Anda di halaman 1dari 18

PERAN PEMBELAJARAN LITERASI

DALAM MENGEMBANGKAN
KECERDASAN BERPIKIR DAN EMOSI REMAJA
(Sebagai Wacana)

Khusnul Khotima
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Khusnulkhotimah1106@gmail.com

ABSTRAK
Remaja adalah bagian dari masyarakat, di mana ia memiliki peran penting dalam suatu
tatanan kehidupan di masyarakat. Masa remaja merupakan masa peralihan di mana
terjadi perubahan secara psikis dan psikologis. Dalam masa ini, remaja rentan
mengalami perubahan yang dapat dikatakan signifikan. Perubahan-perubahan tersebut
tidak lain banyak dipengaruhi oleh lingkungan di mana remaja itu tinggal. Perubahan
berpikir atau kognitif dan emosi merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh
remaja dalam umumnya. Jika tidak ada pengontrolan atau upaya dalam pembentukan
pribadi remaja, maka pembentukan atau perubahan yang terjadi, baik secara kognitif
maupun emosi tersebut, akan mengalami ketidaksesuaian dengan norma atau nilai-
nilai dalam masyarakatnya. Pembelajaran literasi adalah salah satu upaya yang
dicanangkan oleh pemerintah dalam pembentukan kepribadian remaja, terutama dalam
pembentukan kecerdasan secara kognitif dan emosi, sehingga remaja dapat
menjalankan peranannya sebagai masyarakat dengan baik dan prososial.

Kata Kunci: Remaja, Pembelajaran Literasi, Kecerdasan Berpikir, Kecerdasan Emosi

ABSTRACT
Teenagers are a part of society, where they have an important role in a life order in
society. Adolescence is a transitional period where there is a psychological and
psychological change. In this period, young people are vulnerable to change that can
be said to be significant. These changes are not much influenced by the environment
in which the teenager lives. Thinking or cognitive and emotional changes are one of
the changes experienced by teenagers in general. If there is no control or effort in the
personal formation of adolescents, then the formation or changes that occur, both
cognitively and emotionally, will experience discrepancies with the norms or values in
their society. Literacy learning is one of the efforts proclaimed by the government in
the formation of adolescent personality, especially in the formation of intelligence
cognitively and emotionally, so that adolescents can carry out their roles as well and
prosocial society.

Keywords: Youth, Literacy Learning, Thinking Intelligence, Emotional Intelligence

39
A. Pendahuluan mempunyai rasa cinta yang
Masa remaja adalah masa mendalam, mengembangkan ke-
peralihan di mana perubahan secara mampuan yang berpikir abstrak, dan
psikis dan psikologis dari masa berkhayal tentang aktivitas seks.
kanak-kanak ke masa dewasa Dan ketiga, masa remaja akhir (18-
(Hurlock, 2003). Masa remaja 21 tahun), dengan ciri khas antara
mempunyai ciri-ciri tertentu yang lain: pengungkapan identitas diri,
membedakan dengan periode lebih selektif dalam mencari teman
sebelum dan sesudahnya. Adanya sebaya, mempunyai citra jasmani
perubahan psikis maupun psikologis dirinya, dapat mewujudkan rasa
pada diri remaja, ke-cenderungan cinta, dan mampu berpikir abstrak.
remaja akan mengalami masalah Berdasarkan pemaparan di
dalam penyesuaian diri dengan atas, masa remaja berlangsung
lingkungan. Hal ini diharapkan agar antara usia 12-21 tahun bagi
remaja dapat menjalani tugas per- perempuan dan 13-22 tahun bagi
kembangan dengan baik dan penuh laki-laki. Masa tersebut terbagi ke
tanggungjawab. dalam tiga bagian, yaitu pra-remaja
Menurut Monks, semua aspek untuk usia 10-12 tahun, remaja awal
perkembangan pada masa remaja untuk usia 12-15 tahun, dan remaja
berlangsung antara umur 12-21 akhir untuk usia 15-21 tahun.1
tahun, dengan pembagian usia 12-15 Rentang usia antara 13 hingga 21
tahun adalah masa remaja awal, 15- tahun adalah rentang usia
18 tahun adalah masa remaja pertumbuhan hingga mencapai
pertengahan, 18-21 tahun adalah kematangan secara kognitif, fisik,
masa remaja akhir. Menurut tahap dan mental. Oleh karena itu,
perkembangan, masa remaja dibagi kematangan remaja dikatakan
menjadi tiga tahap per-kembangan, sebagai potensi.
yaitu: pertama, masa remaja awal Permasalahan yang dihadapi
(12-15 tahun), dengan ciri khas oleh remaja muncul karena terjadi
antara lain: lebih dekat dengan per-ubahan-perubahan dari berbagai
teman sebaya, ingin bebas, dan lebih aspek dalam kehidupan untuk
banyak memperhatikan keadaan menuju ke masa dewasa. Menurut
tubuh-nya dan mulai berpikir Santrock, perubahan-perubahan
abstrak. Kedua, masa remaja tengah tersebut di antaranya ialah
(15-18 tahun), dengan ciri khas perubahan biologis, kognitif, dan
antara lain: mencari identitas diri,
1
timbulnya keinginan untuk kencan, Deswita, 2006, Psikologi Perkembangan,
Bandung: Remaja Rosdakarya, Hlm. 192.

40
sosio-emosional. Ketiga perubahan mencapai suatu tujuan di masa
tersebut akan nampak pada diri depan.3
remaja. Terutama perubahan dalam Selain mengalami perkem-
perkembangan kecerdasan berpikir bangan berpikir, perkembangan
(kognitif) dan emosinya. emosi juga dialami oleh remaja.
Perkembangan kognitif adalah Kecerdasan berpikir remaja juga
perubahan kemampuan mental dapat mem-pengaruhi kecerdasan
seperti belajar, menalar, berpikir, emosinya. Menurut Piaget, cara
dan bahasa. Menurut Piaget, pada berpikir remaja yang baru meng-
masa remaja terjadi kematangan injak ke tahap opera-sional formal
kognitif, yaitu interaksi dari struktur membuat remaja me-miliki keter-
otak yang telah sempurna dan batasan informasi untuk me-
lingkungan sosial yang semakin luas nyelesaikan permasalahan yang
untuk eksperimentasi memung- mereka hadapi, akibatnya tidak
kinkan remaja dapat berpikir semua permasalahan tersebut dapat
abstrak. Ia menyebut tahap diselesaikan dengan baik. Hal ini
perkembangan kognitif ini sebagai dapat menyebabkan gejolak emosi
operasi formal (suatu tahap di mana yang tidak stabil.4
seseorang sudah mampu berpikir Menurut Goleman, kecerdasan
secara abstrak).2 emosional meliputi beberapa aspek,
Pada tahap tersebut, remaja seperti:5 (1) kesadaran diri, di mana
juga sudah mulai mampu merupakan kemampuan individu
berspekulasi tentang sesuatu, di untuk mengetahui apa yang di-
mana mereka sudah mulai mem- rasakan pada suatu saat dan meng-
bayangkan sesuatu yang diinginkan gunakannya untuk memandu
di masa depan. Selain itu, Santrock pengambilan keputusan diri sendiri.
mengatakan bahwa per-kembangan (2) kontrol diri, yaitu kemam-puan
remaja juga dapat dilihat dari individu dalam menangani emosi
kemampuannya untuk berpikir lebih
logis. Hal ini disebabkan karena 3
Sobur, Alex, 2003, Psikologi …, Ibid.
4
pada masa ini remaja sudah mulai Profitra Reza Akbar, 2015, Perbedaan
Kecerdasan Emosional antara Siswa SMA
memiliki pola berpikir sebagai dengan MA: Studi Komparasi pada Siswa Kelas
peneliti, di mana mereka mampu XI di SMA N 1 Purwodadi dan MA Sunniyah
Selo, Jurnal Empati, Vol. 4, No.4, Semarang:
membuat suatu perencanaan untuk Universitas Diponegoro,
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/a
rticle/view/14320/13852, Diakses pada 6
September 2018. Hal. 203.
2 5
Sobur, Alex, 2003, Psikologi Umum, Profitra Reza Akbar, 2015, Perbedaan …
Bandung: Pustaka Setia. Ibid.

41
sedemikian baik sehingga ber- sangat penting. Hal ini disebabkan
dampak positif kepada pelaksanaan karena literasi sangat berperan
tugasnya. (3) motivasi, di mana dalam kehidupan masyarakat, di
penggunaan hasrat yang paling mana nantinya akan juga ber-pe-
dalam untuk meng-gerakkan dan ngaruh bagi kemajuan suatu negara.
menuntun individu menuju sasaran. Suatu negara dapat dikatakan maju
(4) empati, yaitu kemampuan untuk apabila masyarakatnya memiliki ke-
merasakan apa yang dirasakan orang mampuan dalam berliterasi.
lain. Dan (5) ke-terampilan sosial, Saat ini, kemampuan literasi
yaitu kemampuan untuk menangani memiliki banyak pengertian. Namun
emosi dengan baik ketika ber- pada dasarnya, kemampuan literasi
hubungan dengan orang lain dan dapat diartikan sebagai kemampuan
dengan cermat membaca situasi menulis dan membaca. Banyaknya
serta jaringan sosial. pengertian tentang literasi tersebut
Banyak faktor yang mem- membuktikan bahwa literasi meng-
pengaruhi perkembangan remaja, alami perkembangan yang sangat
baik dalam kecerdasan berpikir pesat, terlebih dengan semakin
maupun kecerdasan emosinya.Salah pesatnya perkembangan teknologi di
satu faktor yang membantu ter- zaman sekarang.
bentuknya kedua kecerdasan pada Pada saat ini, kata literasi
diri remaja tersebut adalah pen- disandingkan dengan kata-kata lain,
didikan yang didapatkan dari misalnya literasi informasi, literasi
lingkungan di luar keluarga, yakni media, literasi komputer, dan literasi
melalui lingkungan sekolah. mata pelajaran. Masing-masing
Kegiatan yang dilakukan oleh istilah tersebut pada dasarnya
remaja ketika berada di lingkungan memiliki kesamaan, yaitu dipenting-
sekolah, akan mempengaruhi bagai- kannya kemampuan membaca dan
mana cara mereka berpikir dan menulis. Selain itu, mulai ber-
mengolah emosi dengan baik. Pem- munculan lagi makna-makna baru
belajaran literasi adalah salah satu dari literasi, seperti berpikir kritis,
yang memiliki pengaruh terhadap dapat menghitung, memecahkan
perkembangan berpikir dan emosi masalah, cara mencapai tujuan, serta
remaja itu sendiri. mengembangkan ilmu pengetahuan
Literasi merupakan istilah dan potensi seseorang.6
yang tidak asing lagi untuk di-
perbincangkan. Terutama di era
6
sekarang, literasi menjadi hal yang Heny Subandiyah, T.T, Pembelajaran
Literasi …, Artikel, Ibid, Hal. 112.

42
Dalam ranah pembelajaran, yang sama, yaitu menanamkan
kemampuan literasi merupakan ke- kebiasaan membaca dan menulis
mampuan penting yang harus pada diri siswa.
dimiliki oleh setiap siswa. Dengan Seperti yang telah dipaparkan
memiliki kemampuan literasi, maka sebelumnya bahwa literasi sangat
siswa akan bisa lebih menguasai berperan dalam kehidupan. Bagi re-
berbagai mata pelajaran. Dengan maja itu sendiri, literasi dapat
memiliki kemampuan literasi, siswa memberikan pengetahuan yang
dapat mencapai tujuan dari setiap membuat bertambahnya suatu wa-
mata pelajaran, seperti penguasaan wasan. Dengan giatnya kebiasaan
ranah pengetahuan, keterampilan, berliterasi, berarti juga giat dalam
dan sikap. Dengan demikian, maka membiasakan diri menambah
dapat disimpulkan bahwa kemam- wawasan. Selain itu, literasi pun
puan literasi tidak terbatas pada memiliki peranan terhadap per-kem-
kemampuan kognitif, melainkan bangan emosi remaja. Terlebih di
juga kemampuan yang bersifat lebih era digital saat ini. Remaja harus
kompleks karena dapat mencakup lebih cerdas dalam mengolah
aspek sosial, kebahasaan, dan aspek informasi yang mereka terima.
psikologi lainnya.Tidak terkecuali Dengan demikian, perkembangan
aspek emosi. berpikir dan emosinya pun dapat
Penguasaan atau kemampuan terkontrol dengan baik.
literasi dapat dilakukan dengan ber-
bagai cara. Pada saat ini, sudah B. Pembelajaran Literasi
banyak sekolah yang berusaha untuk “Buku adalah jendela dunia”
mening-katkan kemampuan literasi merupakan istilah turun temurun
para siswanya. Pada umumnya, yang sudah tidak asing lagi. Di-
upaya yang dilakukan adalah katakan sebagai jendela dunia
dengan mengadakan pembiasaan karena buku seluruh isi dunia dapat
atau lebih dikenal dengan pem- dijelajahi. Dan kunci untuk mem-
budayaan literasi. Adapun upaya buka jendela dunia tidak lain adalah
pembiasaan ini dapat dikategorikan membaca. Membaca bukanlah ke-
menjadi dua bentuk, yakni pem- giatan akademis semata, tetapi
biasaan melalui pengembangan atau sebagai kegiatan seumur hidup.
penciptaan budaya literasi dan pem- Seperti menurut pendapat
biasaan dengan pembelajaran di Olasehinde, M.O. (2015, hlm. 194)
kelas melalui mata pelajaran. Kedua “Reading is basic building block of
bentuk kegiatan ini memiliki tujuan learning while the reading is the

43
philosophy of developing a intellectual growth. It is also a
progressive reading attitude”. source of inspiration, and
Olasehinde meyakini bahwa entertainment, and gives insight into
membaca merupakan bangunan our selves and others”. Di samping
dasar dalam pembelajaran dan itu menurut Schuler (2001) bagi
budaya membaca sebagai nilai siswa yang memiliki kemampuan
pilosofis yang mampu me- membaca yang baik berarti siswa
ngembangkan sikap. Sehingga tersebut telah men-jalankan tugas-
Olasehinde (2015, hlm. 195) nya sebagai warga Negara. Schuler
menegaskan kembali bahwa mem- (dalam Olasehinden, M.O., 2015,
baca sangat penting untuk me- hlm. 194) “maintains that children
nambah in-formasi dan pemahaman need to be proficient in reading for
serta memperbaiki diri: “reading in them to prosper in their academic
all its variety is vital to becoming work and carry out their duties as
better informed. It helps us to have citizens of a self governing society”.
a better understanding of ourselves Secara tradisional, literasi
as well as others”.7 dipandang sebagai kemampuan
Budaya membaca selain dapat membaca dan menulis. Dalam
membuka wawasan, dapat juga me- pandangan ini, orang yang dapat
ngembangkan budi pekerti dan dikatakan literat adalah orang yang
karakter siswa. Ketika siswa di- mampu membaca dan menulis atau
biasakan membaca buku maka bebas buta huruf. Seiring ber-
wawasan dan intelegensi pun akan kembangnya zaman, pengertian
meningkat, baik dalam hal pe- literasi menjadi lebih kompleks,
ngetahuan maupun kepribadian. yakni menjadi kemampuan mem-
Seperti menurut Mialaret 1975 baca, menulis, berbicara, dan
(dalam Canisius, 2012, hlm. 10) menyimak. Sejalan dengan per-
“reading above and beyond basic or jalanan waktu, definisi literasi telah
functional reading, fosters the bergeser menjadi lebih luas lagi,
reader’s personal, moral and yang mencakup berbagai bidang
penting lainnya. Perubahan tersebut
7
Dinda Nurul Aini, 2018, Pengaruh terjadi disebabkan oleh berbagai
Budaya Literasi dalam Mengembangkan faktor, baik faktor perluasan makna
Kecerdasan Kewarganegaraan, Jurnal:
BIORMATIKA, Vol. 4, No. 1, Subang: FKIP akibat semakin luas penggunaannya,
Universitas Subang, perkembangan tek-nologi informasi
https://scholar.google.co.id/scholar?start=100&
q=abstrak+perkembangan+literasi+remaja+SM dan teknologi, maupun perubahan
P&hl=id&as_sdt=0,5, Diakses pada Sabtu, 18 analogi. Jika ditelusuri, perubahan
Agustus 2018.

44
konsepsi literasi ini telah terjadi diperluas seiring berkembang
minimalnya dalam lima generasi. pesatnya teknologi informasi dan
Adapun kelima generasi per- multimedia. Dalam konteks ini,
kembangan literasi tersebut adalah literasi diperluas ke dalam
sebagai berikut.8 beberapa jenis elemen literasi,
1. Masa perkembangan awal. Pada misalnya visual, auditori, dan
masa ini, literasi didefinisikan spasial daripada kata-kata yang
sebagai kemampuan untuk meng- tertulis.
gunakan bahasa dan gambar 4. Masa perkembangan keempat.
dalam bentuk yang kaya serta Dalam generasi keempat ini,
beragam untuk membaca, literasi telah dipandang sebagai
menulis, mendengarkan, ber- konstruksi sosial dan tidak pernah
bicara, melihat, menyajikan, dan netral. Hal ini dikarenakan, posisi
berpikir kritis tentang ide-ide. seorang penulis meliputi banyak
Dalam hal ini, literasi berfungsi aspek seperti keyakinan mereka,
untuk menghubungkan individu nilai-nilai, sikap, posisi sosial
dan masyarakat serta merupakan (seperti usia, ras, kelas, dan
alat penting bagi individu untuk etnis), dan pengalaman (seperti
tumbuh dan berpartisipasi aktif pendidikan, bahasa, dan per-
dalam masyarakat yang jalanan).
demokratis. 5. Masa perkembangan kelima.
2. Masa perkembangan kedua. Pada Istilah literasi dalam generasi
masa ini, konsepsi literasi kelima ini dapat dikenal dengan
dicirikan oleh sejumlah yang istilah multiliterasi. Istilah
menyatakan bahwa literasi ber- tersebut mengandung pengertian
kaitan erat dengan situasi dan sebagai keterampilan meng-
praktik sosial. Pandangan ter- gunakan beragam cara untuk
sebut memberikan definisi bahwa menyatakan dan memahami ide-
literasi sebagai praktik sosial dan ide dan informasi dengan meng-
budaya selain juga dipandang gunakan bentuk-bentuk teks
sebagai prestasi berpikir yang konvensional maupun teks
bebas kompleks. inovatif, simbol, dan multimedia.
3. Masa perkembangan ketiga.
Pengertian literasi semakin Melihat pentingnya literasi
8
bagi perkembangan siswa,
Suwatno, 2017, Pembelajaran Literasi
dalam Konteks Kurikulum 2013 Edisi Revisi Kemendikbud pun mencanangkan
2017, Artikel, Bandung: Universitas Pendidikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Indonesia, Hal. 5-7.

45
agar bisa diterapkan di berbagai Dengan demikian, pe-
sekolah.Adapun gerakan literasi ngembangan profesional guru
sekolah yang digagas oleh dalam hal literasi perlu diberikan.
Kemendikbud didasarkan atas pan- 4. Kegiatan membaca dan menulis
dangan Beers yang menjelaskan dilakukan kapanpun.
bahwa praktik-praktik yang baik 5. Kegiatan literasi me-
dalam gerakan literasi sekolah ngembangkan budaya lisan.
menekankan prinsip-prinsip sebagai Adanya pembelajaran literasi di
berikut.9 sekolah diharapkan dapat me-
1. Perkembangan literasi berjalan munculkan berbagai kegiatan
sesuai tahap perkembangan yang lisan berupa diskusi tentang buku
dapat diprediksi. Dengan bacaan. Kegiatan diskusi ini juga
demikian, pihak sekolah pun perlu membuka kemungkinan
dapat memahami tahap per- untuk perbedaan pendapat agar
kembangan literasi siswa kemampuan berpikir kritis dapat
sehingga bisa membantu sekolah diasah. Siswa perlu belajar untuk
untuk memilih strategi pem- menyampaikan perasaan dan pen-
biasaan dan pembelajaran literasi dapatnya, saling mendengarkan,
yang tepat sesuai kebutuhan dan menghormati perbedaan pan-
perkembangan mereka. dangan.
2. Program literasi yang baik 6. Kegiatan literasi perlu me-
bersifat berimbang. Hal ini di- ngembangkan kesadaran terhadap
latarbelakangi oleh pemahaman keberagaman.
bahwa tiap siswa memiliki
kebutuhan yang berbeda. C. Perkembangan Berpikir Remaja
3. Program literasi terintegrasi Kata “remaja” digunakan
dengan kurikulum. Pembiasaan secara luas untuk menunjukkan
dan pembelajaran literasi di suatu tahap perkembangan masa
sekolah adalah tanggungjawab anak-anak menuju masa dewasa
semua guru di semua mata yang ditandai oleh per-ubahan-per-
pelajaran. Hal ini disebabkan ubahan fisik umum serta per-
pembelajaran mata pe-lajaran kembangan kognitif dan sosial.
apapun membutuhkan bahasa, Masa remaja merupakan periode
terutama membaca dan menulis. transisi dari anak-anak menuju
dewasa yang dimulai pada usia 12-
9
Kemendikbud, 2016, Desain Induk 13 tahun dan berakhir pada usia
Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta:
Kemendikbud.

46
belasan tahun atau awal dua puluh Seperti yang telah diketahui
tahunan.10 bahwa masa remaja adalah suatu
Remaja merupakan suatu fase periode kehidupan di mana
perkembangan antara masa kanak- kapasitas untuk memperoleh dan
kanak dan masa dewasa, yang menggunakan pengetahuan secara
berlangsung antara usia 12 sampai efisien mencapai puncaknya.13 Hal
21 tahun. Menurut Monks, remaja ini adalah karena selama periode
terdiri dari tiga masa, yaitu masa remaja ini, proses pertumbuhan otak
remaja awal (usia 12-15 tahun), mencapai kesempurnaan. Sistem
masa remaja pertengahan (usia 15- syaraf yang berfungsi memproses
18 tahun), dan masa remaja akhir informasi berkembang dengan
(usia 18-21 tahun). Selain itu, cepat. Di samping itu, pada masa
menurut Hurlock, masa remaja remaja ini juga terjadi reorganisasi
disebut juga sebagai periode lingkaran saraf prontal lobe
perubahan, tingkat perubahan dalam (belahan otak bagian depan sampai
sikap, dan perilaku selama masa pada belahan atau celah sentral), di
remaja sejajar dengan perubahan mana prontal lobe ini berfungsi
fisik.11 Salah satu perubahan yang dalam aktivitas kognitif tingkat
dialami remaja adalah perubahan tinggi, seperti kemampuan me-
berpikir.12 rumuskan perencanaan strategis atau
kemampuan mengambil ke-
14
10
Rila Setyaningsih, Literasi Media putusan.
Mahasiswa Guru Pondok Modern Darussalam Perkembangan prontal lobe
Gontor, Jurnal, Jurnal ETTISAL, Gontor:
Universitas Darussalam Gontor, Vol. 2, No. 2, tersebut sangat berpengaruh
Desember 2017. terhadap kemampuan kognitif
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/etti
sal/article/view/1455/pdf. Diakses pada Kamis, remaja, sehingga mereka dapat
9 Agustus 2018. mengembangkan kemampuan
11
Hilda Ayu, Perkembangan Fisik dan
Kognitif pada Masa Remaja, Jurnal, penalaran yang memberinya suatu
https://www.scribd.com/document/326523103/j tingkat pertimbangan moral dan
urnal-remaja-pdf. Diakses pada Kamis, 13
Agustus 2018, Hlm. 6. kesadaran sosial yang baru. Selain
12
Berpikir adalah suatu kegiatan mental itu, sebagai anak muda yang telah
yang melibatkan kerja otak.Namun pikiran
manusia, walaupun tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas kerja otak, lebih dari sekadar kerja objek tersebut. Lihat Alex Sobur, 2003,
organ tubuh yang disebut otak.Kegiatan berpikir Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia,
juga melibatkan seluruh pribadi manusia serta Hal. 175.
13
perasaan dan kehendak manusia.Memikirkan Mussen, Conger & Kagan, 1969, dalam
sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung:
tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara PT Remaja Rosdakarya, Hlm. 194.
14
aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian Carol & David R., 1995, dalam Desmita,
mempunyai gagasan atau wawasan tentang Psikologi …, Ibid, Hlm. 194.

47
memiliki kemampuan memahami D. Perkembangan Emosi Remaja
pemikirannya sendiri dan pemikiran Selain dari apa yang telah
orang lain, remaja mulai dipaparkan sebelumnya, masa
membayangkan apa yang dipikirkan remaja memiliki ciri-ciri tertentu
orang tentang dirinya. Ketika yang mem-bedakan dengan masa
kemampuan kognitif mereka sebelum dan sesudahnya. Menurut
mencapai kematangan, kebanyakan Gunarsa, ciri-ciri tertentu tersebut
anak remaja mulai memikirkan adalah:17 1) Masa remaja sebagai
tentang apa yang diharapkan dan periode yang penting. 2) Masa
melakukan kritik terhadap remaja sebagai periode peralihan. 3)
masyarakat mereka, orang tua, dan Masa remaja sebagai periode
bahkan terhadap kekurangan diri perubahan. 4) Masa remaja sebagai
mereka sendiri.15 periode bermasalah. 5) Masa remaja
Menurut Piaget, pemikiran sebagai masa mencari identitas. 6)
masa remaja telah mencapai tahap Masa remaja sebagai usia yang
pemikiran operasional formal menimbulkan ketakutan. 7) Masa
(formal operational thought), yaitu remaja sebagai ambang masa
suatu tahap perkembangan kognitif dewasa.
yang dimulai pada usia kira-kira 11 Selain itu, menurut Hall, masa
atau 12 tahun dan terus berlanjut remaja merupakan masa “sturm und
sampai remaja mencapai masa drang” (topan dan badai), masa
tenang atau dewasa. Pada tahap ini, penuh emosi dan adakalanya
anak sudah dapat berpikir secara emosinya meledak-ledak, yang
abstrak dan hipotesis. Selain itu, muncul karena adanya pertentangan
anak juga sudah mampu nilai-nilai. Emosi yang menggebu-
memikirkan sesuatu yang akan atau gebu ini adakalanya menyulitkan,
mungkin terjadi, atau sesuatu yang baik bagi si remaja maupun bagi
abstrak.16 Pada tahap ini remaja juga orang tua atau orang dewasa di
sudah mampu berpikir secara sekitarnya. Namun emosi yang
sistematik, mampu memikirkan menggebu-gebu ini juga ber-
semua kemungkinan secara manfaat bagi remaja dalam upaya-
sistematik untuk memecahkan nya menemukan identitas diri.
permasalahan. Reaksi orang-orang di sekitarnya
akan menjadi pengalaman belajar
15
bagi si remaja untuk menentukan
Myers, 1996, dalam Desmita, Psikologi
…, Ibid, Hlm. 194.
16 17
Desmita, 2010, Psikologi …, Ibid, Hlm. Hilda Ayu, Perkembangan Fisik ..., Ibid,
195. Hlm. 7.

48
tindakan apa yang kelak akan kepercayaan diri yang kuat.
dilakukannya.18 Kesadaran diri me-mungkinkan
Menurut Goleman, kecerdasan pikiran rasional mem-berikan in-
emosional19 merujuk kepada ke- formasi penting untuk me-
mampuan mengenali perasaan kita nyingkirkan suasana hati yang tidak
sendiri dan perasaan orang lain, menyenangkan. Pada saat yang
kemampuan motivasi diri sendiri, sama, kesadaran diri dapat mem-
dan kemampuan mengelola emosi bantu mengelola diri sendiri dan
dengan baik pada diri sendiri serta hubungan antar personal serta
dalam hubungan dengan orang lain. menyadari emosi dan pikiran
Goleman juga mengklasifikasikan sendiri. Semakin tinggi kesadaran
kecerdasan emosional atas lima diri, semakin pandai dalam
komponen penting, yaitu sebagai menangani perilaku negatif diri
berikut.20 sendiri.
Pertama, mengenali emosi diri Kedua, mengelola emosi, yaitu
(kesadaran diri), yaitu mengetahui menangani emosi sendiri agar ber-
apa yang dirasakan seseorang pada dampak positif bagi pelaksanaan
suatu saat dan menggunakannya tugas, peka terhadap kata hati, dan
untuk memandu pengambilan sanggup menunda kenikmatan
keputusan diri sendiri, atau dengan sebelum mencapainya satu tujuan,
kata lain memiliki tolak ukur yang serta mampu menetralisir tekanan
realistis atas ke-mampuan diri dan emosi. Orang yang memiliki
18
kecerdasan emosional adalah orang
Herlina, 2013, Bibliotherapy: Mengatasi
Masalah Anak dan Remaja melalui Buku, yang mampu menguasai, mengelola,
Bandung: Pustaka Cendekia Utama. dan mengarahkan emosinya dengan
19
Dalam khazanah disiplin ilmu
pengetahuan, terutama spikolog, istilah baik. Pengendalian emosi tidak
“kecerdasan emosional” merupakan sebuah hanya berarti meredam rasa tertekan
istilah yang relatif baru. Istilah ini dipopulerkan
oleh Goleman berdasarkan hasil penelitian atau menahan gejolak emosi, me-
tentang neurolog dan psikolog yang lainkan juga bisa berarti dengan
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual. sengaja menghayati suatu emosi,
Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan termasuk emosi yang tidak me-
psikolog tersebut, maka Goleman (1995)
berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki nyenangkan.
dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan Ketiga, motivasi diri, yaitu
pikiran emosional.Pikiran rasional digerakkan
oleh kemampuan intelektual atau yang popular meng-gunakan hasrat yang paling
dengan Intelligence Quotient (IQ), sedangkan dalam untuk menggerakkan dan
pikiran emosional digerakkan oleh emosi.Lihat
Desmita, 2010, Psikologi …, Ibid, Hlm. 170. menuntun manusia menuju sasaran,
20
Desmita, 2010, Psikologi …, Ibid, Hlm. membantu mengambil inisiatif, dan
170-171.

49
bertindak sangat efektif serta bagi diri seseorang, tidak terkecuali
bertahan meng-hadapi kegagalan remaja itu sendiri. Kelima
dan frustasi. Adapun kunci motivasi klasifikasi emosi tersebut sudah
adalah memanfaatkan emosi, mulai berkembang pada diri remaja,
sehingga dapat mendukung sehingga remaja yang mengalami
kesuksesan hidup seseorang. Hal ini perkembangan emosi yang baik,
menunjukkan bahwa motivasi dan akan mampu menguasai emosi yang
emosi mempunyai hubungan yang ada dalam diri dan juga orang yang
sangat erat. ada di sekitarnya.
Keempat, mengenali emosi
orang lain (empati), yaitu E. Peran Pembelajaran Literasi
kemampuan untuk merasakan apa dalam Mengembangkan
yang dirasakan orang lain, mampu Kecerdasan Ber-pikir dan Emosi
memahami perspektif mereka, me- Remaja
numbuhkan hubungan saling Seperti yang telah dipaparkan
percaya, dan menyelaraskan diri sebelumnya bahwa literasi memiliki
dengan orang banyak atau peranan penting bagi masyarakat.
masyarakat. Hal ini berarti orang Dengan memiliki keterampilan
yang memiliki kecerdasan emosi- literasi, maka masyarakat akan bisa
onal ditandai dengan kemam- cerdas dalam menyikapi perkem-
puannya untuk memahami perasaan bangan zaman di era globalisasi ini.
atau emosi orang lain. Dengan semakin maraknya media
Kelima, membina hubungan informasi yang datang, masyarakat
dengan orang lain, yaitu ke- akan lebih mampu untuk bijak
mampuan mengendalikan dan me- menerima dan menyaring informasi
nangani emosi dengan baik ketika tersebut. Dengan demikian, ma-
berhubungan dengan orang lain, syarakat tidak akan mudah ter-
cermat membaca situasi, dan pengaruh oleh informasi-informasi
jaringan sosial, berinteraksi dengan yang belum tentu kebenarannya,
lancar, memahami dan ber-tindak yang membuat daya pikirnya salah
bijaksana dalam hubungan antar sehingga dapat berdampak pula
manusia. Atau dalam kata lain, pada emosinya yang menjadi tidak
keterampilan sosial merupakan seni baik. Karena itu, pembelajaran
mempengaruhi orang lain. literasi sangat diperlukan untuk
Berdasarkan pemaparan meminimalisir segala ke-mung-
tersebut dapat diketahui bahwa kinan-kemungkinan tidak baik
kecerdasan emosi sangat penting tersebut.

50
Remaja adalah bagian dari secara efisien men-capai
22
masyarakat. Baik dan buruknya puncaknya. Di zaman
suatu masyarakat, dapat tercermin globalisasi ini, IPTEK meng-
dari para remaja itu sendiri. Dalam alami perkembangan yang
hal ini, remaja memiliki peranan begitu pesat. Banyak sekali
penting sebagai penentu citra di informasi yang ditawarkan
suatu masyarakat. Salah satu faktor pada masyarakat, terutama
yang menentukan baik dan pada remaja. Berbagai in-
buruknya remaja adalah faktor formasi ter-sebut tidak
kognitif serta emosi remaja itu diketahui secara pasti tentang
sendiri. Karena itu, penting bagi kebenarannya. Setiap infor-
remaja untuk bisa belajar mengolah masi yang diserap, akan
kecerdasan berpikir dan emosinya berdampak pada pola pikir
tersebut dengan baik. Hal inilah remaja. Tidak sedikit remaja
yang menjadi salah satu pentingnya yang dengan mudah men-
pembelajaran literasi untuk remaja. justifikasi tentang kebenaran
atau kekeliruan yang diterima-
1. Pembelajaran Literasi dan nya melalui informasi yang di-
Perkembangan Berpikir anggapnya benar. Dalam hal
Remaja ini, secara tidak langsung,
Seperti yang telah diketahui remaja telah beradu dengan
bahwa, pada masa remaja, proses pikirannya sendiri. Jika hal ter-
pertumbuhan otak mencapai ke- sebut dibiarkan, dalam artian
sempurnaan, di mana sistem tidak mau menerima informasi
syaraf yang berfungsi memproses lainnya yang sudah tentu ke-
in-formasi berkembang dengan benarannya, maka pola pikir-
cepat.21 Berikut adalah ciri-ciri nya pun akan terbentuk sesuai
per-kembangan berpikir remaja dengan keyakinan akan infor-
pada umumnya. masi tersebut.
a. Pertumbuhan otak mencapai Bukan hanya dalam hal
kesempurnaan opini, informasi yang diterima
Dalam periode ini, remaja saat ini juga sudah
remaja memiliki kapasitas lebih dari batas wajar. Salah
untuk mem-peroleh dan satunya adalah dengan marak-
menggunakan pengetahuan nya media-media informasi

21 22
Carol & David R., 1995, dalam Desmita, Mussen, Conger & Kagan, 1969, dalam
Psikologi …, Ibid, Hlm. 194. Desmita, Psikologi ..., Ibid, Hlm. 194.

51
yang tanpa disadari telah ambilan keputusan. Dengan
“menjejali” para remaja membiasakan diri untuk mem-
dengan tontonan-tontonan atau baca, maka membuat daya
bahan bacaan yang tidak pikir remaja tidak tertungkung
senonoh. Jika dibiarkan dan dengan satu informasi atau
tidak ada tindakan, hal tersebut pemahaman saja. Dengan
tentu akan membentuk pe- demikian, daya pikirnya pun
mikiran negatif dalam diri semakin berkembang dan
remaja itu sendiri. Akan tetapi, bervariatif. Berkembang dan
dengan adanya pembelajaran bervariatifnya daya pikir
literasi, dapat membuat remaja tersebut, tentu akan mem-buat
untuk lebih cermat dan cerdas remaja lebih mudah dalam
dalam mem-filter berbagai pengambilan suatu keputusan.
informasi yang diperolehnya Hal ini tentu dibarengi dengan
itu. alasan-alasan yang kongkret,
Remaja yang memiliki yang remaja itu pahami.
kemampuan dalam berliterasi, Mereka juga akan lebih kritis
akan lebih mampu memproses dalam menyikapi segala ke-
informasi yang berkembang mungkinan atas opini yang
cepat tersebut. Sehingga mereka tampung, sehingga hal
diolahnya menjadi informasi tersebut dapat membuat
yang bermanfaat, dan mem- mereka lebih matang dalam
buatnya menjadi lebih produk- membuat suatu perencanaan-
tif untuk masyarakat. Dengan perencanaan di kehidupan
demikian, mereka tidak mudah mereka.
menyerap setiap informasi c. Mampu berpikir abstrak,
yang diperolehnya tersebut. sistematis, dan hipotesis
b. Mampu merumuskan pe- Berliterasi sama artinya
rencanaan strategis atau peng- dengan berimajinasi. Pem-
ambilan keputusan belajaran literasi juga dapat
Semakin banyak infor- dikatakan sebagai upaya untuk
masi yang diperoleh, maka melatih daya imajinasi dalam
semakin luas juga wawasan diri remaja. Kemampuan ber-
remaja. Dengan demikian, pikir abstrak sudah mulai
remaja mampu merumuskan muncul pada periode ini.
suatu perencanaan yang baik Dengan demikian, dengan
juga mampu dalam peng- belajar literasi, maka mereka

52
juga belajar melatih daya menyebutkan bahwa ada 5
imajinasinya sehingga dapat klasifikasi penting dalam
terarah dengan baik. kecerdasana emosi remaja.
Selain melatih daya Berikut adalah beberapa pe-
imajinasi, pembelajaran literasi maparan komponen penting
juga dapat melatih daya pikir tersebut beserta peran pem-
kritis mereka. Banyaknya in- belajaran literasi dalam mem-
formasi yang diterima, mem- pengaruhinya.
buat mereka selalu haus dalam a. Mengenali emosi diri
mencari serta menggali lebih (kesadaran diri)
dalam lagi tentang informasi Pembelajaran literasi
tersebut, sehingga mereka yang dicanangkan untuk
akan terus bisa belajar untuk remaja dapat membuat
me-lakukan hipotesis. remaja mampu me-ngenali
Hipotesis tersebut tentu akan emosi diri mereka. Dengan
semakin membuat kecerdasan terus memperbanyak pe-
berpikir mereka semakin ber- ngetahuan serta wawasan
kembang. Hal ini disebabkan, yang dimiliki karena mem-
dengan berhipotesis, berarti baca, maka mereka akan
melatih ketelitian serta kejelian lebih mampu membuat tolak
mereka dalam menyikapi ukur atas kemampuan yang
setiap informasi. Hal tersebut ada dalam diri mereka.
tentu akan berdampak pula Sebab, dengan mengenali
dalam kesehariannya. Dengan emosi, artinya mereka telah
demikian, mereka akan lebih mampu memiliki sebuah ke-
cermat dan sistematis lagi sadaran akan diri sendiri.
dalam menghadapi setiap Dengan memiliki kesadaran
informasi dan/atau per- akan diri sendiri, maka
masalahan yang mereka mereka akan bisa mengetahui
hadapi. apa yang diri mereka
butuhkan. Sehingga dalam
2. Pembelajaran Literasi dan pengambilan suatu keputu-
Perkembangan Emosi Remaja san, mereka dapat memutus-
Kecerdasan emosi dalam kan setiap keputusan yang
penelitian ini merujuk pada akan mereka ambil sebagai
kemampuan emosi menurut pemecahan masalah tersebut
Goleman, di mana ia dengan penuh rasa percaya

53
diri. Selain itu, daya c. Motivasi diri
rasionalitas mereka akan Seseorang yang me-
semakin tumbuh, sehingga miliki budaya literasi dalam
setiap apa yang mereka dirinya, maka akan semakin
putuskan berdasarkan alasan cemerlang pemikirannya. Hal
yang masuk akal. ini disebabkan banyak hal
b. Mengelola emosi yang mau ia pelajari, baik
Bertambahnya wawasan dari orang lain maupun pe-
membuat remaja lebih bijak ngalaman yang dialaminya.
dalam menyikapi ataupun Pelajaran-pelajaran tersebut,
mengambil keputusan. Hal ia jadikan sebagai motivasi
tersebut karena dengan me- untuk dirinya. Hal tersebut
miliki kemampuan literasi, dikarenakan, setiap hal yang
mereka akan bisa mengolah ia peroleh dapat mem-ban-
setiap informasi dengan lebih tunya bergerak menuju sasar-
baik lagi, sehingga setiap in- an, membantu mengambil
formasi yang ada tidak inisiatif, dan bertindak efektif
mereka serap secara mentah- serta bertahan dalam meng-
mentah. Dengan memiliki hadapi kegagalan dan frus-
kemampuan dalam me- tasi. Dengan memiliki ke-
ngelola emosi, secara tidak mampuan literasi, akan mem-
langsung mereka akan se- bentuk para remaja untuk
makin pandai dan cerdas memiliki keyakinan dalam
dalam menangani perilaku dirinya.
negatif yang ada dalam diri d. Mengenali emosi orang lain
mereka. Hal ini disebabkan, (empati)
semakin luasnya wawasan Selain dari apa yang
yang dimiliki, membuat telah disebutkan di atas, pem-
mereka memiliki sebuah pe- biasaan dalam berliterasi juga
ngontrolan emosi dalam diri. berpengaruh terhadap hu-
Sehingga, mereka akan bungan sosial remaja.
mampu meng-uasai, meng- Dengan memahami diri
elola, dan mengarahkan sendiri, maka mereka juga
emosinya dengan baik. Baik akan mampu memahami
itu emosi yang me- orang lain. Hal ini di-
nyenangkan maupun emosi karenakan, dalam pem-
yang menyedihkan. belajaran literasi, remaja

54
selalu belajar untuk membaca F. Kesimpulan
situasi atau keadaan ling- Berdasarkan pembahasan yang
kungan sekitar. Sehingga, telah dipaparkan di atas, maka dapat
pembelajaran literasi tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran
akan membuat remaja lebih literasi memiliki peranan dalam me-
mampu untuk berempati ter- ngembangkan kecerdasan berpikir
hadap orang lain, me- dan emosi remaja. Di mana, dengan
nyesuaikan diri dengan ling- banyaknya wawasan yang mereka
kungan, serta mampu me- peroleh melalui literasi, dapat mem-
mahami perasaan atau emosi buat mereka memiliki sikap pe-
orang lain. ngendalian diri dengan baik. Dalam
e. Membina hubungan dengan kata lain, adanya budaya literasi
orang lain (sosialisasi) yang tersemat dalam diri remaja,
Ketika remaja mau mampu membuat daya pikir dan
untuk mempelajari literasi, emosi mereka menjadi terkontrol
maka secara tidak langsung dengan baik. Hal ini tentu menjadi
mereka juga mau membuka point plus tersendiri bagi remaja,
diri dengan setiap informasi sebab mereka dapat memproses
yang ada, bahkan tidak hanya perubahan dan perkembangan
itu, melainkan juga mau mereka dengan baik, terutama per-
membuka diri dengan ling- kembangan berpikir dan emosi
kungan sekitar. Memiliki mereka.
pemahaman akan emosi Berdasarkan hal tersebut,
orang lain, membuat mereka maka pembelajaran literasi perlu
lebih bijak dalam memahami untuk lebih digiatkan lagi dalam
dan bertindak men-jalin lingkungan sekolah khususnya, dan
hubungan dengan ling- lingkungan masyarakat pada umum-
kungannya. Sebab, mereka nya. Dengan memiliki kemampuan
akan lebih memahami bahwa berliterasi, berarti masyarakat,
mereka adalah bagian dari khususnya para remaja lebih siap
masyarakat dan butuh untuk lagi dalam meng-hadapi arus global-
berinteraksi dalam ling- isasi yang semakin berkembang ini.
kungan masyarakat. Karena Dengan demikian, mereka akan
itulah mereka akan bisa lebih bijak dalam me-lakukan pe-
membina baik hubungan ngontrolan diri terhadap setiap
dengan orang lain. informasi yang diperoleh.

55
DAFTAR PUSTAKA Perkembangan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Dinda Nurul Aini.2018. Pengaruh
Budaya Literasi dalam Profitra Reza Akbar. 2015. Perbedaan
Mengembangkan Kecerdasan Kecerdasan Emosional antara
Kewarganegaraan. Jurnal: Siswa SMA dengan MA: Studi
BIORMATIKA.Vol. 4, No. 1. Komparasi pada Siswa Kelas XI
Subang: FKIP Universitas di SMA N 1 Purwodadi dan MA
Subang.https://scholar.google.co.i Sunniyah Selo. Jurnal
d/scholar?start=100&q=abstrak+ Empati.Vol. 4, No.4. Semarang:
perkembangan+literasi+remaja+S Universitas
MP&hl=id&as_sdt=0,5. Diakses Diponegoro.https://ejournal3.undi
pada Sabtu, 18 Agustus 2018. p.ac.id/index.php/empati/article/v
iew/14320/13852. Diakses pada 6
Deswita. 2006. Psikologi September 2018.
Perkembangan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Rila Setyaningsih. Literasi Media
Hilda Ayu. Perkembangan Fisik dan Mahasiswa Guru Pondok Modern
Kognitif pada Masa Remaja. Darussalam Gontor. Jurnal.
Jurnal. Jurnal ETTISAL. Gontor:
https://www.scribd.com/documen Universitas Darussalam Gontor.
t/326523103/jurnal-remaja-pdf. Vol. 2, No. 2. Desember 2017.
Diakses pada Kamis, 13 Agustus https://ejournal.unida.gontor.ac.id
2018. /index.php/ettisal/article/view/14
55/pd. Diakses pada Kamis, 9
Herlina. 2013. Bibliotherapy: Agustus 2018.
Mengatasi Masalah Anak dan
Remaja melalui Buku. Bandung: Suwatno. 2017. Pembelajaran Literasi
Pustaka Cendekia Utama. dalam Konteks Kurikulum 2013
Edisi Revisi 2017. Artikel.
Kemendikbud. 2016. Desain Induk Bandung: Universitas Pendidikan
Gerakan Literasi Sekolah. Indonesia.
Jakarta: Kemendikbud.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
Mussen, Conger & Kagan. 1969. Bandung: Pustaka Setia.
Dalam Desmita. Psikologi

56

Anda mungkin juga menyukai