Anda di halaman 1dari 5

SIAP A – R5 – G2 – Maradewi Ayu Kumalasari

CHAPTER 7
The Conversion Cycle

11.1. LINGKUNGAN MANUFAKTUR TRADISIONAL


Siklus konversi terdiri atas dua subsistem: yaitu aktivitas fisik (sistem produksi) dan aktivitas
informasi (sistem akuntansi biaya).
1) Pemrosesan berkelanjutan
2) Pemrosesan berdasarkan pesanan
3) Pemrosesan batch
 Dokumen dalam Sistem Pemroosesan Batch
a) Jadwal produksi (production schedule)
b) Daftar kebutuhan bahan baku (bill of material – BOM)
c) Lembar proses kerja (route sheet)
d) Perintah kerja/produksi (work order/production order)
e) Lembar perpindahan
f) Permintaan bahan baku (material requisition)
 Aktivitas Produksi Batch
a) Rencana Produksi dan Pengendalian
b) Kebutuhan bahan baku dan operasional
c) Penjadwalan Produksi
d) Tempat Kerja dan Gudang (Penyimpanan)
e) Pengendalian persediaan.
 Aktivitas Akuntansi Biaya
Mencatat pengaruh finansial dari peristiwa fisik yang terjadi dalam proses produksi..

Pengendalian Dalam Lingkungan Tradisional


Golongan Titik Pengendalian dalam system
Pengendalian
1. Otorisasi Transaksi Perintah kerja, Lembar perpindahan, dan Permintaan bahan baku
2. Pemisahan tugas 1. Pengendalian persediaan terpisah dari bagian penyimpanan
persedian RM dan FG
2. Bagian akuntansi biaya terpisah dari tempat kerja
3. GL terpisah dari akuntansi lainnya.
3. Supervisi Supervisor mengawasi penggunaan bahan baku dan pencatatan
jam kerja
4. Akses Membatasi akses fisik ke barang jadi, persediaaan bahan baku,
dan proses produksi, menggunakan prosedur formal untuk
mengeluarkan bahan baku bagi produksi
5. Pencatatan Akuntansi File perintah, lembar biaya, lembar perpindahan, pekerjaan,
permintaan bahan baku, record WIP, dan filepersediaan barang
jadi.
6. Verifikasi Independen Fungsi akuntansi biaya merekonsiliasi semua biaya produksi.
Bagian buku besar merekonsiliasi seluruh sistem.

11.2. PERUSAHAAN KELAS DUNIA DAN LEAN MANUFACTURING


1) Apa Itu Perusahaan Berkelas Dunia?
 Secara berkelanjutan terus meningkat dalam semua aspek dari operasionalnya
termasuk prosedur produksi

1
SIAP A – R5 – G2 – Maradewi Ayu Kumalasari

 Orientasi pelanggan yang sangat tinggi


 Mengalami perubahan pokok dari model produksi tradisional
 Seringkali mengadopsi model Lean Manufacturing
2) Dasar dari Lean Manufacturing
 Penarikan produk dari pelanggan akhir (demand), lebih baik dari menarik produk dari
produksi akhir (supply)
 Kualitas sempurna mulai dari tidak ada kerusakan dalam RM, WIP dan FG.
 Mengurangi pemborosan
 Pengurangan persediaan
 Fleksibilitas produksi
 Adanya relasi dengan pemasok
 Sikap tim wajib waspada terhadap masalah yang mengancam keberlankutan aliran
produksi.

7.3. TEKNIK - TEKNOLOGI YANG MENGEMBANGKAN LEAN MANUFACTURING


1) Reorganisasi Fisik dari Fasilitas Produksi
2) Otomatisasi dari Proses Produksi
 Produksi tradisional
 Teknologi yang berdiri sendiri
 Produksi yang diintegrasikan dengan Komputer
3) Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis
 Robotika
 Desain Berbantuan Komputer
 Produksi Berbantuan Komputer.

7.4. AKUNTANSI DI LINGKUNGAN LEAN MANUFACTURING


1) Apa yang Salah Dengan Informasi Akuntansi Tradisional?
 Alokasi biaya yang tidak akurat
 Meningkatkan perilaku non lean
 Ketinggalan waktu
 Orientasi keuangan
2) Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC)
 Kelebihan ABC: lebih akurasi dalam pembiayaan dari produk/jasa, pelanggan dan
saluran distribusi; mengidentifikasi keuntungan dan pelanggan dan mengidentifikas
aktivitas yang boros dan tidak memiliki nilai tambah.
 Kekurangan ABC: (1) begitu lambat untuk aplikasi yang partial lebih dari periode
pokok; (2) meningkatkan kerumitan birokrasi filosofi lean manufacturing.
3) Akuntansi Aliran Nilai
Akuntansi aliran nilai memperlihatkan biaya dari aliran nilai lebih baik dari departemen
atau aktivitas, seperti dalam ilustrasi berikut:

7.5. SISTEM INFORMASI YANG MENDUKUNG LEAN MANUFACTURING


1) Perencanaan Permintaan Bahan Baku (MRP)
MRP adalah pengotomatisian rencana produksi dan sistem pengendali yang digunakan
untuk mendukung manajemen persediaan.
2) Perencanaan Sumber Daya Produksi (MRP II)
 Perbaikan layanan pelanggan
 Pengurangan investasi pada persediaan
 Peningkatan produktivitas

2
SIAP A – R5 – G2 – Maradewi Ayu Kumalasari

 Perbaikan arus kas


 Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
 Bantuan dalam megelola perubahan
 Fleksibilitas dalam proses produksi
3) Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)
Perusahaan kelas dunia akan memiliki sistem ERP yang berkomunikasi secara eksternal
dengan para pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran data elektronik (EDI).

CHAPTER 11
Enterprise Resource Planning System (ERPS)

11.1. APA ITU ERPS?


Sistem ERP adalah aplikasi software multimodul yang membantu perusahaan memanage
bagian penting dari bisnisnya dalam tampilan yang diintegrasi. Tujuan dari ERP adalah
mengintegrasikan key processes dari organisasi seperti pesanan masuk,produksi,
pembelian dan utang dagang, penggajian dan sumberdaya manusia.
1) Aplikasi Inti ERP
Core applications atau online transaction processing (OLTP) adalah aplikasi yang
mendukung oprasional aktivitas sehari-hari pada bisnis.
2) Online Analitical Processing (OLAP)
Pendukung keputusan, modeling, pengembalian informasi, pelaporan/analisis ad-hoc,
dan analisis what-if.

11.2. KONFIGURASI SISTEM ERP


1) Konfigurasi Server
 Two-Tier Model
Server menangani kedua tugas aplikasi dan database. Komputer klien bertanggung
jawab untuk menyajikan data kepada pengguna dan menyalurkan input pengguna
kembali ke sever. Digunakan untuk pendekatan Local Area Network.
 Three-Tier Model
Digunakan untuk wide area network untuk berhubungan antar pengguna. Awalnya,
klien membangun komunikasi dengan application server, kemudian ke database
server.
2) OLTP vs OLAP Servers
OLTP menggunakan Queri sedehana pada oprasional database dan OLAP melakukan
pemeriksaan analisis pada gabungan data yang kompleks yang didapat dari data
warehouse. OLAP server mendukung common analytical operation termasuk:
 Consolidation adalah pengumpulan atau roll-up data.
 Drill-down mengizinkan pengguna untuk melihat data sesuai pilihan tingkat detail
 Slicing and dicing, pengguna dapat memeriksa data dari sudut pandang yang
berbeda dan dilakukan sepanjang waktu untuk menggambarkan tren dan pola.
3) Konfigurasi Basis Data
ERP mengimplementasikan kunci pengguna dan teknologi informasi (IT) profesional,
memilih tabel basis data spesifik dan proses by setting switches dalam sistem.
4) Bolt-On Software
Banyak yang menemukan bahwa software ERP tidak dapat menjalankan semua proses
dalam perusahaan, kemudian dibuat variasi dari Bolt-On Software yang Three-party
vendors provide.

3
SIAP A – R5 – G2 – Maradewi Ayu Kumalasari

 Manajemen Rantai Penawaran (Supply Chain Management)


Supply chain management adalah rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan
memindahkan barang dari tahap bahan baku sampai ke pelanggan.

11.3. DATA WAREHOUSING


1) Memodel Data Untuk Data Warehouse
Perlu dipisahkan normalized table mana yang harus dikonsolidasikan ke denormalized
tables agar performa dari sistem dapat terjaga.
2) Mengekstrak Data Dari Basis Data Operasional
Changed data capture (hanya merekam data yang dimodifikasi baru-baru ini).
3) Membersikan Data Yang Diekstrak
4) Mentranformasikan Data Kedalam Model Warehouse
Data dapat di ubah menjadi data ringkas sebelum dimasukkan kedalam warehouse.
5) Pemuatan Data Kedalam Basis Data dari Data Warehouse
 Efisiensi internal
 Integrasi dengan sistem yang lama atau sebelumnya
 Konsolidasi data global
6) Keputusan Yang Didukung Oleh Data Warehouse
Teknik drill-down merupakan analisis data yang berguna dalam kaitannya dengan data
mining.
7) Mendukung Keputusan-Keputusan Rantai Penawaran Dari Data Warehouse
Meningkatkan hubungan dengan pihak tersebut, memberikan layanan yang lebih baik
dan memberikan respon yang lebih baik dalam rantai suplai.

11.4. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN IMPLEMENTASI ERP


1) Implementasi Big Bang Vs Phased-In
 Pendekatan big-bang.
Pendekatan ini mencoba untuk mengalihkan operasi dari sistem lama ke sistem baru
sekaligus, tanpa adanya tahapan pengimplementasian. Sehingga adanya gangguan
pada operasi harian.
 Pendekatan Phased-In
Pendekatan ini mengimplementasikan ERP pada unit bisnis satu demi satu. ERP
dapat berjalan dengan baik bersamaan dengan sistem lama, setelah fungsi-fungsi
organisasi terkonversikan kedalam sistem yang baru dan sistem lama diistirahatkan
2) Oposisi Untuk Mengubah Budaya Bisnis
Diperlukan staf teknis untuk sistem baru ini atau basis pengguna yang paham teknologi
komputer agar proses pembelajarannya dapat berjalan lancar.
3) Memilih ERP yang Salah
 Goodness of Fit
Sistem ERP harus dimodifikasi agar dapat berjalan dengan sistem yang lama atau
mengakomodasi perangkat lunak bolt-on.
 Isu Skalabilitas Sistem
Skalabilitas adalah kemampuan dari sistem untuk berjalan secara lancar dan
ekonomis saat persyaratan pengguna bertambah. Ukuran dari skalabilitas yang
penting adalah size, speed dan workload
4) Memilih Konsultan yang Salah
 Mewawancara staf yang diusulkan kepada proyek dan buat draft yang meyebutkan
penempatan tugasnya.

4
SIAP A – R5 – G2 – Maradewi Ayu Kumalasari

 Tetapkan dalam tulisan bagaimana perubahan staf ditangani.


 Lakukan rujukan terhadap member staf yang diusulkan.
 Selaraskan kepentingan konsultan yang organisasi itu bernegosiasi sebuah skema
pay per performance yang didasari pencapaian tertentu atas proyek.
5) Biaya Tinggi dan Biaya yang Melebihi Anggaran
 Pelatihan
 Pengujian dan penyatuan sistem
 Konversi basis data
6) Gangguan Operasi
Sistem ERP terlihat asing dibandingkan dengan sistem lama sehingga memerlukan
periode penyesuaian untuk memperlancar proses implementasi ini.

11.5. IMPLIKASI UNTUK PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENGAUDIT


1) Otorisasi Transaksi
Tantangan bagi auditor adalah memverifikasi otorisasi transaksi untuk mendapatkan
pengetahuan yang terperinci atas konfigurasi sistem ERP dan pengertian yang
seksama atas proses bisnis dan arus informasi antara komponen sistem
2) Pembagian Tugas
SAP memperkenalkan teknik user role. Seiap role diberikan suatu set aktivitas yang
ditugaskan pada pengguna yang berwenang dalam sistem ERP.
3) Supervisi
Supervisor seharusnya memiliki waktu untuk mengelola melalui kemampuan
pengawasan yang ditingkatkan serta meningkatkan rentang kontrol mereka.
4) Catatan Akuntansi
Dibutuhkan pembersihan data untuk mengurangi resiko dan menyakinkan data yang
paling akurat dan terkini yang diterima.
5) Pengendalian Akses
Untuk kerahasiaan, kejujuran, dan ketersediaan informasi yang dibutuhkan.
6) Isu-Isu Pengendalian Internal Yang Berhubungan Dengan ERP Roles
 Membuat tugas yang tidak perlu
 Tugas dari yang aksesnya paling sedikit harus diterapkan untuk izin tugas
 Memantau tugas pembuatan dan akticvitas izin-taggung
7) Rencana Kontijensi
Memerlukan satu system ERP yang dapat diakses melalui internet atau private line dari
seluruh dunia untuk mengkonsolidasikan data dari sistem sekunder.

Anda mungkin juga menyukai