TINJAUAN PUSTAKA
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan. Usia lanjut adalah hal yang harus diterima sebagai
8
9
tahun.
3. Lansia resiko tinggi, yaitu orang yang berusia 70 tahun atau lebih/
tahun,
Teori Lanjut Usia menurut Stanley & Beare (2011) yaitu teori
infeksi.
2012).
(Nugroho, 2012).
2010).
a) Sistem Persarafan
adalah:
mungkin.
c) Refleks Baroreseptor
d) Refleks Kemoreseptor
2013).
f) Kontrol Kimia
(Muttaqin, 2012).
2011).
g) Alkohol
medikasi, variasi diural, olah raga dan hormonal (Sudoyo, et, al,
2009).
1. Usia
pasien.
2. Ras
2008).
3. Jenis Kelamin
4. Stress
5. Medikasi
6. Kemoreseptor
7. Olah Raga
2012).
8. Zat vasoaktif
brakialis pada lipat siku, dibawah sisi manset, dan tekan manset
bunyi pertama yang sinkron dengan nadi bunyi ketukan yang jelas,
menjadi redup pada (fase 4), da seluruhnya menghilang pada (fase 5).
Fase 5 ini digunakan sebagai tekanan darah diastolik (Potter & Perry,
2010).
tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
26
derita bukan hanya oleh usia lanjut saja, bahkan saat ini sudah
pembunuh paling dahsyat di dunia saat ini. Usia merupakan salah satu
penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi pada usia senja (Deni
Damayanti, 2013).
(Sutanto, 2010).
27
adanya kelainan dan keadaan dari sistem organ lain seperti ginjal
sistolik sama atau lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik
golongan, yaitu:
Indonesia, 2012).
target organ
2. Sering gelisah.
3. Wajah merah.
5. Mudah marah.
6. Telinga berdengung.
7. Sukar tidur.
8. Sesak nafas.
12. Mimisan.
31
2.3.4 Patogenesis
aksi utama.
waktu.
2.3.5.1 Usia
komplikasinya.
2.3.5.5 Merokok
lainnya.
2.3.5.6 Obesitas
lebih dari satu kali pakai dapat merusak ikatan kimia pada
2.3.6 Komplikasi
2.3.6.1 Atherosclerosis
darah yaitu < 140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti
diabetes melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah < 130/80
1. Farmakologis
a. Deuretik
b. Beta – blocker
c. Vasodilator
2. Non Farmakologis
kontrol hipertensi.
(Schmidt, 2012).
William, 2007).
asupan pisang yang telah matang dan tanpa diolah terlebih dahulu
itu, pisang juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, meliputi
dan diastolik 4,4 dan 2,2 mmhg pada penderita hipertensi dan 1,8 dan
0,1 pada orang normal. Dalam penelitian ini diberikan 2 buah pisang
45
atau seberat dengan 200 gram buah pisang ambon yang mengandung
diastolik 3,2 mmhg dan 1,5 mmhg tekanan darah. Pisang kaya akan
pisang hias, dan pisang buah (Musa paradisiaca L.). Terdapat lebih
dari 230 jenis pisang buah di Indonesia dan dibagi dalam 4 golongan.
lain pisang raja bulu, ambon putih, ambon lumut dan nangka. Masing-
kadar kalium.
46
natrium dalam tubuh. Salah satu buah yang populer di masyarakat dan
L).
1. Magnesium
2. Fosfor
4. Kalsium
5. Vitamin B
ambon segar terdapat vitamin B1, B2, B3, B5 dan B6 yang mana
(Wardhany, 2014).
6. Folat
7. Zat besi
merah. dalam 100 gr buah pisang segar tedapat 0,26 mg zat besi
(Wardhany, 2014).
8. Vit C
9. Kalium
bagi usia diatas 19 tahun adalah 4,7 gram per hari. Kalium
(Wardhany, 2014).
10. Natrium
(Wardhany, 2014)
a. Prosedur
pagi hari
4. Setelah pisang ambon di makan habis chek (√) check lis yang
sudah di berikan
b. Tahap Kerja
ambon
dapat di hentikan.
Penderita Hipertensi
menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti
hubungan erat dalam berbagai jaringan tubuh. Dari penelitian yang dilakukan
adalah 1 : 1
menurun, maka tekanan darah akan ikut menurun pula. (Guyton et al.,
20010)
2005).
Menurut hasil penelitian dari Eny Sutria dkk dalam jurnal yang
untuk tekanan darah sistol dan diastol. Hasil Uji Wilcoxon Signed
kelompok intervensi.
rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 25 mmHg). Hal ini juga terjadi
mengonsumsi pisang ambon sebanyak 3 buah (303 mg) per hari (pagi,
kombinasi kalium yang tinggi dan natrium yang rendah dalam pisang