Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik/ masalah : pemberian dan penyimpanan ASI


2. Tempat : Rumah keluarga binaan
3. Hari / tanggal : Minggu / 12 April 2020
4. Waktu : 30 menit
5. Sasaran : keluarga binaan

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu ( ASI ) merupakan satu jenis makanan yang mencukupi
seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI
mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta
anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI
adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang sangat bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
muda dan sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan
sel-sel otak serta perkembangan sistem saraf.Pemberian ASI eksklusif adalah
pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan makanan
atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit), (Badan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Grobogan,
2011).
Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi,
mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua
tahun pertama, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial
dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat
menunjukan bahwa pemberian ASI bagi bayi sangat penting (Varney, 2007).
Survey kesehatan demografi WHO (2000), menemukan bahwa pemberian
ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah
dan Utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh kerena itu, WHO menganjurkan agar
bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa
menyusu eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan
pada umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan. Sekitar ±15% bayi
diseluruh dunia diberi ASIeksklusif selama 4 bulan seringkali pemberian
makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan
±1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.
Di Indonesia diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan
bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan, selama enam bulan pertama.
Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup
tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.Keberhasilan menyusui
harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI.
Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan
tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan
lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup
faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist,
2006).
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam
pemanfaatan ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi
ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak
menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa
semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .
Berbagai hal demikian, maka kelompok tertarik untuk memberikan
informasi melalui konseling kesehatan tentang “ Pemberian dan Penyimpanan
ASI “ kepada Ny. C agar nantinya dapat memberikan dan menyimpan ASI
dengan benar sehingga anak selanjutnya dapat terhindar dari stunting.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami
konsep tentang Pemberian dan Penyimpanan ASI

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan konseling diharapkan keluarga dapat:

a. Menyebutkan pengertian ASI


b. Menyebutkan manfaat ASI
c. Menyebutkan efek samping bila bayi tidak diberi ASI
d. Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik
e. Menyebutkan cara penyimpanan ASI

C. Pokok Bahasan
Pemberian dan Penyimpanan ASI’

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian ASI
2. Manfaat ASI
3. Efek samping bila bayi tidak diberi ASI
4. Teknik menyusui
5. Cara menyimpan ASI
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Mempraktekkan

F. Media dan Alat


1. Laptop
2. Phantom bayi
3. Leaflet

G. Materi : Terlampir

H. Pengorganisasian
Moderator / penanggungjawab : Ardiya Olga Pramesti

Penyaji : Selsha Friatna Andesta

Fasilitator : 1. Desi Amelia Putri


2. Nofelia Meztika Asmada

I. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada konseling
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan
audien
d. Menyampaikan kontrak waktu
e. Merangkum semua audien sesuai kontrak
f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
2. Penyaji
a. Bertangung jawab memberikan penyuluhan
b. Memahami topik penyuluhan
c. Mengexplore pengetahuan audien tentang ASI ekslusif
d. Menjelaskan ASI eksklusif sesuai bahasa uang dipahami audiens
e. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
3. Fasilitator
a. Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator
jika ada ketidaksesuaian.
b. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
c. Membagikan leaflet di akhir acara.

J. Kegiatan Konseling
No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan anggota kelompok b. Memperhatikan
dan pembimbing
c. Menjelaskan topik konseling c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan konseling d. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan meminta e. Memperhatikan
kerjasama klien
2. 20 Pelaksanaan
menit a. Menggali pengetahuan klien tentang a. Menjelaskan
pengertian ASI
b. Memberi reinforcement positif pada b. Memperhatikan
klien yang menjelaskan
c. Menjelaskan pengertian ASI c. Mendengarkan
d. Menggali pengetahuan klien tentang d. Menjelaskan
cara pemberian ASI
e. Memberi reinforcement positif pada e. Memperhatikan
peserta yang menjelaskan
f. Menjelaskan cara pemberian ASI f. Mendengarkan
g. Menggali pengetahuan klien tentang g. Menjelaskan
cara penyimpanan ASI
h. Memberi reinforcement positif pada h. Memperhatikan
klien yang menjelaskan’
i. Menjelaskan tentang cara i. Mendengarkan dan
penyimpanan ASI memperhatikan
j. Memberi kesempatan pada klien untuk j. Mempraktekkan
mempraktekkan teknik menyusui
k. Memberi kesempatan pada klien untuk k. Mengajukan
bertanya pertanyaan
l. Memberikan reinforcement pada klien
yang bertanya l. Memperhatikan
m. Memberikan kesempatan pada klien
yang lain untuk memberikan pendapat m. Menjelaskan
n. Melengkapi jawaban peserta
n. Menjawab pertanyaan
3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab pertanyaan
kembali materi yang telah
disampaikan pada peserta
b. Menyimpulkan kembali materi yang b. Memperhatikan
telah disampaikan
c. Memberikan motivasi pada klien agar c. Memperhatikan
nantinya selalu memberikan ASI pada
bayi
d. Memberi salam penutup d. Menjawab salam

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana
b. Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai selesai
e. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama
kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. 65% peserta mammpu menyebutkan pengertian ASI eksklusif
b. 65% peserta mampu menyebutkanteknik pemberian ASI
c. 65% peserta mampu menjelaskan cara penyimpanan ASI
d. 60% peserta mampu mempraktekkan teknik pemberian ASI
ASI EKSKLUSIF

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF


ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain,
walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi secara murni
(tanpa makanan tambahan lain atau pengganti air susu ibu) sejak bayi lahir
sampai usia bayi 6 bulan.

B. KEUNTUNGAN ASI
1. Manfaat untuk bayi
a. Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak penyakit dan
infeksi.

b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.
c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lainnya.

d. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita penyakit


tertentu.
e. Bayi lebih jarang mengalami alergi.
2. Manfaat untuk ibu
a. Meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan setelah
melahirkan karena rahim akan segera mengecil

b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung


telur

c. Membantu mencapai berat badan sebelum hamil

d. Membantu meningkatkan mineralisasi tulang pasca persalinan dan


mengurangi resiko patah tulang panggul pada masa menapouse kelak.
Makin lama meneteki makan rendah resiko terjadinya patah tulang
e. Sebagai alat kontrasepsi alamiah, asalkan belum datang haid, sedikitnya
meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih disiang hari tanpa diselingi
susu formula
f. Hubungan suami istri lebih cepat kembali seperti sebelum hamil karena
rahim lebih cepat kembali keposisi semula.

g. Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

C. Bayi yang diberi susu formula sangat rentan terhadap penyakit-penyakit di


bawah ini :
1. Infeksi saluran pencernaan (muntah, mencret)
2. Infeksi saluran pernafasan
3. Meningkatkan resiko alergi
4. Meningkatka resiko serangan asma
5. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
6. Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
7. Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
8. Meningkatkan resiko kencing manis
9. Meningkatkan resiko kanker pada anak
10. Meningktakan resiko penyakit menahun
11. Meningkatkan kurang gizi
12. Meningkatkan resiko kematian

Mengapa susu formula berbahaya


Susu formula dianggap berbahaya karena alasan-alasan di bawah ini :
1. Menurut Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku: The Miracle of Enzyme
(Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul
yang sama. Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk
mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan
enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus
semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal
dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa
mengeluarkan cadangan enzim induk yang seharusnya lebih baik dihemat.
Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan
tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu
mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.
2. Ahli kimia Dr Chris Exley, yang memimpin studi di Keele University,
Staffordshire, mengatakan: Kadar tinggi alumunium dalam susu formula
sebenarnya cukup berbahaya sebab berkaitan erat dengan kerusakan syaraf,
tulang, hingga potensi demensia pada kehidupan di kecil di masa depan
3. Dari member milis yang lain, yang pernah bekerja di perusahaan susu, ada 7
point yang lebih komprehensif berikut :
a. Susu formula adalah susu sapi yang sampai kapanpun tidak akan pernah
sama dengan ASI.
b. Susu formula yang tagline-nya kaya akan AA, DHA, kolin, dll yang
fungsinya untuk otak, itu adalah semuanya premix atau bahan kimia
sintetis & bukan alami. Sebagaimana kita tahu bahan kimia sintetis/buatan
yang bila diberikan dalam jangka panjang akan memberikan efek samping
yang dikhawatirkan akan merugikan.
c. Gula pada susu formula mayoritas berupa sukrosa (dengan jumlah yang
sangat tinggi di salah satu susu formula). Ada juga susu formula yang
klaimnya tidak mengandung gula, tetapi gula karbohidrat berupa laktosa
yang mirip dengan ASI. Namun, sampai kapanpun tidak akan pernah ada
produsen yang dapat membuat gula persis dengan ASI. Gula tambahan itu
yang akan menjadi bahan aditif, sehingga bayi ketergantungan pada susu
formula karena rasanya yang manis. Gula itu juga bersamaan akan
mengganggu kerja organ ginjal bayi sehingga lebih berat untuk mencerna
gula atau disebut Renal Salute Load (RSL).
d. Kasein pada susu formula susah dicerna oleh bayi, sehingga membuat
gumpalan di pencernaan bayi, yang membuat bayi mengalami gangguan
pencernaan.
e. Memberatkan kantong
f. Jika diperhatikan di setiap kemasan susu formula pasti ada tulisan keciiiilll
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Jadi di setiap kemasan ada
warning, tetapi tetap menggencarkan kampanye untuk menjaga kontinuitas
usahanya. Hal ini sebenarnya sudah melanggar peraturan dari WHO yang
menyatakan bahwa susu formula itu hanya untuk bayi yang benar-benar
sangat tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya, karena ibunya mengalami
gangguan sehingga ASI tidak keluar dalam jangka waktu lama) dan
pemberiannya harus berdasarkan resep dokter.
g. Business is business, dan target susu formula tetap berjalan, sehingga
marketing tetap digencarkan untuk mengeluarkan stock susu formula untuk
bayi yang sebenarnya tidak membutuhkan
D. CARA MENYUSUI
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap
air susu. Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam
minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui
yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.

Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:

1. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu


2. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian
dioleskan pada putting susu dan areola.
3. Jelaskan  pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya

Empat hal pokok yakni :

1. Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.


2. Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah
putting susu.
3. Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4. Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, disamping
kepala dan bahu.
5. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang
lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk
membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukkannya ke
mulut bayi.
6. Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara
menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi
mulut bayi.
7. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
8. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke payudara dan
bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan ke mulut bayi
9. Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi menyentuh
payudara
10. Perhatikanlah selama menyusui itu.

Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong


biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus
yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi
diletakan di samping kepala ibu dengan kaki di atas. Menyusui bayi kembar
dilakukan dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di
payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan
di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka
bayi tidak akan tersedak (Ieda dkk, 2007).
Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan
dan menjaga kelembaban puting susu
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk
lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

Posisi menyusui sambil duduk atau rebahan yang benar (Perinasia,


1994)
b. Bayi dipegang dengan satu lengan,kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu.
c. Satu tangan bayi diletakan di belakang badan
ibu, dan yang satu di depan.
d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis


lurus.

f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
a. Menyentuh pipi dengan puting susu.
b. Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.

a. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,


sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah areola.
b. Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi.

6) Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain.

7) Cara melepas isapan bayi yaitu:


a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi.
b. Dagu bayi ditekan ke bawah.
8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9) Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi
tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:
a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada
bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau
b. Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

E. CARA MEMERAH ASI


Bila ibu harus bekerja sebelum usia bayi 6 bulan, ASI bisa diperas
agar bayi tetap mendapat ASI eksklusif.

1. Persiapan memeras ASI


a. Waktu yang paling tepat untuk memeras ketika payudara sedang penuh,
bisa diulang sekitar 3-4 jam
b. Alat-alat yang digunakan untuk memeras harus dibersihkan/disterilisasi
terlebih dulu. Sebaiknya setiap selesai memeras langsung dicuci agar tetap
terjaga kebersihanya.

c. Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih


ruangan yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga bayi.

d. Cuci tangan sebelum memeras dengan sabun setiap kali hendak memeras
ASI, dan payudara cukup dicuci dengan air, jangan menggunakan sabun.
e. Minumlah segelah air/sari buah/susu/secangkir sup atau kacang hijau
sebelum memeras ASI

2. Memeras bisa dengan menggunakan alat yang bersih atau dengan menggunakan
tangan, yaitu:
a. Posisikan tangan pada salah satu payudara, kemudian letakkan ibu jari terletak
berlawanan dengan jari telunjuk pertahankan tetap pada bagian yang coklat
(areola).

b. Tekan tangan kearah dada, lalu dengan lembut tekan jari tangan secara
bersamaan
c. Tampung ASI peras pada cengkir (steril) yang bermulut lebar
d. Lakukan juga pada payudara yang lainnya.
F. MENYIMPAN ASI PERAS
a. Masukkan kedalam botol penutup yang sudah direbus agar steril.

b. Taruh label pada botol, jam berapa ASI tersebut diperas

c. Cara penyimpanan:
No MetodePenyimpanan Dalam Lemari Waktu
Es Penyimpanan

1 o o 8 hari
Suhu 0-4 C (32-39 F)

2 Dalam pembeku/ freezer 2 minggu


o o
(lemari es 1 pintu) suhu -15 C (5 F)

3 Dalam pembeku/ freezer 3 – 4 miggu


o o
(lemari es 2 pintu) suhu -18 C (0 F)
4 o 6 – 12 minggu
Deep freezer -20 C

Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat antibodinya


berkurang

Hangatkan ASI pada suhu tubuh (370C). jangan dimasak, sebaiknya dengan
cara:

• Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap” selama satu
malam dalam lemari pendingin.
• Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat.

• Aduk dengan cara digoyangkan agar lemak tercampur lagi.


• Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI.
• Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam
• Teteskan ASI pada punggung tangan untuk merasakan suhu ASI. Bila ASI
yang diteteskan terasa tidak menyengat, ASI sudah bisa diberikan ke bayi.

Anda mungkin juga menyukai