DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Assalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat
pada waktunya.Dalam laporan penelitian ini kami membahas tentang Pedoman
Umum Ejaan.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah
memberi dukungan kepada kami dalam penyelesaian laporan penelitian ini.Kami
juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada
laporan tersebut.
Oleh karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan laporan ini.kami berharap
laporan ini dapat memberi apresiasi kepada pembaca dan utamanya kepada
kelompok kami sendiri.Selain itu, semoga laporan penelitian ini dapat memberi
manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB IPENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II ISI .......................................................................................................... 3
2.1. Pemakaian Huruf...........................................................................3
2.2. Penulisan Kata................................................................................8
2.3. Pemakaian Tanda Baca..................................................................9
2.4. Penulisan Unsur Serapan..............................................................15
BAB III PENUTUP............................................................................................ 16
3.1. Simpulan...................................................................................... 16
3.2. Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
4
1.2. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis menguraikan tentang bentuk tulisan dengan tujuan
sebagai berikut :
4.Untuk mengetahui bagaimana cara penulisan unsure serapan dalam bahasa tulis.
5
BAB II
ISI
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
B. Huruf Vokal
6
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.
Keterangan:
*Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen (') dapat
digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
C. Huruf Konsonan
Keterangan:
D. Huruf Diftong
8
au aula saudara harimau
oi - boikot amboi
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada a
kalimat.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan y
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti un
Tuhan.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehorma
9
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang dii
nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan seba
pengganti nama orang tertentu.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama insta
yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pang
yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tem
tertentu.
6. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang diguna
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
bahasa.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
raya.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama perist
sejarah.
10
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah y
tidak digunakan sebagai nama.
9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geogra
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi y
diikuti nama diri geografi.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama
geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya
d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang ti
diikuti oleh nama diri geografi.
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi y
digunakan sebagai penjelas nama jenis.
10. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi neg
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen res
kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama re
negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokum
resmi.
G. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
11
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungka
yang bukan bahasa Indonesia.
H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bag
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampir
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhusus
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu diguna
huruf miring.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan suble
serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Saya pergi kesekolah.
B. Kata Berimbuhan
12
13
14
15
Misalnya:
sukuisme
Misalnya:
16
17
Catatan:
non-Indonesia
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
hati-hati kupu-kupu
Catatan:
18
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
19
20
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulisterpisah.
Misalnya:
dutabesar
anak-istri pejabat
Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap
ditulis terpisah jika mendapat awalan atau
akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
dilipatgandakan
21
E. Pemenggalan Kata
1. Jika di
tengah
kata
terdapat
huruf
vokal
yang
22
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
23
24
2. Jika ditengah kata dasar terdapat huruf konsonan (terma- suk
gabungan huruf konsonan) diantara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonanitu.
Misalnya:
ba-pak la
Ap-ril
ul-tra
Catatan:
bang-krut
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
Catatan:
25
Misalnya:
me-nu-tup
ge-lem-bung
Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu
unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur
gabungan itu dipenggal seperti pada katadasar.
Misalnya:
26
27
Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antaraunsur-unsurnya.
Misalnya:
Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih
tidak dipenggal.
Misalnya:
Catatan:
Warsita.
F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya:
28
29
G. Partikel
30
31
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
32
33
sinya dengan bijaksana.
Catatan:
ditulis serangkai.
Misalnya:
pada waktunya.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah
dari kata yangmengikutinya.
Misalnya:
34
35
a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pen- didikan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmiditulisdenganhurufkapitaltanpatandatitik.
Misalnya:
PT perseroanterbatas
2. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan
tandatitik.
Misalnya:
hlm. halaman
3. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam
surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n. atasnama
Cu kuprum
5. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
36
37
6. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal
kapital.
Misalnya:
38
39
40
7. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan hurufkecil.
Misalnya:
41
42
I. Angka dan Bilangan
AngkaArab :0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai se- cara berurutan
seperti dalamperincian.
Misalnya:
43
44
45
Catatan:
rintah daerah.
46
47
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se- bagian
dengan huruf supaya lebih mudahdibaca.
Misalnya:
mengembangkan usahanya.
Misalnya:
0,5 sentimeter
a. BilanganUtuh
Misalnya:
duabelas (12)
48
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengahatauseperdua (½)
49
Misalnya:
abad
XX
50
51
52
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan
caraberikut.
Misalnya:
53
54
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan
dalam peraturan perundang-undangan, akta, dankuitansi.
Misalnya:
55
Misalnya:
1
2
3
12. Bilanganyangdigunakansebagaiunsurnamageografi
ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang me-
Misalnya:
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
4
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
7. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan (Lihat Bab II, Huruf H.)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului dengan kata
seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab III, Huruf J dan K.)
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.
8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
5
dinyatakan dengan angka.
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab III, Huruf F.)
1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih
apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
rangkaian atau pemerian.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan
ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama
kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau
6
akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
b. ke- dengan angka,
c. angka dengan -an,
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti
'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
7
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan.
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa
daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M)
L. Tanda Kurung (( ))
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
8
keterangan.
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun
ajaran.
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara
asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia.Dalam hal itu, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum
9
Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya.
Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, di bawah ini
didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa
Indonesia.Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh.Kata
seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping
kata standar, efek, dan implemen.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemakaian huruf diantaranya mengenai huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan,
gabungan huruf konsonan, huruf capital, huruf miring dan huruf table.
Penulisan kata diantaranya meliputi kata dasar, kata turunan, bentuk ulang,
gabungan kata, kata gantiku,kau,mu dannya, kata depan di,ke,da dari, partikel dan tanda
petik.
Pemakaian tanda baca diantaranya adalah tanda titik, tanda koma, tanda titik koma,
tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda ellipsis, tanda
petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda
peningkatan atau apostrof.
3.1. Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus
selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan
salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita ke depannya.Aamiin.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/penggunaan-huruf.html
http://www.mondayflashfiction.com/2013/05/penulisan-kata-kata-dasar-kata-turunan.html
Penulisan Unsur Serapan sesuai EYD | Belajar Bahasa dan Sastra http://berbahasa-
bersastra.blogspot.com/2012/06/penulisan-unsur-serapan-sesuai-eyd.html#ixzz4t2ueIfmV
Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) Drs. Tata
Iryanto
12