Anda di halaman 1dari 15

PENGOBATAN HERBAL

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi


Yang dibina oleh : Rossyana Septyasih, S Kp.,M.Pd

Oleh:
Amril Wijaya P17210193083

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
DIII KEPERAWATAN MALANG
Februari 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas segala limpahan rahmat
dan kasih sayang-Nya. Karena atas izin-Nya lah, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Pengobatan Herbal ini.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan, juga menambah pengetahuan kami dan rekan-rekan agar lebih
mengetahui dan memahami pengobatan Herbal.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
mohon untuk saran dan kritiknya.

Malang, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................i


Kata Pengantar ...............................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah .............................................................................................1
1.2 Perumusan masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan........................................................................................................2
BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian Pengobatan Herbal ...................................................................................3
2.2 Sejarah Pengobatan Herbal.........................................................................................3
2.3 Contoh penggunaan obat herbal.................................................................................4
2.4 Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/ Keperawatan...............................5
2.5 Kasus dan Pembahasan...............................................................................................8
2.6 Soal dan Jawaban........................................................................................................9
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
3.2 Saran.........................................................................................................................11
Daftar Isi.........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat herbal adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,
berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan
setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut
penelitian masa kini, obat-obatan herbal memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat herbal pada saat ini
banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu
menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Selama berabad-abad, berbagai macam obat telah berupaya ditemukan


manusia untuk mengobati berbagai penyakit. Sejak zaman yang paling awal,
obat tradisional yang kebanyakan berupa obat herbal telah digunakan untuk
mengobati penyakit. Misalnya Papirus Ebers, yang disusun di Mesir sekitar
abad ke-16 SM, memuat ratusan obat rakyat untuk berbagai penyakit. Akan
tetapi, pengobatan herbal biasanya diturunkan secara lisan dari generasi ke
generasi.

Meskipun ada yang berpendapat bahwa obat tradisional atau obat herba
lebih aman daripada obat-obat farmasi modern, obat tradisional bukannya tidak
berisiko. Peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan
seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan herbal atau obat
tradisional? Sebelum membahas mengenai risiko obat tradisional, berikut ini
adalah beberapa resep obat tradisional dan fakta pengobatan dari masing-
masing resep tersebut yang berkhasiat untuk mengatasi beberapa jenis penyakit
dan mengatasi problem untuk penampilan pribadi.

Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang
banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal merupakan
pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang
pengobatan.

Obat herbal merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan
dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk
meningkatkan perekonomian rakyat. Untuk dapat ikut meningkatkan pelayanan
dan meningkatkan pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Selama ini industri
jamu ataupun obat-obat herbal/tradisional bertahan tanpa dukungan yang
memadai dari pemerintah maupun industri farmasi. Sementara iu tantangan
dari dalam negeri sendiri adalah sikap dari dunia medis yang belum
sepenuhnya menerima jamu dan obat herbal. Merebaknya jamu palsu maupun
jamu yang bercampur bahan kimia beberapa waktu lalu, semakin menambah
keraguan masyarakat akan khasiat dan keamanan mengkonsumsi jamu dan
obat herbal sudah lama dilakukan oleh masyarakat. Obat herbal ini tentunya
sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan perkembangan
kebudayaan bangsa Indonesia.

1.2 Masalah
1. Apa itu Pengobatan Herbal ?
2. Bagaimana Sejarah Pengobatan Herbal ?
3. Bagaimana Hubungan Pengobatan Herbal dengan
Kesehatan/Keperawatan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.
2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.
3. Mengetahui Hubungan Pengobatan Herbal dengan
Kesehatan/Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGOBATAN HERBAL
2.1 Pengertian
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau
pengobatan rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian
tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Herbalism adalah juga dikenal
sebagai pengobatan berkenaan dengan penggunaan tumbuhan untuk
pengobatan, medis secara herbal, obat herbal, herbology, dan phytotherapy.
Kadang-kadang lingkup dari obat bahan tumbuhan yang dipergunakan
diperluas termasuk produk-produk jamur dan lebah, mineral-mineral,
kulit/kerang-kulit/kerang dan bagian binatang tertentu.

Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang
banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal merupakan
pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang
pengobatan.

2.2 Sejarah Pengobatan Herbal

Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal dimulai pada 


5,000 M yang lalu pada bangsa Sumerians, yang telah menggunakan tumbuh-
tumbuhan herbal untuk kepentingan pengobatan, seperti itu seperti pohon
salam, sejenis tanaman pewangi, dan semacam tumbuhan. Orang-orang Mesir
dari 1000 BC. dikenal untuk memiliki digunakan bawang putih, candu, minyak
jarak, ketumbar, permen, warna/tanaman nila, dan tumbuh-tumbuhan herbal
lain untuk pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga menyebutkan penggunaan
tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak (beracun), vetch, sejenis
tanaman pewangi, gandum, jewawut, dan gandum hitam.

Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan penggunaan tanaman


herbal untuk penyembuhan. Sebagaimana tertulis dalam catatan Hipocrates,
terutama Galen praktek bangsa Yunani dan Roma dalam pengobatan herbal
menjadi acuan dalam pelaksanaan pengobatan di barat pada kemudian hari.
Yunani dan praktek-praktek Roma yang berhubung dengan obat, seperti yang
dipelihara di dalam tulisan Hippocrates dan - terutama -Kekasih, yang dengan
syarat pola-pola untuk pengobatan barat yang kemudiannya. Hippocrates
menganjurkan pemakaian herbal yang sederhana, seperti udara yang
sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang wajar.

Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum dikenal,
penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum dikenal dengan herbal
sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat. Tetapi lambat laun tersingkirkan
karena pengaruh perkembangan pengobatan kedokteran yang pesat dan
menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan saja.

Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu lampau sudah


banyak terbukti keampuhan dan khasiat herbal, dan disamping itu lebih murah
meriah dan efek samping yang ditimbulkan sangat kecil. Tetapi walaupun
begitu masih banyak masyarakat kita yang meragukan khasiat herbal.

2.3 Contoh penggunaan obat herbal yang perlu diperhatikan :


1. Daun Seledri (Apium graviolens)
Tanaman ini telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada
penggunaanya harus berhati – hati karena pada dosis berlebihan
(overdosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika
penderita tidak tahan dapat menyebabkan syok. Oleh karena itu dianjurkan
agar jangan mengkonsumsi lebih dari 1 gelas perasan seledri untuk sekali
minum.
Indikasi : dapat menurukan tekanan darah ( hipertensi)

2. Gambir
Umum digunakan untuk menghentikan diare. Akan tetapi penggunaan
lebih dari ukuran 1 ibu jari justru bukan hanya menghentikan diare tetapi
akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari – hari.
Indikasi : dapat mengehentikan diare
Kontra indikasi: dapat menimbulkan kesuliat BAB jika berlebihan.
3. Minyak jarak (Oleum recini)
Minyak ini bisa digunakan untuk mengobati urus-urus akan tetapi jika
penggunaanya tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan.
Indikasi : dapat mengobati urus- urus
Konra Indikasi : menyebabkan iritasi saluran pencernaan jika berlebihan

4. Keji Beling atau pecah beling (Strobilantus crispus)


Tanaman ini digunakan untuk mengobati batu ginjal. Akan tetapi jika
pemakaian melebihi 2 gram serbuk sekali minum, bisa menimbulkan iritasi
saluran kemih. Selain itu pada beberapa pasien yang mengonsumsi keji
beling untuk mengobati sakit batu ginjal, ternyata ditemukan adanya sel
sel darah merah dalam jumlah melebihi batas normal pada urinea.
Kemungkinan hal ini disebabkan daun keji beling merupakan diuretic kuat
sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat
pada mereka jika menggunakan daun kumis kucing (Orthosipon arisatus)
yang efek deuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun
tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek deuretik kuat
tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium.
Indikasi: dapat mengobati batu ginjal
Kontra Indikasi : bisa menimbulkan iritasi pada saluran kemih jika
penggunaan berlebihan.

2.4 Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/ Keperawatan

Pengobatan secara medis dan dengan herbal apabila dibandingkan, masing-


masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jika satu jenis obat
medis secara spesifik menyembuhkan satu penyakit, namun obat-obatan herbal
mampu menjadi penawar rasa sakit berbagai jenis penyakit. Obat-obatan herbal
juga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai contoh obat herbal
yang berasal dari ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit
kanker, tumor dan jantung.
Pengobatan secara medis dapat lebih mengoptimalkan darah sebagai
indikator dan menjaga agar darah normal secara klinis (pemeriksaan
laboratorium), namun tanpa mempedulikan dampaknya terhadap kerusakan
organ tubuh lainnya.

