Dosen Pengampu:
Oleh:
2020
1
Proses Membuat dan Memilih Strategi
Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif yang
dapat menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin dan tak
terbatas cara untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut. Untuk itu serangkaian strategi
alternative paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan. Keuntungan, kerugian, trade
off, biaya, dan manfaat strategi-strategi ini harus ditentukan.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi alternatif hendaknya melibatkan banyak
manajer dan karyawan yang sebelumnya merumuskan pernyataan visi dan misi organisasi,
melakukan audit eksternal dan internal. Perwakilan setiap departemen dan divisi dalam
perusahaan harus diikutsertakan dalam proses ini.
Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi audit
eksternal dan internal di hadapan mereka. Informasi ini, ditambah dengan pernyataan misi
perusahaan, akan membantu para partisipan mengkristalisasi dalam benak mereka sendiri
berbagai strategi yang mereka yakini paling bermanfaat bagi perusahaan. Kreatifitas harusnya
didorong dalam proses pemikiran ini. Strategi-strategi alternatif yang diajukan oleh para
partisipan harus dipertimbangkan dan didiskusikan dalam satu atau serangkaian rapat. Ketika
semua strategi yang masuk akal yang diidentifikasi oleh partisipan telah disampaikan dan
dimengerti, strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat berdasarkan daya tarik masing-
masing menurut partisipan dengan 1= jangan diterapkan, 2=mungkin diterapkan, 3=sebaiknya
diterapkan dan 4=harus diterapkan. Proses ini akan menghasilkan sebuah daftar prioritas terbaik
yang mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.
2
Berikut ini adalah dijelaskan masing-masing tahap di atas secara sistematis :
1. Tahap input (Input Stage), berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan
strategi.
2. Tahap pencocokan (Matching Stage), berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang
masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama. Tahap
pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan
dengan urutan manapun: Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE dan
Matriks Strategi Besar.
3. Tahap keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik saja, matrik perencanaan, strategi
kuantitatif (Quantitative strategic Planing matrix – QSPM).
Matriks SWOT
Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman adalah sebuah alat pencocokan yang penting
yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi.
3
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasilnya pada strategi WT
4
Matriks Internal-Ekternal (IE Matrix)
Memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE
dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda.
1. Rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I,II atau IV dapat digambarkan sebagai
tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk ) atau integrative ( integrasi kebelakang, kedepan dan horizontal )
dapat menjadi paling sesuai untuk divisi – divisi ini.
2. Divisi yang masuk kedalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan
strategi jaga dan pertahankan ;penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua
strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini.
3. Rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk kedalam sel IV, VIII dan
IX adalah tuai atau divestasi.
5
5. Hitung total nilai daya tarik
6. Hitung penjumlahan total nilai daya tarik.
6
dipilih oleh pemiliki perusahaan untuk mengawasi dan membimbing manajemen serta
memerhatikan kepentingan pemegang saham. Jadi tata kelola adalah tindak pengawasan dan
pengarahan.
Prinsip-prinsip tata kelola yang baik :
1. Tidak lebih dari dua direksi adalah pejabat eksekutif perusahaan saat ini atau pernah
menjabat dimasa lalu.
2. Tidak ada direktur yang berbisnis dengan perusahaan atau menerima pendapatan legal
ataupun konsultasi dari perusahaan.
3. Kegiatan audit, kompensasi dan komite pemilihan hanya dilakukan oleh direktur yang
berasal dari luar.
4. Setiap direktur memiliki saham pada perusahaan tersebut diluar opsi untuk memiliki
saham.
5. Setidaknya satu direktur memiliki pengalaman yang mendalam didalam operasi
perusahaan dan setidaknya satu diantara mereka pernah menjadi CEO diperusahaan yang
setara.
6. Setiap direktur menghadiri setidaknya 75% dari semua rapat.
7. Komite audit setidaknya bertemu empat kali setahun.
8. CEO tidak merangkap ketua dari dewan
7
REFERENSI
8
9