Sintaks
Sintaks
Secara mendasar terdapat tiga tahapan dasar dalam model blended learning yang
mengacu pembelajaran berbasis ICT, seperti yang diusulkan oleh Grant Ramsay (dalam Tao,
2011), yakni:
Seeking of information
Tahapan ini mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia
di TIK, memilih secara kritis diantara sumber penyedia informasi dengan berpatokan pada
content of relevantion, content of validity/releability, dan academic clarity. Pengajar berperan
sebagai pakar yang dapat memberikan masukan dan nasehat guna membatasi pebelajar dari
tumpukan informasi potensial dalam TIK.
Acquisition of information
Tahapan seeking of information, mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber
informasi yang tersedia di TIK, memilih secara kritis diantara sumber penyedia informasi dengan
berpatokan pada content of relevantion, content of validity/releability, dan academic clarity.
Pengajar berperan sebagai pakar yang dapat memberikan masukan dan nasehat guna membatasi
pebelajar dari tumpukan informasipotensialdalamTIK.
Pada tahapan acquisition of information, pelajar secara individual maupun dalam
kelompok kooperatif – kolaboratif berupaya untuk menemukan, memahami, serta
mengkonfrontasikannya denganideatau gagasan yangtelahadadalam pikiranpelajar, kemudian
menginterprestasikan informasi/pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka
mampu kembali mengkomunikasikan dan menginterpretasikan ide-ide dan hasil interprestasinya
menggunakan fasilitas TIK.
Synthesizing of knowledge
Tahap terakhir pembelajaran berbasis TIK adalah tahap synthesizing of knowledge adalah
mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi bertolak
dari hasil analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh.
B. Kekurangan
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Kekurangan Blended Learning secara umum:
1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi