Anda di halaman 1dari 7

Kardiovaskuler 1

Suhu panas,denyut jantung pada katak meningkat karena saat suhu tinggi
metabolisme juga semakin cepat sehingga denyut
jantung pun semakin cepat, sedangkan pada suhu dingin denyut jantung pada katak
menurun karena pada suhu dingin metabolisme tubuh melambat dan juga terjadi
hipotermia sehingga denyut jantung pun melambat. 
Hal ini menunujkan bahwa adrenalin dapat meningkatkan permeabilitas
membran terhadap Na dan Ca. Di dalam SA node, peningkatan permeabilitas
membran terhadap Na menyebabkan penurunan potensial membran sampai nilai
ambang. Sementara di dalam AV node peningkatan permeabilitas membran
terhadap Na akan mempermudah sabut otot jantung untuk mengkonduksi implus
sabut otot berikutnya sehingga mengurangi waktu pengkonduksian implus dari
atrium ke ventrikel. Sedangkan peningkatan permeabilitas terhadap Ca akan
meningkatkan kontraksi otot semakin cepat.
Larutan asetilkolin berperan sebagai neurotransmitter yang dilepaskan oleh
saraf – saraf  parasimpatis dan juga saraf – saraf preganglionik. Penurunan yang
terjadi karena asetilkolin meningkatkan permeabilitas membran sel  terhadap ion K
sehingga menyebabkan hiperpolarisasi, yaitu meningkatnya permeabilitas
negativitas dalam sel otot jantung yang membuat jaringan kurang peka terhadap
rangsang. Di dalam AV node, hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan junctional
yang berukuran kecil untuk merangsang AV node sehingga terjadi perlambatan
kontraksi impuls yang akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan kontraksi.
Asetikolin berfungsi sebagai neurotransmitter. Asetilkolin adalah satu dari berbagai
neurotransmiter pada sistem saraf otomatis, dan satu-satunya neurotransmiter pada
sistem saraf sadar.
Otomasi jantung merupakan kemampuan jantung yang dapat menjalankan
fungsinya tanpa di pengaruhi oleh saraf. Jantung memiliki otomasi sendiri di otot
jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Tanpa adanya koordinasi syaraf
simpatis dan parasimpatis jantung tetap dapat berdetak diluar.

Kardiovaskuler 2
Vena
Aliran dari Perifer ke Jantung Aliran lambat Mengandung banyak CO2 Bertekanan
rendah Berdinding tipis Percabangan dari dua menjadi satu,
Kardiovaskuler 3
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, ataumerasaka
n struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi,
apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang
diproduksi dalam tubuh. Auskultasi terjadi dua denyutan yaitu sistole dan diastole
atau yang lebih dikenal sebagai suara Korotkoff dengan fase I, II, III dan IV.
Perbedaan pengukuran tekanan darah sistole itu juga bisa disebabkan oleh beberapa
faktor seperi manset yang terlalu longgar dapat menyebabkan darah masih bisa
mengalir seperti biasa (sebagian turbulen, sebagian laminer) karena kurang tertekan
atau terhambat, bunyi yang terdengar pun lemah. Selain itu pula menghasilkan
tekanan darah yang lebih tinggi, sehingga tidak diperoleh hasil pengukuran yang
valid. Sebaliknya, pemasangan manset terlalu ketat dapat menyebabkan tekanan
yang di berikan  pompa sphygnomamometer  pada kantong karet tidak maksimal.
Hal ini disebabkan sebelum pemompaan, pengikatan pada lengan sudah ketat dan
sudah ada tekanan, jadi bila di beri tambahan udara, tekanannya tidak terlalu
maksimal; sehingga menghasilkan tekanan darah menjadi lebih rendah dari
seharusnya.
gelombang P tersebut dengan nilai tinggi dan durasi sebesar < 3 mm/v dan <
0,12 s. kompleks QRS itu sendiri yaitu senilai < 5 mm/v dan < 0,12 s. Pada irama
sinus, kompleks QRS nya sempit. Hal itu disebabkan bahwa konduksi listrik di
ventrikel berjalan efisien. Jalur konduksi listrik mengambil waktu tersingkat, sehingga
depolarisasi ventrikel durasinya singkat (sempit). Kompleks QRS yang sempit
menandakan bahwa asal irama pasti berasal dari AV node atau bagian di atasnya
(Mohrman 2006). Interval PR dan QT yang didapatkan dalam hasil pengamatan ini
tergolong tidak normal dengan nilai sebesar 0,28 s dan 0,32 s yang tidak sesuai
dengan teori interval PR dan QT yaitu sebesar 0,42 s dan (0,42 s laki-laki, 0,43s
perempuan). Hal ini disebabkan oleh adanya blok di AV dan adanya efek obat-obatan
serta kelainan elektrolit dalam tubuh sehingga mempengaruhi hasil pengamatan EKG
ini terhadapat interval PR dan QT (Snell 2006).Segmen PR dan ST yang didapatkan
dalam hasil pengamatan ini tergolong normal karena sesuai dengan teori normal
nya yaitu senilai 0,04 s dan 0,12 s. Segmen ST dikatakan normal karena berada pada
garis isoelektrik yang mempresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal
repolarisasi ventrikel. Gelombang T merupakan representasi dari repolarisasi
ventrikel, yang didapatkan dari hasil pengamatan ini bernilai positif yang dimana
selalu mengikuti arah komplek QRS, selalu negatif pada lead aVR, tinggi tidak
melebihi 5 mm pada ekstermitas lead( I, II, III, aVR, aVL, aVF) dan tidak melebihi 10
mm pada precordial lead (V1 s/d V6) (Ganong 2003).
Pengukuran tekanan darah
secara tidak langsung dengan cara
auskultasi lebih akurat dibandingkan
dengan pengukuran tekanan darah
dengan cara palpasi. Pengukuran
tekanan darah secara tidak langsung
dengan cara auskultasi terjadi dua
denyutan yaitu sistole dan diastole
atau yang lebih dikenal sebagai suara
Korotkoff. Pengamatan hasil EKG
yang didapatkan, semua tergolong normal kecuali interval PR dan QT yang tidak
normal. Hal itu disebabkan oleh adanya blok di AV dan adanya efek obat-obatan
serta kelainan elektrolit dalam tubuh.

RESPIRASI 1
Frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan meningkat pada waktu
berlari, dibandingkan dengan pada waktu duduk karena ketika bernafas, kita
menghirup udara dan memasukkannya ke paru-paru. Paru-paru mengambil oksigen
dari udara dan kemudian dibagi-bagikan ke seluruh tubuh. Saat berlari, kita
memerlukan lebih banyak oksigen. Hal ini dikarenakan pusat pernafasan yang
bereaksi karena bertambahnya karbondioksida dalam darah ketika berlari. Reaksi
yang dilakukan oleh pusat pernafasan ini adalah dengan cara mempercepat
pernafasan, agar oksigen yang dihirup juga banyak.  Saat frekuensi nafas kita
meningkat maka denyut nadi pun akan bertambah cepat dikarenakan jumlah
oksigen dalam darah yang bertambah banyak. Sehingga memperkeras kerja
jantung dalam memompa darah, ini yang menyebabkan frekuensi jantung juga
meningkat ketika berlari. Sedangkan ketikaduduk(santai) kita tidak membutuhkan
tenaga yang banyak,  jadi oksigen yang dipakai hanya sedikit. (duduk detak jantung
stabil, lari detak jantung tidak stabil). Hubungan antara frekuensi denyut nadi dan
frekuensi pernafasan adalah berbanding lurus. Karena semakin berat aktivitas
yang dilakukan maka semakin cepat frekuensi denyut nadi dan nafas. Curah
jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung,
kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung atau peningkatan volume darah.
Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Tekanan darah berbanding lurus dengan
curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
Karena aktivitas fisik merupakan faktor dari kondisi tekanan darah seseorang.
Cardiac Output = Stoke Volume (SV) x Heart Rate (HR)
Zona Konduksi = Melembabkan udara/filtrasi, zona respirasi = pertukaran gas /
alveoli.

Hukum Boyle =
P = nRT / V
Teganganpermukaan= kekuatan yang menentang kompliens akibat cairan alveoli
menimbulkan tekanan yang mengarah kedalam Hk. LaPlace(P = 2xT/r)
Hukum Dalton : Tekanan parsial gas = % gas X tekanan udara
Hukum fick :
Bila terjadi peningkatan luas permukaan untuk difusi Q berbanding lurus dengan A
Bila terjadi penurunan ketebalan membran Q berbanding terbalik dengan
LPerbedaan konsentrasi bahan yang berdifusi selalu dipertahankan Q berbanding
lurus dengan C1 -C2). Hukum Henry : Kadar gas yang terlarut dalam larutan
bergantung pada: Tekanan parsial gas, Daya larut gas

RESPIRASI 2
Bernapas merupakan suatu aktivitas alamiah dalam sistem respirasi yang
dilakukan semua mahluk hidup sepanjang hidupnya. Kegiatan ini melibatkan dua
aktivitas utama yaitu inspirasi (mengambil udara)  dan ekspirasi (mengelurkan udara)
(Cuninghan, 1992). Sistem respirasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting
bagi kehidupadan suatu individu, diantaranya adalah pertukarag gas (O2 dengan CO2)
,mengatur pH, suhu, volume cairan, serta mengaktivasi dan inaktivasi bahan kimia
darah tertentu (Ganong, 2003).  

Frekuensi dan volume udara pernapasan dapat dipengaruhi oleh sikap badan.
Frekuensi napas pada posisi berbaring sebesar 25.02 kali/menit dengan volume udara
sebanyak 2 mm3. Frekuensi napas pada posisi duduk sebesar 16.68 kali/menit dan
pada posisi berdiri sebesar 16 kali/menit dengan volume udara masing-masing
sebanyak 3 mm3 dan 5 mm3. Banyaknya volume udara yang dihirup berbanding
terbalik dengan besarnya frekuensi pernapasan. Hal ini disebabkan oleh napas
probandus yang tidak stabil dan probandus dalam keadaan bergerak (tidak diam).
Seharusnya frekuensi napas terendah diperoleh dalam posisi berbaring. Hal ini
diakibatkan karena dalam keadaan berbaring os costae dan os sternum telah tertarik
oleh otot-otot inspirasi ke dorsal menuju columna vertebralis sebelum terjadi
inspirasi. Akibatnya, pada saat terjadi inspirasi dan ekspirasi, rongga dada hanya bisa
mengembung dan mengempis sedikit. Selain itu, pada posisi berbaring, posisi jantung
dan paru-paru sejajar, sehingga darah akan lebih mudah mengalir ke kapiler alveoli
termasuk ke bagian apex paru-paru (Guyton & Hall 2006).

Frekuensi probandus ketika berdiri dengan dilingkari stetograf pada bagian


abdomen dan dada secara bersamaan diperoleh frekuensi sebesar 21.42 kali/menit.
Volume udara pada bagian dada dan perut sebanyak 3 mm3 dan 5 mm3. ????

Setelah melakukan aktivitas fisik (berlari), frekuensi napas meningkat menjadi


37.5 kali/menit dengan volume udara sebesar 2 mm3. Frekuensi napas meningkat
karena darah banyak menghabiskan oksigen pada saat olahraga, sehingga kapasitas
difusi oksigen dari alveoli ke darah akan meningkat setelah melakukan aktivitas
tersebut.

Perlakuan probandus dengan menelan air sambil respirasi menunjukkan


gelombang hasil kimograf tidak normal. Ketidaknormalan tersebut menunjukkan
adanya gangguan respirasi. Dalam hal ini, ada saluran bersama yang dilalui makanan
dan udara yaitu pada bagian faring. Lalu lintas kedua substansi tersebut diatur oleh
epiglottis. Pembacaan gelombang menelan saat inspirasi terlihat dipercepat, hal ini
terjadi karena kadar oksigen yang banyak saat melakukan inspirasi mempercepat
metabolisme dan frekuensi pernapasan. Pada saat ekspirasi, gelombang kimograf
yang dihasilkan terlihat diperlambat karena rendahnya kadar konsumsi oksigen
sehingga homeostasis respirasi tidak seimbang dan epiglottis tertahan karena adanya
makanan masuk. Perlakuan selanjutnya adalah membaca dengan suara pelan,
menghasilkan gelombang yang diperlambat, hal ini karena saat membaca pelan tetap
menjaga volume udara yang masuk dan keluar yang disertai rendahnya tekanan otot-
otot pernapasan untuk mengeluarkan udara, sedangkan saat membaca dengan suara
keras gelombang terlihat dipercepat karena adanya kontraksi otot-otot pernapasan
yang membutuhkan oksigen lebih banyak untuk menghasilkan suara.

Aktivitas selanjutnya adalah gerakan pernapasan biasa dan menghentikan


napas sesuai kemampuan probandus. Terlihat gelombang yang diperoleh probandus
hanya mampu menahan napas dengan waktu tidak lama, sedangkan probandus yang
diperintah mengambil napas dalam-dalam dan menghentikan napas secara tiba-tiba
dapat menahan napas dalam waktu cukup lama. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadinya hiperpnea atau aktivitas penapasan yang meningkat. Medulla oblongata
memberikan perintah kepada otot-otot pernapasan untuk berkontraksi sehingga terjadi
proses respirasi. Penghentian pernapasan selama mungkin mengakibatkan
penumpukan kadar karbondioksida didalam tubuh, gejala ini disebut hipercapnia
(Cuninghan, 1992 ). Peristiwa ini karena hipoventilasi yaitu menurunkan kadar
konsumsi oksigen. Tingginya kadar
karbon dioksida didalam tubuh
mengakibatkan pH darah menjadi
asam. Sehingga probandus tidak
mampu menahan napas lebih lama
karena adanya rangsangan sensoris
terhadap medulla oblongata untuk melakukan aktivitas respirasi kembali. Tabur
mayer

PENCERNAAN 1

Anda mungkin juga menyukai