KUHPer, Bagian 4, Bab VIII, Pasal 1646-1652, membahas secara khusus mengenai
terminasi (berakhirnya) dan pembubaran persekutuan (dissolution). Pada umumnya
likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal :
– Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuiditas yang timbul selama masa
likuidasi
– Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo akhir modal mereka
Pengunduran diri atau disosiasi adalah konsep hukum untuk pengunduran diri sekutu
karena : (a) sekutu meninggal, (b) sekutu secara suka rela mengundurkan diri (pensiun),
atau (c) keputusan pengadilan. Namun, tidak seluruh disosiasi menimbulkan pembubaran
persekutuan. Banyak disosiasi yang hanya melibatkan pembelian sekutu yang
mengundurkan diri.
Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup ke perkiraan modal sebelum
distribusi dilakukan.
Likuidasi persekutuan yang sederhana mengkonversi seluruh aktiva sekutu menjadi kas
dan mendistribusikan kas kepada sekutu pada penyelesaian akhir persekutuan. Jumlah
kas yang didistribusikan kepada sekutu sam dengan saldo modal masing-masing setelah
seluruh kerugian yang terjadi dari likuidasi diakui. Keuntungan dan kerugian atas
likuidasi merupakan penyesuaian atas laba sebelumnya yang akan dibagikan dengan rasio
pembagian laba sisa, jika telah diakui sebelum disolusi.
Aturan pembayaran :
Dalam melikuidasi persekutuan yang likuid, sumber dana yang tersedia dipakai untuk
membayar kreditur dan sisanya dibagikan untuk sekutu. Tetapi proses likuidasi bisa saja
menghasilkan kerugian yang menyebabkan perkiraan modal sekutu menjadi bersaldo
kredit.
Ayat jurnal untuk mencatat likuidasi :
Mencatat penjualan persediaan
Kas xxx
Persediaan xxx
Ada dua metode untuk menentukan besarnya tiap pembayaran kembali hak penyertaan
anggota :
Contoh:
Neraca per 31 Desember 1998 yang disusun sesaat sebelum likuidasi adalah sbb :
Persekutuan ABD
Neraca
Per 31 Desember 1998
(dalam ribuan rupiah)
Kas Rp. 1.000 Hutang Dagang Rp. 2.500
Aktiva non kas Rp. 12.000 Hutang kepada A Rp. 1.000
Modal A Rp. 2.000
Modal B Rp. 3.000
Modal D Rp. 4.500
Total aktiva Rp. 13.000 Total Hutang & Modal Rp.13.000
Apabila proses likuidasi berlangsung sejak tanggal 1 Januari 1999 adalah sbb :
3 : 2 : 5
Keterangan Kas Aktiva Hutang Hutang Modal
Dagan kepada
non kas g A A B D
Saldo sebelum likuidasi 1.000 12.000 2.500 1.000 2.000 3.000 4.500
Jan : Realisasi aktiva non kas 3.000 (5.000) (600) (400) (1.000)
4.000 7.000 2.500 1.000 1.400 2.600 3.500
Byr. Hutang kpd kreditur (2.500) (2.500)
1.500 7.000 - 1.000 1.400 2.600 3.500
(1.200
3 2 5
Keterangan A B C
Saldo modal sebelum Distribusi Kas 1.400 2.600 3.500
Hutang kepada anggota 1.000
Hak para anggota 2.400 2.600 3.500
Pembebanan kemungkinan rugi krn Akt. Non Kas tak
3 2 5
Keterangan A B C
Saldo modal sebelum Distribusi Kas 800 1.000 2.500
Hutang kepada anggota 700
Hak para anggota 1.500 1.000 2.500
Pembebanan kemungkinan rugi krn aktiva non kas tak
Apabila konposisi hak para anggota menunjukkan perbandingan yang sama dengan rasio
pembagian R/L maka boleh tidak menyusun skedul pendukung. Jadi bagian tiap anggota
a) Mencatat realisasi aktiva non kas menjadi kas pada bulan Januari 1999
Kas 3.000.000
Modal A 600.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Kas 2.500.000
Modal B 1.200.000
Kas 1.500.000
Kas 2.000.000
Modal A 600.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Kas 2.000.000
Kas 1.000.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Modal A 200.000
Modal B 200.000
Modal D 500.000
Kas 1.000.000
Tahap-tahapnya :
(1) Menentukan jumlah kerugian maximum yang dapat ditanggung oleh masing-
masing anggota, dengan cara membagi total hak sekutu dengan rasio R/L sekutu yang
bersangkutan.
(2) Menentukan hak prioritas pembayaran, yaitu sebesar persentase pembagian R/L
telah lunas, maka kas akan dibagikan / didistribusikan kepada anggota dengan
Persekutuan ABD
Rencana Prioritas Pembayaran Kas
(dalam ribuan rupiah)
A B D A . B . D . h
Saldo modal sebelum likuidasi 2.000 3.000 4.500
Saldo hutang kpd anggota
(loan) 1.000 - -
Hak para anggota 3.000 3.000 4.500
Rasio pembagian R/L 30% 20% 50%
Kerugian max yg dpt
(krn saldo utk menaggung keru-
gian max para anggota sama).
Persekutuan ABD
Daftar Likuidasi
(dalam ribuan rupiah)
3
2 : 5:
Keterangan Kas Aktiva Hutang Hutang Modal
Non kas Dagang kepada A A B D
Saldo sebelum likuidasi 1.000 12.000 2.500 1.000 2.000 3.000 4.500
Tahap I (bulan Januari)
a) Reslisasi aktiva non kas 3.000 (5.000) (600) (400) (1.000)
4.000 7.000 2.500 1.000 1.400 2.600 3.500
b) Pembyran hutang kpd kreditur (2.500) (2.500)
1.500 7.000 - 1.000 1.400 2.600 3.500
c) DK (Skedul 1) (1.500) (300) (1.200)
- 7.000 - 700 1.400 1.400 3.500
Tahap II (bulan Februari)
d) Reslisasi aktiva non kas 2.000 (4.000) (600) (400) (1.000)
2.000 3.000 - 700 800 1.000 2.500
e) DK (Skedul 2) (2.000) (600) (400) (1.000)
- 3.000 - 100 800 600 1.500
Tahap III (bulan Maret)
f) Realisasi aktiva non kas 1.000 (3.000) (600) (400) (1.000)
1.000 - - 100 200 200 500
g) DK (Skedul 3) (1.000) (100) (200) (200) (500)
Keterangan : 2 : 5
A B C
Tahap I (bulan Januari)
Tersedia Kas 1.500
Prioritas I sampai dengan jumlah Rp. 1.000,- kpd B (1.000) 1000
Prioritas II sampai dengan jumlah Rp. 500,- kpd A & B (500) 300 200
Distribusi Kas (Skedul 1) 300 1.200
Tahap II (bulan Februari)
Tersedia Kas 2.000
Prioritas III : dibagi sesuai rasio R/L (2.000) 600 400 1.000
Distribusi Kas (Skedul 2) 600 400 1.000
Tahap III (bulan Maret)
Tersedia Kas 1.000
Prioritas III : dibagi sesuai rasio R/L (1.000) 300 200 500
Distribusi Kas (Skedul 3) 300 200 500
Jurnal :
a) Kas 3.000.000
Modal A 600.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Kas 2.500.000
Modal B 1.200.000
Kas 1.500.000
d) Kas 2.000.000
Modal A 600.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Kas 2.000.000
f) Kas 1.000.000
Modal A 600.000
Modal B 400.000
Modal D 1.000.000
Modal A 200.000
Modal B 200.000
Modal D 500.000
Kas 1.000.000
1. Menyelesaikan terlebih dahulu perikatan yang telah terjadi antara para pengurus
CV dengan pihak ketiga.
2. Menyesuaikan Anggaran Dasar CV. Hal ini dilakukan karena pada Anggaran
Dasar CV tidak ada ketentuan mengenai Modal Dasar, Modal Ditempatkan, dan
Modal Disetor. Sedangkan untuk menjadi Perseroan Terbatas harus memenuhi
ketentuan mengenai Modal Dasar Perseroan Terbatas, yakni minimal Rp.
50.000.000 (Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) UUPT), dan 25% dari modal dasar
harus ditempatkan dan disetor penuh (Berdasarkan Pasal 33 ayat (1) UUPT).
Dengan demikian, Anggaran Dasar CV harus disesuaikan dengan ketentuan
tersebut.
3. Membuat Akta pendirian (akta notaris) yang memuat Anggaran Dasar dan
keterangan lain berkaitan dengan pendirian Perseroan Terbatas (Berdasarkan
Pasal 7 ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (1) UUPT).
4. Para pendiri bersama-sama mengajukan permohonan pengesahan badan hukum
melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara
elektronik kepada Menteri Hukum dan HAM (Berdasarkan Pasal 1 angka 16 jo.
Pasal 9 ayat (1) UUPT.
5. Setelah dilakukan pengesahan, Menteri akan melakukan pendaftaran Perseroan
Terbatas (Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) UUPT).
1. Seluruh sekutu harus setuju akan keinginan itu dan melakukan rapat dengan atau
tanpa kehadiran notaris yang kemudian akan menghasilkan putusan perubahan itu
dalam bentuk berita acara.
2. Seluruh aset bergerak maupun tidak bergerak Perseroan Komanditer (CV) harus
di taksasi (penilaian dalam jumlah rupiah) sebaiknya dilakukan oleh independen
auditor.
3. Dari total aset lalu ditentukan berapa besar bagian masing-masing dan apakah
seluruhnya atau sebagian akan di inbreng (dimasukkan) ke dalam Perseroan
Terbatas sebagai modal yang akan disetor oleh masing-masing pendiri Perseroan
Terbatas (PT).
4. Datang ke Notaris untuk membuat Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT)
dengan sudah menentukan nama, kedudukan, maksud dan tujuan, pemegang
saham, susunan pengurus dan modal Perseroan Terbatas (PT).
5. Setelah proses pendirian Perseroan Terbatas (PT) tentu saja harus mengubah
seluruh administrasi dan keuangan yang ada karena telah beralih status dari badan
usaha menjadi badan hukum