Anda di halaman 1dari 4

NAMA : QINTHARA NAFILA VARIN

NIM : 160301125
KELAS : AGROEKOTEKNOLOGI 3

INTERAKSI CURAH HUJAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ROSELLA


(Hibiscus sabdariffa L.)
Pendahuluan
Dalam taksonomi tumbuhan, Rosella diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Plantae ;
Divisio Spermatophyta ; Kelas Dicotyledoneae ; Ordo Malvaceales ; Famili Malvaceae ; Genus
Hibiscus ; Spesies Hibiscus sabdariffa L. (Mardiah, 2015)
Tanaman Rosella tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian kurang dari 600 mdpl. Semakin
tinggi dari permukaan laut, pertumbuhan Rosella akan terganggu. Rosella dapat tumbuh di
daerah tropis dan subtropis dengan suhu rata-rata bulanan 24-32 0C. Namun Rosella masih dapat
toleran pada suhu kisaran 10-360C. Namun, Rosella masih dapat toleran pada suhu kisaran 10-
360C. Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, Rosella memerlukan
waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 210C (Mardiah, dkk, 2015)
Tanaman rosella berupa semak berdiri tegak dengan tinggi 0,5 – 5m. Ketika masih muda
batang dan daunnya berwarna hijau. Ketika beranjak dewasa dan sudah berbunga batangnya
coklat kemerahan. Batang berbentuk silindris danberkayu, serta memiliki banyak cabang. Bunga
muncul pada ketiak daun, mahkotanya berbentuk corong yang tersusun 5 helai daun mahkota.
Bunga muncul saat tanaman berumur 2,5-3 bulan setelah tanam (Gunawan, 2009)
Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan pengairan yang baik. Periode
kering dibutuhkan rosella untuk pembungaan dan produksi biji. Sedangkan hujan atau
kelembaban yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak
bunga dan dapat menurunkan produksi. Iklim tropik dengan curah hujan rendah merupakan
tempat yang baik untuk membudidayakan tanaman obat maupun rempah karena jenis tanaman
ini tidak terlalu banyak memerlukan air untuk tumbuh dan kandungan senyawa metabolis
sekundernya dapat diproduksi secara maksimal. (Wijayanti, 2010)
Isi
Curah hujan sangat mempengaruhi kegiatan pertanian dan produksi tanaman tanaman
pangan lahan kering. Namun demikian curah hujan mempunyai variabilitas yang besar baik
secara spasial maupun temporal. Oleh karena itu seringkali curah hujan tersebut menjadi faktor
pembatas dalam kegiatan pertanian dan produksi tanaman pangan lahan kering. Salah satu upaya
agar curah hujan tersebut tidak menjadi faktor pembatas atau sedikitnya tidak menjadi kendala
dalam kegiatan pertanian dan produksi tanaman adalah menyelaraskan semua kegiatan pertanian
dengan karakteristik curah hujan yang ada. (Ruminta, 2010)
Hujan yang mengandung H2SO4 atau HNO3 apabila tiba di permukaan daun akan
mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka asam seperti H 2SO4 akan
bereaksi dengan Ca yang terdapat pada daun membentuk garam CaSO4 yang bersifat netral.
Dengan demikian adanya proses intersepsi dan gutasi oleh permukaan daun akan sangat
membantu dalam menaikkan pH, sehingga air hujan menjadi tidak begitu berbahaya. (Utomo,
2006)
Iklim di daerah tropika dan daerah-daerah yang berbatasan adalah panas dan sangat
lembab dengan suhu rata-rata dalam bulan terdingin biasanya di atasa 17.8 0C (640F) dan curah
hujan seringkali lebat (misalnya 200-400 cm). Vegetasi berkisar dari hutan hujan yang paling
subur di dunia sampai berbagai komunitas semak, lahan rumput, dan komunitas gurun dengan
semakin berkurangnya air yang tersedia. (Polunin, 1960)
Dengan iklim tropik dengan curah hujan rendah merupakan tempat yang baik untuk
membudidayakan tanaman obat maupun rempah karena jenis tanaman ini tidak terlalu banyak
memerlukan air untuk tumbuh dan kandungan senyawa metabolis sekundernya dapat diproduksi
secara maksimal. Daerahyang mempunyai curah hujan rendah dan mendapatkan intensitas
cahaya yang cukup sehingga cocok untuk membudidayakan tanaman obat yang membutuhkan
kelembaban yang rendah. (Wijayanti, 2010)
Penanaman rosella sangat mudah namun membutuhkan media tanam (tanah) dengan
properti yang baik seperti bobot bulk (bulk density) yang ringan, kemasaman (pH) tanah dan
kadar air yang tinggi sehingga pertumbuhan tanaman rosela dapat sehat untuk berbuah. (Bintang,
2012)
Roselle membutuhkan curah hujan bulanan berkisar dari 5-10 "(130-250 mm) dalam 3-
4 bulan pertama pertumbuhan. periode kering bisa bertahan dan yang diinginkan dalam bulan
terakhir pertumbuhan. Hujan atau kelembaban yang tinggi selama waktu panen dan pengeringan
dapat menurunkan kualitas kelopak dan mengurangi hasil. (Plotto, 2004)
Curah hujan yang dibutuhkan untuk lahan tegal adalah 800—1670 mm/5 bulan atau 180
mm/bulan. Apabila ditanam pada wadah yang terbatas ukurannya seperti pada polibag yang
berukuran sedang (diamater 30 cm), pertumbuhan tanaman rosella menjadi tidak optimal dengan
tinggi tanaman kurang dari 1 m. Akibatnya produksi bunga menjadi lebih rendah (Mardiah dkk,
2015).
Kesimpulan
1. Roselle membutuhkan curah hujan bulanan berkisar dari 5-10 "(130-250 mm) dalam 3-4
bulan pertama pertumbuhan. Namun, tergantung daerah yang ditumbuhinya.
2. Penanaman Eosella sangat mudah namun membutuhkan media tanam (tanah) dengan
properti yang baik seperti bobot bulk (bulk density) yang ringan, kemasaman (pH) tanah
dan kadar air yang tinggi sehingga pertumbuhan tanaman rosela dapat sehat untuk
berbuah
3. Produksi Rosella akan menjadi lebih rendah jika tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya.
4. Tanaman Rosella tidak terlalu membutuhkan banyak air sehingga mudah
membudidayakannya

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai