Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MIKROBIOLOGI

GENETIKA MIKROBA

DI SUSUN OLEH :
1. FERI IRAWAN (G 301 19 044)
2. LISPA SONGLE                     (G 301 19 072)
3. MUTIARA ZALFA R. (G 301 19 016)
4. ALDI JUNIFER BEROA (G 301 19 017)
5. RESTI CANTIKA (G 301 19 043)
6. NENENG SRI DEVINI (G 301 19 061)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Genetika adalah ilmu  yang mempelajari tentang hereditas (sifat turun
temurun) sifat induk dan variasi sifat karakteristik mikrobia. Hereditas adalah
pengawetan sifat-sifat struktur dan fungsi pada keturunan-keturunan
berikutnya. Perkecualian atau penyimpangan yang terjadi pada keturunan
suatu organism berbeda dalam satu atau beberapa sifat induknya.
Penyimpangan-penyimpangan dan pengawetan sifat-sifat semacam itu
dikenal dengan variasi. Variasi dapat terjadi karena perubahan genetic dan
evolusi. Diduga peristiwa perkawinan tidak terjadi pada bakteri. Mikrobia
hanya berkembang biak dengan mekanisme aseksual melalui peembelahan
diri. Maka para ahli menggolongkan mikrobia bersama-sama dengan algae
biru dalam schizophyta.

Kemudian timbul pertanyaan kalau mikrobia berkembang dengan mekanisme


yang monoton seperti di atas maka terbentuk individu seragam tetapi pada
kenyataannya tidak, sehingga terjadi variasi mikroba.Sifat mikroba sangat
bervariasi karena masing-masing mikroba mempunyai kemampuan untuk
beradaptasi terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya. Mikroba contohnya
bakteri mempunyai populasi yang berkembang cepat dan beraneka ragam
variasinya. Bakteri untuk memperoleh variasi yang beragam dapat melalui
mutasi. Peristiwa seksual yang semula diduga tidak terjadi, dapat dibuktikan
oleh para ahli. Bahkan perpindahan bahan genetik dapat didemontrasikan dari
satu mikroba ke mikroba lain
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah
diantaranya:
1. Apa saja materi genetik?
2. Bagaimanakah struktur DNA dan RNA pada mikroba?
3. Bagaimanakah proses replikasi, transkripsi, dan translasi?
4.  Apakah yang dimaksud dengan mutasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui materi genetik
2. Mengetahui struktur DNA dan RNA pada mikroba
3. Mengetahui proses replikasi, transkripsi dan translasi
4. Mengetahui apa itu mutasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pewarisan Ciri Dan Variasi


Ciri khas semua bentuk kehidupan, dari segi pandangan genetika adalah
kemantapan umum atau kesamaan ciri-ciri keturunan dan tetuanya.
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup juga meneruskan ciri-ciri kepada
keturunannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi spesies
mikroba, bahkan galur-galur mikrobe yang menunjukkan bahwa mikroba
tersebut mampu meneruskan informasi genetik dari generasi ke generasi
berikutnya dengan cepat.

Disamping pewarisan ciri-ciri yang menyebabkan sifat tetap, progeni


memperlihatkan (mengekspresikan) keragaman (variasi). Perubahan –
perubahan ini berkaitan dengan dua sifat dasar sel atau organisme yakni
fenotif dan genotif. Genotip mengacu pada komposisi genetika sel (genom).
Fenotif merupakan ekspresi genotip dalam bentuk sifat-sifat yang dapat
diamati bagi sel atau organisme yang bersangkutan. Dengan kata lain
genotif merupakan kemampuan genetika jasad renik, sedangkan fenotif
merupakan sifat yang terlihat sesungguhnya karena faktor lingkungan.

Genotif suatu biakan mikroba relatif konstan selama pertumbuhannya, tetapi


dapat berubah karena mutasi. Perubahan ini mengakibatkan berubahnya
fenotif sel. Variasi genetika yang timbul di dalam suatu sel mikroba dapat
disebabkan karena mutasi. Mutasi adalah perubahan di dalam gen sel jasad
renik yang berakibat perubahan morfologi dan biokimia di dalam sel.
Mutasi pada jasad renik dapat terjadi secara spontan atau dengan pemberian
suatu mutagen, yakni komponen yang bersifat mutagenik (penyebab
mutasi).
2.2 Perubahan Fenotip Akibat Perubahan Lingkungan
Fenotip suatu populasi mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dan
dapat diamati bila mikroba tersebut ditumbuhkan pada berbagai medium
yang berbeda. Sifat-sifat fenotip yang dapat terlihat langsung misalnya,
perbedaan dalam morfologi sel dan penampakan koloni. Sebagai contoh,
bakteri pembentuk kapsul yang ditumbuhkan pada medium yang
mengandung karbohidrat tinggi akan membentuk kapsul lebih tebal dan
membentuk koloni yang berlendir. Pembentukan spora dan flagel juga dapat
dihambat oleh komponen-komponen tertentu di dalam medium.

Sejauh mana informasi genetik (genotip) diekspresikan tergantung dari


faktor lingkungan. Contohnya, suatu bakteri yang bersifat anaerob fakultatif
akan menghasilkan produk-produk akhir metabolisme, tergantung dari ada
tidaknya oksigen selama pertumbuhan. Ada tidaknya oksigen menentukan
enzim-enzim mana yang befungsi dan mana yang tidak. Sesungguhnya di
suatu lingkungan tertentu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mengatur
aktivitas genetik merupakan aspek yang amat penting untuk memahami
metabolisme sel.

Hal yang paling menonjol pada tipe perubahan fenotip adalah melibatkan
sebagian besar sel di dalam biakan. Perubahan fenotif semacam ini tidak
diwariskan, melainkan terjadi bila beberapa keadaan dalam lingkungan
berubah. Kembalinya pada fenotip asli terjadi bila lingkungan yang semula
pulih kembali.

Aspek lingkungan lainnya yang dapat mempengaruhi sifat fenotip


mikroorganisme adalah suhu pertumbuhan. Sebagai contoh,
Staphylococceus aureus dan Serratia marcescens hanya dapat memproduksi
pigmen pada suhu kamar. Beberapa mikroba yang lain hanya memproduksi
enzim terinduksi jika pada substrat yang spesifik, misalnya penisilinase
(beta-laktamase) yang diproduksi oleh Staphylococceus aureus jika dalam
medium yang mengandung penisilin. Sebaliknya enzim pemecah suatu
komponen dapat dihambat sintesinya jika medium mengandung produk
hasil pemecahan komponen tersebut.

A. Mutagen
Mutagen adalah senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat
menyebabkan mutasi. Misalnya sinar ultraviolet merupakan mutagen
karena UV dapat menembus sel dan diabsorpsi dengan kuat oleh timin
dan sitosin. Absorpsi UV oleh timin menyebabkan terbentuknya dimer
timin yang berdekatan sehingga dapat mengubah DNA yang akan
mengganggu replikasi. Senyawa kimia yang menyebabkan mutasi
misalnya HNO2, karena asam ini menimbulkan deaminasi pada basa
nitrogen nukleotida.

Asam nitrit dapat mengubah adenin menjadi hipoxantin, sitosin menjadi


urasil dan guanin menjadi xantin. Senyawa kimia mutagen yang lain
ialah analog basa yaitu senyawa kimia yang strukturnya cukup
menyamai basa DNA  yang normal sehingga dapat menggantikannya
selama berlangsungnya replikasi DNA. Meskipun strukturnya mirip,
analog basa tidak mempunyai sifat ikatan hidrogen yang sama seperti
basa normal. Karena iru dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
replikasi yang menyebabkan mutasi. Misalnya 2-aminopurin adalah
analog adenin dan dapat berpasangan dengan timin atau sitosin. 5-
bromourasil adalah analog timin dan dapat berpasangan dengan adenin
atau guanin. Selain itu sinar x, sinar y dan partikel energi tinggi sangat
berpotensi sebagai mutagen.

B. Rekombinasi Bakteri
Rekombinasi genetis ialah pembentukan suatu genotip baru melalui
pemilihan kembali gen-gen setelah terjadinya pertukaran genetis antara
dua kromosom yang berbeda dan mempunyai gen-gen serupa.
Kromosom semacam ini disebut kromosom homolog. Pertukaran ini
tentu saja mengubah urutan nukleotida sehingga mengubah informasi
genetis yang dikandungnya. Pada bakteri , rekombinasi genetis
dihasilkan dari tiga tipe pemindahan gen yang menimbulkan variasi
genetik yaitu : konjugasi, transduksi, transformasi. 
1. Konjugasi 
Konjugasi merupakan pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri
yang bertindak sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak
sebagai resipien. Pemindahan ini dikode oleh plasmid. Plasmid adalah
unsur genetis ekstrakromosomal (diluar kromosom) dan dapat
melangsungkan replikasi didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid
adalah potongan bundar DNA yang merupakan gen tambahan. Bila
unsur ekstrakromosomal dapat bereplikasi dan terpadu kedalam
kromosom bakteri disebut episom. Hal ini yang membedakan episom
dari plasmid karena plasmid tidak terpadu kedalam kromosom. Pada
bakteri gram negatif misalnya E.colli, konjugasi terjadi dengan cara
perlekatan antara sel donor dengan sel resipien melalui pili seks atau
faktor F (faktor kesuburan ). Pada bakteri gram positif
misalnya Streptococcus faecalis,  perlekatan antara sel donor dan
resipien tidak melalui pili. 

2. Transduksi
Transduksi merupakan proses pemindahan bahan genetik dari suatu
bakteri ke bakteri lain melalui bakteriofage. Bila bakteriofage
menyerang bakteri maka DNA bakteriofage diinjeksikan kedalam sel
bakteri. ada dua kemungkinan terjadi yaitu :
 DNA bakteriofage akan mengambil alih fungsi metabolisme
bakteri untuk memproduksi DNA dan protein bakteriofage
kemudian terjadi perakitan partikel virus dan akhirnya virus yang
utuh akan keluar dari sel bakteri ketika sel mengalami lisis
 DNA bakteriofage akan berinteraksi dengan DNA bakteri sehingga
terbentuklah bakteri yang bersifat lisogenik. Karena suatu sebab
yang belum diketahui maka bakteri yang bersifat lisogenik dapat
mengalami fasi litik. Dalam keadaan demikian, DNA bakteriofage
akan melepaskan diri dari DNA bakteri dan mengambil alih fungsi
metabolime untuk menghasilkan partikel virus yang baru seperti
halnya pada kemungkinan pertama.

Proses transduksi dipergunakmemetaan untuk mengembangkan


galur--galur bakteri baru, kan kromosom bakteri dan untuk banyak
percobaan genetis lainnya.

3. Transformasi
Transformasi adalah pemindahan materi genetik (ADN) bebas atau
“bugil” dari satu sel ke sel yang lain. ADN diperoleh dari sel donor
melalui lisis sel alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu
ADN diambil dari sel resipien, maka terjadilah rekombinasi. Bakteri
yang telah mewarisi penanda dari sel donor tersebut telah
tertransformasi. ADN penyebab transformasi dikenali oleh Oswald
Avery, Colin Macleod, dan Maclyn McCarty dalam tahun 1994.
Mereka mendefinisikan ADN sebagai substansi kimiawi yang
menyebabkan sifat menurun. Beberapa bakteri yang telah
ditransformasikan antara lain. Streptococcus pneumoniae, Bacillus
Haemophilus, Neisseria, dan Rhizobium.

Setelah masuknya ADN ke dalam sel, satu utas dengan segera


dirombak oleh enzim deoksiribonuklese, sedangkan utas yang lain
mengalami perpasangan basa dengan bagian yang homolog pada
kromosom sel resipien, lalu terpadu kedalam ADN resipien. Karena
perpasangan basa komplementer berlangsung antara satu utas fragmen
ADN donor dan suatu daerah khusus pada kromosom resipien, maka
hanyalah galur-galur bakteri yang berkerabat dekat dengan
ditransformasikan. Kondisi untuk pengambilah ADN donor kedalam
sel-sel resipien terjadi hanya selama fase pertumbuhan logaritmik.
Selama periode ini, bakteri yang dapat ditransformasikan disebut
kompeten untuk mengambil dan menggabungkan ADN donor. Bikana
yang kompeten mungkin menghasilkan faktor protein ekstra seluler
yang rupanya bertindak dengan cara mengikat atau menjerat fragmen-
fragmen ADN donor pada situs-situs khusus pada permukaan bakteri.

Pentingnya transformasi sebagai mekanisme perubahan genetik


secara alamiah diragukan. Mungkin proses tersebut menjadi menyusul
terjadinya lisis suatu mikroorganisme dan pelepasan ADN-nya ke
lingkungan sekitar, boleh jadi transformasi antara galur-galur bakteri
dengan virulensi rendah dapat menyebabkan timbulnya sel-sel dengan
virulensi tinggi. Tetap fenomena transformasi telah terbukti sangat
berguna dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium,
terutama untuk memetakan kromosom bakteri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung dalam sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua
proses, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana. Sebaliknya,
katabolisme adalah pemecahan zat komplek menjadi zat yang lebih
sederhana disertai dengan pelepasan energi. Kedua proses metabolisme
tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut melibatkan
peranan enzim. Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel
hidup.

Enzim adalah protein yang bekerja secara khusus, sebagai katalisator, dapat
digunakan berulang kali, rusak oleh panas tinggi, terpengaruh oleh pH,
diperlukan dalam jumlah sedikit dan dapat bekerja secara bolak-balik.
Enzim bekerja dalam mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang
berlangsung di dalam sel itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi
enzim yaitu: suhu (temperature), derajat keasaman (pH), konsentrasi
substrat, zat pengha mbat (inhibitor) dan hasil akhir. Mekanisme kerja
enzim dapat dijelaskan dengan dua, yaitu hipotesis gembok dan anak
kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi. Enzim diklasifikasi dalam
berbagai kategori sesuai dengan reaksi yang dikatalisisnya.Menurut
komisi enzim persatuan biokimia internasional (Commission of Enzymes
of the International Union of Biochemistry), enzim dibedakan menjadi
enam kelompok, yaitu: oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase,
isomerase dan ligase.

Pengendalian metabolisme selular yang tepat yang pada akhirnya


menyangkut pengendalian kegiatan enzim. Pengendakian enzim dapat
diatur melalui 2 cara, yaitu pengendalian langsung (mekanisme katalitik
itu sendiri yang terjadi dengan mengubah konsentrasi substrat atau
reaktan) dan pengendalian genetis (melalui induksi dan represi enzim).Bakteri
dapat merubah zat kimia dan energi radiasi ke bentuk yang berguna
untuk kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan fotosintesis.
Dalam respirasi, molekul oksigen adalah penerima elektron utama,
sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya pecah menjadi
dua bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang lainnya.
Dalam fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia.
Bagaimanapun, dalam semua jenis sel dan tanpa menghiraukan mekanisme
yang digunakan untuk mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi oleh
pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP).
DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael dan Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.


Suharni, Tri Theresia, dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya
Syahrurachman, Agus. 1994. Mikrobiologi kedokteran ed.revisi. Jakarta: Bina
Rupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai