Anda di halaman 1dari 9

PERTOLONGAN PERTAMA KEGAWATDARURATAN OBSTETRIK

DAN NEONATUS (PPGDON) DI KOMUNITAS

NAMA : ZULFITRI

NIM : 201802043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

2020
PEMBAHASAN

A. Kehamilan

1. Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada TM III

Perdarahan pada masa ini akan jadi masalah jika:

a. Perdarahan terjadi pada kehamilan >22minggu – sebelum bayi dilahirkan

b. Perdarahan intrapartum sebelum kelahiran

Jenis-jenis perdarahan,kemungkinan dioagnosa,penanganan

a. Mucus bercampur darah

Mulai persalinan lanjut persalianan normal dan melahirkan

b. Perdarahan lainnya

Perdarahan antepartum tentukan penyebab:

1) Placenta previa

2) Solution placenta

3) Rupture uteri

4) Gangguan pembekuan darah

Penanganan umum:

a. Lakukan pemeriksaan TTV

b. Jangan touche rujuk

c. Jika terjadi syok, rujuk segera dengan:

Baringkan ibu posisi miring kiri dan ganjal tungkai dengan bantal pasang infuse

Nacl 0,9 /RL tetesan cepat sesuai kondisi ibu hingga denyut nadi membaik

dampingi ibu ke tempat rujukan


2. Penanganan gawat darurat pada eklamsia

a. Rujuk

b. Baringkan ibu mi-ki untuk kurangi resiko aspirasi

c. Beri oksigen 4-6 liter/menit

d. Lindungi dari trauma

e. Pasang infuse RL dengan jarum lubang besar 16/18G

f. Beri obat antic konvulsan:

1) Mgso4 40%IM 10 gram( 5gr/IM boka-boki) sebelum rujuk

2) Ulangi Mgso4 40%IM, 5 gr setiap 4 jam tiap bokong bergantian

3) Jika mungkin berikan dosis awal MgSO4 20%,4gr/IV 20 menit sebelum

pemberian Mgso4/IM

4) Jiika tak tersedia diazepam 10 mg/IV

g. Pantau cermat tanda& gejala keracunan Mgso4 sbb:

Frekuensi pernafasan <16x/menit> 180x/menit atau djj tak segera kembali

normal setelah his


B. Persalinan

1. Prinsip penatalaksanaan partus macet/lama:

Berikan rehidrasi ibu&antibiotika, segera rujuk, bayi hrus segera dilahirkan,

selalu bertindak aseptic, perhatikan perawatan kandung kemih, perawatan nifas

bermutu.

2. Penanganan retensio plasenta

a. Bila tak lahir dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi penatalaksanaan aktif

kala III selama 15 menit

b. Bila belum lahir, PTT terakhir

c. Bila masih belum lahir, tidak perdarahan segera rujuk

d. Bila perdarahan melahirkan placenta manual, tak berhasil segera rujuk

e. Berikan cairan IV ( Nacl 0,9%atau RL ) catat semua tindaka

C. Nifas 

1. Penanganan perdarahan post partum primer&sekunder

a. PP primer: perdarahan terjadi setelah bayi lahir dlm 24 jam pertama

persalinan

Penanganan:

1) Periksa gejala&tanda perdarahan pp primer: perdarahan dari vagina

setelah bayi lahir >500cc/perdarahan dengan gejala syok dianggap

perdarahan segera rujuk


2) Segera setelah placenta&selaput dilahirkan lakukn masase uterus spy

konytraksi(max15detik) sambil periksa kelengkapan plasenta&selaput

ketuban

3) Jika perdarahan terjadi&uterus berkontraksi baik:

a) Beri 10 u oksitosin IM

b) Kosong Kk,gunakan kateter karet

c) Cari perdarahan/laserasi lalu jahit denagn anestesi local

4) Jika uteruis atoni&perdarahan terjadi:

a) Beri 10 u oksi IM

b) Kosong kk,guna kateter karet

c) Lkukan KBI max5mnt/hingga perdarahan terkendali&uterus kontraksi

baik

b. PP sekunder: perdarahan terjadi 24-42 jam setelah bayi lahir

Penatalaksanaan:

1) Periksa tanda&gejala

2) Pantau ibu yang beresiko mengalami Happ sekunder(min10 hr pertama

pp):

a) Kelahiran plasenta tak lengkap

b) Persalinan lama

c) Infeksi usus

d) Persalinan denagn komplikasi dan mengunakan alat

e) Terbuka luka op setelah sc


f) Terbuka luka jahitan setelah episiotomi

3) Beri infuse RL/Nacl

4) Beri obat oksitosin (10 iu dlm 500cc Rl 0)

5) Beri antibiotika ampicillin 1grm/ivàrujuk

2. Penanganan sepsis purpuralis

Dikatakan infeksi purpuralis bila terdapat2/lebih gejala dibawah ini sejak

pecah ketuban mulai hari k2-42 hari. Tanda: tubuh>38c, nyeri perut/pelvis,

pengeluaran cairan vagina abnormal,terhambat pengecilan iukukran uterus

Penatalaksanaan :

a. Jika uterus nyeri/terlambat pengecilan /perdarahanàinfus RL&rujuk

b. Jika ada gejala septic syok(suhu>38c bau busuk/nyeri perut)dehidrasiàberi

cairan Iv&antibiotika&rujuk

c. Jika sepsis ringan beri ampicillin 1gr/iv,diikuti500mg peroral setiap

6jam+metronidazo l500 mg setiap 8 jam selama 5 hari

d. Pastikan ibu dan bayi terpisah sampai infeksi teratasi

e. Jika kondisi tak membaik dalam 24jam rujuk

D. Neonatus

1. Asfiksia

Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi dimana bayi tidak dapat

bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan tersebut dapat

disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea, sampai asidosis. Asfiksia ini


dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ bayi dalam menjalankan

fungsinya, seperti pengembangan paru.

Asfiksia neonatarum dapat disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah

adanya :

1) Penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti hipertensi, gangguan atau penyakit

paru, dan gangguan kontraksi uterus;

2) pada ibu yang kehamilannya beresiko;

3) factor plasenta, seperti janin dengan solusio plasenta;

4) factor janin itu sendiri, seperti terjadi kelainan pada tali pusat, seperti tali

pusat menumbung atau melilit pada leher atau juga kompresi tali pusat

antara janin dan jalan lahir; serta

5) factor persalinan seperti partus lama atau partus dengan tindakan tertentu.

a. Penatalaksanaan 

Penatalaksanaan pada bayi dengan asfiksia neonatorum adalah sebagai

berikut :

1) Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi system jantung dan paru

dengan melakukan resusitasi, memberikan oksigen yang cukup, serta

memantau perfusi jaringan tiap 2-4 jam.

2) Mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga proses oksigenasi

cukup agar sirkulasi darah tetap baik. Cara mengatasi asfiksia adalah

sebagai berikut.
Asfiksia Ringan APGAR skor (7-10)

Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

1) Bayi dibungkus dengan kain hangat

2) Bersihkan jalan napas dengan menghisap lender pada hidung kemudian

mulut.

3) Bersihkan badan dan tali pusat

4) Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, dan masukkan ke

dalam incubator.

Asfiksia Sedang APGAR skor (4-6)

Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

1) Bersihkan jalan napas

2) Berikan oksigen 2 liter per menit

3) Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki. Apabila belum ada

reaksi, bantu pernapasan dengan masker (ambubag).

4) Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium

bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dekstrosa 40% sebanyak 4cc disuntikkan

melalui vena umbilikalis secara perlahan-lahan untuk mencegah tekanan

intracranial meningkat.

Asfiksia Berat APGAR skor (0-3)

Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

1) Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.

2) Berikan oksigen 4-5 liter per menit.


3) Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube)

4) Bersihkan jalan napas melalui ETT.

5) Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium

bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40%

sebanyak 4cc.

Anda mungkin juga menyukai