Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS

BIDANG MARGA
TA. 2020

Kota : Kota Batu - Jawa Timur

Program : Program Peningkatan dan Pemeliharan dan Sarana danPrasarana


Kebinamargaan

Kegiatan : Peningkatan Jalan

Pekerjaan : Peningkatan Ruas Jalan Wukir (DAK)

Organisasi Perangkat Daerah : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu

SPESIFIKASI DISKRIPSI
Maksud Kegiatan Salah satu prioritas utama dalam menunjang berbagai sektor yang berkembang di Kota Batu,
kegiatan peningkatan/pemeliharaan merupakan upaya untuk mempertahankan umur jalan
sehingga mempunyai nilai tetap dalam tingkat penyediaan sarana jalan yang aman dan nyaman.
Kegiatan perencanaan jalan adalah salah satu wujud pelayanan kepada masyarakat luas dari
berbagai sektor yang secara langsung mempunyai ketergantungan harapan akan tingkat
pelayanan jalan yang optimal.
Tujuan Kegiatan 1. Tujuan dari pekerjaan peningkatan jalan ini adalah dihasilkannya pekerjaan jalan yang baik
dan optimal sesuai dengan kebutuhan
2. Sebagai implementasi atas visi Kota Batu Desa Berdaya Kota Berjaya melalui tersedianya
sarana infrastruktur jalan dan bangunan pelengkap jalan dengan tingkat pelayanan yang
prima dan optimal.
Lokasi Peningkatan Ruas Jalan Wukir (DAK)
Kelurahan Temas Kecamatan Batu
Sumber Dana Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD (DAK) Kota Batu sesuai dengan DPA Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu Tahun Anggaran 2020 pada Kegiatan
Peningkatan Ruas Jalan Abdul Gani Atas ( DAK ) sebesar Rp. 1.759.188.600,00 (Satu Milyar Tujuh
Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Seratus Delapan Puluh Delapan Ribu Enam Ratus Rupiah)
Organisasi / Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu Bidang Bina
Instansi Marga
Pelaksana FERLY SYAHRUDIN,ST
NIP. 19721122 200312 1 003
Data Penunjang 1. STANDART TEKNIS
Standart Teknis Pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti yang dimaksud pada spesifikasi
teknis ini harus memperhatikan kriteria umum teknis jalan yang disesuaikan berdasarkan
fungsi, yaitu
a. Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia dijelaskan bahwa dalam setiap kegiatan
pembangunan jalan harus melalui suatu pemilihan metode yang efektif untuk pelaksanaan
agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya
langsung maupun keselamatan dan dampak lingkungan.
b. Standar teknis jalan dan kriteria pembangunan jalan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 19/PRT/M/2011) yang bertujuan untuk mewujudkan :
 Tertib penyelenggaraan jalan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan
dan pengawasan jalan.
 Tersedianya jalan yang mewujudkan keselamatan, keamanan, kelancaran, ekonomis,
kenyamanan dan ramah lingkungan.
2. STUDI-STUDI TERDAHULU
a. Laporan Kegiatan Perencanaan Peningkatan Jalan pada DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG Kota Batu.
b. Studi-studi Kegiatan Peningkatan Jalan di Kota Batu
3. REFERENSI HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
d. PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
e. PP Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
f. SNI, Kriteria Perencanaan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
pembangunan Jalan.
Ruang Lingkup 1. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN
Pekerjaan a. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar untuk
dikonsultasikan dengan konsultan pengawas dan Pengawas Pekerjaan, dan harus
memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama
yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
b. Penyedia Jasa, konsultan pengawas dan Pengawas Pekerjaan harus mencapai
kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam revisi
Gambar.
c. Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh konsultan pengawas dan
Pengawas Pekerjaan setelah penyesuaian terhadap seluruh rancangan telah selesai, di
mana penyesuaian ini harus berdasarkan data survei lapangan yang dikumpulkan oleh
Penyedia Jasa sebagai bagian dari Lingkup pekerjaan dalam Kontrak.
d. Survei Lapangan oleh Penyedia Jasa
Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak, Penyedia Jasa harus
melaksanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
e. Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survei ini kepada konsultan pengawas
dan Pengawas Pekerjaan, tidak lebih dari 30 hari setelah tanggal mulai kerja.
f. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar Kerja (Shop Drawing) dapat disiapkan secara bertahap oleh Penyedia Jasa untuk
mendapat persetujuan konsultan pengawas dan Pengawas Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai.
1. Ketentuan Mobilisasi
i) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia
Jasa dan kegiatan pelaksanaan jika diperlukan
ii) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana
yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan Pengawas Pekerjaan termasuk para
tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas, Keselamatan Lalu Lintas (KMKL), Personil
Petugas K3
iii) Mobilisasi dan pemasangan instalasi konstruksi dan semua peralatan sesuai dengan
daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran yang diperlukan selama pelaksanaan
Pekerjaan, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan
digunakan menurut Kontrak ini.
iv) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, termasuk kantor lapangan,
tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta peralatan ujinya, dan
sebagainya.
v) Perkuatan jembatan eksisting untuk pengangkutan alat-alat berat (jika diperlukan).
vi) Mobilisasi personil inti dan peralatan utama dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan yang disepakati dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre
Construction Meeting)
vii) Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Tanggal Mulai Kerja, Rapat Persiapan
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) harus dilaksanakan dan dihadiri Pengguna Jasa
,konsultan pengawas dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis
maupun yang non teknis dalam kegiatan ini.
2. Ketentuan Pengukuran
Pekerjaan ini meliputi pengukuran dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan
(Uitzet) dan pengukuran dalam rangka perhitungan volume hasil pelaksanaan pekerjaan
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Metode pengukuran yang dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah ilmu ukur tanah.
 Dalam pelaksanaan pengukuran penyedia jasa harus menyediakan peralatan
pendukung antara lain meteran panjang/pendek (manual), theodolit/total station
(digital), patok STA/Benchmark dan alat pendukung lain yang dipandang perlu.
 Hasil keluaran pelaksanaan pengukuran berupa :
a) Data ukur meliputi panjang, lebar, dan elevasi.
b) Shop Drawing (gambar kerja) berdasarkan data ukur awal pelaksanaan
pekerjaan.
c) Asbuild Drawing (gambar akhir) berdasarkan data ukur hasil pelaksanaan
pekerjaan.
3. Ketentuan Galian perkerasan aspal lama
i) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine
(mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan
konsultan pengawas.
ii) Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
Pengawas Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
Material lama bekas galian harus diatur penggunaan/penempatannya oleh Pengawas
Pekerjaan.
iii) Pekerjaan galian perkerasan aspal yang dilaksanakan dengan menggunakan mesin Cold
Milling. Maka penggalian terhadap material diatas atau di bawah batas galian yang
ditentukan haruslah seminimum mungkin. Bilamana material pada permukaan dasar
hasil galian terlepas atau rusak akibat dari pelaksanaan penggalian tersebut, maka
material yang rusak atau terlepas tersebut harus dipadatkan dengan merata atau
dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan. Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang
cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan dan
konsultan pengawas
3. Perkerasan Aspal
i) Lapis Perekat
1) Distributor Aspal - Batang Semprot
a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati penuh
maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh tidak boleh
melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.
b) Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan
sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata dapat
disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi lebar permukaan, pada
takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter persegi.
c) Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat
mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan
vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah jarak yang sama yaitu 10
± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup
kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan
pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan benar pada
sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.
Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akan
disemprot dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai
ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan
kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir.
e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10 persen
dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk angin)
dalam sistem penyemprotan.
f) Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Perekat, bahan aspal
yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus
diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat
penyapu dari karet.
2) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan haras dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis dan kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
3) Pembersihan haras dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot dengan kombinasi sapu mekanis (power broom) dan kompresor atau 2
buah kompresor.
4) Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah
disiapkan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
5) Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 6.1.4.2), kecuali
diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan dan Konsultan Pengawas. Temperatur
penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari
yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara
interpolasi.
Tabel 6.1.4.1) Takaran Pemakaian Lapis Perekat

Takaran (liter per meter persegi) pada


Permukaan Baru atau Permukaan Permukaan
Jenis Aspal Aspal atau Beton Porous dan Berbahan
Lama Yang Licin Terekpos Cuaca Pengikat
Semen
Aspal Cair 0,15 0,15 - 0,35 0,2 - 1,0
Aspal Emulsi 0,20 0,20 - 0,50 0,2 - 1,0
Aspal Emulsi Di- 0,20 0,20 - 0,50 0,2 - 1,0
modifikasi Polimer
Kadar Residu* (liter per meter persegi)
Semua 0,12 0,12 - 0,21 0,12 - 0,60
Catatan:
(*) : kandungan bitumen di luar pelarut atau bahan emulsioner

Tabel 6.1.4.2) Temperatur Penyemprotan


Rentang Suhu
Jenis Aspal
Penyemprotan
Aspal cair, MC250 80± 10°C
Aspal cair RC250 70± 10°C
Aspal cair, 80-85 pph minyak tanah (MC-30) 40± 10°C
Aspal emulsi, emulsi modifikasi atau aspal emulsi yang Tidak dipanaskan
diencerkan
6) Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada
temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat Pengawas
Pekeijaan, telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti
atas biaya Penyedia Jasa.
4) CAMPURAN BERASPAL PANAS
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis
fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat,
bahan aspal, bahan anti pengelupasan dan serat selulosa (untuk ±), yang dicampur secara
panas di pusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran
tersebut di atas fondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan
keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.
i) AC.WC / AC.BC / AC.BASE
a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa dengan
benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai petunjuk
Pengawas Pekerjaan dan Konsultan Pengawas. Benda uji inti (core) paling sedikit
harus diambil dua titik pengujian yang mewakili per penampang melintang per
lajur secara acak sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan
Konsultan Pengawas dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang
diperiksa tidak lebih dari 100 m.
b) Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai tebal
rata-rata dari semua benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang
ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen tersebut
c) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu kali produksi AMP
dalam satu hari pada satu hamparan. Maksimal penghamparan aspal 100 ton
untuk tiap segmen / hari.
d) Bilamana campuran beraspal yang dihampar lebih dari satu lapis dan tebal aktual
lapisan pertama tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam Gambar, maka
kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis
berikutnya. Tebal total campuran beraspal tidak boleh kurang dari jumlah tebal
rancangan dari masing-masing jenis campuran yang ditunjukkan dalam Gambar
minus 5 mm. Bilamana penyesuaian tebal dari lapis berikutnya yang terakhir (lapis
permukaan) pada suatu sub-segmen tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
yang disebutkan di atas maka sub-segmen yang tidak memenuhi syarat tersebut
harus dibongkar atau dilapis kembali dengan tebal nominal minimum yang
disyaratkan
e) Biaya untuk setiap penambahan atau meningkatnya frekuensi pengambilan benda
uji inti (core), untuk survei geometrik tambahan ataupun pengujian laboratorium,
untuk pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya yang dianggap perlu
oleh Pengawas Pekerjaan dan Konsultan Pengawas untuk mencari penyebab
dilampauinya toleransi berat harus ditanggung oleh Penyedia Jasa sendiri.
f) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia :
SNI ASTM C117:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 pm (No.
200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117-2004, IDT).
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan
agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT).
SNI ASTM D6521:2012 : Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan
tabung bertekanan (Pressure Aging Vessel, PAV) (ASTM D6521-04, IDT)
SNI 1969:2016 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
SNI 1970:2016 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles.
SNI 2432:2011 : Cara uji daktilitas aspal.
SNI 2433:2011 : Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open
cup.
SNI 2434:2011 : Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and
ball).
SNI 2438:2015 : Cara uji kelarutan aspal.
SNI 2439:2011 : Cara uji penyelimutan dan pengelupasan pada campuran agregat-
aspal.
SNI 2441:2011 : Cara uji berat jenis aspal keras.
SNI 2456:2011 : Cara uji penetrasi aspal.
SNI 06-2440-1991 : Metode pengujian kehilangan berat minyak dan aspal dengan
cara A.
SNI 06-2489-1991 : Pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall
SNI 3407:2008 : Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman
menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat.
SNI 3423:2008 : Cara uji analisis ukuran butir tanah
SNI 03-3426-1994 : Tata cara survai kerataan permukaan perkerasan jalan dengan
alat ukur kerataan naasra.
SNI 03-3640-1994 : Metode pengujian kadar beraspal dengan cara ekstraksi
menggunakan alat soklet
SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah dalam
agregat (ASTM C142-04, IDT).
SNI 03-4428-1997 : Metode pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung
bahan plastik dengan cara setara pasir.
SNI 06-6399-2000 : Tata cara pengambilan contoh aspal.
SNI 06-6442-2000 : Metode pengujian sifat reologi aspal dengan alat reometer
geser dinamis (RGD)
SNI 6721:2012 : Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi dengan
alat saybolt.
SNI 03-6723-2002 : Spesifikasi bahan pengisi untuk campuran beraspal
SNI 6753:2015 : Cara uji ketahanan campuran beraspal panas terhadap kerusakan
akibat rendaman
SNI 03-6757-2002 : Metode pengujian berat jenis nyata campuran beraspal di
padatkan menggunakan benda uji kering permukaan jenuh.
SNI 03-6819-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk campuran perkerasan beraspal.
SNI 03-6835-2002 : Metode pengujian pengaruh panas dan udara terhadap lapisan
tipis aspal yang diputar.
SNI 03-6877-2002 : Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak
dipadatkan.
SNI 6889:2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/ D75M-09,
IDT).
SNI 03-6893-2002 : Metode pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal.
SNI 03-6894-2002 : Metode pengujian kadar aspal dan campuran beraspal dengan
cara sentrifus.
SNI 7619:2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar.
AASHTO R46-08(2012) : Designing Stone Matrix Asphalt (SMA).
AASHTO T195-11(2015) : Determining Degree of Particle Coating of Asphalt
Mixtures
AASHTO T283-14 : Resistance of Compacted Asphalt Mixtures to Moisture-
Induced Damage
AASHTO T301-13 : Elastic Recovery Test of Bituminous Materials By Means of a
Ductilometer
AASHTO T305-14 : Determination of Draindown Characteristics in Uncompacted
Asphalt Mixtures.
AASHTO M303-89(2014) : Lime for Asphalt Mixtures
AASHTO M325-08(2012) : Stone Matrix Asphalt (SMA).
g) Pengajuan Kesiapan Kerja
Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Pengawas Pekerjaan dan konsultan pengawas :
i) Setiap bahan aspal yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut
keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya
(Design Mix Formula-DMF), baik sebelum maupun sesudah Pengujian Penuaan
Aspal (RTFOT sesuai dengan SNI 03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SNI
06-2440-1991);
ii) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang
mendukungnya.
Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP)
dan penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan
DMF dapat disetujui sebagai JMF.
Segera setelah DMF disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis
campuran yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan dipadatkan di lokasi
yang ditetapkan (di luar atau di dalam kegiatan pekerjaan) oleh Pengawas
Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang diusulkan. Bilamana Pengawas
Pekerjaan dan konsultan pengawas menerima penghamparan percobaan ini
sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparan percobaan ini akan diukur
dan dibayar sebagai bagian dari pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk
penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar kegiatan pekerjaan.
iii) Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau
lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh
Penyedia Jasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan
sesuai dengan toleransi yang diperkenankan
j) PERALATAN PENGHAMPARAN
- Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran beraspal
pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan
sebelumnya harus dibuang sebelum campuran beraspal dimasukkan dalam
truk.
- Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran
beraspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap perlu, bak
truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat kencang agar
campuran beraspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan
- Jumlah truk untuk mengangkut campuran beraspal harus cukup dan dikelola
sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara
menerus dengan kecepatan yang disetujui. Penghampar yang sering berhenti
dan berjalan lagi akan menghasilkan permukaan yang tidak rata sehingga tidak
memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangi umur rencana
akibat beban dinamis. Penyedia Jasa tidak diizinkan memulai penghamparan
sampai minimum terdapat tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran
beraspal ke peralatan penghampar. Ketentuan ini merupakan petunjuk
pelaksanaan yang baik dan Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menuntut
tambahan biaya atau waktu atas keterlambatan penghamparan yang
diakibatkan oleh kegagalan Penyedia Jasa untuk menjaga kesinambungan
pemasokan campuran beraspal ke peralatan penghampar
- Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin
sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk campuran
beraspal sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yang
diperlukan.
- Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (perata) baik dengan jenis
penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi
"screed" (sepatu) pada temperatur yang diperlukan untuk menghampar
campuran beraspal tanpa menggusur atau merusak permukaan hasil
hamparan.
- Bilamana selama pelaksanaan, hasil hamparan peralatan penghampar dan
pembentuk meninggalkan bekas pada permukaan, segregasi atau cacat atau
ketidak-rataan permukaan lainnya yang tidak dapat diperbaiki dengan cara
modifikasi prosedur pelaksanaan, maka penggunaan peralatan tersebut harus
dihentikan dan peralatan penghampar dan pembentuk lainnya yang
memenuhi ketentuan harus disediakan oleh Penyedia Jasa
- Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit dua alat pemadat roda
baja (steel wheel roller) di mana salah satu pemadat adalah pemadat bergetar
drum ganda (twin drum vibratory) dan satu alat pemadat roda karet (tyre
roller) untuk yang campuran aspal. Semua alat pemadat harus mempunyai
tenaga penggerak sendiri. Alat pemadat tandem statis minimum haras
mempunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton untuk campuran beraspal selain
SMA dan 10 ton untuk SMA.
- Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak
kurang dari 9 (sembilan) roda yang permukaannya halus dengan ukuran yang
sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2
atau (85 - 90) psipada jumlah lapis anyaman ban (ply) yang sama.
2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN JALAN
A. LAPIS PEREKAT - ASPAL CAIR/EMULSI
- Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik
- Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi ketentuan
SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250. Bilamana disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan, aspal keras Pen.60-70 yang memenuhi ketentuan ASTM
D946/946M-15, dapat diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30
pph) untuk RC-250. Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan diatas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung
B. AC.WC / AC.BC / AC.BASE
- Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis: AC Lapis
Aus (AC-WC); AC Lapis Antara (AC-Binder Course, AC- BC) dan AC Lapis Fondasi (AC-
Base), dengan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah 19 mm,
25,4 mm, 37,5 mm.
- Kadar aspal AC.WC yang diperkenankan 6,00% dan density AC.WC 2,28 ton/m3
- Kadar aspal AC.BC yang diperkenankan 5,80% dan density AC.BC 2,30 ton/m3
- Kadar aspal AC.Base yang diperkenankan 5.45% dan density AC.Base 2,30 ton/m3
Tabel Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Beraspal
% Berat yang Lolos Terhadap Total Agregat
Ukuran Ayakan
Laston ( AC )
ASTM ( mm ) WC BC BASE
1 ½" 37.5 100

1" 25 100 90 - 100


¾" 19 100 90 - 100 76 - 90
½" 12.5 90 - 100 75 - 90 60 - 78
⅜" 9.5 77 - 90 66 - 82 52 - 71
NO.4 4.75 53 - 69 46 - 64 35 - 54
NO.8 2.36 33 - 53 30 - 49 23 - 41
NO.16 1.18 21 - 40 18 - 38 13 - 30
NO.30 0,6 14 - 30 12 - 28 10 - 22
NO.50 0,3 9 - 22 7 - 20 6 - 15
NO.100 0,15 6 - 15 5 - 13 4 - 10
NO.200 0,075 4-9 4-8 3-7

Tabel Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC)


Laston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
Jumlah Tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 mm min 0.6
dengan kadar aspal efektif max 1.2
min 3.0
Rongga dalam campuran (%)
max 5.0
Rongga dalam agregat (VMA) (%) min 15 14 13
Rongga terisi asphalt (%) min 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) min 800 1800
min 2 3
Pelelehan (mm)
max 4 6
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
min 90
perendaman selama 24 jam. 60°C
Rongga dalam campuran (%) pada
min 2
kepadatan membal (refusal)

3. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


- Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai acara serah terima pekerjaan adalah 112
(seratus dua belas) hari kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.
- Jangka waktu pemeliharaan jalan untuk kegiatan ini selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender
Tahapan Kegiatan a. Awal Kegiatan.
(1) Segera setelah penyedia jasa konstruksi menandatangani Surat Perintah Kerja dan
menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk mengajukan permohonan
uitzet/pengukuran lapangan yang ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dengan tembusan kepada Tim Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas.
(2) Pelaksanaan uitzet/pengukuran lapangan harus melibatkan semua unsur kegiatan yang
ditunjuk seperti konsultan pengawas, tim teknis kegiatan serta unsur lainnya yang
dipandang perlu.
(3) Hasil uitzet/pengukuran lapangan harus dituangkan dalam Berita Acara Uitzet/Pengukuran
(Mutual Check 0/MC.0) yang memuat segala kondisi lapangan yang ada berkaitan dengan
volume pekerjaan dan perubahan-perubahan yang terjadi (bila ada). Dan disetujui serta
ditandatangani oleh penyedia jasa konstruksi dan unsur kegiatan yang terkait.
(4) Berita Acara Uitzet/Pengukuran dilampiri dengan foto dokumentasi kondisi 0%.
(5) Sebelum melaksanakan kegiatan, penyedia jasa konstruksi wajib membuat gambar kerja
(shop drawing) dalam bentuk format ukuran A3. Gambar kerja ini akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pelaksanaan Kegiatan.
(1) Umum.
(a) Sebelum melaksanakan kegiatan, penyedia jasa konstruksi wajib memberitahukan
jadwal mulai pelaksanaan kegiatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan
tembusan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Tim Teknis Kegiatan (Staf
Teknis/Pembantu PPK), Konsultan Pengawas dan Camat/Lurah setempat.
(b) Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen tender yang telah disusun
oleh perencana konstruksi (gambar teknis dan spesifikasi teknis), dengan segala
tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan,
serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis yang dipersyaratkan) dan hasil
uitzet/pengukuran lapangan yang dituangkan dalam Berita Acara Uitzet/Pengukuran
(MC.0) berserta segala perubahannya (bila ada).
(c) Penyedia Jasa Konstruksi selama pelaksanaan kegiatan wajib mengikuti segala
ketentuan yang diatur dalam ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3).
(d) Penyedia Jasa konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa pelaksanaan
konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik tata laku profesi yang telah
ditetapkan.
(2) Khusus.
Lingkup khusus Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Wukir (DAK), meliputi :
(a) Divisi 1. Umum.
 Mobilisasi
 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(b) Divisi 3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
 Galian Perkerasan beraspal dengan cold milling machine
(c) Divisi 6. Perkerasan Jalan
 Lapis Perekat – aspal cair/emulsi
 Laston Lapis Aus ( AC-WC)
 Laston Lapis Antara (AC-BC)
(d) Divisi 9. Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lainnya
 Marka Jalan Termoplastik
Lingkup Tugas Selama masa pelaksanaan konstruksi, penyedia jasa konstruksi wajib :
Penyedia Jasa (a) Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan berupa laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan sesuai dengan format laporan yang telah ditentukan disertai dengan
dokumen foto pelaksanaan untuk setiap masing-masing item pekerjaan minimal 3 (tiga) titik
pengambilan obyek foto.
(b) Pelaporan kemajuan fisik pekerjaan (laporan mingguan) diserahkan paling lambat pada
setiap awal minggu berikutnya, sedangkan untuk laporan bulanan diserahkan pada setiap
awal bulan berikutnya.
(c) Pelaporan Penyelenggaraan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) berupa dokumentasi foto
dan pelaksanaan program K3 sesuai dengan identifikasi bahaya,penilaian resiko, penetapan
pengendalian resiko K3.
(d) Akhir Kegiatan.
(1) Menjelang berakhirnya kegiatan, penyedia jasa konstruksi harus mengajukan surat
permohonan pemeriksaan hasil pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan
dilampiri bobot realisasi kemajuan fisik pekerjaan yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas dan tim teknis kegiatan.
(2) Pada akhir kegiatan, penyedia jasa konstruksi wajib menyerahkan dokumen hasil
pelaksanaan kegiatan 1 (satu) asli dan 3 (tiga) copy, meliputi :
• Gambar teknis yang sesuai dengan hasil pelaksanaan kegiatan (As Build Drawing)
dalam bentuk format ukuran A3.
• Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, berita acara hasil
pemeriksaan pekerjaan, berita acara serah terima (pemeriksaan) pekerjaan, dan
dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi.
• Laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik oleh penyedia (pelaksana) jasa konstruksi beserta
laporan pelaksanaan K3.
• Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan
konstruksi fisik dan program pelaksanaan K3.
Kualifikasi 1) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK) yang masih
Penyedia Jasa berlaku.
2) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi usaha kecil, serta disyaratkan:
Klasifikasi bidang bangunan sipil yang masih berlaku
3) Memiliki NPWP dan Telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT Tahunan) tahun
2018/2019
4) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan (apabila ada perubahan)
5) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam bidang konstruksi dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak kecuali bagi penyedia yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun
6) Tidak masuk dalam daftar hitam, keikutsertaanya tidak menimbulkan pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/ atau yang bertindak untuk danatas nama badan
usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, danpengurus/pegawai tidak berstatus
Aparatur Sipil Negara, kecuali yangbersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan negara.
7) Memenuhi Sisa Kemampuan paket (SKP) dengan perhitungan : SKP = 5-P; dimana P adalah
Paket Pekerjaan yang sedang dikerjakan.
8) Memiliki paling kurang 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat terampil (SKT) yang sesuai dengan
Klasifikasi SBU yang disyaratkan dibuktikan dengan bukti setor pajak PPh Pasal 21 Form
1721 atau Form 1721- A1;.
9) Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat Kompetensi Kerja bagi tiap-tiap personil
10) Membuat rencana identifikasi bahaya,penilaian dan pengendalian resiko K3 beserta
sasaran dan program K3.
No. JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
1 Mobilisasi Alat - Tertabrak pada saat penurunan
alat berat
- Penyempitan badan jalan akibat
proses penurunan dan parkir
alat berat
2 Pengukuran dan Pembersihan Lokasi, - Tertabrak kendaraan umum
dilakukan secara manual yang melintas
- Terluka akibat penggunaan alat
ukur yang salah
- Terluka pada saat pemasangan
patok STA
3 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold - Tertabrak kendaraan umum
Milling yang melintas
- Kecelakaan lalu lintas akibat
lubang galian yang belum
tertutup
- Terluka akibat proses
penggalian (mata, tangan dan
kaki)
4 Pekerjaan Penyemprotan Lapis Perekat - Tertabrak kendaraan umum
yang melintas
- Terpapar oleh percikan material
lapis perekat (mata, tangan atau
kaki) dan terpeleset akibat
permukaan jalan yang licin
5 Pekerjaan Penghamparan Laston Lapis - Tertabrak kendaraan umum
Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Aus (AC-WC) yang melintas
- Terluka oleh mesin
penghampar, dump truck (saat
dumping material Laston) dan
mesin pemadat
- Iritasi terhadap mata, kulit dan
paru-paru akibat uap dan panas
dari aspal
- Kecelakaan lalu lintas akibat
parkir peralatan penghamparan
6 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan - Tertabrak kendaraan umum
yang melintas
- Iritasi pada mata, tangan atau
kaki terkena percikan material
cat pada saat pencampuran
11) Alat-alat utama yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
Kapasitas Jumlah
No. Uraian Alat Status Alat
minimal minimal
milik sendiri / sewa beli /
1 Compressor 4000-6500 l/mnt 1
perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
2 Alat Ukur Digital 1
perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
3 Cold Milling machine 12 m3 1
perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
4 Asphalt Finisher 5 ton 1
perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
5 Tandem Roller 8-10 ton 2
perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
6 Tire Roller (TR) 8-10 ton 1
perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
7 Asphalt Distributor 1000 liter 1
perjanjian sewa
Sapu Mekanis (power milik sendiri / sewa beli /
8 6 m³ 1
broom) perjanjian sewa
milik sendiri / sewa beli /
9 Dump Truck 3.5 ton 10
perjanjian sewa
Catatan :
Dengan ketentuan kepemilikan milik sendiri/sewa beli/ sewa dengan perjanjian sewa
bersyarat (bukan surat dukungan), peralatan utama minimal yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan utama sebagai berikut :
 Jenis, kapasitas,komposisi dan jumlah alat memenuhi persyaratan.
 Peralatan yang ditawarkan harus dalam kondisi baik dengan mengacu pada
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
 Peralatan yang ditawarkan dapat digunakan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
 Jika peralatan utama sewa maka untuk Format Perjanjian Sewa sesuai dengan
yang disyaratkan oleh PPK dilampiran KAK
 Apabila penyedia ditunjuk sebagai pemenang maka surat perjanjian tersebut
harus disahkan oleh notaris.
 Khusus untuk peralatan pelaksanaan penghamparan campuran aspal panas,
apabila status alat perjanjian sewa maka wajib dilampiri salinan bukti kepemilikan
alat dari pihak Penyedia Peralatan.
12) Memiliki dukungan material Hotmix dari produsen campuran asphalt panas yang telah
tersertifikasi, dinyatakan dengan melampirkan salinan (foto copy) Sertifikat Laik Operasi
(SLO) dan Sertifikat Kalibrasi dari Metrologi untuk timbangan aspal, agregat dan bahan
pengisi (filler) yang masih berlaku dan ditunjukkan pada proses tender atau pada saat rapat
persiapan pelaksanaan kontrak.
13) Personil managerial yang dibutuhkan terdiri dari :
(1) Manager Pelaksanaan / Proyek
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan, jumlah 1 (satu) orang.
Dengan syarat memiliki SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan (TS 028), pendidikan
SMK Bangunan/D3 Teknik Sipil/S1 Teknik Sipil, berpengalaman minimal 3 tahun, disertai
curiculum vitae atau referensi kerja dari pemberi tugas yang disampaikan.
(2) Petugas K3 Kontruksi , jumlah 1 (satu) orang.
Dengan syarat memiliki Sertifikat Petugas K3 Kontruksi, pendidikan minimal
SMA/Sederajat berpengalaman minimal 1 tahun, disertai curiculum vitae atau referensi
kerja dari pemberi tugas yang disampaikan.
Catatan :
a. Semua personil dihadirkan pada waktu rapat persiapan Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
b. Sertifikat Kompetensi Kerja tidak dievaluasi pada saat pemilihan, dibuktikan saat
rapat persiapan penunjukan penyedia barang/jasa
c. Pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan
kontruksi ( dihitung berdasarkan tahun anggaran)
Daftar Pekerjaan 1. Lapis Perekat – aspal cair / emulsi
Utama 2. Laston Lapis Aus (AC-WC)
3. Laston Lapis Antara (AC-BC)
Produksi Dalam Semua kegiatan jasa kontruksi berdasarkan spesifikasi teknis ini harus dilakukan di dalam
Negeri wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.

Batu, Maret 2019

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Bina Marga
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Batu

ttd

FERLY SYAHRUDIN,ST
NIP. 19721122 200312 1 003
SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN/MATERIAL PEKERJAAN JALAN

NO BAHAN/MATERIAL SPESIFIKASI
1 Lapis Perekat-Aspal Cair Emulsi 1 SNI 2011:4798 untuk jenis kationik
2 SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal
cair jenis RC-250
3 aspal keras Pen.60-70 yang memenuhi
ketentuan ASTM D946/946M-15
1 Kadar aspal AC.WC yang
2 Laston Lapis Aus (AC-WC)
diperkenankan 6,00%
2 Density AC.WC 2,28 ton/m3
1 Kadar aspal AC.BC yang diperkenankan
3 Laston Lapis Antara (AC-BC)
5,80%
2 Density AC.BC 2,30 ton/m3
BENTUK SURAT PERJANJIAN SEWA

[ Kop Perusahaan Lessor/ penyedia peralatan ]


SURAT PERJANJIAN SEWA
No. ……………………….

ANTARA
........................ [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
......................... [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]

Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama ……….. [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan], selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama ..……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan], selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa Peralatan Produksi Campuran Aspal Panas
dan Peralatan Pelaksanaan Penghamparan Campuran Aspal Panas, sebagaimana diatur dalam pasal-pasal
berikut ini.

Pasal 1
PERALATAN PELAKSANAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS
1) PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK PERTAMA dalam kondisi
baik.
2) PIHAK PERTAMA akan menyediakan Peralatan Pelaksanaan Penghamparan Campuran Aspal Panas
terdiri dari :

Tahun
No Peralatan Jumlah Merk Tipe Spesifikasi
Pembuatan
1 Asphalt Finisher
2 Tandem Roller
3 Tire Roller
4 Kompressor
5 Cold Milling
6 Asphalt Distributor
7 Sapu Mekanis (power
broom)
8 Dump Truck

Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua belah pihak yang
akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai Pemenang dalam Paket Pekerjaan
……………[diisi nama paket]
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama pelaksanaan pekerjaan
utama untuk Paket Pekerjaan ……...[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai
pemenang dan telah keluar Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemberi Tugas.

Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan kepadanya kwitansi tanda
terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang dikeluarkan oleh
PIHAK PERTAMA

Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut- turut sesuai dengan
pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA,
telah cukup bukti bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal dengan sendirinya
tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua belah pihak telah menyetujui
untuk melepaskan segala ketentuan yang telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang atas kuasanya dengan
hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK
KEDUA atau tempat pihak lain yang mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK KEDUA tidak
memenangkan tender Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket].

Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap operasi dan akan
memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper dan mekanik sesuai
dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau
mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat lain, selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian
ini kecuali dalam keadaan kahar seperti: kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.

Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung jawab terhadap
PERALATAN kepada pihak lain dalam bentuk dan cara apapun, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat
oleh kedua belah pihak.

Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya yang berkekuatan hukum
yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

……… [diisi nama perusahaan Lessor/ ……… [diisi nama perusahaan Lessee/
penyedia peralatan] penerima peralatan]

................................... ...................................
Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai