KUPANG
2020
REGULASI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Menurut Selznik, 1985 dalam Noll, 1985, regulasi adalah pengendalian yang
berkesinambungan dan terfokus yang dilakukan oleh lembaga publik terhadap kegiatan
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Regulasi juga merupakan proses untuk
memastikan bahwa standar dan persyaratan hukum terpenuhi bagi pelayanan tertentu
atau kegiatan publik (Stewart and Walsh, 1992). Sedangkan regulasi pelayanan
kesehatan merupakan upaya publik untuk memberikan pengaruh secara langsung atau
tidak langsung terhadap perilaku dan fungsi organisasi maupun perorangan yang
menyediakan pelayanan kesehatan (Hafez, 1997). Tujuan regulasi pelayanan kesehatan
adalah memberikan pelayanan yang aman kepada masyarakat (community/patient
safety) serta mencapai perbaikan mutu yang berkelanjutan (Utarini, 2004).
Akreditasi adalah suatu proses penilaian dan pengakuan yang dilakukan oleh badan
yang diakui (biasanya non pemerintah) seperti lembaga KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit), JCI (Joint Commission International), JCAHO di Amerika, dan ACHS
di Australia, yang menyatakan bahwa lembaga pelayanan kesehatan tersebut telah
memenuhi standar dan dipublikasikan. Meskipun sertifikasi dan akreditasi seringkali
digunakan secara bergantian namun akreditasi umumnya diterapkan pada lembaga
sedangkan sertifikasi diterapkan pada individu maupun lembaga. Standar akreditasi
dianggap sebagai standar optimal yang dapat dicapai, serta dirancang untuk selalu dapat
memacu peningkatan mutu pelayanan di lembaga tersebut. Keputusan akreditasi
diputuskan oleh tim setelah kunjungan periodik. Tim tersebut terdiri dari peerreviewer,
biasanya setiap 3 tahun. Dalam UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah
sakit wajib melakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali yang dapat
dilakukan oleh lembaga independen baik dari dalam maupun luar negeri.
Perbedaan utama antara ketiga istilah diatas terutama terletak pada prosesnya
(yaitu bersifat sukarela atau wajib) dan standar yang digunakan (yaitu standar minimal
atau optimal). Lisensi bersifat wajib dan menggunakan standar minimal, sedangkan
sertifikasi dan akreditasi bersifat sukarela dengan standar optimal serta dilaksanakan
oleh organisasi non pemerintah.
Tabel 2. Ciri utama lisensi, sertifikasi, dan akreditasi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://kebijakankesehatani
ndonesia.net/v13/image/Mutu_pelayanan_kesehatan_di_Indonesia-
pidato_pengukuran_Adi_Utarini_versi_pdf_final.pdf
https://www.google.com/url?=http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/kompartemen_jamke
s/data/perumnas_manrs/paparan_kemenkes.pdf
https://ugm.ac.id/id/berita/3556-pengembangan-sistem-regulasi-mutu-pelayanan-dan-
keselamatan-pasien-kunci-pelayanan-kesehatan-yang-optimal-dan-responsif
http://kebijakanpelayanankesehatan.blogspot.com/2012/03/peran-pemerintah-dan-
masyarakat-dalam.html?m=1
https://docplayer.info/29593582-Regulasi-pelayanan-kesehatan.html