Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Membuat sebuah karya dalam bentuk tulisan (tertulis) merupakan pekerjaan yang tidak
mudah bagi banyak orang. Adapun menuangkan suatu ide, gagasan, isi pikiran melalui
bahasa tulis tidak semudah melalui bahasa lisan. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan
Sakura H. Ridwan memberikan pernyataan mengenai hal di atas bahwa;

Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga
pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak
orang yang fasih berbicara, namun kurang mampu menuangkan gagasannya dengan baik.

Hal di atas mengindikasikan bahwa suatu hasil buah pikiran yang dituangkan secara tertulis
memang bukan pekerjaan mudah, oleh karenanya untuk membuat sebuah karya tertulis yang
merupakan buah pikiran seseorang membutuhkan ketrampilan yang tidak sedikit selain
pengalaman dalam membuat ataupun menuangkan isi pikiran secara tertulis dalam bentuk
tulisan dan karya tertulis.

Membuat sebuah karya ilmiah tidak semudah membuat suatu karya yang berbentuk sastra.
Ada banyak kriteria dalam komponen sebuah karya ilmiah yang perlu dipenuhi, seperti
teknik-teknik penulisan, penggunaan bahasa yang baku dan benar, materi karya ilmiah yang
objektif sesuai dengan fakta dan data yang ada, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan
banyak hal lain yang tentunya menjadi perhatian penting dalam sebuah penulisan suatu karya
ilmiah. Karena itulah, mengerti dan memahami pola penulisan sebuah karya ilmiah
merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang penulis yang hendak membuat suatu
karya ilmiah.
Penulisan sebuah karya ilmiah memerlukan banyak hal yang harus diketahui oleh seorang
penulis yang akan membuat sebuah karya ilmiah. Dalam perencanaan diperlukan sebuah data
yang akurat yang sesuai di lapangan dengan merujuk konsep dan teori-teori yang telah diakui.
Pada proses penyusunannya, karya ilmiah memerlukan adanya sebuah fakta dan data yang
telah didapat di lapangan pada proses observasi dan disesuaikan dengan kajian teori yang
relevan dan mendukung proses pelaksanaan ada. Pada akhirnya, proses penulisan karya
ilmiah dilakukan dan diselesaikan, tentunya tidak begitu saja suatu karya ilmiah yang dibuat
tanpa didukung oleh sumber-sumber data yang valid dan hasil di lapangan sebagaimana fakta
yang ditemukan.

Pentingnya mengerti dan memahami penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah menuntut
kita untuk lebih jeli dan kritis dalam menulis dan membaca suatu karya ilmiah, sebagaimana
dijelaskan di depan. Salah satu kaidah yang perlu diketahui dan dipahami dalam membuat
suatu karya ilmiah adalah pola penggunaan dan penyusunan paragraf. Dalam sebuah karya
ilmiah, penggunaan dan penyusunan suatu paragraf mempunyai beberapa kriteria yang baku
dalam karya ilmiah.

Kadangkala tidak sedikit kita temukan dalam sebuah paragraf pada karya ilmiah yang
terdapat di banyak media seperti internet bila dicermati masih banyak dan belum memenuhi
kriteria sebuah paragraf dalam karya ilmiah. Hal inilah yang perlu dicermati, walaupun
terlihat sepele namun dengan memperhatikan satu aspek yaitu paragraf akan memudahkan
penulis dalam membuat dan menyusun serta menulis sebuah karya ilmiah yang harus
diselesaikan.

Sebuah paragraf yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun secara terperinci dan
terpadu di mana pemaparan materi yang dituangkan dalam sebuah paragraf terdapat inti
permasalahan yang dibicarakan. Keterkaitan antar kalimat dalam paragraf juga perlu
diperhatikan sehingga penggunaan dan pemilihan bahasa dan kata maupun kalimat tidak sia-
sia yang akhirnya tidak keluar atau melebar dari pokok permasalahan yang menjadi bahan
pembicaraan pada suatu paragraf yang konsisten dan terpadu.
Rumusan Masalah

Beberapa pokok permasalahan yang menjadi titik tolak dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini, antara lain;

1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?

2. Apa saja jenis paragraf yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan penyusunan sebuah
karya ilmiah?

3. Apa saja karakteristik sebuah paragraf dalam karya ilmiah?

4. Bagaimana kriteria paragraf yang baik?

5. Bagaimana contoh paragraf dalam karya tulis ilmia?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah sederhana ini tentang “Paragraf Dalam Tulisan Ilmiah”,
disusun dan ditulis untuk memenuhi salah satu pada mata kuliah “Bahasa Sebagai Sarana
Komunikasi Ilmiah”, yang mana hasil penyusunan dan penulisan makalah ini akan
dipresentasikan pada proses perkuliahan.

Ditulis dan disusunnya makalah ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran ringkas
sebuah paragraf dalam tulisan ilmiah yang merupakan bagian dalam sebuah karya ilmiah,
yang mana kaidah penyusunan paragraf sangat penting untuk memudahkan dan
menyempurnakan sebuah karya ilmiah kaitannya dengan teknik-teknik penulisan karya
ilmiah.
PARAGRAF DALAM TULISAN ILMIAH

Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan
terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu
paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus
besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Apabila
dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari
bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara
sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat sebagai
pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut terdapat
kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan memenuhi
kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat dikatakan karangan
yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu
ide mulai dan berakhir.

Dalam bukunya Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan


memberikan definisi tentang paragraf yaitu; Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran
dalam sebuah karangan. Dalam paragraf ini terkandung satu unit buah pikiran yang didukung
oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau
kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

Dapat diartikan bahwa paragraf merupakan suatu hasil pemikiran yang mana dalam
paragraf tersebut terdapat inti maupun pokok permasalahan yang menjadi satu hal yang perlu
dijelaskan atau dipaparkan sehingga dapat sebuah paragraf terdapat beberapa kalimat yang
membangun unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas/pengiring bertujuan untuk
menerangkan dan mengembangkan kalimat pokok yang menjadi fokus pembicaraan sehingga
isi dalam paragraf tersebut dapat dipaparkan secara luas dan terpadu namun tidak
keluar/keluar bahkan menyimpang dari pokok pembicaraan dalam paragraf tersebut.

Menurut Oxford Dictionary paragraph is a division of a piece writing, started on a


new line. Paragraf juga dapat diartikan sebagai a short part of a text, consisting of at least one
sentence and beginning on a new line. It usually deals with a single event, description, idea,
etc. Paragraf merupakan bagian yang pendek dari sebuah teks/bacaan, pada umumnya terdiri
dari sedikitnya satu kalimat, dan dimulai dengan sebuah baris baru. Di dalam ensiklopedia
bebas wikipedia.com terdapat definisi tentang paragraf yaitu a paragraph (from the Greek
paragraphos, “to write beside” or “written beside”) is a self-contained unit of a discourse in
writing dealing with a particular point or idea, paragraphs consist of one or more sentences.
Paragraf dalam bahasa Yunani berasal dari kata paragraphos, merupakan hasil pemikiran
yang terdiri dari satu atau lebig kalimat yang saling terkait antar kalimat dalam paragraf
tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa the start of a paragraph is indicated by beginning
on a new line, sometimes the first line is indented, at various times, the beginning of a
paragraph has been indicated by the pilcrow: Awal sebuah paragraf ditandai dengan
dimulainya sebuah baris baru, kadangkala awal dari baris tersebut mengarah ke dalam (tidak
simetris dengan baris sebelum dan sesudahnya), namun pada ada juga pada sebuah awal suatu
paragraf ditandai dengan tanda

Di luar daripada konteks di atas mengenaidefinisi paragraf sebagaimana dipaparkan di


atas, Zaenal Arifin dan Amran Tasai juga memberikan definisi tentang paragraf, sebagai
berikut; Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri
atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah
kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa satua paragraf berisi lebih dari lima buah
kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-
kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau
sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

Dari pemaparan Zainal Arifin dan Amran Tasai di atas dapat disarikan bahwa
paragraf merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok fokus pembicaraan yang
dipaparkan dalam beberapa kalimat yang mana dalam sebuah paragraf tidak mengikat terdiri
atas berapa kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat, bahkan lebih dari lima kalimat. Yang
perlu digarisbawahi di sini adalah sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pembicaraan
fokus yang dikembangkan dalam satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat yang mana jumlah
kalimat tergantung dari unsur pokok fokus pembicaraan dan tidak ada istilah dalam satu
paragraf membicarakan topik yang berlainan dengan topik yang dibicarakan dalam paragraf
tersebut.

Secara umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan


sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan
bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah
paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal hurufnya
mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka, kalimat inti, dan
kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf tidak dibenarkan
membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi yang dibicarakan
dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu kesatuan utuh sebuah pemaparan
permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu.

Unsur-Unsur Penyusun Paragraf

Secara umum dalam sebuah paragraf terdapat tiga unsur utama antara lain; kalimat pembuka,
kalimat inti, dan kalimat penutup. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau
ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.[9] Oleh karena itu, paragraf yang baik
terdapat beberapa unsur di atas, namun tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua
paragraf dengan ketiga unsur tersebut dipenuhi namun kenyataan yang ada content materi
yang dipaparkan tidak sistematis bahkan tidak berarah sehingga menyulitkan pembaca untuk
memahami maksud dari isi paragraf tersebut.

Dalam bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia”, Zainuddin menyatakan bahwa;
Paragraf merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan atau buah pikiran yang
berwujud atau berbentuk karangan. Pada dasarnya, paragraf mengandung satu sub-buah
pikiran atau bagian buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf mengandung
satu ide atau satu pikiran.
Hal ini menunjukan bahwa sebuah paragraf sudah tentu mengandung sebuah atau bagian dari
pokok permasalahan atau materi yang hendak dipaparkan dengan menganut prinsip
konsistensi dalam pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata maupun kalimat
yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.

Jenis-Jenis Paragraf

Jenis-jenis paragraf sangat beragam bila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Adapun
menurut tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 antara lain; paragraf pembuka,
paragraf penghubung, dan paragraf penutup.

Paragraf pembuka memiliki fungsi sebagai pengantar untuk mencapai pokok


permasalahan/topik yang akan dikembangkan/diuraikan. Oleh karena itu, pada paragraf
pembuka ini perlu dipikirkan sesuatu yang menarik perhatian pembaca sehingga menarik
minat dan perhatian pembaca dan pembacapun akan merasa kurang apabila tidak
menyelesaikan bacaan yang sedang dibacanya. Selain itu, paragraf pembuka juga berberan
sebagai pengantar dalam menyiapkan pikiran pembaca terhadap fokus permasalahan yang
akan dipaparkan. Implikasi dari hal tersebut menyarankan bahwa dalam penyusunan dan
penulisan paragraf pembuka ini menuntut penggunaan kalimat yang tidak terlalu panjang
agar tidak membuat pembaca bingung dengan panjangnya paragraf yang merupakan kategori
paragraf pembuka tersebut.

Dalam paragraf penghubung, masalah yang akan diuraikan terdapat di dalam paragraf ini.
Dalam paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dipaparkan secara panjang lebar,
tentunya dengan memperhatikan penggunaan kata-kata dan kalimat yang efektif dan efisien.
Oleh karenanya, antara paragraf satu dengan paragraf lain dan berikutnya harus saling
terhubung secara logis sehingga memudahkan pembaca dalam mengerti dan memahami apa
sebenarnya yang akan disampaikan penulis.

Paragraf penutup merupakan akhir dari sebuah karangan.[12] Dalam sebuah penyusunan dan
penulisan suatu karya ilmiah, paragraf penutup terdapat kesimpulan yang merupakan intisari
dari pokok permasalahan/topik yang dipaparkan dalam paragraf penghubung. Selain intisari
dalam paragraf penutup pada umumnya mengandung unsur penegasan dari pemaparan pokok
permasalahan/topik yang dijelaskan mengenai hal-hal yang dianggap penting pada paragraf
penghubung. Paragraf penutup berfungsi mengakhiri sebuah karangan sehingga
mengimplikasikan pada banyaknya kalimat/kata yang tidak terlalu panjang agar mudah untuk
dipahami dan dimengerti oleh pembaca.

Selain menurut tujuannya, Ilham Mulia memaparkan jenis-jenis paragraf menurut letak
kalimat utamanya ke dalam empat jenis antara lain; paragraf deduktif yaitu paragraf yang
kalimat utamanya terletak di awal kalimat, paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat
utamanya terletak di akhir kalimat, paragraf campuran yaitu paragraf yang kalimat utamanya
terletak di awal dan di akhir paragraf, dan paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu
paragraf yang gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada setiap kalimat.

Kriteria Paragraf yang Baik

Untuk membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-kaidah
yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah paragraf yang
baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti Akhadiah, et. al.
terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.

Kesatuan (Kohesi)

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah
mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik. Paragraf dianggap
mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah
masuknya hal-hal yang tidak relevan.

Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi
dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat. Kepaduan paragraf dapat
terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata)
pengait antar kalimat. Urutan yang logis tersebut akan terlihat pada pola susunan antar
kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.

Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikantiga hal, antara lain;
pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain dengan; (1) repetisi atau
pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan penghubung, (3)
paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat diurutkan secara
kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum,
umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut
pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.

Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan
tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.

Contoh Penulisan Paragraf dalam Karya Tulis Ilmiah

Abstrak

Untuk memenuhi penulisan paragraf dalam karya ilmiah yang baik maka perlu
memperhatikan syarat-syarat paragraf seperti kesatuan, pengembangan, kepaduan,
kekompakan, dan pengembangan paragraf serta memahami penggunaan jenis-jenis
paragraf. Paragraf mengandung aspek kesatuan, gagasan dasar itu dikemukakan ke
dalam kalimat topik dan gagasan pengembang dikemukakan ke dalam kalimat –kalimat
pengembang serta kalimat-kalimat tersebut saling berhubungan, selanjutnya aspek
pengembangan gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan
pengembang dinyatakan ke dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan, aspek kepaduan,
yakni keserasian hubungan antargagasan dalam paragraf yang berarti pula keserasian
hubungan antarkalimat dalam paragraf, aspek kekompakan, yakni kekompakan
struktural dan leksikal. Kekompakan struktural ditandai oleh adanya hubungan struktur
kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf dan kekompakan leksikal ditandai oleh
adanya kata-kata yang digunakan dalam paragraf untuk menandai hubungan
antarkalimat atau bagian paragraf, aspek pengembangan, yakni pembentukan paragraf dalam
teks dikaitkan dengan paragraf yang lain, hasil pengembangan ini ialah untaian paragraf
yang menunjukkan paragraf yang cocok dengan paragraf yang lain. Dalam
pengungkapan gagasan/ide ke dalam paragraf bisa melalui paragraf deduktif, yakni kalimat
topik diletakkan pada awal paragraf dan diikuti kalimat-kalimat pengembang, bila
kalimat topiknya diletakkan akhir paragraf dan sebelumnya diawali gagasan-gagasan
pengembang disebut paragraf induktif, bila kalimat topik terletak di awal dan akhir paragraf,
gagasan pengembangnya diletakkan di antara keduanya disebut paragraf kombinasi,
serta kalimat topik terletak pada setiap kalimat disebut paragraf deskriptif. Penerapan
penulisan paragraf dalam karya ilmiah tersebut perlu dikembangkan gagasan dalam
kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau subbab sehingga menjadi suatu karya
ilmiah yang utuh. Penulisan karya ilmiah tersebut dituntut juga penginformasian secara
utuh, artinya ketelitian dalam tulis-menulis ilmu yang menyangkut data, nama orang,
nama tempat, hingga ejaan dan tanda baca.

PENUTUP

Kesimpulan

Paragraf merupakan suatu bagian dari sebuah bab yang berisi kalimat-kalimat di mana antar
kalimat tersebut memiliki satu unsur keteraturan, kesesuaian, dan kesamaan konsep, materi,
dan permasalahan yang dibahas dalam paragraf tersebut. Tidak jarang pada sebuah penulisan
suatu karya ilmiah dalam paragraf masih terdapat ketidaksesuaian antara kalimat satu dengan
kalimat lainnya yang pada akhirnya hanya untuk menambah atau mencukupi materi secara
kuantitatif (bukan dari kualitas isi karya ilmiah tersebut) sehingga pembahasan materi yang
dipaparkan menjadi melebar bahkan tidak sinkron dengan materi pokok yang seharusnya
menjadi pokok pemaparan.

Penggunaan paragraf setidaknya dapat mempermudah seorang penulis dalam membuat suatu
karya ilmiah baik dalam bentuk sederhana maupun kompleks agar pembahasan suatu pokok
permasalahan tidak keluar dari topik yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya
paragraf, penulis akan lebih mudah mengkategorikan pokok materi yang akan menjadi
pokok pembicaraan pada pemaparan yang dituangkan dalam bentuk paragraf tersebut.

Dalam sebuah paragraf setidaknya terdapat konsistensi pembahasan masalah (topik


pembicaraan), dan keterkaitan antar paragraf secara terpadu dan efisien sehingga
menghindari adanya materi yang inkonsistensi yang pada akhirnya akan membingungkan
pembaca dalam memahami maksud tulisan dalam karya ilmiah tersebut.

Penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah dengan memperhatikan pola pengembangan
paragraf akan lebih mudah jika hal ini diperhatikan dan terus dilakukan dalam hal apapun,
dengan kata lain sesering mungkin seseorang menyusun dan menulis (tentunya dengan
memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sehubungan dengan paragraf tersebut) suatu
karya ilmiah maka akan lebih mudah seseorang tersebut mengerti dan memahami teknik-
teknik dan pola penulisan yang baik dan benar sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya.

Saran

Dengan dipelajarinya definisi, bagian-bagian, karakteristik, dan kriteris sebuah paragraf yang
ideal, maka diharapkan akan lebih memudahkan bagi penulis yang hendak menyusun dan
menulis sebuah karya yang berbentuk ilmiah. Dapat diakui bahwa menyusun dan menulis
suatu karya ilmiah tidak semudah menyusun dan menulis sebuah karya sastra. Menyusun
sebuah karya ilmiah membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit sehingga
perlu dipahami agar pada saat pelaksanaannya tahap penyusunan sampai penulisan dan
berakhir pada tahap pelaporan sebuah karya ilmiah, tidak akan terjadi kemacetan karena
teknik-teknik penulisan yang belum dpahami atau masih bingung.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, et. al. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga. 1988

. . Materi Pokok Bahasa Indonesia – buku III.14. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1993

Arifin, Zaenal, et. al. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Pressindo. 2008

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4696/title_paragraf/

http://dictionary.cambridge.org/define.asp?key=57471&dict=CALD&topic=pieces-of-writing

http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph

http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html

http://www.brainyquote.com/words/pa/paragraph199391.html

Tampubolon, DP. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung:
Angkasa. 1986

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2007

Tim Penyusun. Oxford – Learner’s Pocket Dictionary, fourth edition. Great Clarendon St:
Oxford University Press. 2008

Zainuddin. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rhineka Cipta. 1992

Sabarti Akhadiah, et. al., Pembinaan Kemampuan Menulis (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 143.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga (Jakarta: 2007), h. 828.

Sabarti Akhadiah, et. al., 1988, op. cit., h. 144.

Oxford – Learner’s Pocket Dictionary – fourth edition (Great Clarendon Street: Oxford
University Press, 2008), h. 317.

http://dictionary.cambridge.org/define.asp?key=57471&dict=CALD&topic=pieces-of-writing
The Writing Center, Paragraph Development (University of North Carolina at Chapel Hill),
dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph

Harvey, Michael. “Paragraphs”. The Nuts and Bolts of College Writing, dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph

Zaenal Arifin, et. al., Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta:
Akademika Pressindo, 2008), h. 115.

http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf

[10] Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta: Rhineka Cipta, 1992), h.
46.

Sabarti Akhadiah, et. al., Materi Pokok Bahasa Indonesia (Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993), h. 171.

Ibid., h. 171.

http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html

Sabarti Akhadiah, et. al. 1988, op. cit., h. 148.

Sabarti Akhadiah, et. al., 1993, op. cit., h. 174.

Zainuddin, op. cit., 117.

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : 2252-7826

Anda mungkin juga menyukai