Anda di halaman 1dari 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penegakan hukum ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat. Hal ini dilakukan antara lain dengan menertibkan
fungsi, tugas dan wewenang lembaga-lembaga yang bertugas menegakkan hukum
menurut proporsi ruang lingkup masing-masing, serta didasarkan atas sistem
kerjasama yang baik dan mendukung tujuan yang hendak dicapai. Tingkat
perkembangan masyarakat tempat hukum diberlakukan mempengaruhi pola
penegakan hukum, karena dalam masyarakat modern yang bersifat rasional dan
memiliki tingkat spesialisasi dan differensiasi yang tinggi penggorganisasian
penegak hukumnya juga semakin kompleks dan sangat birokratis.
Peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok sosial ketentuannya
tidak terpisah-pisah dan tidak tersebar bebas, melainkan ada satu kesatuan yang
masing-masing berlaku sendiri. Setiap satu kesatuan yang merupakan keseluruhan
aturan terdiri dari bagian- bagian. Satu sama lain yang berkaitan disusun secara
teratur dengan tatanan tertentumerupakan suatu sistem yang disebut sistem
hukum. Indonesia merupakan negara hukumyang menganut sistem hukum
tertentu untuk memelihara tata tertib demi keadilan bernegara

1.2 Tujuan
1. Mempelajari konsep dan urgensi penegakan hukum.
2. Mempelajari penegakan hukum yang berkeadilan
3. Mempelajari sumber historis dan sosiologi tentang penegakan hukum
4. Mempelajari dinamika dan tantangan penegakan hukum.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Penegakan Hukum yang Berkeadilan


Thomas Hobbes (1588–1679 M) dalam bukunya Leviathan pernah
mengatakan “Homo homini lupus”, artinya manusia adalah serigala bagi manusia
lainnya. Manusia memiliki keinginan dan nafsu yang berbeda-beda antara
manusia yang satu dan yang lainnya. Nafsu yang dimiliki manusia. ada yang baik,
ada nafsu yang tidak baik. Inilah salah satu argumen mengapa aturan hukum
diperlukan. Kondisi yang kedua tampaknya bukan hal yang tidak mungkin bila
semua masyarakat tidak memerlukan aturan hukum. Namun, Cicero (106 – 43
SM) pernah menyatakan “Ubi societas ibi ius”, artinya di mana ada masyarakat,
di sana ada hukum. Dengan kata lain, sampai saat ini hukum masih diperlukan
bahkan kedudukannya semakin penting.
Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa
memperoleh perlindungan akan hak-hak dan kewajibannya.
Dari fakta yang ada sangat jelas bahwa keberadaan hukum dan upaya
penegakannya sangat penting. Ketiadaan penegakan hukum, terlebih tidak adanya
aturan hukum akan mengakibatkan kehidupan masyarakat “kacau” (chaos).
Negara-Bangsa Indonesia sebagai negara modern dan menganut sistem demokrasi
konstitusional, telah memiliki sejumlah peraturan perundangan, lembaga-lembaga
hukum, badan-badan lainnya, dan aparatur penegak hukum. Namun, demi
kepastian hukum untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat, upaya penegakan
hukum harus selalu dilakukan secara terus menerus (Sutiyoso, 2004).
Upaya penegakan hukum di suatu negara, sangat erat kaitannya dengan
tujuan negara. Tujuan Negara secara sempit yaitu menjaga ketertiban. Tujuan
negara yang lebih luas adalah agar setiap manusia terjamin kesejahteraannya di
samping keamanannya. Dengan kata lain, negara yang memiliki kewenangan
mengatur masyarakat, perlu ikut menyejahterakan masyarakat. Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum. Artinya negara yang bukan
didasarkan pada kekuasaan belaka melainkan negara yang berdasarkan atas

2
hukum, artinya semua persoalan kemasyarakatan, kewarganegaraan, pemerintahan
atau kenegaraan harus didasarkan atas hukum.
Tujuan Negara RI dapat kita temukan pada Pembukaan UUD 1945 yakni
pada alinea ke-4 sebagai berikut: Untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dalam struktur kenegaraan modern, maka tugas penegak hukum itu
dijalankan oleh komponen yudikatif dan dilaksanakan oleh birokrasi, sehingga
sering disebut juga birokrasi penegakan hukum. Eksekutif dengan birokrasinya
merupakan bagian dari bagian dari mata rantai untuk mewujudkan rencana yang
tercantum dalam (peraturan) hukum. Kebebasan peradilan merupakan essensilia
daripada suatu negara hukum saat ini sudah terwujud dimana kekuasaan
Kehakiman adalah merdeka yang bebas dari pengaruh unsur eksekutif, legislatif
.serta kebebasan peradilan ikut menentukan kehidupan bernegara dan tegak
tidaknya prinsip Rule of Law (Juwono, 2006).

2.2 Penegakan Hukum Yang Berkeadilan


Penegakan hukum adalah suatu upaya yang berfungsi untuk norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyakarat dan bernegara. Ditinjau dari
sudut subjeknya, penegakan hukum dilakukan oleh subjek yang luas dan sebagai
upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit.
Dalam arti luas, proses penegakan hukum melibatkan semua subjek hukum
dalam setiap hubungan yang mengenai hukum. Siapa saja yang menjalankan
aturan normatif atau melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan
atau menegakkan aturan hukum. Penegakan hukum dalam arti luas mencakup
nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun
nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.

3
Dalam arti sempit, pada segi subjeknya penegakan hukum hanya diartikan
sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
meyakinkan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
Penegakan hukum digunakan jika memang itu diharuskan dan aparatur penegak
hukum diperkenankan untuk menggunakan daya paksa. Penegakan hukum dalam
arti sempit hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
Pada permasalahan penegakan hukum yang terjadi dilihat dari banyaknya
tuntutan masyarakat, beberapa sudah mulai terlihat perubahan ke arah yang
positif, namun ada juga ke arah yang negatif. Mengenai penegakan hukum ini,
hampir setiap hari media massa baik elektronik maupun cetak menayangkan
masalah pelanggaran hukum baik terkait dengan masalah penegakan hukum yang
belum memenuhi rasa keadilan masyarakat maupun masalah mengenai
pelanggaran HAM dan KKN.
Berikut adalah permasalahan penegakan hukum yang terjadi di Indonesia :
1. Perilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara banyak yang belum
baik dan terpuji (seperti masih ada praktik KKN, praktik suap, perilaku
premanisme, dan perilaku yang tidak baik).
2. Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial (seperti SARA, tawuran,
pelanggaran HAM, etnosentris).
3. Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum
diselesaikan dan ditangani secara tuntas.
4. Penegakan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang tajam ke
bawah tetapi tumpul ke atas.
5. Pelanggaran oleh Wajib Pajak atas penegakan hukum dalam bidang
perpajakan.

2.3 Sumber Historis, Sosiologi Tentang Penegakan Hukum


1. HUKUM
Hukum adalah suatu sistem peraturan yang didalamnya
terdapat norma-norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan untuk
mengatur kehidupan dan ketertiban masyarakat yang harus

4
ditegakkakn mulai dari masyarakat sampai dengan aparatur
pemerintahnya secara konsekuen. Peraturan hukum mengatur
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya,
mengatur hubungan manusia dengan negara, serta mengatur
organ-organ negara dalam menjalankan pemerintahan
negara.Penegakan hukum merupakan usaha untukmewujudkan
ide-ide dan konsepkonsephukum yang diharapakan rakyat
menjadi kenyataan. Penegakan hukummerupakan suatu proses
yang melibatkan banyak hal. Ada 2 hukum yang berlaku :
1. Hukum privat : Hukum ini bersifat pribadi yang mengatur
hubungan antar manusia seperti jual beli, sewa menyewa dll.
2. Hukum publik : Hukum ini bersifat umum seperti, hubungan
negara dengan perseorangan yang menyangkut kepentingan
umum.
Setiap hukum yang berlaku yang bersifat privat maupun
umum harus ditegakkan. Segala tindakan masyarakat dan
aparatur pemerintahnya harus sesuai dengan hukum atau
dilandasi hukum yang berlaku, dengan demikian negara tersebut
disebut negara.
Definisi hukum menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut Utrecht hukum adalah himpunan peraturan –
peraturan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat yang
harus ditaati (Satjipto, R .,2005) 2. Menurut Hans Kelsen hukum
adalah seperangkat aturan yang memiliki kesatuan sehingga
dapat dipahami sebagai suatu sistem untuk mengatur perilaku
manusia ( Jimly A dan Ali S. 2006). 3. Menurut Gustav Radbruch,
seorang ahli filsafat Jerman (dalam Sudikno Mertokusumo,
1986:130), menyatakan bahwa hukum ada 3 unsur yaitu : 1.
Keadilan ( Gerechtigheit)

5
Adil adalah salah satu unsur yang sangat diperhatikan
dalam menegakkan hukum. Adil disini tidak harus sama tetapi
sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan hukum tidak boleh
memberatkan kalangan bawah dan meringankan kalangan
atas. Apabila ini terjadi akan mengakibatkan masyarakat yang
tidak peduli terhadap hukum sehingga akan mengganggu
stabilitas nasional.
2. Kemanfaatan (Zeckmaessigkeit )
Aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya
untuk mengambil keputusan harus ada unsur kemnfaatan
didalamnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
3. Kepastian hukum (Sicherheit )
Kepastian hukum adalah perlindungan hukum terhadap
tindakan sewenang-wenangAdanya kepastian hukum
memungkinkan seseorang akan dapat memperoleh sesuatu
yang diharapkan. Apabila seseorang yang melanggar hukum
dan terbukti bersalah namun tidak ada kepastian hukum maka
akan menimbulkan masalah dan keresahan oleh bagi negara
tersebut.
Aparatur negara dalam menjalankan tugasnya ada 2
hukum yaitu hukum material dan hukum formal. Hukum
material adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan
yang mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-
hubungan yang berupa perintah-perintah dan larangan-
larangan. Sedangkan Hukum formal adalah hukum yang
mengatur bangaimana cara untuk mempertahankan,
menjalankan peraturan sesuai dengan hukum material. Dalam
menjalankan tugasnya aparatur hukum harus dengan jujur
tanpa pilih kasih, keadilan berdasarkan Tuhan Yang Maha Es,
serta memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat

6
sehingga kesadaran hukum dan kepatuhan hukum semakin
meningkat.

2. HUKUM NASIONAL
Suatu sistem hukum nasional yang bersumber pada
Pancasila dan UUD NRI 1945. Hukum yang ada di Indonesia
setiap aparatur pemerintah harus tuduk, menjalakan hukum
serta aktif memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat.
Aparatur pemerintah dibentuk beberapa lembaga penegak
hukum yaitu :

1. Kepolisian
Kepolisian negara ialah alat negara penegak hukum yang
terutama bertugas memelihara keamanan dan ketertiban di
dalam negeri.Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik
dan penyidik dalam suatu perkara yang harus diselesaikan.
2. Kejaksaan
Kejaksaan telah diatur dalamm Undang- undang No 16
tahun 2004 yang menyatakan bahwa : Kejaksaan adalah
lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara
di bidang penuntutan. Tugas dan wewenang Kejaksaan dalam
bidang Pidana, bidang Perdata. Tata usaha negara, di bidang
ketertiban dan kepentingan umum, serta dapat memberikan
pertimbangan dalam bidang hukum kepada instansi
pemerintah.
3. Kehakiman
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi
kekuasaan untuk mengadili.Hakim adalah pejabat peradilan
negarayang diberiwewenang olehundang-undang untuk
mengadili. Menurut Pasal 1 UU Nomor 8 tahun1981 tentang

7
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengadili
adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutus perkara pidanaberdasarkan asas
bebas, jujur,dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undangtersebut.
Ketiga lingkungan peradilan tersebut memiliki wewenang
dalam mengadili beberapa perkara yaitu :
1. Peradilan militer : Menurut Undang-Undang Darurat No.
16/1950 yang telah diperbaharui menjadi UU No.31 tahun 1997
tentang Peradilan Militer adalah memeriksa dan memutuskan
perkara Pidana terhadap kejahatan atau pelanggaran yang
diakukan.
2. Peradilan Agama : Peradilan Agama bertugas dan
berwewenang memeriksa perkara-perkara di tingkat pertama
antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: a)
perkawinan;b) kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam;c) wakaf dan shadaqah (Abdullah T,.
2004)
3. Peradilan Tata Usaha Negara : Peradilan Tata Usaha Negara
diatur Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 yang telah
diperbaharui menjadi UU No. 9 tahun 2004. Dalam pasal 1 ayat 1
disebutkan bahwa Tata Usaha Negara adalah administrasi
negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Peradilan
Tata Usaha Negara bertugas untuk mengadili perkara atas
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pegawai tata
usaha negara.
4. Peradilan Umum : Peradilan umum adalah salah satu
pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan.

8
Tingkat atau badan pengadilan. Peradilan adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan tugas dalam memutuskan perkara
dengan menerapkan hukum yang sudah ditetapkan oleh hukum
formal ( Sjachran B,. 1995 )Peradilan umum disini terdapat
beberapa tingkat yaitu :
1. Peradilan tinggi adalah peradilan tingkat pertama dan
terakhir mengenai sengketa. Pengadilan Tinggi
berkedudukan di ibukota provinsi
2. Pengadilan Negri adalah pengadilan tingkat pertama yang
mempunyai wewenang satu daerah Tingkat II. Pengadilan
Negri berkedudukan di ibukota kab/kota, dengan daerah
yang meliputi wilayah kabupaten atau kota.
3. Pengadilan kasasi adalah hukum yang diputuskan oleh
hakim Pengadilan tinggi masih dianggap belum
memenuhi rasa keadilan dan kebenaran disatu pihak ,
maka pihak tersebut meminta kasasi kepada Mahkama
Agung. Tugas dan wewenang dari Mahkama Agung dalam
memeriksa dan memutuskan : permohonan kasasi,
sengketa tentang kewenangan mengadili, permohonan
peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
ditetapkan.
4. PenasehatHukum adalah seorang yang memenuhi syarat
yang ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk
memberi bantuan hukum.

2.4 Dinamika Dan Tantangan Penegakan Hukum


Tingginya kasus perilaku warga negara sebagai subyek hukum baik yang
bersifat perorangan maupun kelompk masyarakat menandakan hukun masih perlu
ditingkatkan. Dalam beberapa persoalan, penegakan hukum di Indonesia yang
dipandang masih lemah. Rasa keadilan yang dirasakan masyarakat pun terasa
tidak adil, hukum yang seharusnya dipandang rata oleh seluruh lapisan

9
masyarakat saat ini dirasa tidak berjalan semestinya. Apabila hal tersebut terus
tejadi bahkan telah menjadi suatu kebenaran, maka tidak menutup kemungkinan
akan terjadi revolusi hukum. Oleh sebab itu, tantangan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia saat ini adalah menghadapi persoalan penegakan hukum ditengah
maraknya pelanngaran hukum di segala lapisan masyrakat.
Indonesia telah memiliki aparat penegak hukum, tapi banyak antara oknum
oknum penegak hukum yang lalai dalam menjalankan tugasnya. Di era globalisasi
ini banyak tantangan yang dihadapi oleh aparat penegak hukum. Pemerintah perlu
melakukan tindakan preventif dalam menegakkan hukum dan dalam mendidik
warga negara termasuk pembinaaan kepada semua aparatur negara.
2.5 Urgensi dan Esensi Penegakan Hukum
Penegakan hukum dilakukan untuk mewujudkan peraturan hukum demi
tercipatanya ketertiban dan keadilan masyarakat. Apa yang ada dalam peraturan
hukum seharusnya dapat terwujud dalam proses pelaksanaan penegakan hukum.
Dengan kata lain, penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa
memperoleh perlindungan akan hak-hak dan kewajibannya.
Dari beberapa persoalan yang ada dan terjadi di Indonesia bahwa sangat jelas
keberadaan hukum dan upaya penegakannya sangatlah penting. Penegakan hukum
dilakuakn agar terciptanya masyarakat yang aman dan tentram. Upaya dan
kepastian hukum harus terus menerus dilakuakn untuk memenuhi rasa keadilan
masyarakat.

10
BAB 3. KESIMPULAN

1. Penegak hukum adalah usaha untukmewujudkan ide-ide dan


konsep-konsep hukum yang diharapakan rakyat menjadi
kenyataan. Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat
merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan kewajibannya.
2. Ada 2 hukum yang berlaku di Indonesia yaitu hukum piruvat
dan hukum oribadi yang keduanya harus ditaati dan
dilaksanakan.
3. Hukum nasional adalah suatu sistem yang berlandaskan pada
UUD 1945 dan Pancasila
4. Aparatur penegak hukum : Kepolisian, Kehakiman dan
Kejaksaan

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Tri Wahyudi. 2004. Peradilan Agama di Indonesia.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.hal 87

Jimly Asshidiqie dan Ali Safa’at. 2006. Teori Hans Kelsen tentang
Hukum. Jakarta : Sekjendan Kepaniteraan MK-
RI,hal.13
Juwono, Hikmahanto. 2006. Penegakan Hukum Dalam kajian Law and
Development. Jakarta: Problem dan Fundamen bagi Solusi di
Indonesia. Varia Peradilan No. 244.
Satjipto Raharjo. 2005. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Adtya Bakti.
hal.38.
Sjachran B,. 1995.Mengenal Peradilan di Indonesia. Jakarta : Raja
Grafindo.

Sudikno Mertokusumo. 1986. Mengenal Suatu Hukum Pengantar.


Yogyakarta : Liberty, hal.5
Sutiyoso, Bambang. 2004. Aktualita Hukum Dalam Era Reformasi. Jakarta:
Rajawali Pers.

12

Anda mungkin juga menyukai