Endokrin 2018
Nama : Tn.M
Usia : 63 Tahun
Alamat : Jln. Poloijen,Blimbing Malang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Tanggal MRS : 01 September
No Registrasi : 11077712
Ruang : 9C/24B
Keluhan : Demam menggigil ± 2 hari, hilang timbul, muncul sewaktu
waktu, luka ditelapak kaki kanan sejak 2012.
Diagnosa Medis : DM tipe 2 dengan komplikasi diabetic nefropathy, diabetic foot
wagner IV + Azotemia renal + anemia normocytic normochrom
Diet Rumah Sakit : Diet DM 1700 Kalori, rendah protein, rendah lemak
Pengkajian Kasus : 14 September
Analisa Masalah
Masalah Gizi
1. Kekurangan intake makanan melalui oral
Berdasarkan hasil recall yang dilakukan pada tanggal 14 september 2015 diketahui
bahwa pasien mengalami kekurangan asupan secara oral. Di rumah sakit pasien
mendapatkan diet DM 1700 Kalori, rendah protein, rendah lemak dengan bentuk
makanan lunak. Setelah dianalisa diketahui bahwa asupan energy, protein, lemak
dan karbohidrat pasien pada tanggal 14 september 2015 tergolong kategori defisit
berat (≤70%) dengan rincian sebagai berikut energi 400,9 kkal (23,8%), protein 4,4
gram (7,8%), lemak 4,4 gram (11,8%), dan karbohidrat 91,3 gram (36,2%). Hal ini
Masalah Klinis
1. Asam urat yang tinggi (Perubahan data Lab terkait gizi)
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 08 september
2015 diketahui bahwa kadar asam urat Tn. M adalah 7,9 mg/dl.. Terapi untuk menurunkan
kadar asam urat bisa berupa pemberian obat diuretik dan perubahan gaya hidup.
Perubahan gaya hidup ini bisa berupa menjaga berat badan dalam kondisi
normal,meningkatkan asupan cairan dan menghindari makanan yang mengandung purin
Masalah Behaviour
1. Ketidakpatuhan (Belum siap untuk melakukan diet/ perubahan pola hidup)
Kesalahan pemilihan bahan makanan pada pasien disebabkan karena rendahnya
tingkat kapatuhan pasien terhadap diet yang dijalani, padahal pasien pernah mendapatkan
edukasi sebelumnya.
Kesalahan pemilihan bahan makanan bagi penderita DM dengan nefropathy dilihat
dari kebiasaan makan pasien berdasarkan SQ-FFQ. Berdasarkan Pedoman Umum Gizi
Seimbang, seseorang sebaiknya mengonsumsi beraneka ragam bahan makanan setiap
harinya dengan susunan makanan sebagai berikut (Permenkes, 2014):
a. Sumber makanan pokok 3-4 porsi
b. Sayuran 3-4 porsi
c. Buah-buahan 2-3 porsi
d. Lauk hewani dan nabati 2-4 porsi
e. Gula 4 sdm, garam 1 sdt, dan minyak 5 sdm
Pada kondisi khusus, yaitu pada pasien DM, penggunaan gula sederhana (gula
pasir) dalam minuman atau diseduh tidak diperbolehkan, penggunaan gula hanya
diperbolehkan sebagai tambahan bumbu dalam masakan, sedangkan perbandingan
konsumsi protein hewani dan nabati setidaknya 50% protein hewani dan 50% protein nabati
(PERSAGI, 2013).
Pada pasien ini, beliau lebih sering mengonsumsi bahan makanan sumber
karbohidrat ,serta masih sering mengonsumsi teh dengan penggunaan gula pasir dan
konsumsi sayuran kacang-kacangan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan pemilihan bahan makanan yang salah antara lain
(ADA, 2008):
a. Kurangnya paparan atau kesalahan pemahaman terhadap informasi.
b. Keterbatasan bahasa, faktor keagamaan, atau faktor budaya yang menghalangi aplikasi
informasi.
c. Ketidakmampuan dalam belajar karena adanya gangguan neurologis maupun sensoris.
d. Kelelahan yang sangat tinggi akibat dari efek samping pengobatan, tindakan bedah, atau
terapi radiologi.
Masalah medis
1. Hiperglikemia (GDS dan GD2JPP tinggi)
Glukosa darah sewaktu dan puasa tinggi dilihat dari nilai laboratorium pasien pada
tanggal 08 september 2015 yang nilainya melebihi batas normal yaitu 185 mg/dL dan 376
mg/dL. Kadar gula darah normal adalah <200 mg/dL untuk pemeriksaan gula darah
sewaktu, sedangkan pada pemeriksaan gula darah puasa, kadar gula darah normal berkisar
antara 60-100 mg/dL. Pada penderita DM, sangat penting untuk mengontrol kadar gula
darah. Makanan, stress, pengobatan, dan olahraga merupakan beberapa faktor yang dapat
menyebabkan ketidakseimbangan kadar gula darah. (Jeffreys, 2013). Apabila keadaan
2. Ureum tinggi
Ureum tinggi yaitu 62,90 mg/dL dilihat dari nilai laboratorium faal ginjal pasien. Kadar
ureum normal dalam darah berkisar antara 16,6-48,5 mg/dL. Kadar ureum yang tinggi dapat
terjadi apabila pasien jarang mengonsumsi makanan tinggi protein (Minot Laboratory, 2007).
Tingginya ureum pada pasien terjadi karena kurangnya pengetahuan pasien mengenai
bahan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan tidak dikonsumsi bagi penderita DM
dengan nefropathy. Hal ini terlihat dari kebiasaan makan pasien yang tidak suka
mengkonsumsi lauk hewani terutama ayam dan telur, pasien merasa jika mengkonsumsi
ayam dan telur akan memperparah luka pada kaki pasien, sehingga pasien lebih suka
mengkonsumsi protein nabati dibandingkan dengan protein hewani. Kadar ureum yang
tinggi pada pasien dapat menyebabkan terjadinya encephalopathy. kadar ureum yang tinggi
juga dapat mengakibatkan adanya mual dan muntah yang nantinya berpengaruh terhadap
asupan makan dan status gizi pasien (Kidney Health Australia, 2012).
3. Kreatinin tinggi
Kreatinin tinggi yaitu 2,4 mg/dL dilihat dari nilai laboratorium faal ginjal pasien. Kadar
kreatinin normal dalam darah adalah <1,2 mg/dL. Peningkatan kadar kreatinin
mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal. Kreatinin merupakan produk hasil dari
pemecahan otot (Minot Laboratory, 2007). Pada penderita DM, pemecahan otot dapat
terjadi melalui proses glukoneogenesis yang mana zat-zat gizi selain karbohidrat, seperti
lemak dan protein diubah menjadi glukosa (Siebenlist, 2014). Kadar kreatinin yang tinggi
dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan yang dapat berpengaruh terhadap asupan
makan dan status gizi pasien (Kidneyfailureweb, 2013).