Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI

TINGGINYA ANGKA PENDERITA DEMAM BERDARAH


DANGUE (DBD) DI KABUPATEN JEPARA

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Ilmiah
Dosen Pengampu : Lukman Fauzi, S.K.M., M.P.H.

Disusun Oleh :
Nur Hidayah
6411418126
Kelas 4C

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, berkah, dan
hidayah-Nya, sehingga proposal penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Risiko
Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Penderita Demam Berdarah Dangue Di
Kabupaten Jepara” dapat selesai dengan tepat waktu. Penyelesaian proposal
penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Ilmiah.
Sehubung dengan penyelesaian proposal penelitia ini tak lepas dari
dukungan dan petunjuk daari berbagai pihak, untuk itu dengan rasa rendah hati
disampaikan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Dosen Pengampu mata kuliah Penulisan Ilmiah, Lukman Fauzi, S.K.M.,
M.P.H
Proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka dengan
kerendahan hati, diharapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan proposal penelitian selanjutnya. Semoga proposal penelitian ini
bermanfaat.

Jepara, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1.5 Keaslian Penelitian....................................................................................7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................7

Tabel 2.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu............................................8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Demam Berdarah Dangue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh

virus dangue. Dangue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes

Spp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini telah menyebabkan

hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Beberapa jenis nyamuk

menularkan atau menyebarkan virus dangue. DBD memiliki gejala serupa

dengan Demam Dangue, namun DBD memiliki gejala berupa sakit atau nyeri

pada ulu hati terus menerus, pendarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar

pada kulit(No et al., 2015).

WHO (World Health Organization) setiap tahun menerima laporan

kasus Demam berdarah dengan jumlah yang meningkat dari 0,4 menjadi 1,3 juta

pada dekade ini 1996-2005, pada tahun 2010 mencapai 2,2 juta dan 3,2 juta pada

tahun 2015 (Kemenkes, 2010). Penyakit Demam Berdarah dangue (DBD)

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah

penderitanya semakin meningkat dan penyebarannya semakin luas, penyakit DBD

merupakan penyakit menular pada umunya yang menyerang pada usia anak-anak

umur kurang dari 15 tahun dan juga bisa menyerang pada orang dewasa

(Kemenkes, 2010). Demam berdarah dianggap oleh WHO sebagai penyakit virus

yang ditularkan oleh nyamuk yang paling penting. Insiden demam berdarah telah

meningkat > 10 kali lipat selama 3 dekade terakhir, dengan perkiraan saat ini 50-

1
2

100 juta kasus tahunan didistribusikan di> 100 negara. WHO telah menganjurkan

pengembangan tindakan pencegahan dan proaktif untuk membatasi penularan dan

wabah demam berdarah (Noureldin & Shaffer, 2019)

Indonesia mempunyai resiko besar untuk terjangkit penyakit demam

berdarah dengue karena virus Dengue dan nyamuk penularnya yaitu Aedes

aegypti tersebar luas di seluruh daerah-daerah pedesaan maupun perkotaan, baik

di rumah-rumah maupun di tempat-tempat umum, kecuali daerah yang

ketinggiannya lebih dari 1.000 meter dari permukaan air laut. Iklim tropis juga

mendukung berkembangnya penyakit ini, lingkungan fisik (curah hujan) yang

menyebabkan tingkat kelembaban tinggi, merupakan tepat potensial

berkembangnya penyakit ini. Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai sejak

terjadinya KLB yang pertama kali, yaitu di Surabaya dan Jakarta pada tahun

1968 dengan jumlah kasus 58 dan kematian 24 orang ( Case Fatality Rate / CFR

41.5 %). Insidensi ini terus meningkat dan tersebar di hampir seluruh wilayah di

Indonesia(Cruz, 2013). Jumlah kasus DBD yang terjadi di Indonesia dengan

jumlah kasus 68.407 tahun 2017 mengalami penurunan yang signifikan dari

tahun 2016 sebanyak 204.171 kasus. Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi

terjadi di 3 provinsi di Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah

dengue, antara lain: faktor host, faktor lingkungan, kondisi demografi, jenis

nyamuk sebagai vektor, dan faktor agen (Sucipto & Raharjo, 2015). Faktor

lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang berkaitan dengan

terjadinya infeksi dengue. Lingkungan pemukiman sangat besar peranannya


3

dalam penyebaran penyakit menular. Lingkungan yang tidak sehat dapat

memperburuk situasi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD),

hingga dalam beberapa kasus sampai terjadinya KLB. Salah satunya, keberadaan

saluran pembuangan air 5 limbah yang tidak memenuhi syarat yaitu berada di

atas permukaan tanah dan tidak tertutup dapat menambah tempat

perkembangbiakan vektor–vektor demam berdarah dengue yaitu nyamuk Aedes

sp (Pare et al., 2020)

Dalam penelitian menyatakan bahwa telur nyamuk Aedes sp mampu

tumbuh dan berkembang dengan baik dalam air selokan, dibandingkan dengan

air sumur gali dan air hujan. Faktor lingkungan lainnya, seperti pola sumber air

desa, tempat penampungan air desa, tempat penampungan sampah desa, serta

kepadatan hunian juga dapat berpengaruh dalam peningkatan angka kejadian

penyakit DBD(Prasetyani, 2015). Faktor lingkungan lainnya, seperti pola

sumber air desa, tempat penampungan air desa, tempat penampungan sampah

desa, serta kepadatan hunian juga dapat berpengaruh dalam peningkatan angka

kejadian penyakit DBD. Kecenderungan penduduk yang jarang melaksanakan

kegiatan–kegiatan seperti kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, 3M di

sarana rumah dan sarana umum justru akan menguntungkan untuk

perkembangbiakan vektor penyakit DBD, baik nyamuk Aedes aegypti maupun

Aedes albopictus(Contributing, Cases, & City, 2017).

Tempat perkembangbiakan Aedes dapat dipindah-pindahkan, terkait

dengan aktivitas manusia, atau ditemukan di dalam dan sekitar area perumahan,

tempat komersial dan garasi. Secara signifikan lebih tinggi Ae. aegypti
4

kepositifan diamati pada musim hujan daripada di musim kemarau. Selain itu,

jumlah habitat positif lebih tinggi jika mereka memiliki air jernih daripada air

keruh (Kahamba et al., 2020). Menurut WHO, penyakit infeksi demam berdarah

umumnya ditularkan melalui Ae. nyamuk aegypti, dan lingkungan hidup yang

bersih telah menjadi cara utama untuk mencegah demam berdarah. Karena itu,

kesadaran rumah tangga tentang vektor demam berdarah secara tidak langsung

meningkatkan kebersihan lingkungan (Lin, Huang, Liao, & Ting, 2020)

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Jepara berdasarkan sumber data Dinas

Kesehatan Kabupaten Jepara pada tahun 2019 yaitu sampai bulan juli telah ada

300 kasus DBD dengan 4 jumlah kematian. Sedangkan pada tahun 2020 selama

dua bulan sampai Februari sudah terdapat 119 kasus dan satu diantaranya

meninggal dan kasus terbanyak teradi pada kecamatan kedung, terjadi pada desa

kedung malang, surodadi dan desa karang aji. Pada program jumantik, yakni

penyelidikan endemik dilakukan penyelidikan di 30 rumah tim melakukan

pemeriksaan jentik penampungan air rumah warga. Hasilnya, ada sembilan

rumah terdapat jentik nyamuk. Artinya ada warga yang tidak melaksanakan

program “3M Plus” dengan tepat, dikarenakan kurangnya praktik tentang

perilaku kesehatan. Beberapa faktor seperti kepadatan penduduk dan mobilitas

masyarakat yang juga mempengaruhi kejadian DBD di Kabupaten Jepara

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil

judul “Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Penderita

Demam Berdarah Dangue (DBD) Di Kabupaten Jepara”


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul suatu permasalahan sebagai

berikut :

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Masalah umum dalam penelitian ini adalah : Faktor-Faktor Risiko Yang

Mempengaruhi Tingginya Angka Penderita Demam Berdarah Dangue

(DBD) Di Kabupaten Jepara?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

1. Apakah faktor lingkungan rumah mempengaruhi angka kejadian Demam

Berdarah Dangue?

2. Apakah faktor lingkungan biologi dapat mempengaruhi angka kejadian

Demam Berdarah Dangue?

3. Apakah faktor perilaku sosial dapat mempengaruhi angka kejadian

Demam Berdarah Dangue?

4. Apakah faktor pengetahuan tentang Demam Berdarah Dangue dapat

mempengaruhi angka kejadian Demam Berdarah Dangue?

5. Apakah faktor pekerjaan dapat mempengaruhi angka kejadian Demam

Berdarah Dangue?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


6

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

risiko yang mempengaruhi tingginya angka penderita Demam Berdarah

Dangue (DBD) Di Kabupaten Jepara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui apakah faktor lingkungan rumah mempengaruhi angka

kejadian Demam Berdarah Dangue

2. Mengetahui apakah faktor lingkungan biologi dapat mempengaruhi angka

kejadian Demam Berdarah Dengue

3. Mengetahui apakah faktor perilaku sosial dapat mempengaruhi angka

kejadian Demam Berdarah Dengue

4. Mengetahui apakah faktor pengetahuan tentang Demam Berdarah Dangue

dapat mempengaruhi angka kejadian Demam Berdarah Dengue

5. Mengetahui apakah faktor pekerjaan dapat mempengaruhi angka kejadian

Demam Berdarah Dengue

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menyusun

suatu penelitian dan melatih cara berpikir ilmiah khusus pada bidang

faktor-faktor risiko yang mempengaruhi angka penderita suatu penyakit.

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan tambahan informasi dan menambah pengetahuan tentang

pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dangue (DBD)

1.4.3 Manfaat Bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat


7

Sebagai bahan pertimbanagan untuk mngembangkan penelitian serupa di

tempat lain yang juga mengalami masalah kesehatan yang sama yaitu

Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD).


8

1.5 Keaslian Penelitian


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul/Peneliti/Lokasi Tahu Desain Variabel Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian n
1. Hubungan Antara 2009 Desain Variabel bebas Ada hubungan bermakna
Perilaku Kesehatan Kasus- 1. Kebiasaan membersihkan antara :
Dengan Kejadian Kontrol tempat penampungan air, 1. membersihkan tempat
Demam Berdarah 2. menutup tempat penampungan air
Dengue (Dbd) Di penampungan air, pvalue=0,044, OR=2,513
Wilayah Kerja 3. menguras tempat 2. menutup tempat
Puskesmas Cepiring penampungan air, penampungan air p
Kecamatan Cepiring 4. mengubur barang-barang value=0,002, OR=4,333
Kabupaten Kendal bekas, 3. menguras tempat
Tahun 2009 5. membuang sampah pada penampungan air
tempatnya atau pvalue=0,004,
membakarnya, OR=3,857
6. kebiasaan menggantung 4. mengubur barang-
pakaian, barang bekas
7. kebiasaan memakai pvalue=0,014,
kelambu, OR=3,095
8. kebiasaan memakai lotion 5. membuang sampah pada
anti nyamuk, kebiasaan tempatnya dan
menabur bubuk Abate membakarnya
pada tempat pvalue=0,043,
penampungan air, dan OR=2,538
kebiasaan memelihara 6. menggantung pakaian p
ikan pemakan jentik. value=0,001, OR=4,896)
7. memakai lotion anti
Variabel Terikat nyamuk(p value=0,002,
Kejadian Demam Berdarah OR=6,000).
Dengue

2. Faktor-Faktor Yang 2015 Desain Variabel Bebas Ada hubungan bermakna


Berhubungan Dengan Cross- 1. umur, antara :
Praktik Section 2. pendidikan, 1. pengalaman sakit
Pemberantasan Sarang al 3. pekerjaan, pengalaman DBD (p= 0,002),
Nyamuk Demam sakit DBD, 2. pengetahuan (p=
Berdarah Dengue (Psn 4. pengetahuan, 0,002),
Dbd) Keluarga Di 5. sikap, 3. sikap (p= 0,003),
Kelurahan Mulyoharjo 6. dukungan petugas 4. pengalaman
Kecamatan Jepara kesehatan, dan mendapat penyuluhan
Kabupaten Jepara 7. pengalaman mendapat kesehatan (p= 0,002),
penyuluhan kesehatan. dan
5. dukungan petugas
9

Variabel Terikat kesehatan (p=0,042)


Praktik Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN DBD).

No Perbedaan Nur Hidayah Wahyu Nila Prastiana


Mahardika Dewi

1. Judul Faktor-Faktor Hubungan Antara Faktor-Faktor


Risiko Yang Perilaku Yang
Mempengaruhi Kesehatan Dengan Berhubungan
Tingginya Angka Kejadian Demam Dengan Praktik
Penderita Demam Berdarah Dengue Pemberantasan
Berdarah Dangue (DBD) Di Sarang Nyamuk
(DBD) Di Wilayah Kerja Demam Berdarah
Kabupaten Jepara Puskesmas Dengue (PSN
Cepiring DBD) Keluarga Di
Kecamatan Kelurahan
Cepiring Mulyoharjo
Kabupaten Kendal Kecamatan Jepara
Tahun 2009 Kabupaten Jepara
2. Waktu dan Tempat Tahun 2020 di Tahun 2009 di Tahun 2015 di
wilayah Wilayah Kerja Kelurahan
Kecamatan Puskesmas Mulyoharjo
Kedung Cepiring Keca,atan Jepara
Kabupaten Jepara Kecamatan Kabupaten Jepara
Cepiring
Kabupaten Kendal

3. Variabel Bebas Faktor risiko Perilaku kesehatan Faktor yang


Demam Berdarah berhubungan
Dangue dengan PSN
Demam Berdarah
Dangue
Tabel 2.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
10

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Lokasi penelitian ini dilaksanakan diwilayah Kecamatan Kedung

Kabupaten Jepara

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2020

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini merupakan bagian ilmu kesehatan masyarakat yang

dititikberatkan pada aspek epidemiologi untuk mengetahui beberapa

faktor-faktor risiko yang mempengaruhi tingginya angka penderita

Demam Berdarah Dangue, anatara lain faktor lingkungan rumah, faktor

lingkungan, lingkungan biologi, faktor perilaku sosial, faktor pengetahuan

tentang Demam Berdarah dangue dan faktor pekerjaan.


DAFTAR PUSTAKA
Contributing, F., Cases, D., & City, B. (2017). Berbagai Faktor yang
Memengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung.
9(November), 91–96.
Cruz, A. P. S. (2013). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kahamba, N. F., Limwagu, A. J., Mapua, S. A., Msugupakulya, B. J., Msaky, D.
S., Kaindoa, E. W., … Okumu, F. O. (2020). Habitat characteristics and
insecticide susceptibility of Aedes aegypti in the Ifakara area, south-eastern
Tanzania. Parasites and Vectors, 13(1), 1–15.
https://doi.org/10.1186/s13071-020-3920-y
Kemenkes. (2010). Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi, 2,
48.
Lin, C. Te, Huang, Y. S., Liao, L. W., & Ting, C. Te. (2020). Measuring
consumer willingness to pay to reduce health risks of contracting dengue
fever. International Journal of Environmental Research and Public Health,
17(5). https://doi.org/10.3390/ijerph17051810
No, V. O. L. X., Antara, H., Personal, H., Keluhan, D., Kulit, I., Karyawan, P., …
Mungkur, G. (2015). JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN. XIII(2).
Noureldin, E., & Shaffer, L. (2019). Role of climatic factors in the incidence of
dengue in port sudan city, sudan. Eastern Mediterranean Health Journal,
25(12), 852–860. https://doi.org/10.26719/emhj.19.019
Pare, G., Neupane, B., Eskandarian, S., Harris, E., Halstead, S., Gresh, L., …
Loeb, M. (2020). Genetic risk for dengue hemorrhagic fever and dengue
fever in multiple ancestries. EBioMedicine, 51, 102584.
https://doi.org/10.1016/j.ebiom.2019.11.045
Prasetyani, R. D. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue Factors Related to the Occurrences of Dengue
Hemorrhagic Fever. 4, 61–66.
Sucipto, P. T., & Raharjo, M. (2015). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Dan Jenis Serotipe
Virus Dengue Di Kabupaten Semarang Factors Related to The Occurence of
Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) And Dengue Virus Serotipe in
Semarang District. 14(2), 51–56.

11

Anda mungkin juga menyukai