Anda di halaman 1dari 8

Feline Panleukopenia Virus (FPV) dan Diskusi Kasus FPV

ABSTRAK
Seekor kucing jantan ras British short hair bernama Yasha yang berumur 6 bulan dan
belum disteril, menunjukkan gejala klinis yaitu muntah, diare, nafsu makan hilang dan tidak
aktif. Dari sejarahnya, diketahui bahwa kucing ini baru datang dari Rusia dan dikarantina
hingga dua hari sebelumnya. Kucingnya juga belum divaksinasi FPV. Pemeriksaan fisik
menunjukkan kucing terhidrasi dengan baik, mukosa berwarna rose dan abdomennya
mengandungi sedikit gas. Kucing tersebut kemudian dirawat inap untuk mendapatkan
perawatan intensif. Kucing ini dinyatakan positif terinfeksi Virus Panleukopenia (Feline
Parvo Virus) setelahnya diuji dengan tes kit antigen untuk FPV. Berdasarkan sinyalemen,
anamnesis dan gejala klinis, kemungkinan mengalami disseminated intravascular
coagulation (DIC). Terapi dilakukan berdasarkan gejala klinis yang terlihat.

Kata Kunci: Feline Panleukopenia, Disseminated Intravascular Coagulation, Gejala Klinis,


Transfusi Darah.

PENDAHULUAN leukosit (Purnamaningsih et al. 2020).


Feline panleukopenia juga Anak kucing, kucing sakit dan kucing
dikenali sebagai Feline Infectious yang tidak divaksin adalah individu
Enteritis, Feline Parvoviral Enteritis, yang lebih rentan tertular. Kucing
Feline Distemper dan Feline Parvovirus dewasa biasanya lebih tahan karena
adalah suatu penyakit yang disebabkan mempunyai kekebalan bawaan atau
oleh Feline Panleukopenia Virus (FPV) sudah berulang kali terinfeksi. Tingkat
yang menyerang kucing (kelompok morbiditas dan mortalitas cukup tinggi
famili Felidae), baik kucing liar maupun terutama pada kucing muda di bawah 12
peliharaan (Kruse et al. 2010). Penyakit minggu. Feline panleukopenia akut
ini juga bisa menyerang beberapa memiliki tingkat mortalitas 25-90% dan
anggota Felidae lainnya seperti rubah, mencapai 100% pada infeksi perakut
raccoon dan mink. Infeksi FPV telah (Abd-Eldaim et al. 2009). Penularan
ditemukan di seluruh dunia, termasuk di virus FPV yaitu melalui kontak langsung
Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh dengan kucing yang terinfeksi seperti
parvovirus kucing yang sangat menular fecal-oral, muntah, urin, dan feses. Virus
dan dapat membunuh kucing yang ini juga ditularkan dari induk ke anak
terinfeksi. Istilah “panleukopenia” kucing selama kebuntingan. FPV juga
mengacu pada rendahnya jumlah sel sangat stabil di lingkungan (Hartmann
darah putih (leukosit) pada kucing yang 2017).
terserang penyakit ini. Virus ini
menyerang jaringan pembentuk darah KAUSA
dan limfe serta mukosa organ Penyebab dari penyakit
gastrointestinal, sehingga menyebabkan panleukopenia pada kucing adalah
enteritis yang disertai penurunan jumlah Feline Panleukopenia Virus (FPV) dari
famili Parvoviridae yang merupakan
virus DNA untai tunggal dan tidak untuk replikasinya. Jadi, replikasi
beramplop (non-envelope), virus ini virus terutama terjadi pada jaringan
sangat berkaitan erat dengan Canine yang aktif secara mitosis seperti
parvovirus virus (CPV) yang menyerang jaringan limfoid, tulang sumsum dan
anjing. mukosa usus.
Parvovirus dapat menginfeksi Terjadinya infeksi pada
kucing dengan kontak langsung antara jaringan limfoid, FPV menyebabkan
penderita panleukopenia dengan hewan imunosupresi melalui penipisan sel.
sehat. Kucing sebagian besar terinfeksi Limfopenia akan terjadi akibat dari
melalui rute fecal-oral. FPV sangat limfositolisis, dan juga secara tidak
stabil di lingkungan, dengan infektivitas langsung diikuti migrasi limfosit ke
bertahan hingga 1 tahun dalam bahan jaringan. Infeksi pada sumsum
organik yang terinfeksi ataupun barang- tulang yaitu terjadinya replikasi
barang di sekitar. virus pada sel progenitor muda dan
Penularan fomite merupakan hampir semua sel myeloid terjadi
perhatian yang penting karena pemilik perubahan, Hal ini juga tercermin
kucing dapat membawa virus menular dari panleukopenia pada kucing
ke dalam rumah, sepatu atau pakaian yang terinfeksi FPV. FPV juga
sangat berpotensi sebagai tempat merusak sel-sel yang bereplikasi
menempelnya virus yang dapat dengan cepat di dalam kriptus
menginfeksi kucing seluruhnya di dalam mukosa usus. Penghancuran sel
ruangan tanpa adanya kucing lain yang kripta yang juga mengarah pada
masuk. Akibatnya, risiko penularan kerusakan vili usus, sehingga terjadi
yang tinggi, terutama juga pada kondisi diare yang disebabkan oleh
kepadatan populasi seperti pada tempat malabsorpsi dan peningkatan
penampungan hewan (Mahendra et al permeabilitas. DNA virus dapat
2020; Pfankuche et al. 2018; Stuetzer bertahan lama setelah virus yang
dan Hartmann 2014). menular hilang, dengan demikian,
deteksi DNA tidak selalu
PATOGENESIS menandakan infeksi aktif.
a) Infeksi pada kucing yang berusia
lebih dari 6 minggu b) Infeksi Janin dan Neonatal
Setelah infeksi intranasal Infeksi yang terjadi di uterus
atau oral selama 18-24 jam, FPV pada awal kebuntingan dapat
awalnya bereplikasi di orofarin dan mengakibatkan kematian janin,
diikuti oleh viremia setelah 2-7 hari, resorpsi, aborsi, dan mumifikasi.
kemudian distribusi virus ke seluruh Jika terjadi kebuntingan berikutnya,
tubuh. FPV membutuhkan sel yang FPV dapat menyebabkan kerusakan
berkembang biak dengan cepat pada jaringan saraf. Walaupun pada
kornua uteri terkena dampak infeksi, dengan mengisolasi virus dari darah atau
beberapa anak kucing bisa sehat feses. Tes kit yang digunakan untuk
secara klinis, hal ini dapat mendeteksi antigen FPV dan antigen
disebabkan oleh resistensi terhadap CPV-2 yang dapat digunakan untuk
virus atau antibodi dapatan dari mendiagnosis FPV dalam feses.
Pemeriksaan serologis untuk
ibu/maternally derived antibodies
mengidentifikasi antigen virus dalam
(MDAs). Namun, jika ibu terinfeksi
feses dapat dengan menggunakan PCR
maka anak kucing yang lahir sehat atau ELISA (Truyen et al. 2009).
dapat menyimpan virus hingga 2
bulan setelah kelahirannya.
Infeksi yang terjadi pada GEJALA KLINIS
Feline panleukopenia virus
akhir prenatal dan awal neonatal,
merupakan penyakit yang dapat
sistem saraf pusat (SSP) akan
menyerang kucing segala usia, namun
terpengaruh. Kerusakan pada anak kucing paling rentan terhadap virus
cerebellum akan mengakibatkan ini. Tingkat kematian pada anak kucing
hipoplasia. Diketahui bahwa lebih dari 90%. Gejala klinis bervariasi
cerebellum berkembang selama mulai dari infeksi subklinis hingga
akhir kebuntingan dan awal perakut yang ditandai dengan kematian
kelahiran anak kucing, akibat infeksi secara tiba-tiba. Kucing yang terinfeksi
hingga usia 9 hari dapat mengalami kematian akibat komplikasi
mempengaruhi cerebellum dari dari infeksi sekunder akibat bakteri,
kucing, mengganggu perkembangan sepsis, dehidrasi, dan disseminated
cerebellum dengan berkurangnya intravasal coagulopathy (DIC). (Putri et
al. 2020). Gejala klinis yang
lapisan sel dan terdistorsi. DNA FPV
ditimbulkan dari kucing yang
sudah dapat terdeteksi PCR pada
mengalami panleukopenia diantaranya
anak kucing yang terinfeksi diare, anoreksia, muntah, demam,
(Stuetzer dan Hartmann 2014). dehidrasi berat, kehilangan nafsu makan.
Diare disebabkan oleh karena adanya
DIAGNOSA DEFERENSIAL pemendekan atau hilangnya vili usus
DIAGNOSA akibat dari replikasi virus pada sel kripta
Feline panleukopenia dapat usus. Infeksi virus tersebut
didiagnosa dengan melihat gejala klinis, menyebabkan sel-sel kripta leberkuhn
isolasi dan identifikasi virus, serta akan membelah secara terapeutik dan
pemeriksaan serologis. Pemeriksaan merusak regenerasi sel epitel usus.
berdasarkan gejala klinis belum dapat Tingkat keparahan berkorelasi dengan
memberikan hasil yang spesifik karena laju regenerasi dari sel epitel dan adanya
terdapat beberapa penyakit yang infeksi dengan virus enterik seperti
memiliki gejala klinis yang sama seperti corona virus pada kucing dapat
salmonelosis dan immunodefiensi virus. memperburuk terjadinya penyakit.
Isolasi dan identifikasi virus dilakukan Demam (39.5-42.5˚C) terjadi pada awal
infeksi (Truyen et al. 2009). Menurut mudah dicerna. Apabila terjadi
Hartman (2017), kucing yang terinfeksi hipoproteinemia, kucing dapat diberikan
panleukopenia virus tidak selalu transfusi plasma ataupun transfusi darah
memperlihatkan gejala klinis. (Truyen et al. 2009).
Keparahan penyakit dapat tergantung Pemberian Recombinant-Feline
dari umur, status kekebalan, dan adanya Interferon-Omega (rFeIFN-ω)
infeksi sekunder. berdasarkan penelitian Mochizuki et al.
1994 merupakan perawatan efektif pada
parvoviral enteritis anjing dan dapat
TERAPI
menghambat replikasi virus secara in
Kucing yang didiagnosa positif
vitro. Belum ada penelitian mengenai
panleukopenia harus segera diisolasi dan
hal ini pada kucing, tetapi diperkirakan
dijauhkan dari kucing lainnya. Hal
bekerja dengan baik bahkan lebih
pertama yang harus dilakukan adalah
dikarenakan diberikan pada inang
melakukan terapi suportif berupa
homolog (Truyen et al. 2009).
pemberian terapi cairan. Pemberian
terapi cairan diberikan secara intravena
PENCEGAHAN
dengan harapan dapat memperbaiki
Anak kucing dan kucing yang
kondisi dehidrasi yang terjadi akibat
muntah dan diare (Tello dan Perez- belum pernah divaksin FPV sebaiknya
Freytes 2017). dipisahkan dengan kucing lainnya dan
Sering kali kucing yang apabila terjadi outbreak anak kucing
terinfeksi FPV akan mengalami dapat diberikan imunisasi pasif berupa
kerusakan pada lapisan saluran pemberian serum anti FPV yang
intestinal, sehingga dapat terjadi diberikan secara subkutan maupun
masuknya bakteri flora normal saluran intraperitonial. Diharapkan serum anti
pencernaan ke aliran darah. Pencegahan FPV dapat melindungi selama 2-4
yang dapat dilakukan adalah dengan minggu dan hewan yang diberikan
pemberian antibiotika berspektrum luas serum anti FPV tidak boleh divaksin
yang terbukti memiliki efikasi yang baik
sampai dengan 3 minggu (Greene dan
terhadap bakteri gram negatif dan
Addie 2005).
bakteri anaerob. Rute pemberian
antibiotika yang disarankan adalah Vaksin yang diberikan dapat
melalui intravena (Truyen et al. 2009). berupa vaksin modified-live virus
Kucing yang mengalami muntah (MLV) maupun vaksin inactivated.
tidak berhenti sebaiknya tidak diberi MLV tidak boleh diberikan pada kucing
pakan dan diberikan antiemetik terlebih betina yang sedang bunting karena
dahulu dan dapat diberikan nutrisi secara resiko penularan transplacental ke fetus
parenteral dengan rute pemberian yang yang dapat mengganggu pertumbuhan
disarankan melalui vena jugularis. cerebellum dari fetus. MLV juga tidak
Sedangkan pada kucing yang sudah dapat diberikan pada anak kucing usia di
tidak muntah pemberian pakan
bawah 4 minggu dengan alasan yang
disarankan dengan jenis pakan yang
sama, yaitu perkembangan cerebellum di bawah ini menunjukkan temuan klinis
masih berlangsung (Scott dan Geissinger selama rawat inap.
1999). Pemberian vaksin dilakukan pada Gejala Hari
klinis 1 2 5 7 9
kucing pada usia 8-9 minggu dan
Diare √ √ √ √ √
booster dapat diberikan 3-4 minggu Kondisi DAR DAR DAR Lelah CAR
kemudian. Sedangkan pada kucing umum
dewasa yang tidak diketahui status Muntah √
vaksinasinya dapat diberikan vaksin Gingivitis √ √ √
Demam √ √ √
MLV single injection diikuti dengan
Ruam √ √ √
booster satu tahun kemudian. Pemberian pada
booster pada betina yang akan daerah
dikawinkan juga dapat memaksimalkan perineum
Ruam √ √ √
terbentuknya antibodi maternal pada
pada
anak (Truyen et al. 2009). daerah
FPV dapat bertahan di testis
lingkungan beberapa bulan, disinfektan Vaskulitis √ √ √
pada kaki
yang efektif untuk menangani hal
depan
tersebut adalah disinfektan yang DAR: Diam, aktif, responsif
menganduk sodium hipoklorit, paracetic CAR: cerdas, aktif, responsif
acid, formaldehyde, atau sodium
hidroksida (Truyen et al. 2009). Pada hari ke 5 ditemukan lesi
gangren pada testis dan kaki depan di
PEMBAHASAN KASUS mana kateter iv ditempatkan
sebelumnya. Gangren diakibatkan oleh
Signalemen, Anamnesa, dan Gejala edema dan melepaskan seroma,
Klinis kemudian membentuk jaringan nekrotik.
Seekor kucing jantan ras British Memar ditemukan pada ventral kaki
short hair bernama Yasha yang berumur belakang dan di sekitar anus. Ulser pada
6 bulan dan belum disteril, menunjukkan gusi dan palatum mole juga ditemukan
gejala klinis yaitu muntah, diare, nafsu dan gusinya berwarna putih (anemia)
makan hilang dan tidak aktif. Dari
sejarahnya, diketahui bahwa kucing ini Diagnosa
baru datang dari Rusia dan dikarantina Kucing ini dinyatakan positif
hingga dua hari sebelumnya. Kucingnya terinfeksi Virus Panleukopenia (Feline
juga belum divaksinasi FPV. Parvo Virus) setelahnya diuji dengan tes
Pemeriksaan fisik menunjukkan kucing kit antigen untuk FPV. Pemeriksaan
terhidrasi dengan baik, mukosa hematologi menunjukkan terjadinya
berwarna rose dan abdomennya Leukopenia (4,79 x 109 / L), polisitemia
mengandungi sedikit gas. Kucing (10.07x1012 / L) dan trombositopenia (14
tersebut kemudian dirawat inap untuk x109 / L). Pemeriksaan darah lain
mendapatkan perawatan intensif. Tabel dilakukan untuk Feline Parvo Virus dan
hasilnya negatif. Hasilnya menunjukkan
adanya anemia (3.71x1012 / L), Disseminated Intravascular
trombositopenia (24 x109 / L), dan Coagulation (DIC) adalah masalah
hipoalbuminemia (1,0 G / DL). perdarahan yang terjadi tanpa cedera apa
Berdasarkan sinyalemen, anamnesa dan pun. DIC bukanlah penyakit primer
gejala klinis, kemungkinan besar Yasha tetapi merupakan komplikasi sekunder.
mengalami disseminated intravascular Pada DIC, keseimbangan antara
coagulation (DIC) sebagai komplikasi pembentukan bekuan darah dan
sekunder dikarenakan FPV. Diagnosa fibrinolisis terganggu yang dapat
banding termasuk Panleukopenia dianggap sebagai ledakan generasi dan
disertakan calicivirus, trauma, hemofilia, aktivasi trombin yang tidak dapat
DIC, septikemia, reaksi alergi, dan ditahan dan menghasilkan pembentukan
peradangan. Prognosis adalah dubius- fibrin sistemik, aktivasi plasmin,
infausta tergantung dari tingkat penekanan fisiologis mekanisme
keparahan penyakit primer antikoagulasi dan pengangkatan fibrin
(panleukopenia) dan komplikasi tertunda sebagai akibat dari gangguan
sekunder (DIC). fibrinolisis. (Levi et al. 1999).
Banyak penyakit sistemik dan
Terapi infeksius yang umum terkait dengan
Perawatan yang diberikan peradangan telah dilaporkan mengacu
merupakan terapi suportif untuk kedua terjadinya DIC pada anjing dan kucing.
penyebabnya. Pengobatan pada (Maruyama et al. 2004) Terapi suportif
panleukopenia termasuk terapi cairan dan perawatan yang baik penting untuk
(Ringer lactat 250ml / hari), pemberian menurunkan mortalitas pada kucing
antibiotik Cefotaxime 30mg / kg BB dan terinfeksi panleukopenia. Terapi cairan
Metronidazol 10 mg / kg BB melalui parenteral untuk memulihkan hidrasi,
injeksi intravena minimal selama elektrolit dan keseimbangan asam basa
seminggu, pemberian antiemetik sangat terpenting. Vitamin B kompleks
Maropitan 1mg / kg BB secara subkutan dapat ditambahkan untuk mencegah
sekali sehari sampai tidak muncul kekurangan tiamin, tetapi komplikasi ini
muntah lagi, suntikan Vitamin B jarang terjadi. Kucing yang mengalami
kompleks sekali sehari dan pemberian hipoproteinemia terkadang
enzim pencernaan minimal selama membutuhkan plasma atau transfusi
seminggu. Untuk pengobatan DIC, darah utuh ke meningkatkan tekanan
dilakukan transfusi darah utuh karena onkotik. Transfusi plasma dikombinasi
kucingnya mengalami trombositopenia dengan heparin dapat mengontrol DIC,
dan hipoalbuminemia. Selain itu, kucing karena campuran ini menambahkan anti
juga diberikan injeksi analgesik trombin III dan protein plasma penting
Pethidine 2mg / kg BW, diberikan lainnya (Levi et al. 1999).
Transfer Factor sebagai Dua minggu setelah transfusi
imunomodulator oral, salep kulit darah, kondisi kucing membaik.
campuran madu manuka, wund gel, dan Kucingnya menambah berat badan,
gel xylokain untuk pengobatan gangren. nafsu makannya bagus, dan fesesnya
lebih padat (skor 2/7). Jaringan gangren
DISKUSI KASUS juga bergranulasi dengan baik dan
menyusut.
Veterinary Science and
SIMPULAN Technology. 1(2020): 6-10.
Maruyama H, Miura T, Sakai M, et al.
Transfusi darah utuh untuk kucing 2004. The incidence of
yang mengalami DIC sekunder karena Disseminated Intravascular
penyakit menular seperti Panleukopenia Coagulation in dogs with
bisa menjadi prosedur yang malignant tumor. J. Vet Med Sci.
menyelamatkan jiwa dan meningkatkan 66(1): 573-575.
jumlah merah sel darah dan seluruh Mochizuki M, Nakatani H, Yoshida M.
komponennya yang menjadi sangat 1994. Inhibitory effects of
penting dalam memperbaiki kondisi recombinant feline interferon on
DIC. the replication of feline
enteropathogenic viruses in vitro.
DAFTAR PUSTAKA Vet Microbiol 1994; 39: 145–52.
Pfankuche VM, Jo WK, Vries EVD,
Abd-Eldaim M, Beall MJ, Kennedy Jungwirth N, Lorenzen S,
MA. 2009. Detection of feline Osterhaus ADME, Baumgärtner
panleukopenia virus using a W, Puff C. 2018. Neuronal
commercial ELISA for canine vacuolization in feline
parvovirus. Vet. Ther. 10(1): 1-6. panleukopenia virus infection.
Greene CE, Addie DD. 2005. Infectious Veterinary Pathology. 55(2):
diseases of the dog and cat. 294-297.
Philadelphia (US): WB Saunders Purnamaningsih H, Soedarmanto I,
Company. Kaswarjono Y, Nururrozi A,
Hartmann K. 2017. Feline Widiyono I, Hayati R. 2020.
Panleukopenia: Update on Gambaran leukosit kucing
prevention and treatment. The penderita feline panleukopenia.
Thailand Journal of Veterinary Jurnal Sain Veteriner. 38(1):
Medicine. 47: 101-104. 122-125.
Kruse BD, Unterer S, Horlacher K, Putri R, Sumiarto B, Mulyani GT. 2020.
Sauter-Louis C, Hartman K. Faktor-faktor risiko feline
2010. Prognostic Factors in cats panleukopenia pada kucing di
with feline panleukopenia. J. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Vet. Int. Med. 24(1): 1272-1276. Jurnal Sain Veteriner.
Levi M, de Jonge E, van der \poll \t, et 38(3):206-213.
al. 1999. Disseminated Scott FW, Geissinger CM. 1999. Long-
intravascular coagulation. term immunity in cats vaccinated
Thromb Haemost. 82(2): 695- with an inactivated trivalent
705. vaccine. Am J Vet Res. 60: 652–
Mahendra YN, Yuliani MGA, Widodo 58.
A, Diyantoro, Sofyan MS. 2020. Stuetzer B, Hartmann K. 2014. Review
Studi kasus feline panleukopenia feline parvovirus infection and
pada kucing di rumah sakit associated diseases. The
hewan pendidikan Universitas Veterinary Journal. 102(2):150-
Airlangga. Journal of Applied 155.
Tello L, Perez-Freytes R. 2017. Fluid Hartmann K, Hossie MJ, Lioret
and electrolyte therapy during A, et al. 2009. Feline
vomiting and diarrhea. Vet Clin panleukopenia abcd guidelines
North Am Small Anim Pract. on prevention and management.
47(2):505-519. Journal of Feline Medicine and
Truyen U, Addie A, Belak S, Baralon C, Surgery. 11(4):538-546.
Egberick H, Frymus T, Jones T,

Anda mungkin juga menyukai