Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

“Metode Penyelidikan KLB”

Nama: Malthidis Dolvina Dona


NIM : 1707010045

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
COVID’19

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih


dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang
sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.


Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China,
pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke
wilayah lain di China dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Coronavirus
berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Panjang genom Coronavirus
berkisar antara 27 sampai 32 kilobasa. Genom ini membentuk protein-protein
pembentuk tubuh virus seperti fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S,
glikoprotein HE, dan protein-protein atau enzim-enzim yang perlu untuk replikasi virus
itu sendiri.

Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya


mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala;
atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Namun, secara umum ada tiga gejala yang bisa
menandakan seseorang terinfeksi virus corona, yaitu demam (suhu tubuh diatas 380C),
batuk dan sesak napas. Menurut penelitian, gejala Covid-19 muncul dalam waktu dua
hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus corona.
Ada dugaan bahwa virus corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular Covid-19 melalui berbagai cara, yaitu tidak sengaja menghirup
percikan ludah dari bersin atau batuk penderita covid-19, memegang mulut atau hidung
tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan
air liur penderita Covid-19, dan kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19,
misalnya bersentuhan atau berjabat tangan. Virus ini tidak stabil di udara dan hanya
mampu hidup selama 3 jam, sehingga kecil sekali kemungkinan penularan lewat udara.

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus corona, dokter akan


menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus corona sebelum
gejala muncul, dan guna memastikan diagnosis Covid-19, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan seperti uji sampel darah, tes usap tenggorokan untuk meneliti
sampel dahak ( tes PCR), dan rontgen dada untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di
paru-paru.

Infeksi virus corona atau Covid-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa
langkah yang dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran
virus, yaitu merujuk penderita Covid-19 untuk menjalani perawatan dan karantina di
rumah sakit yang ditunjuk, memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan
sesuai kondisi penderita, menganjurkan penderita Covid-19 untuk istirahat yang cukup,
dan menganjurkan penderita Covid-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh.

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona atau
Covid’19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan seseorang terinfeksi virus ini, yaitu:
 Menghindari kegiatan jalan-jalan/bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai
pengunjung (Social Distancing)
 Menggunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di
tempat umum
 Tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan
 Menghindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak
dengan hewan, segeralah mencuci tangan.
 Memasak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi
 Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
membuang tisu tersebut ke tempat sampah
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek
 Menjaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan

Perbandingan penanggulangan Covid 19 antara Indonesia dengan negara-negara


lainnya
1. China
Virus corona Covid-19 pertama kali ditemukan pada akhir 2019 di Wuhan, China.
Setelah itu, penyakit ini pun semakin menyebar. Pemerintah China melakukan isolasi di
Kota Wuhan yang merupakan ibu kota Provinsi Hubei. Saat kasus terus bertambah dan
semakin meluas, pemerintah kemudian memutuskan mengisolasi kota-kota lain di
Provinsi Hubei. China juga melakukan pembangunan dua rumah sakit khusus untuk
menangani virus corona yaitu RS Huoshenshan dan Rs Leishenshan.
Pada 28 Februari, Wuhan juga membangun 16 rumah sakit sementara untuk
penanganan virus corona. Selain itu, digunakan pula sejumlah teknologi untuk
menghadapi dan menangani wabah virus yang terjadi, diantaranya adalah kode, drone,
perawatan e-medis, hingga perawat robot dan diagnosis AI. Ada lebih dari 50 persen
pasien virus corona di China yang dilaporkan sembuh dan telah diperbolehkan keluar
dari rumah sakit. Atas dasar itu, Otoritas Kota Wuhan di China melaporkan penutupan
salah satu dari 16 RS darurat yang telah dibangun untuk menangani pasien Covid-19.
2. Malaysia
Sejak mengalami lonjakan tajam pada kasus pasien positif virus corona, pemerintah
Malaysia menerapkan kebijakan lockdown nasional. Perdana Mentri Muhyiddin Yassin
meminta warga Malaysia untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama dua pekan.
Kebijakan tersebut berlaku mulai dari Rabu (18/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020). Hal
ini merupakan langkah kebijakan yang sama seperti yang diambil oleh pemerintah
China untuk Provinsi Hubei (distrik Wuhan) dan Pemerintah Italia. Melihat tingkat
keberhasilan yang tinggi di kedua negara tersebut untuk menekan penyebaran virus
corona, menjadi salah satu alasan pemerintah Malaysia menempuh kebijakan ini.
Pemerintah Malaysia kemudian memperpanjang masa pembatasan wilayah
(lockdown) hingga 14 April 2020. Masa perpanjangan ini dilakukan karena ada potensi
peningkatan infeksi corona lebih tinggi jika warga sudah diperbolehkan beraktivitas
normal. Malaysia mencatat penyebaran virus corona hingga Rabu (25/03/2020)
mencapai 1.796 orang dengan jumlah kematian sebanyak 17 orang.
3. Korea Selatan
Negara ini melakukan pendekatan yang berbeda, yakni dengan melakukan tes
Covid-19 dengan cepat dalam jumlah besar. Mereka juga menggunakan teknik baru,
seperti menyediakan klinik bergerak, dimana warga bisa datang tanpa harus ke rumah
sakit atau klinik yang berisi pasien lain. Disana, petugas medis berpakaian pelindung
lengkap akan mengecek suhu tubuh, termasuk mengambil sampel lendir tenggorokan.
Korea Selatan memiliki lebih dari 500 titik pengetesan virus corona yang telah
menguji lebih dari 100.000 orang. Sempat menjadi negara kasus terbanyak di luar
China, Korea Selatan mencatat sebanyak 8.900 kasus positif dengan 111 kematian per
24 Maret 2020. Kementerian Kesehatan Korea Selatan juga membuat aplikasi yang
wajib digunakan warga terutama turis asing. Aplikasi itu mengharuskan turis mengisi
semacam diary terkait aktivitas mereka setiap hari selama berada di Negeri Ginseng.
Para turis diminta mengisi sejumlah kolom seperti suhu tubuh dan apakah mengalami
gejala Covid-19. Korea Selatan juga menanggung biaya pemeriksaan virus corona bagi
setiap warga dan warga asing tak terkecuali imigran ilegal.
4. Indonesia
Indonesia secara resmi mengonfirmasi kasus virus corona atau Covid-19 di
dalam negeri pada Senin (02/03/2020). Pada saat itu Presiden Jokowi mengumumkan
dua orang Indonesia positif terinfeksi virus tersebut. Segera setelah Jokowi
mengumumkan dua waga Depok positif corona, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
langsung menetapkan status siaga 1 dan membentuk tim satgas. Kementerian Kesehatan
juga langsung menelusuri aktivitas dan melihat siapa saja yang menjalin kontak dengan
kedua pasien positif corona tersebut.
Setelah diumumkan kasus pertama pada awal Maret 2020, hingga kini pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan beberapa imbauan. Diantaranya adalah untuk melakukan
Social Distancing atau jaga jarak dan Work From Home. Masyarakat diimbau untuk
tidak beraktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan dengan tujuan memutus
mata rantai penyebaran virus. Yang terbaru, di tengah kondisi pandemik yang semakin
meluas, Presiden Joko Widodo memilih Rapid test untuk menangani COVID-19. Rapid
test adalah tes kesehatan massal untuk mengetahui kondisi pasien melalui sampel darah
dan urine. Tujuannya adalah dapat ditemukan dengan cepat kasus positif corona,
kemudian dilakukan isolasi guna mencegah merebaknya penularan kepada masyarakat.
Pemerintah akan menanggung biaya penanggulangan infeksi virus corona. Selain
anggaran dari Kementerian Kesehatan, biaya penanggulangan juga dibebankan kepada
pemerintah daerah dan sumber dana lain yang sah.
Sejumlah negara telah mengambil kebijakan lockdown untuk menangkal wabah
virus corona. Satu diantaranya adalah negara tetangga, Malaysia. Sejak mengalami
lonjakan tajam pada kasus pasien positif virus corona, pemerintah Malaysia menerapkan
kebijakan lockdown nasional. Salah satu alasan pemerintah Malaysia menempuh
kebijakan ini karena melihat tingkat keberhasilan yang tinggi di China dan Italia untuk
menekan penyebaran virus corona. Namun, pemerintah Indonesia tidak mengambil
kebijakan lockdown karena masih menimbang aspek ekonomi. Dari sisi penanganan
memang lebih cepat tetapi dari sisi lain, dampak ekonominya lebih besar dibandingkan
Social Distancing, karena jika dilakukan lockdown kegiatan ekonomi akan lumpuh
total.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Korea Selatan. Korea Selatan tidak
menerapkan ‘lockdown’ sepenuhnya karena menganggap metode ini tak bisa dilakukan
di sebuah negara yang demokrasi. Korea Selatan lebih memilih melakukan tes Covid-19
dengan cepat dalam jumlah besar untuk mengatasi Covid-19. Mereka juga
menggunakan teknik baru, seperti menyediakan klinik bergerak, dimana warga bisa
datang tanpa harus pergi ke rumah sakit atau klinik yang berisi pasien lain.
Menurut saya, penanganan Covid-19 di Indonesia sangat lamban dan belum bisa
dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hingga Kamis (26/03/2020) menunjukkan
bahwa jumlah orang yang positif Corona di Indonesia mencapai 790 orang, 58
diantaranya meninggal, 31 sembuh dengan tambahan kasus baru dalam sehari sebanyak
105 orang. Sebenarnya, Covid-19 ini sudah bisa dicegah apabila pemerintah tidak
menganggap remeh virus Covid-19. Ketika virus corona merebak di Wuhan. alih-alih
mempersiapkan diri untuk mitigasi, pemerintah justru lebih mencegah kejatuhan
perekonomian dari sektor pariwisata. Semestinya, pemerintah dengan segala otoritas
dan kelengkapan alatnya bisa mengantisipasi pandemik Covid-19. Namun, upaya-upaya
yang dilakukan pemerintah belum bisa dianggap gagal, karena angka kasus Covid-19 di
Indonesia menurut WHO masih jauh dibawah Italia dan China. Saat ini, langkah yang
diperlukan masyarakat dan harus dilakukan baik di daerah maupun pusat antara lain
pencegahan penyebaran wabah virus Covid-19 yang dimulai per rumah dengan
membagikan hand sanitizer, masker, vitamin, dan penyemprotan lingkungan secara
menyeluruh.
Penanganan Covid-19 membutuhkan kerjasama dari semua pihak bukan hanya
dari pemerintah saja. Apabila semua pihak, baik itu masyarakat, tenaga kesehatan,
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dapat bergandengan tangan, bekerja bersama
melawan wabah virus corona, kita bisa menekan kasus penyebaran virus corona
sehingga tidak ada lagi korban-korban yang berjatuhan.
DAFTAR PUSTAKA

https://m.cnnindonesia.com/internasional/20200303155023-106-480140/beda-cara-ri
dan-negara-lain-tangani-virus-corona#

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/24/123309623/update-corona-24-maret-
384432-kasus-di-196-negara-102536-sembuh#page1

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/04/152217865/berikut-cara-indonesia-dan-
negara-lain-tangani-virus-corona#page1

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://m.detik.com/news/berita/d-4882656/virus-corona-pengertian-gejala-dan-seputar-
wuhan

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4949299/malaysia-bisa-lockdown-
kok-indonesia-nggak

Anda mungkin juga menyukai