Sebagai contoh suntikan cairan insulin untuk penderita diabetes ternyata


memiliki potensi mengakibatkan rusaknya kelenjar tubuh yang biasanya
memproduksi insulin.
Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat) bermanfaat untuk
memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat radang dengan
penyembuhannya bersifat permanen.
Hubungannya dalam kesehatan/keperawatan, pengobatan herbal dapat
menjadi kombinasi dalam pemberian asuhan keperawatan, apa lagi banyak
masyarakat sekarang mulai mencari alternatif lain untuk mencegah penyakit
dan kesehatannya. Pengobatan herbal pun semakin mendapat tempat
dimasyarakat. Pengobatan herbal dapat menjadi terapi pengobatan dalam
kesehatan/keperawatan guna untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal
dalam mengobati pasien.
Penelitian meta-analisis terhadap tanggapan dokter mengenai pengobatan
alternatif menunjukkan bahwa dari 12 penelitian yang berbeda , dokter
memberikan jawaban yang positif terhadap keberadaan pengobatan alternatif,
terutama terhadap akupuntur, osteopati, homeopati, dan chiropractic. Pada 5
penelitian diantaranya ditanyakan mengenai bermanfaat atau tidaknya
pengobatan alternatif tersebut. Tanggapan dokter yang menjawab bahwa
pengobatan alternatif bermanfaat berkisar dari 54 % sampai 86 %. Dapat
dikatakan di sini bahwa sebagian besar dokter setuju bahwa pengobatan
alternatif bermanfaat pada penyembuhan penyakit.
Penelitian Verhoef et all, pada pasien tumor otak yang menggunakan
pengobatan alternatif menunjukkan dua pertiganya menyatakan bahwa
pengobatan tersebut bermanfaat. Secara umum pasien mengatakan bahwa
tingkat energi meningkat dan merasa lebih sehat fisik dan mental. Pada
sepertiga pasien mempunyai harapan yang tinggi bahwa pengobatan alternatif
ini mampu mengecilkan dan menghilangkan tumornya.
Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap gangguan kesehatan jiwa pada anak
dan remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua penderita percaya
bahwa pengobatan tradisional lebih kompeten dan mampu mengobati
kesehatan jiwa anaknya.
Penelitian Kessler et all, pada pasien yang menderita ansietas dan depresi
didapatkan data bahwa sebagian besar pasien menyatakan pengobatan alternatif
sama berguna dengan pengobatan konvensional.
Dalam suatu diskusi panel National Institut of Health ( NIH ) yang dihadiri
oleh 23 ahli di bidang kedokteran perilaku, penanganan nyeri, ilmu jiwa, ilmu
saraf dan psikologi ditemukan berbagai bukti kuat bahwa penggunaan teknik
relaksasi dan terapi perilaku dapat mengurangi rasa nyeri dan masalah
insomnia akibat berbagai kondisi penyakit ( 18 ). Diskusi Panel NIH pernah
juga memberikan simpulan bahwa akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri
gigi, mual, muntah, nyeri kepala dan nyeri pinggang bawah
2.5 Kasus dan Pembahasan
Desa Juntinyuat merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Juntinyuat,
Kabupaten Indramayu yang wilayahnya meliputi daerah sawah, pantai, dan
daratan. Jarak pemerintahan desa ke kecamatan 0 km karena berada di
wilayah Kecamatan Juntinyuat (0 km), jarak ke desa terjauh 7 km, dan
jarak ke kantor kabupaten 18 km. Desa Juntinyuat memiliki satu dusun. Luas
wilayah Desa Juntinyuat 2,77 km2 dengan jumlah penduduk 6.187 jiwa
terdiri atas 2.967 laki-laki dan 3.220 perempuan serta jumlah kepala
keluarga 1.935. Adapun jenis mata pencaharian penduduk beragam, namun
mayoritas petani dan nelayan. Tradisi yang masih mereka jalan-kan di
antaranya menerapkan pengetahuan tentang obat dan pengobatan
tradisional, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun peristiwa-peristiwa
tertentu Sistem pengobatan yang dipakai oleh masyarakat Juntinyuat sejak
dulu hingga sekarang beragam. Namun demikian, biasanya proses pengobatan
dilakukan secara bertahap.
Tahap awal pengobatan biasanya dengan obat tradisional atau membuat
obat sendiri dari tumbuhan. Sebagai contoh, apabila sakit perut yang
berakibat mencret-mencret untuk menghentikannya biasanya memakan
lalapan dari pucuk daun jambu biji sehingga mencret - mencretnya
berhenti. Cara lain, dengan meminum air rebusan daun jambu biji.
Apabila sakitnya tidak sembuh juga, barulah berobat secara medis. Namun
demikian, ada juga sakit yang dapat disembuhkan dengan dipijit oleh tukang
urut, seperti masuk angin, urat-urat kaku, dan pegal-pegal.
Dalam kehidupan masyarakat Juntinyuat, sehat dan sakit merupakan hal
yang dialami sehari-hari. Sakit tidak dapat dihindari, tetapi dapat dicegah.
Pertamakali yang dilakukan apabila sakit pegal-pegal atau masuk angin
adalah dengan memijat bagian yang terasa sakit atau seluruh badan dengan
menggunakan tangan dan obat yang dapat mengurangi rasa sakit. Apabila
perut terasa kembung, maka diurut pada bagian perut. Lain lagi apabila sakit
flu, yang dipijat bagian kepala. Pengobatan dengan pijatan juga untuk
mengatasi anak susah makan dengan memijat bagian punggung selama 1
jam. Semua pijatan dimaksud untuk melancarkan peredaran darah dan
melemaskan urat-urat yang tegang atau dalam istilah setempat
brenggol/bronggol. Pengurutan menurut dukun urut disebut “dirapihkan”,
yaitu pemijatan sebelum berobat secara medis.
Bahan yang biasa digunakan dalam memijat di antaranya minyak goreng
yang dipanaskan terlebih dahulu atau obat gosok yang bisa dibeli di warung-
warung.
Selain pemijatan masyarakat Juntinyuat mengenal pula pengobatan dengan
bahan obat dari tumbuh-tumbuhan yang pengolahannya berdasarkan penga-
laman dari orang tua dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Dipipis kemudian dioleskan: daun cocor bebek untuk sakit bisul;
b. Direbus kemudian diminum: pucuk daun jambu untuk sakit mencret;
c. Diparut kemudian dikompreskan: baluh putih mentah untuk penurun
panas
d. Dikunyah kemudian ditelan: pucuk daun pare dan kecap untuk sakit
pinggang

2.6 Soal dan Jawaban


1. Trans menurut KBBI adalah, kecuali…
a. Melintang
b. Menembus
c. Melintas
d. Melalui
e. Budaya
Kunci jawaban : e. Budaya

2. Yang bukan termasuk factor yang mempengaruhi permasalahan nutrisi


adalah…
a. Perkembangan
b. Usia
c. Etnis dan budaya
d. Gaya hidup
Kunci jawaban : b. Usia
3. Yang bukan termasuk metode antrophologi adalah…..
a. Deskriptif
b. Holistik
c. Komperatif
d. Moderat
e. Kualitatif
Kunci jawaban : d. Moderat

4. Antrophologi Kesehatan mencakup study tentang fenomena medis”


Pendapat ini dirumuskan oleh…
a. Fabrega
b. Hochstrasser dan Tapp
c. Lieban
d. Aristoteles
e. Fiennes
Kunci jawaban : c. Lieban
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab diatas dapat kami simpulkan bahwa Pengobatan
Herbal adalah pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat mempraktekkan
yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan.
Bahan herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan
sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan. Obat herbal sendiri
merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan secara
empiris (turun-temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional.
Pengobatan Herbal telah banyak digunakan masyarakat maupun medis
sebagai terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.

3.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan attau
pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Pengobatan herbal. Dimana
kita yang berada dibidang kesehatan dan merawat pasien harus mengetahui
pengobatan lain selain pengobatan medis yang diberikan salah satunya yaitu
pengobatan herbal yang menggunakan bahan-bahan alami yang dapat
menunjang dalam pengobatan pasien itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada pelayanan


kesehatan. Dexa media 2001 ; 14
Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians think
of it : Meta-analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405
Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia.
Medical Progress 1998 ; June : 5-7
Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA 2001
; 286 : 208
Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada pelayanan
kesehatan. Dexa media 2001 ; 14
Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai