Anda di halaman 1dari 2

GAP Pertanian Berkelanjutan

Berikut merupakan teknologi yang menerapkan prinsip dasar LEISA

1. Pertanian organik, yaitu merupakan bagian dari pendekatan pertanian berkelanjutan


yang didalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpang sari,
penggunaan mulsa. Pertanian ini memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi,
larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah
2. Sistem tanam jajar legowo
Merupakan cara penanaman padi di sawah yang berupa barisan tanaman kemudian
diselingi oleh satu baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak
tanaman pada baris tengah. Penerpan sistem ini membuat lahan relatif terbuka
,sehingga sinar matahari mudah masuk dan kelembapan berkurang. Hama wereng
tidak suka tinggal pada daerah yang kurang lembab, dengan sistem ini maka
pengendalian hama wereng dapat dilakukan tanpa harus menggunakan pestisida.
3. Pengendalian hama keong mas dengan bebek
Bebek merupakan predator keong mas sebagai pakannya, terutama untuk memnuhi
kebutuhan protein dan kalsium. Menurut Yauar (2016), mengembalakan 200 ekor
bebek/ha lahan sawah dua hari dapat mengurangi populasi keong mas sampai 89,2%
dan mengurangi kerusakan rumpun padi hingga 47%. Dengan adanya bebek tanaman
padi tidak terserang hama keong dan mendapatkan pupuk dari kotoran bebek,
sehingga hasil dari tanaman padi naik walaupun tanpa menggunakan pestisida dan
pengurangan takaran pupuk sintetis.
4. Tanaman penutup tanah (kacangan) pada perkebunan kelapa sawit
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah
dari ancaman kerusakan oleh erosi atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik
tanah. Penaman tanaman kacang-kacangan mampu menyediakan unsur N yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman kelapa sawit. Akar tanaman kacang dapat bersimbiosis
dengan mikroba yang menangkap nitrogen bebas di udara sehingga mampu
menyediakan unsur N sendiri bahkan dijadikan cadangan.
Adanya tanaman di sela-sela tanaman kelapa sawit bertujuan untuk
menyediakan unsur N bagi kelapa sawit, sehingga penggunaan pupuk sintetis N dapat
dikurangi. Tanaman kacang penutup tanah dapat memenuhi kebutuhan nitogen
sebanyak 300 N atau setara dengan 500 g urea/tahun (Rosliani, 2010). Pengurangan
penggunaan pupuk sintetis akan mengurangi resiko kerusakan tanah sehingga
keberlanjutan produktivitas kelapa sawit tetap terjaga.

Daftar Pustaka:
Rosliani, R. Sumarni, N dan Sulastri, I. 2010. Pengolahan Tanah dan Tanaman
Kacang-kacangan sebagai Tanaman Penutup Tanah terhadap Kesuburan
Tanah dan Hasil Kubis di Dataran Tinggi. Jurnal Hortikultur. 20(1):36-44.
Yanuar, I.A. 2016. Good Agriculture Practices (GAP) yang Menggambarkan
Teknologi Praktis dari Prinsip Dasar LEISA.

Anda mungkin juga menyukai