Perkembangan merupakan penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau pikiran dimensif dari pada
tubuh dan bagian - bagiannya. Sedangkan Pertumbuhan merupakan perubahan-perubahan dalam
bentuk/bagian tubuh dan integrase ke dalam suatu kesatuan fungsiona.l
Perinatal
Perinatal atau parilahir merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu kelahiran. Preiode
perinatal terjadi pada 22 minggu setelah periode gestasi lewat dan berakhir tujuh hari setelah kelahiran
yang merupakan masa dalam proses tumbuh kembang anak khususnya kembang otak. Strategi
pemerintah dan inisiatif internasional mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik pemberian
makan pada tahun pertama mereka.
Mempelajari fisiologi dan patologi neo ratus tidak akan sempurna kalau tidak mengetahui
keadaan yang terjadi pada kehamilan dan kelahiran. Perkembangan otak yang paling pesat ialah pada
terimeter terakhir kehamilan sampai dengan 6 bulan pasca persalinan, keadaan bayi sangat tergantung
pada pertumbuhan janin didalam uterus. Pengaruh pada kehamilan dan pengaruh partus mempunyai
peranan penting dalam morbiditas dan mortalitasnya perinatal.
PERIODE PERINATAL
Periode perinatal merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh
kembang otak.
1. Masa pranatal
-Masa remaja :
7. Masa remaja dini, (wanita, usia 8 – 13 tahun dan pria, usia 10 – 15 tahun).
8. Masa remaja lanjut, (wanita usia 13 – 18 tahun dan pria, usia 15 – 20tahun).
Perkembangan Prenatal
Berikut tahap – tahap perkembangan dalam periode prenatal menurut Seifert & Hoffnung tahun 1994 :
Tahap germinal atau yang sering disebut dengan periode zigot, ovum atau periode nutfah adalah
periode awal kejadian manusia. Periode ini kira-kira berlangsung 2 minggu pertama sejak pertemuan
antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang dinamakan pembuahan. Saat itu sel
sperma bergabung dengan sel telur yang kemudian menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut
zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang disebut blastokis. setelah sekitar 3 hari
blastokis mengandung sekitar 60 sel. Pada saat terjadinya embelahan, blastokis ini mengapung dan
berpsoses di sepanjang tuba falopi.
Blastokis berisi cairan yang cepat mengalami perubahan penting. Blastokis ini dibedakan menjadi
tiga lapisan, yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan bawah
(endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi dan kuku ; kulit arid an kelenjar kulit ; panca
indera dan system saraf. Dari mesoderm berkembang otot, tulang, system pembuangan kotoran,
system peredaran darah dan kulit lapisan dalam. Kemudian dari endoderm berkembang system
pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan system pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta,
tali pusar, dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Blastokis yang telah
tertanam dalam dinding Rahim inilah yang disebut embrio dan menjadi akhir dari tahap germinal.
Periode perinatal tidak hanya terjadi pada masa kehamilan, tetapi juga meliputi waktu atau masa
persalinan, dan tujuh hari kehidupan pertama bayi.
Placenta Previa
Komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, di mana plasenta melekat dekat atau
menutupi leher rahim (pembukaan rahim). Kondisi dapat mengakibatkan pendarahan yang
berlebihan atau perdarahan di bagian bawah rahim atau area plasenta yang menutupi leher rahim.
Hidroamniosis
Kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar janin. Kondisi ini dapat mengakibatkan cacat lahir,
prematur pecah ketuban atau kantung ketuban, plasenta abruption dan tali pusar prolaps.
Kelahiran Mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan di mana bayi meninggal di dalam rahim. Diabetes,
tekanan darah tinggi, kelainan bawaan, penyakit Rh, masalah plasenta, adalah penyebab pasti bayi
lahir mati.
3. STROKE PERINATAL
EPILEPSI
Penyakit otak di mana seseorang menderita kondisi kejang yang jarang terjadi dan terjadi secara tak
terduga, tapi berulang. Epilepsi dapat bersifat “kriptogenik” (yaitu, terjadi tanpa sebab yang tidak
diketahui), tapi umumnya hal itu disebabkan oleh kelainan dalam struktur otak (misalnya, adanya
gangguan arteri).
Hubungan stroke perinatal dan epilepsi
Sebuah cedera permanen pada otak yang disebabkan oleh stroke dapat menjadi penyebab kejang
yang berulang (misalnya, epilepsi). Bahkan, stroke perinatal dianggap sebagai penyebab paling
umum nomor dua dari kejang perinatal. Stroke perinatal terjadi dengan frekuensi 1 dari 4.000
kelahiran. Sekitar 17% dari bayi yang menderita kejang perinatal juga pernah menderita stroke.
Penyebab stroke saat bayi masih berada dalam kandungan
1. Kista Porencephalic
Kondisi ini terjadi saat ada cairan asing yang mengisi rongga di dalam otak beberapa bayi, yang
dapat mengganggu aliran darah ke bagian tertentu dari otak dan menyebabkan stroke.
2. Gumpalan Darah
Ketika dua atau lebih bayi berbagi rahim yang sama dan salah satu dari mereka meninggal sebelum
kelahiran, gumpalan darah terbentuk. Gumpalan darah ini menjadi jaringan mati yang dapat diserap
dan mengalir di dalam plasenta dan menyebabkan stroke pada bayi hidup yang belum lahir.
3. Spasme pembuluh darah yang membawa darah ke otak bayi
Kondisi ini dapat terjadi ketika kokain atau amfetamin digunakan oleh ibu selama kehamilan
4. Perdarahan berat saat persalinan
Ketika volume darah yang besar hilang selama proses melahirkan, tekanan darah ibu dapat turun
sangat rendah sehingga tidak ada cukup darah yang dapat dialirkan ke otak bayi yang belum lahir,
menyebabkan stroke iskemik.
2. Faktor kelahiran
Kelainan atau menurunnya fungsi ari-ari
Kelainan posisi ari-ari
Ari-ari yang lepas sebelum waktunya.
Terlalu banyak cairan ketuban
Ketuban pecah lebih awal.
HIPOKSIA PERINATAL
Hipoksia perinatal adalah kondisi terganggunya pertukaran gas selama periode intrapartum yang
apabila berkelanjutan mengakibatkan hipoksemia dan hiperkarbia, dan fetal asidosis.
Faktor Resiko
Hipoksia dapat terjadi pada periode antepartum dan intrapartum sebagai akibat dari pertukaran gas
melalui plasenta yang berdampak tidak adekuatnya suplai oksigen dan perpindahan karbon dioksida
serta hidrogen (H+) dari janin.
Faktor Maternal
Infeksi (korioamnionitis), penyakit ibu (hipertensi kronik, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan
diabetes)
Faktor uteropi asenta
Adanya insufisiensi pasenta, oligohidramnion, polihidramnion, ruptur uterus, gangguan tali pusat,
prolaps tali pusat)
Faktor janin
Prematuritas, Bayi kecil masa kehamilan, kelainan bawaan, infeksi, depresi saraf pusat oleh obat2an,
dan twin to twin transfusion
Penyebab anoksia:
Faktor Internal -> kesehatan jantung dan pembuluh darah
Faktor Eksternal -> rendahnya kadar oksigen di udara atau menghirup racun
Gejala Hiperbilirubinemia:
Ikterus pada 24 jam pertama
Ikterus disertai proses hemolysis, kemudian ikterus dengan BBL < 2000 gram
Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg% atau lebih setiap 24 jam.
Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg% pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5 mg%
pada neonatus yang kurang bulan.
Asfiksia, Hipoksia dan Sindrom gangguan pernapasan
Perut buncit, pembesaran hati, feses seperti dumpul, kejang, opistotonus, tidak mau minum, letargi,
reflek lemah/tidak ada.
Penatalaksanaan
Foto Terapi
Transfusi Tukar -> mengeluarkan darah bayi untuk ditukar dengan darah yang tidak sesuai atau
patologis dengan tujuan mencegah peningkatan kadar bilirubin.
4. IKTERUS/BAYI KUNING
Bayi kuning adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya.
