durasi tidur yang tidak
GABA dan mempunyai efek sedatif langsung, yang terdiri dari relaksasi otot,
1995).
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
a. Benzodiazepin
2002).
b. Barbiturat
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
dan lain-lain. Semua obat ini bekerja meningkatkan aktifitas GABA pada
C. Fenobarbital (Luminal)
pertengahan awal abad ke 20. Banyak masalah yang berhubungan dengan obat
golongan ini, antara lain tingginya penyalahgunaan obat, indeks terapi yang
sempit, dan efek samping yang tidak menyenangkan. Fenobarbital saat ini
digunakan sebagai lini pertama untuk mengatasi gejala bangkitan kejang, status
epilepsi, dan sebagai obat sedasi pada siang hari (Anggara, 2009). Struktur kimia
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
1. Farmakokinetika
kerja selama 6-10 jam. Kadar puncak dalam waktu 1-6 jam. Waktu paruh
50% dalam bentuk utuh. Dosis fenobarbital untuk sedatif melalui oral sebesar
2. Mekanisme Kerja
Efek utama fenobarbital adalah depresi pada sistem saraf pusat. Efek ini
reseptor GABA pada membran neuron sistem saraf pusat. Ikatan ini akan
ini menyebabkan masuknya ion klorida pada badan neuron sehingga potensial
commit to user
intramembran neuron menjadi lebih negatif terjadi efek penghambatan
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
transmisi saraf sehingga terjadi depresi pada susunan saraf pusat (Anggara,
klonik dan partial seizure. Kemanjuran, toksisitas yang rendah, dan biaya
yang murah menjadikan obat ini penting untuk beberapa jenis epilepsi. Akan
Dapat pula terjadi reaksi alergi berupa dermatosis, erupsi pada kulit, dan
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
D. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan sisa endapan atau
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
E. Metode Ekstraksi
infundasi.
1. Maserasi
merendam serbuk simplisia. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air,
etanol, air-etanol atau pelarut lain. Mekanisme yang terjadi yaitu cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif dalam sel dengan di luar sel, maka larutan
yang terpekat akan terdesak keluar. Peristiwa tersebut akan berulang sehingga
masuk ke dalam serbuk yang sudah halus. Ampas dapat dipisahkan dengan
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
yang rumit, relatif mudah, murah, dan dapat menghindari rusaknya komponen
diperlukan relatif lama dan penggunaan pelarut yang tidak efektif dan efisien
(Meloan, 1999).
2. Perkolasi
pelarut yang cocok dengan melewatkan secara perlahan pada sebuah kolom.
perkolator. Dalam proses ini, mengalirnya penyari melalui kolom dari atas ke
bawah menuju celah untuk keluar ditarik oleh gaya berat seberat cairan pada
kolom (Ansel, 1989). Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses
3. Sokletasi
di bagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas
bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
dalam jumlah kecil juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut
bebas bahan aktif berlangsung secara terus menerus. Kekurangan metode ini
adalah waktu ekstraksi cukup lama (Voigt, 1995). Kelebihan metode ini
Kelemahan metode ini adalah larutan yang digunakan dapat jenuh karena ada
4. Infundasi
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati.
Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah
tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu sari yang diperoleh dengan
cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986). Kelebihan
metode ini pembuatannya singkat dan cepat, alat dan bahan yang digunakan
tidak terlalu banyak dan mudah didapat. Kekurangan dari metode ini adalah
air sebagai larutan penyari menyebabkan kemungkinan zat aktif yang tersari
F. Metode Fraksinasi
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tak campur.
Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut
dari komponen-komponen senyawa di antara dua fase, yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media fase diam sehingga
terpisah dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau paling akhir karena
(diam) berupa zat padat yang disebut adsorben (penyerap) yang biasa digunakan
yaitu silika gel dan fase gerak adalah zat cair yang disebut larutan pengembang.
senyawa dari titik penotolan/jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik penotolan.
berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan (Stahl,
1991).
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
6. Teknik percobaan
8. Suhu
9. Kesetimbangan
H. Triterpenoid
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik,
yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi,
dan bersifat optis aktif. Senyawa triterpenoid dapat dibagi menjadi empat
terdapat sebagai glikosida. Uji yang banyak digunakan ialah reaksi Lieberman-
pada gambar 4.
commit to user
Gambar 4. Kerangka Triterpenoid (Robinson, 1991)
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
I. Kerangka Pemikiran
J. Hipotesis
1. Fraksi etil asetat pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) diduga mengandung
senyawa triterpenoid.
2. Fraksi etil asetat pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) diduga dapat
waktu tidur.
3. Efek sedatif mencit balb/c kelompok perlakuan (fraksi etil asetat pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban)) diduga memiliki efek sedatif yang sama
commit to user
19