Makalah PKN Kelompok 5
Makalah PKN Kelompok 5
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Ridwan 2182151010
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya kepada saya untuk menyelesaikan tugas guna melengkapi tugas yaitu
Makalah mengenai “Hak Asasi Manusia”.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih yang tiada
hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
Makalah, terutama kepada:
Dalam penulisan Makalah ini selain untuk memenuhi tugas, juga untuk menambah
wawasan bagi pembacanya. Semoga apa yang tersaji atau termuat dalam tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, dalam meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
Asas-Asas Kewarganegaraan..................................................................................................5
Sejarah HAM..........................................................................................................................7
Prinsip-Prinsip HAM..............................................................................................................9
Kesimpulan.............................................................................................................................12
Saran.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.
Orang lain tidak dapat mengganggu hak asasi masing-masing individu. Oleh karena
itu, hak asasi harus dipahami oleh setiap orang. Karena begitu pentingnya, hak asasi
manusia (HAM) dijadikan sebagai salah satu materi dalam perkuliahan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Itu sebabnya untuk menjadi warga negara yang baik
harus memahami dan menyadari mengenai hak asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, adapun rumusan masalah
yang dapat diambil, antara lain:
1
3. Bagaimanakah cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan?
4. Apa sajakah hak dan kewajiban warga negara Indonesia?
5. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar hak asasi manusia?
6. Apa sajakah prinsip-prinsip pokok hak asasi manusia?
7. Bagaimanakah sejarah perkembangan hak asasi manusia?
8. Apasajakah yang terkandung pada HAM dalam UUD NKRI 1945?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai,
antara lain :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendahuluan
Warga negara merupakan salah satu unsure pokok dalam suatu negara, selain
adanya wilayah dan pemerintahan yang berdaulat. Setiap warga negara mempunai
kewajiban terhadap negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban
memberikan perlindungan dan kesejahteraan terhadap warga negaranya.
Warga negara dalam bahasa Inggris disebut “citizen", dalam bahasa Yunani
"civics" (asal katanya civicus) yang berarti penduduk sipil (citizen). Merujuk kepada
bahasa Yunani kuno “polites" atau Latin "civis", yang didefinisikan sebagai anggota
dari “polis” (kota) Yunani Kuno atau "res publica” (perkumpulan orang-orang atau
masyarakat) Romawi bagi persekutuan orang-orang di Mediterania. kuno, yang
selanjutnya ditransmisikan kepada peradaban Eropa dan Barat (Kalidjernih, 2007).
Menurut Aritoteles, yang disebut warganegara adalah orang yang secara aktif ikut
mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara,yaitu orang yang bisa berperan
sebagai orang yang diperintah dan orang yang bisa berperan sebagai orang yang
memerintah.
3
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing;
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu warga negara Indonesia;
e. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
2) tersebut;
a. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
Indonesia;
b. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia;
c. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin;
d. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
e. anak.yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
f. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
g. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak
yang bersangkutan;
h. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Disamping itu, ditentukan pula bahwa yang menjadi warga negara Indonesia dalam
pasal 5 ayat 1 dan 2 UU NO. 12 Tahun 2006 adalah :
4
1) anak warganegara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai warga negara
Indonesia.
2) anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat
secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.
3. Asas kewarganegaraan
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau podoman, yaitu asa
kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Tetapi dalam berbagai literature hukum
dan dalam praktek,dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan,masing masing adalah
ius soli, ius sanguinis danius sanguinis ( asshiddiqie,2006 : 135).
Sedangkan asas kewarganegaraan khusus ialah asas yang terdiri atas beberapa
macam asas atau podoman kewarganegaraan, yaitu:
5
g) Asas kebenaran subtansif
h) Asas diamanah produser kewarganegaraan seorang tidak hanya bersifat
administrative ,tetapi bersifat subtansi.
i) Asas non diskriminatif
j) Tidak membedakan setiap warga negara dari banyak hal seperti
suku,ras,warna kulit.
k) Asas pengakuan dan permohonan terhadap HAM
l) Menjamin dan melindungi warga negara dan memuliakannya pada persamaan
HAM
m) Asas keterbukaan
n) Segala sesuatu yang berhubungan dengan warga negara harus berifat terbuka
o) Asas publistas
p) Bahwa seorang yang kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dan
diberitakan agar masyarakat mengetahui.
4. Cara Memperoleh Dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
1. citizenship by birth
2. citizenship by descent
3. citizenship by naturalization
6
Adalah pewarganegaraan oaring asing melalui permohonan menjadi warga
negara setelah memenuhi persyaratan- persyaratan yang ditentukan
4. citizenship by registration
Adalah perolehan kewarga negaaran bagi mereka yang telah memenuhi syarat
syarat tertentu dianggap cukup dilakukan dilakukan melalui prosesdur administrasi
pendaftaran ynag lebih sederhana dibandingkan dengan metode naturalusasi yang
lebih rumit.
Dari rumusan HAM di atas dapat dikemukakan bahwa di balik adanya hak
asasi yang perlu dihormati mengandung makna adanya kewajiban asasi dari setiap
orang. Kewajiban asasi yang dimaksud adalah kewajiban dasar manusia yang
ditekankan dalam Undang-Undang tersebut sebagai seperangkat kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya HAM
(Sapriya & winataputra, 2003: 137).
Menurut Musthafa Kamal Pasha (Pasha, 2002: 126). Terdapat dua landasan
pokok bagi kehidupan bermasyarakat yang diatur dalam Piagam Madinah, yaitu :
7
1) Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku dan
banga.
2) Hubungan antar komunitas muslim dan non muslim didasarkan pada prinsip-
prinsip :
a) Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga
b) Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
c) Saling menasehati.
d) Menghormati kebebasan beragama.
b. Magna Charta (Inggris 1215)
Di kawasan Eropa, pada Tahun 1215 lahir Magna Charta. Piagam ini
merupakan perjanjian antar Raja John dari Inggris dan sejumlah bangsawan. Hak
yang diatur dalam perjanjian itu meliputi hak-hak sipil dan politik mendasar, seperti
hak untuk diperiksa di muka hakim (habeas corpus). Piagam ini merupakan cikal
bakal HAM yang membatasi kekuasaan Raja John yang absolut. Magna Charta
dianggap sebagai tonggak sejarah dalam perkembangan demokrasi di Barat.
Di Prancis, pada tahun 1789 lahir pertanyaan Declaration des Droits de’I
Ihomme et du Citoyen atau pertanyaan hak-hak manusia dan warga negara. Piagam
ini dicetuskan pada permulaan revolusi Prancis yang menekakan perlunya ditegakkan
tiga dasar penghormatan terhadap manusia, yaitu kemerdekaan, persamaaan, dan
persaudaraan.
8
manusia dan tidak lagi menjadi milik negara Barat. Sekarang ini, hak asasi manusia
telah menjadi isu kontemporer di dunia.
1) Prinsip universal, bahwa HAM itu berlaku bagi semua orang, apa pun jenis
kelaminnya, statusnya, agamanya, suku bangsa atau kebangsaannya.
2) Prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), yaitu siapapun, dengan alasan
apapun, tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi seseorang.
3) Prinsip tidak dapat dipisahkan (indivisible), artinya bahwa hak-hak sipil dan
politik, maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya serta hak pembangunan, tidak
dapat dipisah-pisahkan baik dalam penerapan, pemenuhan, pemantauan maupun
penegakkannya.
4) Prinsip saling tergantung yaitu bahwa disamping tidak dapat dipisahkan, hak-
hak asasi itu saling tergantung satu sama lainnya, sehingga pemenuhan hak asasi yang
satu akan mempengaruhi pemenuhan hak asasi lainnya.
5) Prinsip keseimbangan, artinya bahwa perlu ada keseimbangan dan keselarasan
diantara HAM perorangan dan kolektif di satu pihak dengan tanggung jawab
perorangan terhadap individu yang lain, masyarakat dan bangsa di pihak lainnya.
6) Prinsip partikularisme, yaitu bahwa kekhususan nasional dan regional serta
berbagai latar belakang sejarah, budaya, dan agama adalah sesuatu yang penting dan
harus terus menjadi pertimbangan.
8. HAM dalam UUD NKRI 1945
9
HAM dalam UUD NKRI 1945
10
Pasal 28 E 1 Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara
yang meninggalkannya, serta berhak
kembali.
2 Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3 Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.
BAB III
PENUTUP
11
Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan
RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13