Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Daftar Isi
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya bebas


dari penyakit atau cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan
yang baik, dan status gizi juga baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak
mudah terkena penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif.
Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum
mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi baik, apabila
asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi yang kurang dalam
makanan, dapat menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan
gizinya berlebih akan menderita gizi lebih.

Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika
antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan
menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda
antarindividu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan
,dan tinggi badan. Kebutuhan protein antara anak balita tidak sama dengan
kebutuhan remaja, kebutuhan energi mahasiswa yang menjadi atlet akan jauh
lebih besar daripada mahasiswa yang bukan atlet. Kebutuhan zat besi pada wanita
usia subur lebih banyak dibandingkan kebutuhan zat besi laki-laki, karena zat besi
diperlukan untuk pembentukan darah merah (hemoglobin), karena pada wanita
terjadi pengeluaran darah melalui menstruasi secara periodik setiap bulan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah dampak kelebihan gizi bagi tubuh?
2. Apakah dampak kekurangan gizi bagi tubuh?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dampak kelebihan gizi bagi tubuh.
2. Mahasiswa mampu memahami dampak kekurangan gizi bagi tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak Kelebihan Gizi Bagi Tubuh
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan
pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebiban secara kronis akan
menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas.
Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau
gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan
sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. Selanjutnya penurunan
pengeluaran energi akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif .
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di
perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pola makan. Pola
makan berubah ke pola rnakan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar,
dan tinggi lemak sehingga menjadikan mutu makanan ke arah tidak seimbang.
Akibat gizi lebih pada tubuh:
1. Asupan gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan
energi yang dikonsumsi akan disimpan sebagai cadangan energi tubuh
dalam bentuk lemak yang disimpan di bawah kulit. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia yang mengalami kegemukan jumlahnya semakin
meningkat dibandingkan beberapa tahun yang lalu (Riskesdas, 2010).
2. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai
penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung koroner,
hati, kantong empedu, kanker, dan lainnya.

Penanggulangan masalah gizi lebih adalah dengan menyeimbangkan masukan


dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik.
Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi konsumsi
karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol.
B. Dampak Kekurangan Gizi Bagi Tubuh
Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan gizi seperti protein, karbohidrat,
lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Terdapat beberapa hal mendasar
yang mempengaruhi tubuh manusia akibat asupan gizi kurang, yaitu:
1. Pertumbuhan
Akibat kekurangan asupan gizi pada masa pertumbuhan adalah anak tidak
dapat tumbuh optimal dan pembentukan otot terhambat. Protein berguna
sebagai zat pembangun, akibat kekurangan protein otot menjadi lembek dan
rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang
status sosial ekonomi menengah ke atas, rata-rata mempunyai tinggi badan
lebih dari anakanak yang berasal dari sosial ekonomi rendah.
2. Produksi tenaga

Kekurangan zat gizi sebagai sumber tenaga, dapat menyebabkan


kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang
akan menjadi malas, merasa lelah, dan produktivitasnya menurun.

3. Pertahanan tubuh

Protein berguna untuk pembentukan antibodi, akibat kekurangan protein


sistem imunitas dan antibodi berkurang, akibatnya anak mudah terserang
penyakit seperti pilek, batuk, diare atau penyakit infeksi yang lebih berat.
Daya tahan terhadap tekanan atau stres juga menurun.

4. Struktur dan fungsi otak


Kekurangan gizi pada waktu janin dan usia balita dapat berpengaruh
pada pertumbuhan otak, karena sel-sel otak tidak dapat berkembang. Otak
mencapai pertumbuhan yang optimal pada usia 2-3 tahun, setelah itu menurun
dan selesai pertumbuhannya pada usia awal remaja. Kekurangan gizi berakibat
terganggunya fungsi otak secara permanen, yang menyebabkan kemampuan
berpikir setelah masuk sekolah dan usia dewasa menjadi berkurang.
Sebaliknya, anak yang gizinya baik pertumbuhan otaknya optimal, setelah
memasuki usia dewasa memiliki kecerdasan yang baik sebagai aset untuk
membangun bangsa.
5. Perilaku
Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan memiliki perilaku tidak
tenang, cengeng, dan pada stadium lanjut anak bersifat apatis. Demikian juga
pada orang dewasa, akan menunjukkan perilaku tidak tenang, mudah emosi, dan
tersinggung.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-
STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai