Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Ziadah Ni’matur R.
Dyah Eka A.S.
Fadiyatun Naja
Vidia Indra Darmawan
Tujuan Khusus
1. Ibu memahami tanda bahaya nifas
2. Keluarga memahami tanda bahaya nifas pada ibu nifas
3. Diharapkan saat terdapat tanda bahaya nifas pada ibu nifas, keluarga
langsung membawa ibu untuk segera memeriksakan kondisi ke tenaga
kesehatan.
C. Rencana Kegiatan
a. Hari/ Tanggal : Jum’at, 20 September 2019
b. Waktu : 09.00-10.15
c. Tempat : Ruang 8, Rumah Sakit Saiful Anwar
d. Media : Power point
e. Pelaksanaan
- Memberikan penyuluhan kepada ibu nifas dan keluarga mengenai tanda
bahaya nifas
D. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur
1. Persiapan media power point mengenai tanda bahaya nifas
2. SAP telah dibuat 1 hari sebelum dilakukan penyuluhan
3. Pelaksanaan sesuai waktu dan tempat
Evaluasi proses
Ibu nifas dan keluarga tampak antusias dengan proses penyuluhan dan ada
timbal balik antara pemateri dan ibu nifas maupun keluarga
Evaluasi Hasil
Ibu nifas dan keluarga memahami tentang tanda bahaya nifas yang ditunjukkan
dengan dapat menyebutkan kembali
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
a. Karakteristik Klien
Penyuluhan diberikan kepada ibu nifas dan keluarga di ruang 8 Rumah Sakit
Saiful Anwar.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya nifas
Tujuan Khusus
1. Ibu memahami tanda bahaya nifas
2. Keluarga memahami tanda bahaya nifas pada ibu nifas
3. Diharapkan saat terdapat tanda bahaya nifas pada ibu nifas, keluarga
langsung membawa ibu untuk segera memeriksakan kondisi ke tenaga
kesehatan.
C. Materi
Terlampir
D. Sasaran dan Tempat Kegiatan
Sasaran : Ibu nifas dan keluarga
Jumlah : 6 orang
Tempat : Ruang 8 Rumah Sakit Saiful Anwar
Metode : Ceramah
Alat yang digunakan : Powerpoint
Kegiatan
NO. Susunan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Waktu Media
kegiatan
1 Pembukaan 1. Salam pembuka 1.Menjawab 15 -
2. Memperkenalkan salam menit
diri 2.Mendengarkan
3. kontrak waktu 20 dan
menit memperhatiakan
4. Tujuan 3. Menyetujui
penyuluhan 4.Mendengarkan
5. mengkaji dan
pengetahuan memperhatiakan
audience 5.Menyampaika
n pendapat
2 Isi Penyampaian Materi Mendengarkan 30 Power
dan mencatat menit point
3 Penutup 1. Tanya jawab 1. Bertanya 15 -
2. Memberikan 2. Mereview menit
Evaluasi proses
Ibu nifas dan keluarga tampak antusias dengan proses penyuluhan dan ada
timbal balik antara pemateri dan ibu nifas maupun keluarga
Evaluasi Hasil
Ibu nifas dan keluarga memahami tentang tanda bahaya nifas yang ditunjukkan
dengan dapat menyebutkan kembali
DAFTAR PUSTAKA
MATERI PENYULUHAN
TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu pemulihan dari
perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama kira-kira 6-12
minggu setelah kelahiran anak (Hutahaean, 2009; Sulistyawati, 2009).
2. Pengertian Tanda Bahaya Nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:
Pengertian:
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang
melebihi 500 – 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu
terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu:
1) Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Hal ini disebabkan karena
kontraksi rahim yang kurang kuat , terdapat sisa ari-ari di dalam rahim
ibu, adanya robekan jalan lahir, atau kelainan darah.
Penanganan:
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah,
pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan
dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).
Pengertian:
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang
berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang berupa
cairan seperti nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007).
Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau
akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat
pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.
Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat
(Manuaba, 2008).
Penanganan:
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian
antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan
tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologi-
anatomik (Notoatmodjo, 2008).
c) Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)
Pengertian:
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6
minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut
sub involusi (Eny, 2009).
Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau
akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat
pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.
Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat
(Manuaba, 2008).
Penanganan:
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari
ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.
Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).
Pengertian:
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas
seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium. Rasa
nyeri di perut bagian bawah atau punggung.
Faktor penyebab:
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat
juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis
pelvika. Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis
mengeluarkan nanahnya ke rongga paritonium dan menyebabkan
peritonitis (Prawirihardjo, 2007). Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu:
(1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis
umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan
umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat
pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).
f) Suhu tubuh ibu > 380C demam, muntah, rasa sakit sewaktu kencing
atau merasa tidak enak badan
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar
payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu
pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3
atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008). Hal ini disebabkan karena adanya teknik
menyusui yang salah atau infeksi payudara yang disebabkan masuknya
kuman melalui luka lecet pada puting. Kompres hangat pada payudara
dapat mengurangi nyeri.
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan
takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih
hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri
(Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah:
a) Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu
bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b) Susukan bayi sesering mungkin.
c) Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d) Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e) Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa
agar nanah dapat keluar terus.
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan
oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran
anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat
murung, mudah marah-marah (Eny, 2009). Gejala-gejala depresi masa
nifas adalah:
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b) Nafsu makan hilang.
c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas: Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam
Kemandirian Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan Negara
Kuat. Available from: http: // www.google.co.id.
Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.Manuaba,
I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
_____________. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.