Anda di halaman 1dari 5

Proses Belajar/Sintaks

Secara mendasar terdapat tiga tahapan dasar dalam model blended learning yang
mengacu pembelajaran berbasis ICT, seperti yang diusulkan oleh Grant Ramsay (dalam Tao,
2011), yakni:
 Seeking of information
Tahapan ini mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia
di TIK, memilih secara kritis diantara sumber penyedia informasi dengan berpatokan pada
content of relevantion, content of validity/releability, dan academic clarity. Pengajar berperan
sebagai pakar yang dapat memberikan masukan dan nasehat guna membatasi pebelajar dari
tumpukan informasi potensial dalam TIK.
 Acquisition of information
Tahapan seeking of information, mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber
informasi yang tersedia di TIK, memilih secara kritis diantara sumber penyedia informasi dengan
berpatokan pada content of relevantion, content of validity/releability, dan academic clarity.
Pengajar berperan sebagai pakar yang dapat memberikan masukan dan nasehat guna membatasi
pebelajar dari tumpukan informasipotensialdalamTIK.
Pada tahapan acquisition of information, pelajar secara individual maupun dalam
kelompok kooperatif – kolaboratif berupaya untuk menemukan, memahami, serta
mengkonfrontasikannya denganideatau gagasan yangtelahadadalam pikiranpelajar, kemudian
menginterprestasikan informasi/pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka
mampu kembali mengkomunikasikan dan menginterpretasikan ide-ide dan hasil interprestasinya
menggunakan fasilitas TIK.
 Synthesizing of knowledge
Tahap terakhir pembelajaran berbasis TIK adalah tahap synthesizing of knowledge adalah
mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi bertolak
dari hasil analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh.

Sintaks Model Pembelajaran Blended Learning

SINTAKS PERAN GURU


Fase seeking of information  Guru menyampaikan kompetensi dan
Pencarian informasi dari berbagai sumber tujuan pembelajaran untuk menginisiasi
kesiapan belajar siswa sekaligus
mempersiapkan siswa dalam proses
eksplorasi materi yang relevan melalui
kegiatan pembelajaran tatap muka (face to
face) di kelas maupun pembelajaran
dengan suplemen TIK(online). Kegiatan
eksplorasi materi dapat dilakukan secara
informasi yang tersedia di TIK (online), buku, individual maupun kelompok.
maupun penyampaian melalui face to face dikelas  Guru memfasilitasi, membantu, dan
mengawasi siswa dalam proses eksplorasi
materi, sehingga informasi yang diperoleh
tetap relevan dengan topik yang sedang
dibahas, serta diyakini
validitas/reliabilitas dan
akuntabilitasakademiknya.

Fase acquisition of information  Guru membimbing siswa mengerjakan


Menginterprestasi dan mengelaborasi informasi LKS dalam diskusi kelompok untuk
secara personal maupunkomunal menginventarisasi informasi,
menginterpretasi dan mengelaborasi
konsep materi menuju pemahaman
terhadap topik yang sedang dibelajarkan.
 Guru mengkonfrontasi ide atau gagasan
yang telah ada dalam pikiran siswa
dengan hasil interprestasi
informasi/pengetahuan dari berbagai
sumber yangtersedia.
 Guru mendorong dan memfasilitasi siswa
untuk mengkomunikasikan hasil
interprestasi dan elaborasi ide-ide secara
tatap muka (face to face) maupun
menggunakan fasilitas TIK (online),
secara kelompok maupun personal.
 Guru men-scaffolding siswa dalam
mengerjakan soal-soal baik secara
personal maupundalamkelompok
 Guru menugaskan siswa untuk
mengelaborasi penguasaan materi melalui
pemberian soal-soal yang bersifat terbuka
dan kaya (open-richproblem)

 Guru menjustifikasi hasil eksplorasi dan


akuisasi materi secara akademik, dan
bersama-sama siswa menyimpulkan
materi yang dibelajarkan.
Fase synthesizing of knowledge
 Guru membantu siswa mensintesis
Merekonstruksi pengetahuan melalui proses
pengetahuandalam struktur kognitifnya
asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil
 Guru mendampingi siswa dalam
analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari
mengkonstruksi/merekonstruksi materi
informasi yang diperoleh
melalui proses akomodasi dan asimilasi
bertolak dari hasil analisis, diskusi dan
perumusan kesimpulan terhadap materi
yang dibelajarkan

Kelebihan dan Kekurangan


A. Kelebihan
Velle (2001) mengemukakan beberapa keuntungan pengintegrasian TIK dalam
pembelajaran,yaitu:
1. Pebelajar lebih termotivasi belajar dengan dukungan TIK
2. Aktivitas dan keterlibatan belajar lebih tinggi karena TIK lebih interaktif dan menantang.
3. ICT menyediakan potensi sumber informasi yang sangat luas,
4. Dapat memvisualisasikan model kompleks sehingga memudahkan pemahaman.
5. Dapat melakukan tugas berulang secara cepat dan akurat.
6. Proses belajar dapat melampaui ruang dan waktu.
7. Dapat menampilkan rancangan pembelajaran yang lebih kreatif, interaktif dan inovatif.
Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang menunjukkan efektivitas
pemanfaatan TIK dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Mardana (2004) dan Suwindra (2004) menemukan bahwa pemanfaatan komputer sebagai
inovasi teknologi pembelajaran dengan pemodelan simulasi secara signifikan dapat
meningkatkan hasil belajar dan literasi komputer siswa. Petunjuk tentang manfaat penggunaan
internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002;
Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain:
1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan
terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari.
3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Ketujuh, Relatif lebih
efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah
konvensional.

B. Kekurangan
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Kekurangan Blended Learning secara umum:
1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi

Anda mungkin juga menyukai