Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN

“ Perundangan yang Terkait Dokumen Rekam Medis”

Dosen Pengampu : Rini Indrati, S.Si, M.Kes.

Disusun Oleh :

AZIZAH GUSTI AYU


(P1337437118007)

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2020
ISI

Pandemi COVID-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut,
sampai kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu
hamil, maupun ibu menyusui. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi
sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Singkatnya, COVID-19 adalah penyakit karena infeksi
virus corona yang menyerang sistem pernapasan.
Pandemi coronavirus 19 adalah pandemi penyakit coronavirus yang sedang berlangsung 2019
(COVID-19), yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Wabah ini pertama kali diidentifikasi di Wuhan , Provinsi Hubei , Cina , pada Desember
2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu sebagai Kesehatan
Masyarakat Darurat Kepedulian Internasional pada 30 Januari 2020 dan mengakui itu sebagai
pandemi pada 11 Maret 2020. Pada 2 April 2020, lebih dari 956.000 kasus COVID-19 telah
dilaporkan di lebih dari 200 negara dan wilayah, yang mengakibatkan lebih dari 48.500
kematian. Lebih dari 202.000 orang telah pulih.
Virus ini terutama menyebar selama kontak dekat dan oleh tetesan kecil yang dihasilkan
ketika orang batuk atau bersin. Tetesan pernapasan mungkin dihasilkan selama bernafas
tetapi virus umumnya tidak mengudara . Orang juga dapat menangkap COVID-19 dengan
menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian wajah mereka. Paling menular
saat orang bergejala, meskipun penyebaran mungkin terjadi sebelum gejala muncul. Waktu
antara paparan dan onset gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari 2
hingga 14 hari. Gejala umum termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi
mungkin termasuk pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut . Tidak ada vaksin
yang diketahui atau pengobatan antivirus khusus. Pengobatan primer adalah terapi
simtomatik dan suportif . Tindakan pencegahan yang disarankan termasuk mencuci tangan,
menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain , dan memantau dan mengisolasi diri
bagi orang yang mencurigai dirinya terinfeksi.
Upaya untuk mencegah penyebaran virus termasuk pembatasan perjalanan , karantina , jam
malam , pengendalian bahaya di tempat kerja , penundaan dan pembatalan acara, dan
penutupan fasilitas. Ini termasuk karantina nasional atau regional di seluruh dunia (dimulai
dengan karantina Hubei ), jam malam di Cina daratan dan Korea Selatan , berbagai
penutupan perbatasan atau pembatasan penumpang yang masuk, pemutaran di bandara dan
stasiun kereta api, dan larangan perjalanan penumpang yang keluar.
Pandemi telah menyebabkan gangguan sosial ekonomi global yang parah, penundaan atau
pembatalan acara olahraga, agama, dan budaya , dan kekhawatiran yang meluas akan
kekurangan pasokan yang mengakibatkan pembelian panik. Sekolah dan universitas telah
ditutup baik secara nasional atau lokal di lebih dari 160 negara, yang memengaruhi lebih dari
1,5 miliar siswa. Teori informasi dan konspirasi yang keliru tentang virus telah menyebar
secara online, dan telah terjadi insiden xenophobia dan diskriminasi terhadap orang-orang
China , orang-orang keturunan Asia , dan lainnya dari titik api.
A. Gambaran Epidemiologi Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia dan Dunia
Perkembangan novel corona virus (2019-nCoV) semakin meluas ke sejumlah
negara. Virus corona yang berasal dari Wuhan, China ini dapat menyebabkan
pneumonia hingga berujung kematian. Namun, untuk dapat mengakibatkan kematian,
virus ini mesti melalui sejumlah tahapan.
"Virus corona tidak langsung menyebabkan kematian," terang ketua Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto dalam diskusi Mundhipharma
Indonesia. Berikut dibawah ini merupakan gambaran alamiah penyakit COVID-19,
terbagi menjadi beberapa tahap antara lain :

Tahap Penularan (Prepatogenesis)


Virus corona dapat menular dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia. Penularan dari
manusia ke manusia umumnya terjadi lewat cairan tubuh orang yang terinfeksi seperti cairan
bersin atau dahak yang masuk melalui mulut, hidung, atau mukosa mata.
Virus corona, yang secara resmi disebut Sars-CoV-2, dapat menyerang tubuh ketika
seseorang menghirupnya (setelah seseorang batuk di dekatnya) atau ketika seseorang
menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian mengusap wajah .
Tahap Inkubasi
Pada manusia, virus ini berkembang biak pada reseptor yang terdapat di saluran pernapasan.
Virus menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran udara, dan paru-paru, lalu
mengubahnya menjadi "pabrik virus corona" yang memuntahkan sejumlah besar virus baru
dan terus menginfeksi lebih banyak sel.
Pada tahap awal ini, Anda tidak akan sakit dan beberapa orang mungkin tidak pernah
mengalami gejala. Masa inkubasi virus corona hingga menimbulkan gejala berlangsung
selama 2-14 hari.
Tahap Klinis ( Stage Of Clinical Disease)
Pada tahap ini, penyakit menyebabkan terjadinya perubahan fungsi organ yang terkena virus
dan menimbulkan gejala. Virus bakal menyerang sistem saluran pernapasan atas sehingga
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Gejala yang muncul meliputi demam,
meriang, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. ISPA berlangsung mulai dari hidung dan
tenggorokan sehingga menyebabkan rhinitis, rhinofaringitis, dan nasofaringitis. Penyakit ini
berkaitan dengan peradangan pada lapisan hidung hingga tenggorokan.
Tahap Penyakit Lanjut
Untuk tahap lanjutan ini, virus terus bergerak ke bawah menyebabkan faringitis, laringitis,
dan bronkitis. Penyakit ini terjadi pada tenggorokan yang menghubungkan hidung dan paru-
paru. Virus terus bergerak secara progresif menuju saluran pernapasan bawah dan
menyebabkan pneumonia atau radang paru-paru. Guna memastikan diagnosis COVID-19,
dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:
Tahap Terminal
Untuk tahap ini, virus corona atau covid-19 dapat menyebabkan kematian karena tubuh gagal
dalam mendapatkan oksigen yang cukup dan apabila dalam penanganan tenaga medisnya
belum menemukan vaksin yang tepat. Penyakit ini juga berlangsung kronis hingga
menyebabkan peradangan pada paru – paru. Dan memiliki kemungkinan sembuh dengan pola
hidup sehat semasa dalam perawatan di rumah sakit dan kesiagaan dari tenaga medis.
Otoritas kesehatan di Wuhan, ibukota provinsi Hubei, Cina, melaporkan sekelompok kasus
pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya pada 31 Desember 2019, dan penyelidikan
diluncurkan pada awal Januari 2020. Kasus-kasus ini sebagian besar memiliki kaitan dengan
Pasar Grosir Makanan Laut Huanan dan virus ini dianggap memiliki asal zoonosis. Virus
yang menyebabkan wabah ini dikenal sebagai SARS-CoV-2, virus yang baru ditemukan
terkait erat dengan kelelawar coronavirus, corongvirus pangolin , dan SARS-CoV.
Orang yang paling awal diketahui dengan gejala-gejala kemudian ditemukan jatuh sakit pada
1 Desember 2019, dan mereka tidak memiliki hubungan yang terlihat dengan kelompok pasar
basah berikutnya. Dari kelompok kasus awal yang dilaporkan pada bulan Desember 2019,
dua pertiganya ditemukan memiliki hubungan dengan pasar. Pada 13 Maret 2020, sebuah
laporan yang tidak diverifikasi dari South China Morning Post menyarankan bahwa sebuah
kasus ditelusuri kembali ke 17 November 2019, pada seorang 55 tahun dari provinsi Hubei,
mungkin yang pertama. Pada 26 Februari 2020, WHO melaporkan bahwa, ketika kasus baru
dilaporkan menurun di Cina tetapi tiba-tiba meningkat di Italia, Iran, dan Korea Selatan,
jumlah kasus baru di luar China telah melampaui jumlah kasus baru di China untuk pertama
kalinya. Mungkin ada banyak kasus yang tidak dilaporkan, terutama di antara mereka yang
memiliki gejala lebih ringan. Pada 26 Februari, relatif sedikit kasus telah dilaporkan di
kalangan anak muda, dengan 19 di antaranya dan berada di bawah 2,4% dari kasus di seluruh
dunia. Sumber-sumber pemerintah di Jerman dan Inggris memperkirakan bahwa 60-70%
populasi perlu terinfeksi sebelum kekebalan kawanan yang efektif dapat dicapai.

Diagram
Grafik diperbarui secara berkala, hingga akhir Maret 2020.
Laporan Data 30 Maret 2020
10 Negara Terpapar Covid-19 Terbanyak dan Indonesia
Di Indonesia terdapat sekitar kasus covid-19 sebanyak 1.377 dengan pasien yang
meninggal sebanyak 122 jiwa dan yang sembuh 75 orang.

B. Gejala COVID-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami
gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau
gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:

Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)


Batuk
Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.
Pencegahan Virus Corona
Macam – Macam Pencegahan ini terbagi menjadi 4 yaitu :
Primordial
Pencegahan Primordial adalah pencegahan yang dilakukan sebelum datangnya penyakit
antara lain  dengan Makan Makanan bergizi yang seimbang, melakukan olahraga dan
istirahat yang cukup
Primer
Pencegahan Primer adalah pencegahan dimana penyakit sudah berada disekitar kita antara
lain dengan: Pencegahan ini dilakukan oleh setiap individu manusia dan dibagian pelayanan
kesehatan PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi).
Sekunder
Pencegahan Sekunder adalah pencegahan pada saat kuman sudah masuk ke dalam tubuh
antara lain deteksi dini dan pengobatan secepatnya, sehingga seseorang yang panas disertai
nafas cepat dan nafas sesak segera dilakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan, untuk
mengetahui penyebab dan mendapatkan pengobatan secepatnya.
Kegiatan di pintu masuk negara terhadap COVID-19 di pelabuhan, bandar udara, dan
PLBDN dilaksanakan melalui pengawasan alat angkut, orang, barang, dan lingkungan yang
datang dari wilayah/ negara terjangkit COVID-19 yang dilaksanakan oleh KKP(Kantor
Kesehatan Pelabuhan) dan berkoordinasi dengan lintas sektor terkait.
Tersier
Pencegahan Tersier adalah pencegahan untuk menghindari terjadi kecacatan yang lebih
parah. Sampai saat ini tidak ada pengobatan spesifik anti-COVID-19 untuk pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi COVID-19
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah
melalui cuci tangan secara teratur,
menerapkan etika batuk dan bersin,
menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan
seperti batuk dan bersin.
KESIMPULAN

Pandemi coronavirus 19 adalah pandemi penyakit coronavirus yang sedang


berlangsung 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus
2 (SARS-CoV-2). Coronavirus merupakan virus RNA besar yang terselubung yang
menginfeksi hewan sebagai penyebab penyakit pernafasan dan saluran pencernaan /
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus ini terutama menyebar
selama kontak dekat dan oleh tetesan kecil yang dihasilkan ketika orang batuk atau bersin.
Tetesan pernapasan mungkin dihasilkan selama bernafas tetapi virus umumnya tidak
mengudara. Di Indonesia terdapat sekitar kasus covid-19 sebanyak 1.377 dengan pasien yang
meninggal sebanyak 122 jiwa dan yang sembuh 75 orang.

Saran
Dalam hal ini baik warga maupun pemerintah harus saling bekerja sama dalam mengatasi
covid-19. Pemerintah harus memiliki strategi dan kebijakan efektif dalam mengatasi virus ini.
Baik pemerintah pusat maupun daerah mereka harus hadir, dan memberikan narasi nyata
untuk melindungi masyarakat dari bahayanya virus tersebut. Tidak harus menjadi
pemerintahan yang reaksional, tetapi cukuplah bijak memberikan informasi dan menjelaskan
tata cara penanganan virus tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman. Informasi yang jelas
minghindarkan masyarakat dari informasi hoax. Warga masyarakat harus turut aktif dalam
langkah-langkah yang telah diberikan oleh pemerintah, seperti social distancing, rajin
mencuci tangan, tidak berkerumun dan langkah-langkah lain yang telah diberikan oleh
pemerintah. Semakin masyarakat mengetahui karakteristik dan pola penyebaran virus corona,
akan semakin memperbesar peluang masyarakat terbebas dari virus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan.2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Diseas


(COVID-19).

Dame, Merry.2020.https://www.alodokter.com/virus-corona Diakses pada tanggal 2 april


2020

Garwood, Paul. 2020. Pass the message: Five steps to kicing out coronavirus.
https://www.who.int/news-room/detail/23-03-2020-pass-the-message-five-steps-to-
kicking-out-coronavirus Diakses pada 2 april 2020.

Kompas.com.2020https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/161500965/terkonfirm
asi-di-152-negara-bagaimana-cara-penyebaran-virus-corona-?
utm_source=MSN&utm_medium=hostarticle&utm_campaign=partner Diakses pada
tanggal 2 april 2020

Tim CNN Indonesia.2020. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200206185513-


255-472399/tahapan-virus-corona-ringan-hingga-menyebabkan-kematian Diakses pada
2 april 2020

Wikipedia.2020. https://en.wikipedia.org/wiki/2019–20_coronavirus_pandemic. Diakses


pada 2 april 2020

Anda mungkin juga menyukai