Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS TENTANG BANTUAN

HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SEMARANG

Festi Fiki Niswatu Rahmah1,Dody Setyawan2

1) Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro


2) Staf Pengajar Bagian Keperawatan Dewasa, Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro
(Email: dody.psikfkundip@gmail.com)

Abstrak

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang
bertujuan untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi. Polisi lalu lintas
merupakan salah satu orang yang harus menguasai keterampilan pertolongan pertama pada korban
kecelakaan lalu lintas sehingga perlu dilatih keterampilan dalam menangani kasus gawat darurat
sebelum korban tersebut ditangani oleh petugas kesehatan yang profesional. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan polisi lalu lintas tentang bantuan hidup
dasar pada korban kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif
survey. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Responden dalam
penelitian ini adalah 110 polisi lalu lintas Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu 62,7% memiliki pengetahuan dalam kategori baik. Pada bagian
breathing polisi lalu lintas memiliki pengetahuan paling baik dengan total persentase 93,6% dan
paling buruk dengan total 51,8%. Peneliti menyarankan agar tim kepolisian dapat bekerja sama
dengan instansi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan BHD dengan cara mengadakan
pelatihan BHD untuk seluruh anggota polisi lalu lintas.
Kata kunci : Pengetahuan, Polisi Lalu Lintas, Bantuan Hidup Dasar
Abstract

Basic life support (BLS) is a part of medical emergency management which aims to prevent
the cessation of circulation or respiration. Traffic police are one of the personnel who have to
master the first-aid skills to the road traffic accident victims. Therefore, they need to be trained to
handle emergency cases before the cases are taken care of by the professional health workers. The
purpose of this study was to find out the description of the traffic police knowledge level of basic
life support to road traffic accident victims. This study is a quantitative descriptive survey research.
The respondents were 110 traffic police in Semarang, recruited using total sampling technique. The
results showed that the majority of respondents (62.7%) had good knowledge of BLS. They also
had knowledge of the breathing of the best category with total percentage of 93.6% and the worst
with total percentage of 51,8%. Based on the findings, it is suggested that the police could work
together with the health institutions to improve the knowledge of BLS by organizing training for all
members of the traffic police.
Keywords : Knowledge, Traffic Policeman, Basic Life Support

Corresponding author:
Festi Fiki Niswatu Rahmah
festifiki@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019
42
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

Pendahuluan penting dalam penanganan


Kecelakaan lalu lintas adalah suatu penyelamatan korban kecelakaan
peristiwa di jalan raya tidak diduga yaitu biasa disebut “golden hour”.4
dan tidak disengaja melibatkan Kecelakaan lalu lintas dapat
kendaraan dengan atau tanpa mengakibatkan berbagai cedera atau
pengguna jalan lain yang trauma yang mengancam nyawa,
mengakibatkan korban manusia dan seperti cedera kepala, fraktur femur,
kerugian harta benda.1 Kecelakaan open pneumothorax, flail chest dan
lalu lintas di Indonesia pada tahun lain sebagainya. Pertolongan yang
2015-2016 berjumlah 205.717 jiwa. terlambat atau kesalahan sedikit
Jumlah kecelakaan lalu lintas pada dalam menghadapi korban dalam
tahun 2015 berjumlah 98.970 jiwa keadaan gawat darurat, dapat
dan pada tahun 2016 kecelakaan lalu menyebabkan kondisi fatal. Orang
lintas berjumlah 106.747 jiwa. awan yang pertama kali menemukan
Jumlah kecelakaan lalu lintas penderita harus mampu menolong
tersebut mengalami peningkatan ditempat kejadian perkara dengan
hingga mencapai 7.777 jiwa.2 baik dan sesuai dengan prosedur
Provinsi Jawa Tengah mempunyai untuk meminimalkan resiko
angka kecelakaan lalu lintas yang kematian, maka diperlukan
masih tinggi yaitu mencapai 4.875 penanganan yang cepat dan tepat.
kejadian. Adanya kecelakaan lalu Penanganan yang dimaksud disini
lintas dapat berdampak kerugian adalah bantuan hidup dasar (BHD).5
yang cukup besar baik materi
maupun fisik, bahkan kerugian yang BHD harus diberikan pada korban-
paling besar adalah kehilangan korban yang mengalami henti napas,
nyawa.3 henti jantung dan perdarahan.6
Masyarakat awam terutama bagi
Keadaan para korban kecelakaan lalu polisi lalu lintas yang sering
lintas dapat semakin buruk atau menjumpai korban kecelakaan lalu
berujung pada kematian jika tidak lintas perlu dilatih keterampilan
ditangani dengan cepat. 60 menit dalam menangani kasus gawat
pertama adalah waktu yang sangat darurat sebelum korban tersebut

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
43
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

ditangani oleh petugas kesehatan orang yang tidak sadar dan tidak
yang professional.5 Polisi lalu lintas bernapas. Pada bagian sirkulasi
memiliki tugas untuk menjaga 80,5% tahu apa yang harus dilakukan
keselamatan pengguna jalan dan jika terjadi henti jantung dan Semi
meminimalisasi korban kecelakaan Automatic External Defibrillator
sebagaimana tertulis dalam peraturan (SAED) tidak tersedia. Penelitian
Kepala Kepolisian Negara Republik sebelumnya yang dilakukan oleh
Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Hutapea tentang gambaran tingkat
tentang Susunan Organisasi dan Tata pengetahuan polisi lalu lintas tentang
Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor BHD di Kota Depok menunjukkan
dan Kepolisian Sektor.7 bahwa sebagian besar polisi lalu
lintas di kota Depok memiliki tingkat
Penelitian pengetahuan bantuan pengetahuan tentang BHD dalam
hidup dasar pada polisi pernah kategori kurang.7 Beberapa
dilakukan di Spanyol oleh Robaina, penelitian tersebut tidak bisa
Esteve`z, dan Rodri`guez8 hasil dari digeneralisasikan untuk semua polisi
penelitian yang dilakukan, yaitu pada lalu lintas dari semua wilayah. Hal
bagian yang mengacu pada sistem ini dikarenakan polisi lalu lintas
darurat 42,7% dari petugas polisi masing-masing wilayah mempunyai
mengetahui pengaktifan sistem karakteristik yang berbeda-beda.
darurat dalam menghadapi keadaan Berdasarkan uraian diatas penelitian
darurat. Pada bagian tentang henti ini bertujuan untuk mengetahui
jantung, 57,3% petugas polisi gambaran tingkat pengetahuan polisi
mengetahui tindakan pertama dalam lalu lintas tentang BHD pada korban
menangani henti jantung dan tahu kecelakaan lalu lintas di Semarang.
bagaimana cara memeriksa
kesadaran. Pada bagian pengetahuan Metode
jalan napas 53,7% polisi mengerti Penelitian ini merupakan penelitian
bagaimana melakukan pembebasan kuantitatif non eksperimen dengan
jalan napas, mengerti bagaimana desain penelitian deskriptif survei.
memeriksa pernapasan, dan mengerti Populasi dalam penelitian ini adalah
apa yang harus dilakukan dengan anggota polisi lalu lintas di

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
44
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

Semarang. Teknik pengambilan Pengetahuan


Polisi Lalu Lintas
sampel menggunakan total sampling, di Satlantas
Baik Kurang
dengan jumlah 110 responden. f (%) f (%)
Penelitian dilaksanakan di Satlantas 1. Usia:
a. 17 – 25 10 4 14
Polrestabes Semarang pada 29 tahun (71,4%) (28,5%) (100%)
b. 26 – 35 43 31 74
Agustus 2017. Penelitian ini tahun (58,1%) (65,9%) (100%)
c. 36 – 45 13 5 18
menggunakan kuesioner data tahun (72,2%) (27,7%) (100%)
d. 46 – 55 3 (75%) 1 (25%) 4
demografik dan pengetahuan tentang tahun (100%)
BHD. Data dilakukan uji statistic 2.
40 28 68
Tingkat
menggunakan analisa univariat untuk (58,8%) (41,1%) (100%)
Pendidikan:
9 (75%) 3 (25%) 12
a. SMA
mengetahui data demografi dan 17 10 (100%)
b. Diploma 3
(62,9%) (37,1%) 27
pengetahuan polisi lalu lintas terkait c. Strata 1
3 0 (0%) (100%)
d. Strata 2
(100%) 3
definisi dan tujuan BHD, emergency (100%)
system, initial assesment, airway, 3.
8 4 12
Masa Kerja:
breathing, circulation dan bleeding, (66,6%) (33,3%) (100%)
a. < 5 tahun
25 19 44
b. 5 – 10 tahun
recovery. (56,8%) (43,2%) (100%)
c. > 10 tahun
36 18 54
(66,6%) (33,3%) (100%)
Hasil 4.
Jenis Kelamin: 55 34 89
Tabel 1 a. Laki – laki (61,7%) (38,2%) (100%)
Distribusi Frekuensi Responden b. Perempuan 14 7 21
berdasarkan Tingkat Pengetahuan (66,6%) (33,3%) (100%)
Polisi Lalu Lintas di Semarang 5. Pelatihan BHD:
bulan Agustus 2017 (n=110) a. Pernah 26 19 45
mengikuti (57,7%) (42,2%) (100%)
Kategori Frekuensi Presentase b. Belum
(%) pernah 43 22 65
Baik 69 62,7 mengikuti (66,1%) (33,8%) (100%)
Kurang 41 37,3 6. Pengalaman
Total 110 100% Menolong:
a. Pernah 69 41 110
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian menolong (62,7%) (37,2%) (100%)
besar responden memiliki tingkat
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan yang baik tentang BHD
pengetahuan polisi lalu lintas jika
yaitu sebanyak 62,7%.
dilihat dari usia, tingkat pendidikan,
Tabel 2 masa kerja, jenis kelamin, pelatihan
Distribusi Frekuensi Responden BHD, dan pengalaman menolong
berdasarkan Tabulasi Silang antara sebagian besar polisi lalu lintas
Karakteristik Responden dengan Tingkat memiliki pengetahuan dalam
Pengetahuan Polisi Lalu Lintas di Semarang kategori baik.
bulan Agustus 2017 (n=110) Tabel 3
No Karakteristik Tingkat Total

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
45
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan bleeding (60,9%) (39,1%) (100%)


Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas
7. Recovery 57 53 110
tentang Definisi dan Tujuan di Semarang
(51,8%) (48,2%) (100%)
bulan Agustus 2017 (n=110 orang)
No. Sub Frekuensi Tabel 3 menunjukkan bahwa
Total
Variabel (%) (%)
sebagian besar responden jika dilihat
Baik Kurang dari per sub variabel memiliki
1. Definisi dan 95 15 110
Tujuan (86,4%) (13,6%)
tingkat pengetahuan yang baik.
(100%)
2. Emergency 89 21 110
System (80,9%) (19,1%) Pembahasan
(100%)
3. Initial 59 51 110 Gambaran Pengetahuan Polisi
A.
Assessment (53,6%) (46,4%) (100%)
4. Airway 61 49 110 Lalu Lintas tentang Bantuan
(55,5%) (44,5%) (100%)Hidup Dasar (BHD)
5. Breathing 103 7 110
(93,6%) (6,4%) (100%)
6. Circulation, 67 43 110
pelatihan BHD sebelumnya. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan penelitian ini juga sesuai dengan
bahwa 69 responden (62,7%) penelitian Lontoh yang
memiliki tingkat pengetahuan menunjukkan terjadinya
dalam kategori baik tentang peningkatan pengetahuan setelah
bantuan hidup dasar. Hasil diberikannya pelatihan BHD. Hal
tersebut tidak sejalan dengan ini sudah dibuktikan oleh Lontoh
penelitian sebelumnya yang sebagai perawat bahwa dengan
dilakukan di Kota Depok oleh pendekatan keperawatan,
9
Hutapea terkait pengetahuan pemberian pelatihan telah
polisi lalu lintas tentang BHD membawa hasil.10 Pada kategori
yang hasilnya dalam kategori belum pernah mengikuti pelatihan
kurang. Hal tersebut dikarenakan BHD, mayoritas responden berada
responden tersebut belum pernah pada kategori pengetahuan baik.
mendapatkan pelatihan ataupun Hal ini bisa terjadi meskipun
seminar terkait bantuan hidup belum pernah mendapatkan
dasar pada korban kecelakaan. pelatihan, hal tersebut
Sedangkan pada penelitian ini dikarenakan mereka sudah
pengetahuan dalam kategori baik memiliki pengalaman.
didapatkan bahwa 26 responden
(57,7%) pernah mengikuti

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
46
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

Pengalaman merupakan faktor pendidikan. Menurut Notoadmojo


yang dapat mempengaruhi usia mempengaruhi pengetahuan,
pengetahuan. Menurut semakin bertambah usia akan
Notoadmojo, pengetahuan dapat semakin berkembang pula daya
diperoleh dari pengalaman baik tangkap dan pola pikirnya,
dari pengalaman pribadi maupun sehingga pengetahuan yang
dari pengalaman orang lain.11 diperolehnya semakin membaik.11
Hasil penelitian menunjukkan Selain itu, pendidikan
seluruh responden memiliki mempengaruhi proses belajar,
pengalaman menolong korban semakin tinggi pendidikan
kecelakaan lalu lintas sebanyak 69 seseorang akan cenderung untuk
responden (62,7%) yang memiliki mendapatkan informasi, baik dari
pengetahuan baik terkait BHD. orang lain maupun media masa.13
Lama kerja dapat Hal ini berbeda jika dilihat
menggambarkan pengalaman dengan hasil crosstab penelitian.
seseorang dalam menguasai Hasil penelitian menunjukkan
bidang tugasnya. Pada umumnya, bahwa dari semua rentang usia
petugas dengan pengalaman dan pendidkan mayoritas ketegori
menolong korban yang banyak memiliki pengetahuan baik. Hal
tidak memerlukan bimbingan ini tidak dapat ditarik kesimpulan,
dibandingkan dengan petugas karena dipengaruhi oleh beberapa
yang pengalaman menolongnya hal yaitu pada crosstab ini tidak
sedikit.12 Hasil penelitian dicari korelasinya dan jumlah
menggambarkan kesesuaian teori masing-masing responden pada
bahwa sebagian besar responden setiap rentang usia dan pendidikan
yang memiliki pengetahuan baik berbeda. Akan tetapi tingkat
dan cukup tentang BHD berada pendidikan yang rendah belum
pada pengalaman menolong. tentu juga memiliki tingkat
pengetahuan kurang. Hal ini bisa
Pengetahuan polisi lalu lintas saja disebabkan karena semakin
yang baik tersebut juga dapat tinggi teknologi menyebabkan
dipengaruhi oleh usia dan tingkat

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
47
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

seseorang mudah mengakses BHD. Kurangnya pengetahuan


informasi dari media elektronik. tentang definisi dan tujuan umum
BHD ini kemungkinan
B. Gambaran Tingkat dikarenakan kurangnya sosialisasi
Pengetahuan Polisi Lalu Lintas tentang BHD kepada masyarakat
Per Subvariabel BHD luas.
1. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu 2. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu
Lintas tentang Definisi dan Lintas tentang Emergency System
Tujuan BHD Hasil penelitian menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan
memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 89
yang baik yaitu sebanyak 95 responden (80,9%). Pernyataan
responden (86,4%). Pernyataan yang paling banyak dijawab
yang paling banyak dijawab dengan tepat adalah memastikan
dengan tepat adalah yang keamanan diri, lingkungan,
berisikan bahwa Bantuan Hidup korban merupakan salah satu
Dasar (BHD) adalah pertolongan langkah awal BHD. Keamanan
pertama yang harus diberikan penolong lebih diutamakan
kepada seluruh korban yang sebelum mengambil keputusan
ditemukan tidak sadar. untuk menolong korban agar tidak
Pernyataan yang paling menjadi korban kedua atau korban
banyak dijawab dengan tidak berikutnya. Selain itu keamanan
tepat adalah pernyataan yang lingkungan untuk menjamin
berisikan bahwa BHD hanya tempat lingkungan yang aman
dapat dilakukan oleh tim medis bagi penolong dan korban, juga
seperti dokter dan perawat. BHD memastikan keamanan korban
dapat dilakukan oleh siapa saja untuk menjaga keadaan korban
khususnya orang awam, hal ini agar tidak semakin parah.14
sejalan dengan teori Frame6 yang Pernyataan yang paling banyak
menyatakan bahwa siapa saja dijawab dengan tidak tepat adalah
seharusnya diajarkan tentang hal pertama yang harus dilakukan

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
48
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

ketika menemukan korban kecakapan dan keterampilan


kecelakaan yaitu dalam khusus dalam menilai kondisi
memberikan informasi saat awal korban tersebut.8,14
menghubungi layanan gawat Pernyataan yang paling banyak
darurat penolong cukup dijawab dengan tidak tepat adalah
menyebutkan waktu dan tempat saat melihat korban tergeletak,
kejadian saja. Pada waktu penolong langsung memberikan
meminta bantuan, harus pertolongan kepada korban.
disebutkan lokasi kejadian, jenis Ketika akan menolong korban
kejadian, jumlah korban yang dalam kondisi emergency,
perlu bantuan, kondisi korban, penolong penting untuk
dan bantuan apa yang sudah melakukan primary survey untuk
8
diberikan. mengkaji apakah korban aman
3. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu untuk tetap di lokasi atau perlu
Lintas tentang Initial Assesment dipindahkan agar dapat
Hasil penelitian menunjukkan memberikan pertolongan secara
bahwa sebagian besar responden efektif. Dalam waktu yang sama
memiliki tingkat pengetahuan penolong juga harus
yang baik tentang initial memperhatikan keselamatan
assesment yaitu sebanyak 59 pribadi dan mengambil alat
15
responden (53,6%). Pernyataan perlindungan diri.
yang paling banyak dijawab 4. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu
dengan tepat adalah menekan Lintas tentang Airway
bagian kuku korban adalah salah Hasil penelitian menunjukkan
satu cara untuk mengecek bahwa sebagian besar responden
kesadaran korban. Initial memiliki tingkat pengetahuan
assessment merupakan suatu yang baik yaitu sebanyak 61
bentuk penilaian awal kondisi responden (55,5%). Pernyataan
korban yang dilakukan secara yang paling banyak dijawab
cepat dan tepat, sehingga secara tepat yaitu membuka jalan
seseorang yang melakukan initial napas dapat dilakukan dengan
assessment harus mempunyai teknik cross finger. Memeriksa

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
49
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

jalan nafas terutama di daerah mengetahui pernapasan korban


mulut, dapat dilakukan dengan baik atau tidak dapat dilakukan
teknik cross finger yaitu dengan dengan melihat, mendengarkan,
menggunakan ibu jari dan jari dan merasakan. Hal yang harus
telunjuk yang disilangkan dan dilakukan dalam tahapan
menekan rahang atas dan bawah.6 breathing, yaitu memastikan
Pernyataan yang paling ketiadaan napas korban dengan
banyak dijawab secara tidak tepat cara melihat pergerakan dada,
yaitu saat memindahkan korban mendengar suara napas, dan
dalam keadaan darurat tidak perlu merasakan hembusan napas
mempertahankan posisi kepala korban.6
dan memeriksa jalan napas cukup
dilakukan dengan cara chin lift Pernyataan yang paling banyak
saja. Jika ditemukannya cidera dijawab tidak tepat yaitu cara
servikal pada korban, sebaiknya memberikan bantuan napas pada
menggunakan teknik jaw trust korban dengan trauma cidera
sehingga penolong harus kepala dapat dilakukan melalui
mengetahui teknik membuka jalan mulut menggunakan teknik chin
napas yang tepat dengan kondisi lift. Pada kondisi memberikan
korban. Jika salah dalam bantuan napas perlu diperhatikan
melakukan teknik pembukaan jika korban dengan trauma cidera
jalan napas dapat mengakibatkan kepala dapat dilakukan melalui
kondisi yang fatal.16 mulut menggunakan teknik jaw
5. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu trust karena jika menggunakan
Lintas tentang Breathing teknik chin lift akan memperparah
Hasil penelitian menunjukkan kondisi korban yang berakibat
bahwa sebagian besar responden fatal.16
memiliki tingkat pengetahuan 6. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu
yang baik tentang breathing yaitu Lintas tentang Circulation,
sebanyak 103 responden (93,6%). Bleeding
Pernyataan yang paling banyak Hasil penelitian menunjukkan
dijawab tepat yaitu untuk bahwa sebagian besar responden

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
50
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

memiliki tingkat pengetahuan melakukan kompresi jantung jika


yang baik pada circulation, denyut nadi karotis korban tidak
bleeding yaitu sebanyak 67 ada.16,17
responden (60,9%). Pernyataan 7. Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu
yang paling banyak dijawab tidak Lintas tentang Recovery
tepat yaitu pada bagian untuk Hasil penelitian menunjukkan
menghentikan perdarahan korban, bahwa sebagian besar responden
maka penolong harus memiliki tingkat pengetahuan
merendahkan anggota badan dari yang baik tentang recovery yaitu
jantung. Penanganan untuk sebanyak 57 responden (51,8%).
menghentikan perdarahan pada Pernyataan yang paling banyak
korban dapat dilakukan dengan dijawab secara tepat yaitu apabila
cara menekan tempat perdarahan korban menunjukkan adanya
atau balut tekan, tinggikan bagian tanda-tanda perbaikan, maka
tubuh yang mengalami penolong memberikan posisi
perdarahan dari jantung untuk miring pada korban. Diberikannya
memperlambat aliran darah posisi recorvery dimaksudkan
sehingga darah tidak banyak yang untuk menjaga jalan napas korban
keluar dan membantu yang tidak sadar dalam keadaan
8
pembekuan. terbuka. Perlu diingat untuk selalu
meletakkan korban yang tidak
Pernyataan lain yang paling sadar atau setengah sadar pada
banyak dijawab dengan tepat posisi pemulihan bila penolong
yaitu tentang meraba denyut nadi tidak dapat mengawasi nafas
karotis korban merupakan salah korban secara konstan.17
satu cara untuk memastikan Pernyataan yang paling
apakah korban mengalami henti banyak dijawab secara tidak tepat
jantung. Pentingnya meraba yaitu pada bagian setelah nadi
denyut nadi karotis korban yaitu karotis teraba, napas yang
untuk memastikan apakah korban adekuat, ataupun kesadaran pada
benar-benar kehilangan pompa korban, maka tidak ada lagi hal
jantung. Penolong harus segera yang perlu dilakukan oleh

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
51
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

penolong. Posisi recovery atau pemulihan dapat dilakukan untuk


posisi pemulihan bertujuan untuk membantu mengeluarkan cairan
menjaga atau mengawasi napas yang berada di mulut.17
korban, selain itu posisi

Kesimpulan dan Saran dengan instansi kesehatan untuk


Pada penelitian ini, Secara umum menambah pengetahuan BHD
tingkat pengetahuan polisi lalu di dengan cara mengadakan
Semarang tentang bantuan hidup pelatihan BHD untuk seluruh
dasar dalam kategori baik. Oleh anggota polisi lalu lintas.
karena itu, institusi kepolisian
diharapkan dapat bekerja sama
Ucapan Terimakasih penelitian dan pihak Kepolisian
Peneliti mengucapkan terimakasih Semarang yang mengijinkan
kepada seluruh responden yang peneliti untuk melakukan
telah berpartisipasi dalam penelitian.
Daftar Pustaka
Indonesia; 2016 [diakses pada 17
1. Presiden RI. Undang-undang
Maret 2017]. Dari
Republik Indonesia Nomor 22
http://korlantas-
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
irsms.info/graph/accidentData
dan Angkutan Jalan. Jakarta:
4. Gholipour C, Shams Vahdati S,
Pemerintah Republik Indonesia;
Notash M, Miri SH, Ghafouri RR.
2009.
Success rate of pre-hospital
2. Badan Pusat Statistik. Jumlah
emergency medical service
Kecelakaan, Korban Mati, Luka
personnel in implementing pre
Berat, Luka Ringan, dan Kerugian
hospital trauma life support
Materi yang Diderita Tahun 1992-
guidelines on traffic accident
2015. BPS; 2016
victims. Turkiye Acil Tip Derg.
3. Korlantas. Kecelakaan di
2014;14(2):71–4
Indonesia selama Triwulan
5. Amiruddin K. Penanganan
Terakhir [internet]. Jakarta: Korps
Korban Akibat Kecelakaan Lalu
Lalu Lintas Kepolisian Negara

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
52
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

Lintas. Jakarta: Ditjen PP & PL; Hidup Dasar terhadap


2010. Pengetahuan Resusitasi Jantung
6. Frame SB. Pre Hospital Trauma Paru Siswa Siswi SMA Negeri 1
Life Support: basic and advanced Toili; 2013.
th
prehospital trauma life support. 5 11. Notoatmodjo. Pendidikan
ed. Missouri: Mosby; 2003. Perilaku Kesehatan. Jakarta:
7. Hutapea EL. Gambaran Tingkat Rineka Cipta; 2010.
Pengetahuan Polisi Lalu Lintas 12. Ranupandoyo H, Husnan Saud.
Tentang Bantuan Hidup Dasar di Manajemen Personalia. Edisi ke-
Kota Depok. Skripsi. Jakarta: 4. Yogyakarta: BPFE; 2005.
Fakultas Keperawatan Universitas 13. Notoatmodjo S. Pendidikan dan
Indonesia; 2012. Perilaku Kesehatan. Jakarta:
8. Robaina DEM, Robaina NM, Rineka Cipta; 2003.
Esteve´z NC, Rodrı´guez AD. 14. Tim Pengajar BTCLS. Modul
Knowledge in Basic Life Support Basic Trauma Cardiac Life
and Automated External Support. Jakarta: AGD Dinkes
Defibrillator Among the Local DKI Jakarta; 2012.
Police of a Geographical. 15. International Federation of Red
2016;69(6):611–3. Cross and Red Crescent Societies.
9. Hutapea EL. Gambaran Tingkat International First Aid and
Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Resuscitation Guidelines 2011;
Tentang Bantuan Hidup Dasar di 2011.
Kota Depok. Skripsi. Jakarta: 16. Hardisman. Gawat Darurat
Fakultas Keperawatan Universitas Medis Praktis. Yogyakarta:
Indonesia; 2012. Gosyen Publishing; 2014.
10. Lontoh C, Kiling M, Wongkar D.
Pengaruh Pelatihan Teori Bantuan

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU


LINTAS TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DI SEMARANG
13
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66

Festi Fiki Niswatu Rahmah - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS TENTANG
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai