Anda di halaman 1dari 9

“ABSES PALATUM”

Dosen Pembimbing:
drg. Arnetty, M. Kes

Oleh:

Fauziah Sandi Yudha


195110432
Jurusan Keperawatan Gigi Bukittinggi
Poltekkes Kemenkes RI Padang
Tahun Ajaran 2019/2020
Jl. Kesehatan No. 26, Panorama Baru, Bukittinggi
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya. Saya
dapat menyelesaikan makalah tentang laporan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan besar, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus, berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Abses
Palatum”. Di samping itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat sayai sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar ke depannya dapat
kami perbaiki karena saya sadar, makalah yang saya buat ini masih banyak kekurangannya.

Bukittinggi, 8 April 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................,,,.1

1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Abses Palatal................................................................................2


2.2 Etiologi atau Penyebab Terjadinya Abses Palatal....................................2
2.3 Patofisiologi Abses Palatal.........................................................................3
2.4 Tatalaksana Pada Abses Palatal................................................................3
2.5 Pencegahan Abses Palatal........................................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................5

3.2Saran..........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................6

Ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abses adalah penumpukan nanah pada suatu daerah tubuh, meskipun juga dapat muncul
pada daerah yang berbeda (misalnya jerawat, karena bakteri dapat menyebar ke seluruh kulit
ketika tertusuk). Nanah adalah cairan yang kaya dengan protein dan mengandung sel darah
putih yang telah mati dan berwarna putih atau kuning.
Palatum merupakan sebuah dinding atau pembatas yang membatasi antara rongga mulut
dengan rongga hidung sehingga membentuk atas bagi rongga mulut. Struktur palatum sangat
penting untuk dapat melakukan proses mengunyah dan bernafas pada saat yang sama. Fungsi
palatum adalah membatasi saluran pencernaan (mulut) dan saluran pernapasan.
Abses palatal adalah pengumpulan pus/nanah di daerah palatum. Biasanya diakibatkan
oleh infeksi pada akar palatal gigi posterior rahang atas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi abses palatal?
2. Apa penyebab terjadinya abses palatal?
3. Bagaimana patofisiologi abses palatal?
4. Bagaimana tatalaksana atau hal yang dilakukan pada abses palatal?
5. Bagaimana cara pencegahan abses palatal?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi abses palatal.
2. Mengetahui penyebab terjadinya abses palatal.
3. Mengetahui patofisiologi abses palatal.
4. Mengetahui tatalaksana pada abses palatal.
5. Mengetahui cara pencegahan abses palatal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Abses Palatal

Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan jaringan keras
gigi atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal
rongga mulut yang beruah menjadi patogen. Penyebaran infeksi odontogen ke dalam jaringan
lunak dapat berupa abses.

Abses merupakan suatu rongga berisi pus terlokalisir akibat proses supurasi pada suatu
jaringan yang disebakan oleh bakteri piogenik. Abses yang sering terjadi pada jaringan mulut
adalah abses yang berasal dari regio periapikal. Daerah suspurasi terutama tersusun dari suatu
area sentral berupa polimorfonuklear leukosit yang ancur dikelilingi oleh leukosit hidup dan
kadang-kadang terdapat limfosit.

Abses palatal adalah pengumpulan pus atau nanah di daerah palatum. Biasanya
disebabkan oleh infeksi pada akar palatal gigi posterior rahang atas.

Gambar 3.2 Abses Palatal

2.2 Etiologi atau Penyebab Abses Palatal

Abses palatal disebabkan oleh infeksi pada akar palatal gigi posterior rahang atas.
Bakteri yang biasanya erdapat dalam mulut diantaranya adalah Streptococcus mutans,
Streptococcus viridians, Staphylococcus pneumonia, dan Staphylococcus aureus.

Staphylococcus aureus sering ditemukan sebagai kuman flora normal pada kulit dan
selaput lendir pada manusia, namun bakteri ini juga dapat menjadi penyebab infeksi pada
manusia. Staphylococcus aureus dikenal sebagai mikroorganisme patogen yang berhubungan

2
dengan berbagai sindrom klinis dan menyebabkan penyakit dengan tanda khas seperti
nekrosis, peradangan, dan pembentukan abses dalam rongga mulut.

2.3 Patofisiologi Abses Palatal

Pola penyebaran abses dipengaruhi oleh virulensi bakteri, ketahanan jaringan, dan
perlekatan otot. Virulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak leluasa
ke segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik menyebabkan jaringan menjadi
rapuh dan mudah dirusak, serta perlekatan otot mempengaruhi arah gerak pus.

Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi.
Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi bergerah ke
dalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri, sel akan mati. Sel darah putih yang mati
inilah yang akan membentuk nanah dan mengisi rongga tersebut.

Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong dan tumbuh di
sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses merupakan mekanisme tubuh
mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam tubuh maka
infeksi bisa menyebar ke dalam tubuh maupun di bawah kulit, tergantung kepada lokasi
abses.

2.4 Tatalaksana Abses Palatal


1. Drainase abses.
Drainase mengacu pada pembuatan sayatan kecil pada abses untuk memungkinkan
nanah atau cairan mengalir, yang secara signifikan dapat mengurangi rasa sakit.
Daerah ini dibersihkan dengan larutan steril sebelum dan sesudah tindakan untuk
mengurangi resiko infeksi.

3
2. Insisi abses.
Ketika membuka abses palatal perlu dilakukan anestesi lokal dengan menggunakan
kloretil atau es batu, kemudian melakukan insisi ke arah anteroposterior sejajar
terhadap pembuluh darah dan saraf untuk mengurangi resiko kerusakan struktur
jaringan.
3. Antibiotik
Tujuan utama dari antibiotik adalah untuk membantu mengontrol dan akhirnya
menghilangkan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di abses. Namun, perlu
diingat bahwa antibiotik juga dapat membunuh bakteri baik, yang dapat membantu
dalam meningkatkan. Oleh karena itu, perlu untuk mengikuti petunjuk dokter
mengenai dosisnya.
4. Ekstraksi gigi
Anestesi lokal di sekitar gigi untuk menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah
pencabutan gigi yang abses atau untuk drainase abses. Bila ada fluktuasi, pengerasan
atau lunak pada jaringan, pencabutan gigi saja tidak cukup untuk mengeluarkan
semua pus.

2.5 Pencegahan Abses Palatal


1. Menjaga mulut agar tetap sehat dengan rutin membersihkan;
2. Rajin check-up ke dokter gigi, jika gigi sakit segera periksakan, karena sangat rentan
berkembang menjadi abses;
3. Jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, laporkan ke dokter gigi yang
memeriksa.
Perawatan mulut dan gigi dapat dilakukan dengan:
a. Perawatan mulut seperti sikat gigi minimal dua kali sehari (sesudah makan dan
sebelum tidur), pilih sikat gigi berbulu halus, gunakan dental floss (benang gigi)
minimal sekali sehari, gunakan pencuci mulut anti plak, serta kunjungi dokter
minimal 6 bulan sekali.
b. Diet, seperti hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat,
dan lainnya) dan membiasakan mengonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah
dan sayur).
c. Flouridasi, dapat dilakukan dengan mengulangkan flour pada gigi, menambahkan
flouride pada suplai air minum di rumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung
flour. Tujuannya yaitu untuk melindungi gigi dari karies.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abses palatal adalah pengumpulan pus atau nanah di daerah palatum. Biasanya
disebabkan oleh infeksi pada akar palatal gigi posterior rahang atas. Abses palatal disebabkan
oleh infeksi pada akar palatal gigi posterior rahang atas. Bakteri yang biasanya erdapat dalam
mulut diantaranya adalah Streptococcus mutans, Streptococcus viridians, Staphylococcus
pneumonia, dan Staphylococcus aureus.

Pola penyebaran abses dipengaruhi oleh virulensi bakteri, ketahanan jaringan, dan
perlekatan otot. Virulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak leluasa
ke segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik menyebabkan jaringan menjadi
rapuh dan mudah dirusak, serta perlekatan otot mempengaruhi arah gerak pus.

Tatalaksana abses palatal dapat dilakukan dengan drainase abses, insisi abses, pemberian
antibiotik, dan ekstraksi gigi. Pencegahan abses palatal dapat dilakukan dengan menjaga
mulut agar tetap sehat dan rutin membersihkan, rajin check-up ke dokter gigi, dan jika
sedanag mengonsumsi obat tertentu dapat melaporkan ke dokter gigi yang memeriksa.

3.2 Saran
Untuk mengindari adanya abses pada palatal, kita harus selalu merawat mulut, lakukan
die dengan menghindari makanan manis dan mengonsumsi buah dan sayur, dan fluoridasi
seperti menggunakan pasta gigi yang mengandung flour.

5
DAFTAR PUSTAKA

Apa Itu Abses : Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan yang Tersedia dari
https://docdoc.com. Diakses pada 8 April 2020

Catatan Kecil Tentang Gigi: Pola Penyebaran Abses pada Gigi dari http://gilangrasuna-
fkg.web.unair.ac.id. Diakses pada 8 April 2020

Infeksi Odontogenik dan Penjalarannya dari http://Littleaboutmyworld.com. Diakses pada 8


April 2020

Anda mungkin juga menyukai