A. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada
tingkatan diatas normal. ( Amin Huda, 2015 )
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih
(Harrison, 2017).
B. Anatomi Fisiologi
a) Anatomi
Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak di dalam dada, batas kanannya
terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercosta kelima kiri pada
linea midclavikula.
Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri
terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot:
aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki lapisan tengah yang terdiri dari jaringan
elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki
lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arterosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi “vasokonstriksi”, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi.Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis
arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.Peradangan dan cedera pada salah satu
Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.Otot dinding
darah.Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari
arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai
empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler.Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna
b) Fisiologi
Fungsi jantung yang utama adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Sebagai alat
hidup kita.
C. Etiologi
Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik
b. Obesitas
c. Stress
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan
pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, namun berdasarkan penelitian ditemukan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya seperti misalnya faktor genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari
eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b. Hipertensi Sekunder
Dapat disebabkan oleh karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, dan gangguan endokrin.
D. Patofisiologi
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
oleh jantung (volume sekuncup), dan mengakibatkan penurunan curang jantung dan
b. Sakit kepala
c.Pusing / migraine
e.Cepat marah
f. Sukar tidur
h. Telinga berdengung
i. Mata berkunang-kunang
F. Komplikasi
a. Efek pada otak:
o Terjadinya perdarahan akibat pecahnya mikro aneurisme yang akhirnya dapat
mengakibatkan kematian
o Kematian sel otak: stroke
b. Efek pada ginjal: Terjadi gagal ginjal yang dijumpai sebagai komplikasi hipertensi
yang lama pada proses akut
c. Efek pada jantung: Terjadi gagal jantung, kelaianan pada koroner atau miokard
d. Efek pada mata
o Perdarahan pada retina
o Gangguan penglihatan sampai pada kebutaan. ( Padila, 2015 )
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri
hipertensi.
Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
jantung.
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama):
perbaikan ginjal.
USG: untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
( Niluh, 2013 )
H. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi:
a. Terapi tanpa obat, digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
o Diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan asam lemak jenu
o Menghentikan merokok
o Latihan fisik atau olahraga
1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan penanggung jawab pasien
b. Keluhan utama pasien
c. Riwayat penyakit pasien
d. Riwayat penyakit terdahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Kaji keadaan umum pasien, status kesadaran dan tanda vital pasien
g. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala : Kaji bentuk, kesimetrisan, dan kebersihan kepala. Kaji adanya keluhan
nyeri kepala, pusing, atau migraine.
Hidung : Kaji adanya sekret, kesimetrisan, pernafasan cuping hidung
Telinga : Kaji bentuk, kesimetrisan, adanya serumen atau gangguan pendengaran
Leher : Kaji adanya pembesaran pada kelenjar tiroid, nyeri tekan. Kaji adanya
keluhan sakit atau rasa tegang pada batang leher.
Dada
Inspeksi : Bentuk dan kesimetrisan dinding dada, kaji adanya retraksi
Palpasi : Kaji pengembangan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan
Perkusi : adanya massa
Auskultasi : Kaji adanya suara nafas tambahan (wheezing,gurgling)
Jantung
Abdomen
Inspeksi : Bentuk, adanya benjolan
Auskultasi : Bunyi bising usus
Palpasi : Kaji adanya nyeri tekan, adanya pembengkakan pada hati, limpa
Perkusi : timpani atau hipertimpani
Genetalia : Kaji kebersihan, adanya nyeri tekan, adanya luka atau secret
Ekstremitas : Kaji akral, adanya oedema, kaji tonus dan kemampuan otot
h. Aktivitas dan Istirahat
Gejala: Keletihan, kelemahan, malaise, adanya nafas pendek
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
i. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda :Peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung/ takikardi berat (disritmia),
distensi vena leher, edema dependen (tidak berhubungan dengan penyakit jantung),
hipotensi postural.
j. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor stress
multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
k. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
l. Makanan dan Cairan
Gejala:makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
Tanda :BB normal atau obesitas, adanya oedema
m. Higiene
Gejala :Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas
sehari-hari
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
n. Pernapasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal
proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan, sianosis.
o. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic
p. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
q. Interaksi Sosial
Gejala:Hubungan ketergantungan, kurangnya system pendukung (kegagalan dukungan
diri/ terhadap pasangan/ orang terdekat), penyakit lama atau ketidakmampuan membaik.
Tanda: Keterbatasan mobilitas fisik.
r. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
s. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone
( Padila, 2013 )
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (peningkatan tekanan vaskuler
serebral, iskemia)
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
c. Penurunan curah jatung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan natrium
e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringann cerebral
3. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa
0 Keperawatan Intervensi
Tujuan / Kriteria Hasil
Pemberian Analgetik
Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas,dan
keparahan sebelum
pengobatan
Kolaborasi pemberian
analgetik
Libatkan klien dalam
pemilhan analgetik yang akan
digunakan
Manajemen lingkungan
:kenyamanan
Batasi pengunjung
Pantau hal-hal yang
menyebabkan
ketidaknyamanan seperti
pakaian lembab, Perhatikan
hygiene pasien untuk menjaga
kenyamanan
Atur posisi pasien yang
membuat nyaman, sediakan
tempat tidur yang nyaman dan
bersih
Tentukan temperatur ruangan
yang paling nyaman dan
lingkungan yang tenang
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda, dkk. (2015 ).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasrkan Diagnosa Medisdan Nanda
Nic-noc.Jilid 2. Jogjakarta. Medi Action
Barry J. S.2014. Hipertensi: Pedoman Klinis Diagnosis dan Therapi . Bumi Medika. Jakarta.