Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


Jurusan Pendidikan MIPA
Program Studi Pendidikan Biologi

Kelompok 4
Anggota :
1. Juwinda Krisna (1705111117)
2. Lisa Indriani (1705110616)
3. Molandia Widi Agustin (1705110984)
4. Nurul Mutmainna (1705113706)
5. Rehan Fadillah (1705113948)
6. Riska Br Manik (1705195267)
7. Risma Uli Rahman (1705122284)

12. Cara Pewarisan Sifat

A. Tujuan :

1. Menyajikan hasil pengamatan pembelahan mitosis pada akar bawang


merah
2. Membandingkan pembelahan mitosis dan meiosis.
3. Membandingkan oogenesis dan spermatogenesis.
4. Membedakan antara struktur DNA dan RNA.
5. Menjelaskan proses sintesis protein.
6. Menjelaskan pola–pola hereditas pada manusia.
7. Menjelaskan macam-macam mutasi gen dan kromosom
.

B. Alat dan Sumber Belajar

Alat :
1.      Mikroskop                              6. Pinset
2.      Kaca preparat                        7. Burnsen
3.      Jarum bertangkai                   8. Water bath
4.      Cutter                                      9. Pipet
5.      Beaker glass
6. Alat pengetuk/pensil kayu
7. Cawan petri
                           
Bahan :
1.      Larutan fiksasi
2.      HCl 1N
3.      Pewarna acetocarmin 45%
4.      Aquadest steril
5.      Spirtus
6.      Akar bawang merah ( Allium cepa )
7. Kertas tissu

41
C. Teori :

Mitosis terbagi atas empat tahapan yaitu: Profase, Metafase, Anafase dan
Telofase.  Tahap sel diluar periode pembelahan disebut Interfase yang meliputi
periode G1 (pertumbuhan sel 1), S (sintesis DNA) dan G2 (pertumbuhan sel 2)
pada daur sel.  Sedangkan meiosis terdiri dari profase 1, metafase 1, anafase 1,
telofase 1, profase 2, metafase 2, anafase 2, dan telofase 2. Dalam pengamatan
mikroskopis tahapan-tahapan tersebut mempunyai cirri-ciri khusus. Pembelahan
mitosis terdapat pada sel tubuh dan meiosis terjadi pada proses pembentukan sel
kelamin yang disebut oogenesis pada wanita dan spermatogenesis pada pria. Sifat
akan diwariskan pada keturunan ketika terjadi fertilisasi oleh gen. Gen bisa
mengalami mutasi.

D. Kegiatan :

1. Siapkan gelas alroji berisi HCl 1N


2. Pemotongan akar (akar dipotong sekitar 0.5 – 1.0 cm, ambil bagian ujungnya)
3. Fiksasi dan pelunakan (masukkan/rendam selama 15 menit dalam gelas alroji
berisi HCl 1 N agar spesimen terfiksasi dan menjadi lunak)
4. Pewarnaan (pindahkan spesimen pada gelas objek bersih yang sudah ditetesi
acetocarmin 45%)
5. Pencacahan (potong spesimen sekitar 1 mm dari ujung dan sisanya dibuang,
kemudian dicacah menggunakan ujung jarum)
6. Tutup dengan gelas penutup dan dipanaskan diatas lampu spiritus (harus
dijaga jangan sampai mendidih)
7. Letakkan gelas objek diatas kertas penghisap, Lakukan squash/penekanan
dengan ibu jari sambil putar ke kanan hingga diperoleh preparat tipis
dengan sel-sel yang terpisah lakukan sedikit penekanan pada tutup
gelas. Selanjutnya tekan pada salah satu bagian sudut gelas penutup dan
diketuk-ketuk dengan bagian ujung kayu kecil (pensil kayu) dengan arah dari
tengah ke pinggir.
8. Amati dibawah mikroskop dari pembesaran lensa objektif 10 x s/d 100 x.

42
Hasil pengamatan

1. Buatlah gambar hasil pengamatan

Hasil Pengamatan Squash Akar Bawang Merah


(Allium cepa)
Perbesaran : 100x

Dinding sel

Sitoplasma

Nukleus (Terdapat Kromosom)

Sel interfase

2.Bedakanlah antara mitosis dengan meiosis

Perbedaan Mitosis Meiosis


Jumlah Hanya satu pembelahan Biasanya dua pembelahan dan
Pembelahan lebih bertahap
Tujuan Untuk reproduksi aseksual, Membutuhkan rekombinan dan
pertumbuhan dan reparasi sel. proses reproduksi seksual. Juga
Juga Untuk perkembangbiakan untuk mengurangi jumlah
organisme eukariotik uniseluler. kromosom.
Isi Duplikasi Konten berupa kromosom dan Tidak diplikasi kromosom dan
material sitoplasma. sitoplasma pada pembelahan
pertama. pembelahan kedua
sama dengan mitosis dan jumlah
kromosom tidak berkurang
Persilangan Tidak terjadi persilangan Terjadi proses persilangan
(Cross over)
Sentromer Sentromer terpisah pada fase Sentromer tidak terpisah pada
anafase fase anafase I, tetapi pada
anafase II meiosis
Sitokinesis Sitokinesis terjadi hanya sekali Sitokinesis terjadi dua kali,
yaitu pada fase telofase I dan

43
telofase II.
Jumlah Sel Anak 2 sel 4 sel
Sifat Sel Anakan Identik dengan sel induk Tidak identik dengan sel induk
(terjadi kombinasi gen)
Sifat kromosom sel Diploid (2n) Haploid (n)
anak hasil
pembelahan dari
sel induk diploid
(2n)
Peranan bagi Menghasilkan sel somatik Menghasilkan sel-sel gamet
organisme
eukariotik
multiseluler
Interkinesis Tidak ada Ada, antara meiosis I dengan
meiosis II
Metafase Kromosom berjajar di bidang Metafase II : kromosom berjajar
ekuatorial dalam 1 baris di bidang ekuatorial dalam 1
baris
Duplikasi Pada awal profase Para pertengahan profase I (fase
kromosom pakiten)
(kromatid saudara)
Sinapsis kromosom Tidak terjadi Terjadi pada profase I
homolog
Pindah silang Tidak ada Ada
(crossing over) gen
pada kromosom
Sentromer saat Terbagi 2 sehingga kromatid Pada anafase I, sentromer belum
anafase memisah saat anafase memisah. Sentromer memisah
saat anafase II
Anafase Memisahkan kromatid saudara Anafase I : memisahkan
pasangan kromosom homolog,
Anafase II : memisahkan
kromatid saudara

3. Bedakanlah antara oogenesis dengan spermatogenesis

Perbedaan Oogenesis Spermatogenesis


Pengertian Oogenesis adalah proses Spermatogenesis adalah proses
pembentukan ovum pada pembentukan sperma pada pria
wanita dengan cara pembelahan dengan cara pembelahan mitosis
mitosis dan meiosis. dan meiosis.
Tempat Terjadi di dalam folikel Terjadi di tubulus seminiferus di
ovarium (organisme betina). dalam tesis (organisme jantan).
Tujuan Pembentukan ovum Pembentukan sperma
Proses Oogenesis tidak terjadi secara Spermatogenesis terjadi secara
terus menerus dan memiliki terus menerus, mulai dari akil
periode istirahat yang cukup baligh sampai mati.
panjang, mulai dari menstruasi
sampai menopause.

44
Tahapan 1 oogonium -> 1 oosit primer 1 spermatogonium -> 1 spermatosit
-> 1 oosit sekunder dan 1 sel primer -> 2 spermatosit sekunder
polosit -> 1 ootid dan 3 sel -> 4 spermatid -> 4 spermarozoa.
polosit -> 1 ovum.
Tahapan I 1 oosid primer membelah 1 spermatosid primer membelah
menjadi 1 oosid sekunder dan 1 menjadi 2 spermatosid sekunder.
badan kutub.
Tahapan II 1 oosid sekunder membelah 1 spermatosid sekunder membelah
menjadi 1 ovum dan 1 badan menjadi 2 spermatid.
kutub.
Badan Kutub Ada 2 buah badan kutub Tidak ada
Tempat Pematangan Tahap I pembelahan di ovarium Semuanya di tesis
dan tahap II di luar ovarium.
Hasil 1 sel ovum dan 3 sel polosoit 4 sel sperma fungsional (subur /
atau bahan polar (bahan kutub). fertil).
Penyimpanan Ovun disimpan di sistem Sperma disimpan di tesis.
setelah Proses reproduksi wanita.
Selesai
Jumlah Sel 1 sel fungsional 4 sel fungsional
Fungsional
Pembelahan Pembelahan meiosisnya terjadi Pembelahan meiosisnya terjadi
secara asimetris. secara simetris.
Pembelahan Meiosis Menghasilkan sel anakan yang Menghasilkan sel anakan yang
tidak sama besar. sama besar.
Perbedaan Pada 1. Ovum memiliki nukleus 1. Terdiri dari 4 bagian yaitu
Mamalia yang tidak berada di tengah kepala, leher, bagian tengah,
– tengah. dan ekor.
2. Terdapat banyak 2. Terdapat sedikit sitoplasma.
sitoplasma. 3. Nukleus padat dan tanpa
3. Nukleus dibungkus dengan nukleuplasma.
nukleoplasma yang disebut 4. Terdapat sentriol.
sebagai vesikel germinal. 5. Mitikondria membentuk spiral
4. Tidak terdapat sentriol. dan  tersusun dengan padat
5. Mitokondria di sitoplasma yang disebut nebenkern.
tersusun secara acak. 6. Sperma berbentuk seperti
6. Ovum berbentuk bola dan flagelata dan bergerak.
tidak bergerak. 7. Hanya dikelilingi oleh
7. Banyak dikelilingi oleh membran plasma.
lapisan telur.

4. Bedakanlah antara DNA dengan RNA

Perbedaan DNA RNA


Bentuk rantai panjang , ganda, dan berpilin rantai pendek, tunggal, dan
(double heliks) tidak berpilin
Fungsi Mengendalikan faktor keturunan dan Mengendalikan sintesis
sebagai materi genetik (bahan baku) protein
untuk sintesis protein sintesis protein.
Letak Berada dalam nukleus, kloroplas, Berada dalam nukleus,

45
mitokondria sitoplasma, kloroplas,
mitokondria
Komponen Gula Deoksiribosa Ribosa
Ukuran Panjang Pendek
Jenis Basa Purin (adenin dan guanin) gugus Purin (adenin dan guanin) dan
Nitrogen fosfat. dan Pirimidin (sitosin dan Pirimidin (sitosin dan urasil)
timin)
Kadar Tetap, tidak dipengaruhi oleh aktivitas Berubah-ubah sesuai sesuai
sintesis protein. dengan jumlah sintesis
protein yang dibutuhkan.
Keberadaannya Permanen. Periode pendek karena mudah
terurai.

5.Jelaskan proses síntesis protein .


jawaban:

Proses sintesis protein berlangsung dalam dua tahap yaitu transkripsi dan translasi. Proses
tersebut berlangsung di organel sel yakni ribosom dan sitoplasma. Adapun urutan proses
dalam sintesis protein secara ringkasnya sebagai berikut:

1. Tahap Replikasi DNA


Tahap Replikasi DNAPada tiap sel yang terdapat pada makhluk hidup tentunya akan
mengalami pembelahan sel, dimana biasanya pembelahan sel ini dapat terbagi
berdasarkan kelipatannya, contohnya disini adalah pembelahan 4 sel menjadi 8 sel. Akan
tetapi, sebelum sel tersebut melakukan proses pembelahan, terdapat proses penggandaan
komponen yang terdapat dalam sel, salah satunya adalah DNA. Penggandaan DNA inilah
yang kemudian disebut sebagai replikasi.

2. Tahap Transkripsi
tahap transkripsiTahap transkripsi adalah tahapan dimana DNA akan membentuk RNA
dengan menguraikan kode genetik yang berasal dari DNA. Pada tahap ini akan
menghasilkan 3 jenis RNA, yaitu:
 mRNA
 tRNA
 rRNA
Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses pembukaan
rantai ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase. Pata tahap
ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense, sedangkan rantai lain yang
berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense. Tahap transkripsi sendiri terbagi
atas 3 tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.

- Tahap Inisiasi (Permulaan)


Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai pangkal replikasi, lalu
pada proses transkripsi juga dikenal nama promoter yang merupakan wilayah DNA yang
digunakan sebagai tempat melekatnya RNA polimerase untuk melakukan transkripsi.
Terdapat proses dimana RNA kemudian akan melekat dengan promoter, kemudian
promoter akan mengikat kumpulan protein yang kemudian proses ini disebut sebagai
faktor transkripsi. Dari sini, RNA polimerase, promoter dan faktor transkripsi akan
disebut sebagai kompleks inisiasi transkripsi. Dimana selanjutnya RNA polimerase akan
bertugas membuka rantai ganda yang dimiliki oleh DNA.
46
- Tahap Pemanjangan
Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA, maka RNA tersebut akan
menyusun uraian nukleotida-nukleotida RNA dengan ketentuan arah 5′ ke 3′. Pada tahap
ini, RNA akan mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses pembentukan
pasangan DNA dengan basa nitrogen. Pada RNA tidak memiliki yang namanya basa
pirimidin timin (T), akan tetapi memiliki urasil (U). Maka dari itu, RNA kemudian akan
membentuk pasangan basa urasil dengan bantuan adenin yang terdapat pada rantai DNA.
Dalam rantai RNA terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin, sitosin dan adenin, dimana
nantinya 3 basa ini akan berpasangan dengan basa komplemen yang sudah ditetapkan
sesuai dengan aturan pasangan basa. Pada tahap ini, adenin nantinya akan berpasangan
dengan urasil, sedangkan guanin akan berpasangan dengan sitosin.
- Tahap Akhir
Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu kembali seperti semula, lalu
RNA polimerase akan lepas dari rantai DNA. RNA yang terlepas dari DNA tersebut
kemudian akan membentuk RNA m yang baru.Di dalam sel prokariotik, RNA hasil dari
transkripsi akan berperan aktif sebagai RNA m. Akan tetapi, RNA yang dihasilkan dari
transkripsi kode akan menjadi RNA m yang akan aktif setelah melalui tahap tertentu.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada rantai tunggal RNA m memiliki beberapa urutan
basa nitrogen. Tiap 3 jenis urutan dari basa nitrogen yang terdapat pada nukleotida RNA
m hasil dari transkripsi akan disebut sebagai kodon atau triplet.
3. Tahap Translasi
tahap translasiTranslasi adalah proses menerjemahkan kode kodon yang berasal dari
RNA m untuk menjadi asam amino yang nantinya akan membentuk protein. Masing-
masing urutan dari basa nitrogen yang berbeda nantinya akan diterjemahkan menjadi
asam amino yang berbeda pula. Contohnya disini adalah asam amino fenilalanin yang
merupakan terjemahan dari kodon UUU (3 basa urasil), asam amino glisin (CGC), asam
amino serin (UCA) dan asam amino triptofan (UGG).
Pada tahap ini setidaknya terdapat 20 macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk
dapat membentuk protein yang berasal dari terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya,
beberapa dari asam amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik
dan nantinya akan membentuk protein yang spesifik pula. Proses translasi sendiri terbagi
atas 3 tahap :
 Tahap Awal
Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan mengikat pada
mRNA yang sudah membawa kode genetik untuk asam amino yang akan
dibuat, juga akan mengikat bagian inisiator dari tRNA. Kemudian,
molekul dari ribosom akan mengikat bersama 3 molekul tersebut dan
membentuk komplek inisiasi. Langkah selanjutnya adalah molekul dari
tRNA tersebut akan mengikat dan memindahkan asam amino dari
sitoplasma ke ribosom dengan bantuan enzim dan energi GTP. Masing-
masing ujung tRNA akan membawa 1 antikodon dan 1 asam amino.
Langkah selanjutnya adalah asam amino akan diaktifkan oleh tRNA dan
menghubungkan antara kodon dan antikodon pada mRNA.
 Tahap Pemanjangan
Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi oleh ikatan
peptida yang membentuk polipeptida di ujung tRNA yang membawa asam
amino. Contohnya adalah tRNA membawa sebuah asam amino
fenilalanin, dengan demikian antikodonnya akan AAA yang kemudian
akan berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Pada proses ini, rantai

47
polipeptida akan memanjang, hal ini disebabkan oleh adanya menambahan
dari asam amino.
 Tahap Terminasi
Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA bertemu
dengan kodon UAA, UGA dan UAG. Hal tersebut dikarenakan rantai
polipeptida yang sudah terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah
untuk menjadi protein yang fungsional.

6.Jelaskan pola-pola hereditas pada manusia.


Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat dari
induk kepada keturunan melalui gen dan bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan
struktur tubuh. Sifat-sifat yang dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui pola
pewarisan tertentu. Salah satu metode mempelajari penurunan sifat manusia yang
banyak digunakan adalah dengan metode asal usul atau silsilah dalam bentuk pedigree
(peta silsilah).
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat disebabkan oleh gen yang
terdapat pada autosom atau oleh gen yang terdapat pada kromosom seks (gonosom).
Ciri cacat atau penyakit menurun yaitu tidak menular, sulit atau bahkan tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat diusahakan agar tidak terjadi pada generasi berikutnya, dan
umumnya disebabkan oleh gen resesif. 

Pola-pola hereditas pada manusia terdiri dari:


1.Golongan Darah
Golongan darah bersifat menurun (genetis). Golongan darah pada manusia dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
 Sistem ABO ditentukan oleh 3 macam alel, yaitu IA, IB, dan IO;
 Sistem Rhesus, ditentukan oleh gen Rh untuk rhesus (+) dan gen rh untuk rhesus
(-). Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh;
 Sistem MN, ditentukan oleh 2 macam alel, yaitu LM dan LN.

2. Cacat dan Penyakit Menurun pada Manusia


Ciri-ciri penyakit menurun:
 Tidak menular pada orang lain;
 Tidak dapat disembuhkan, karena ada kelainan dalam substansi hereditas (gen);
 Umumnya dikendalikan oleh gen resesif dan hanya muncul pada seseorang yang
homozigot resesif.
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat diwariskan melaui autosom dan
ada yang melalui kromosom seks (terpaut seks), antara lain:
1) Terpaut Autosom
Albino adalah kelainan genetik yang disebabkan ketidakmampuan tubuh
membentuk enzim pengubah tirosin menjadi pigmen melanin yang dikendalikan
oleh gen resesif a. Orang normal memiliki genotip AA dan normal carier Aa.
Seorang albino dapat lahir dari pasangan yang keduanya carier.
Polidaktili adalah kelainan bawaan dalam autosom yang dibawa oleh gen
dominan. Penderita dapat dilahirkan dari pasangan orang tua yang sama-sama

48
polidaktili heterozigot (Pp), atau dari pasangan yang salah satu polidaktili (PP)
dan yang lainnya normal (pp).
Brakidaktili adalah kelainan yang berupa memendeknya jari-jari akibat
ruas-ruas jarinya pendek. Kelainan ini dikendalikan oleh gen dominan (B) yang
bersifat letal. Dengan demikian, keadaan dominan homozigot (BB) akan
menyebabkan kematian, genotip heterozigot (Bb) akan menyebabkan
brakidaktili, dan homozigot resesif (bb) normal.

2) Terpaut pada Kromosom Seks Manusia


Gen-gen abnormal terpaut kromosom Y (Holadrik) antara lain:
Webbed toes adalah kelainan sifat yang ditandai dengan pertumbuhan
selaput diantara jari-jari, seperti halnya kaki bebek atau kaki katak. Sifat tersebut
dikendalikan oleh resesif (wt) sedangkan gen dominan Wt menentukan keadaan
normal.
hyserix gravior adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut
yang kasar dan panjang, mirip duri landak. Sifat rambut ini dikendalikan oleh
gen resesif (hg). Gen Hg mengekspresikan pertumbuhan rambut normal.
hypertrikosis adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang
berlebihan pada tubuh. Sifat ini dikendalikan oleh gen resesif (ht). Gen H
menyebabkan keadaan normal.

3) Gen-gen abnormal terpaut kromosom X antara lain:


Hemofilia adalah penyakit genetik dimana darah sukar membeku pada
saat terjadi luka.  Tubuh mengalami kegagalan dalam pembentukan enzim
tromboplastin (enzim pembeku darah) sehingga penderita akan sering
mengalami pendarahan.
Gen ini bersifat resesif yang terkandung dalam kromosom X. Oleh karena
itu, genotip penderitanya menjadi XhXh (letal), dan XhY, sementara wanita
carier adalah XHXh. Wanita hemofilia hanya ada secara teori, sebab akan mati
pada saat embrio. 
Buta Warna (Colour Blind) adalah kelainan pada retina mata seseorang,
yaitu pada sel kerucutnya tidak peka terhadap cahaya yang berwarna. Pola sifat
hereditas tentang buta warna Jika buta warna dibawa oleh gen resesif cb yang
terpaut pada kromosom X, maka penderitanya adalah XcbXcb dan XcbY,
sementara XCBXcb adalah wanita carier.
Anenamel (Gigi Tak Beremail), kelainan ini dibawa oleh gen yang bersifat
dominan pada kromosom X. Gen g menentukan gigi normal, sementara gen G
anenamel. Ciri-cirinya antara lain gigi kekurangan lapisan email sehingga
giginya berwarna coklat dan lebih cepat rusak. Penderita bergenotip XGY,
XGXG, dan XGXg. sementara genotip normalnya adalah XgY dan XgXg.
Anodontia adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam
keadaan resesif. Ciri-cirinya antara lain tidak memiliki gigi sehingga tampak
ompong.

49
Kelainan ini lebih sering dijumpai pada pria sebab seorang pria yang
mengandung satu gen a (gen anodontia) sudah menampakkan gejalanya (XaY),
sementara pada wanita baru menampakkan sebagai penderita jika genotipnya
XaXa.

7. Bedakanlah antara mutasi gen dengan mutasi kromosom

Perbedaan Mutasi Gen Mutasi Kromosom


Penyebab Kesalahan dalam replikasi Kesalahan dalam
DNA dan mutagen seperti menyeberang selama
UV dan bahan kimia meiosis menyebabkan
menyebabkan mutasi gen mutasi kromosom.
Perubahan Perubahan terjadi pada Perubahan terjadi pada
urutan nukleotida gen segmen kromosom dalam
dalam mutasi gen mutasi kromosom.
Jumlah gen yang terkena Sebuah gen tunggal Beberapa gen dipengaruhi
dipengaruhi oleh mutasi gen oleh mutasi kromosom
Mempengaruhi Pengaruh mutasi gen relatif Mutasi kromosom kadang-
rendah. kadang bisa mematikan.
Penyakit Anemia sel sabit, hemofilia, Sindrom Klinefelter,
cystic fibrosis, sindrom sindrom Turner, dan
Huntington, penyakit Tay- sindrom Down disebabkan
Sachs, dan kanker oleh mutasi kromosom
disebabkan oleh mutasi gen.

E. Kesimpulan
DNA (deoxiribonucleic acid) merupakan molekul penyimpan informasi genetik,
yang berisi informasi seluruh sifat makhluk hidup tertentu. Informasi tersebut perlu
diterjemahkan sehingga nampak menjadi suatu sifat misalnya rambut pirang atau
rambut hitam. Penerjemahan informasi genetik tersebut dilakukan melalui proses
sintesis protein, dan untuk melakukan sintesis protein, DNA terlebih dahulu harus
membentuk RNA (ribonucleic acid) yang berperan sebagai pembawa informasi
menuju sintesis protein. DNA tidak dapat berperan langsung dalam sintesis protein
karena terletak di nukleus, sedangkan sintesis protein terjadi dengan bantuan ribosom
di sitoplasma. Agar informasi dari DNA bisa keluar dari nukleus, dibentuklah RNA
sebagai pembawa pesan sehingga dapat menuju sitoplasma untuk melakukan proses
sintesis protein. Protein yang dihasilkan dalam sintesis protein merupakan protein
fungsional yang nantinya akan mempengaruhi sifat-sifat tubuh. Perbedaan jenis
protein yang dibentuk seseorang dapat memunculkan sifat yang berbeda pada orang
yang berbeda. Hubungan antara DNA, RNA, dan sintesis protein dapat kita
analogikan seperti orang membuat roti. Perpustakaan berisi banyak informasi cara
mebuat roti kita samakan dengan DNA, orang yang membaca informasi tersebut
kemudian membawa informasi untuk membuat roti kita samakan dengan RNA,
sedangkan gabungan antara orang tersebut dengan segala alat-alat untuk membuat roti
adalah proses sintesis protein. Roti adalah hasil akhir proses tersebut, kita samakan
dengan protein sebagai hasil akhir sintesis protein.

50

Anda mungkin juga menyukai