Tanda bayi kuning adalah adanya ciri khas pewarnaan kuning pada kulit dan bagian putih mata
Kondisi ini biasanya berlangsung sekitar 2-3 minggu setelah lahir
Namun apabila setelah lebih dari 3 minggu, maka ini bisa menjadi pertanda adanya kondisi lain
Gejala ikterus/bayi kuning:
- Warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning
- Bayi bertubuh lemah dan tidak mau menyusui
Penyebab ikterus/bayi kuning:
Kelebihan bilirubin (Hiperbilirubinemia)
Kondisi yang meningkatkan jumlah sel darah merah yang perlu diganti dalam tubuh, yaitu:
Bentuk sel darah abnormal
Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi
Pendarahan di bawah kulit kepala
Tingkat sel darah merah yang lebih tinggi
Infeksi dan kekurangan protein penting tertentu
Penatalaksanaan:
Terapi cahaya (Fototerapi)
Imunoglobulin Intravena (IVIg)
Pertukaran Transfusi (Exchange Transfussion)
5. Prematuritas
Merupakan kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir.
Gejala kelahiran prematur hampir serupa dengan gejala akan melahirkan, yaitu:
Nyeri punggung bagian bawah
Kontraksi setiap 10 menit
Kram di perut bagian bawah
Keluar cairan dan lendir dari vagina
Perdarahan vagina
Tekanan di bagian panggul dan vagina
Mual, muntah, hingga diare
Penyebab -> pecahnya ketuban dini merupakan salah satu penyebab utama kelahiran prematur.
Beberapa faktor pemicu terjadinya kelahiran prematur:
Faktor kesehatan ibu
Preeklamsia
Penyakit kronis dan Penyakit infeksi
Kelainan bentuk rahim
Ketidakmampuan serviks menutup selama masa kehamilan, dll.
Faktor kehamilan
Kelainan atau menurunnya fungsi ari-ari
Kelainan posisi ari-ari
Ari-ari yang lepas sebelum waktunya (Abruptio Placenta)
Terlalu banyak cairan ketuban
Ketuban pecah lebih awal
Faktor yang melibatkan janin
Kehamilan kembar
Kelainan darah pada janin
Penatalaksanaan:
Dianjurkan untuk menjalani rawat inap
Pemberian obat
Prosedur pengikatan leher rahim
Persalinan
6. Partus lama
Partus lama disebut juga distosia yaitu persalinan berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan
lebih dari 18 jam pada multipara
Gejala partus lama dibedakan jadi 2:
Gejala klinik
Pada ibu: gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat, dan
meteorismus (perut kembung)
Pada janin: DJJ cepat/tidak teratur, air ketuban bercampur meconium (warna hijau, berbau) kaput
suksedaneum besar, moulase hebat, kematian janin
Gejala umum
Dehidrasi dan adanya tanda infeksi
Pemeriksaan abdomen: meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim
Pemeriksaan lokal vulva vagina: edema vulva, cairan ketuban berbau dan bercampur mekonium
Pemeriksaan dalam: edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput pada
bagian terendah
Keadaan janin dalam rahim: asfiksia sampai kematian
7. Kelahiran sungsang
Posisi sungsang yaitu posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada
saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu.
8. Polihydramnion
Merupakan keadaaan dimana terjadi penumpukan air ketuban yang berlebihan selama masa
kehamilan.
Beberapa gejala polihydramnion:
Kesulitan bernapas/sesak napas
Bengkok pada kaki dan perut
Kontraksi rahim
Kelainan posisi janin dalam rahim, seperti sungsang
Penyebab polihydramnion yaitu peningkatan volume cairan ketuban sangat cepat, bahkan mencapai
2 hingga 3 liter.
Faktor resiko polihydramnion:
Infeksi bawaan (terjadi saat kehamilan)
Janin mengalami kelainan pencernaan atau gagal jantung
Sindrom transfusi kembar
Perbedaan golongan darah ibu dan janin
Dll
Penatalaksanaan polihydramnion:
Mengontrol gula darah pada diabetes mellitus
Drainase cairan amnion yang berlebihan
Konsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan sekresi urine dari janin
9. PERDARAHAN PADA TRIMESTER
KEDUA / KETIGA
Perdarahan dapat menjadi tanda dari suatu komplikasi penyakit.
Penyebab perdarahan:
Hubungan seksual
Solusio plasenta
Plasenta previa
Bukaan lahir
10. Berat bayi lahir rendah
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih rendah dari berat
badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kilogram,
sedangkan berat badan normal bayi yaitu di atas 2,5 atau 3 kilogram
Gejala
Lebih kurus
Memiliki lemak tubuh yang lebih sedikit
Memiliki ukuran kepala yang besar dibanding ukuran tubuh lainnya
Penatalaksanaan
Mempertahankan suhu
Penimbangan berat badan
Makanan bayi
Mencegah infeksi
INFEKSI SISTEM REPRODUKSI
PATOFISIOLOGIS SISTEM REPRODUKSI WANITA DAN PRIA
Infeksi Sistem Reproduksi Pria
1. Epididimitis
Peradangan pada epididimis (saluran sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran sperma),
disebabkan oleh infeksi bakteri.
Gejala
a) Skrotum akan membengkak, terasa hangat dan nyeri saat disentuh
b) Nyeri pada testis, biasanya di salah satu sisi
c) Adanya darah pada cairan sperma
d) Sering ingin buang air kecil, dan merasa tidak tuntas
Penanganan
Obat = Antibiotik dan Pereda Nyeri
Upaya Mandiri = Mengompres skrotum
2. Sipilis
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri spiroset Treponema pallidum,
menular melalui hubungan seksual.
Gejala
Sipilis primer : luka (chancre) di tempat bakteri masuk
Sipilis sekunder : ruam pada tubuh
Sipilis laten : tidak ada gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh penderita
Sipilis tersier : kerusakan organ yang lainnya seperti otak, syaraf, atau jantung
Pengobatan
Obat = Antibiotik Penicilin
3. Chanchroid (Ulkus Mole)
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh nfeksi bakteri Haemophilus ducreyl yang menyerang
jaringan di daerah kemaluan sehingga membentuk ulkus.
Gejala
dimulai dengan adanya benjolan kecil berwarna merah pada kemaluan yang berubah menjadi luka
terbuka(ulkus) dalam waktu 1-2 hari. Ulkus tersebuut biasanya menimbulkan rasa nyeri
4. Clamydiasis
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis
Gejala
Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil
Penis mengeluarkan cairan berupa nanah, cairan yang encer, atau putih dan kental seperti susu
Testis bengkak dan nyeri saat ditekan
Iritasi pada rectum
Pengobatan
Obat = Antibiotik azithromycin atau doxycycline.
Penanganan
TRT (Testosterone replacement therapy : pemberian testosteron buatan dalam bentuk gel, suntik,
tablet.
2. Kriptorkidisme
Kegagalan satu atau kedua testis untuk turun ke dalam skrotum, terdapat sejak bayi lahir dan dapat
mempengaruhi kesuburan.
Faktor Risiko
- Kelahiran prematur, yaitu sebelum kehamilan mencapai 37 minggu.
- Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kriptorkismus.
- Kelahiran dengan berat badan rendah.
- Gangguan pada janin yang dapat menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan, seperti
sindrom Down.
- Konsumsi alkohol dan merokok saat hamil.
- Terpapar pestisida.
3. Anorkidisme
Penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali. Bisa juga disebut dengan
kanker testis.
Gejala
- Benjolan atau bengkak di testis : Bentuknya bisa berupa benjolan sekecil kacang, namun terkadang
bisa lebih besar. Anda juga mungkin akan menyadari perbedaan ukuran antara kedua testis Anda.
- Rasa tidak nyaman atau nyeri di skrotum : tidak menimbulkan rasa sakit, tapi timbul rasa nyeri
yang tajam terasa di testis atau skrotum. Kondisi ini terjadi pada 1 dari 5 penderita.
4. Kanker Prostat
Kanker yang tidak bersifat agresif dan berkembang secara perlahan. Penyebab kanker prostat adalah
mutasi atau perubahan genetik pada sel – sel di kelenjar prostat
Faktor Risiko
Pertambahan usia
Menderita obesitas
Pola makan kurang sehat
Paparan bahan kimia
Menderita penyakit menular seksual
Memiliki keluarga yang menderita kanker prostat
5. Kanker Testis
Tumor ganas yang tumbuh di testis atau buah zakar, ditandai dengan benjolan yang disertai nyeri
pada salah satu testis.
Kanker testis sel nutfah (germ cell) :
- Seminoma
- Non seminoma
Tumor sel leydig dan tumor sel sertoli :
Metode Pengobatan
Orkiektomi, Pengangkatan kelenjar getah bening, Radioterapi, Kemoterapi, Terapi pengganti
hormon testosteron
6. Impotensi
Kondisi ketika penis tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi, walaupun terdapat
rangsangan seksual.