Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RESUME
PEMUSNAHAN, PELAPORAN (ADMINISTRASI)
DAN PENGENDALIAN

OLEH :

NAMA : FEBYANTI SYAHRIR PIDO


NIM : 151 2019 0068
ANGKATAN : VII (Tujuh)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
1. Pengkajian dan pelayanan resep
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan serangkaian suatu kegiatan dalam
menyiapkan obat (dispensing) yang meliputi penerimaan, pengkajian resep,
pemeriksaan ketersediaan produk, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habsis pakai, telaah obat, dan penyerahan obat disertai pemberian
informasi obat (Dirjen).
Tujuan kegiatan pengkajian resep adalah untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah terkait obat yang ada di resep sebelum obat disiapkan.
Sedangkan pelayanan pelayanan resep bertujuan agar pasien mendapatkan obat
dengan tepat dan bermutu (Dirjen, 2019).
Pada setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian obat (medication error) (Permenkes No.72, 2016).
Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun pasien rawat jalan (Permenkes No.72, 2016).
Persyaratan administrasi, meliputi :
a. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan pasien
b. Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
c. Tanggal resep
d. Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmasetik, meliputi:
a. Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan
b. Dosis dan jumlah obat
c. Stabilitas
d. Aturan dan cara penggunaan
Persyaratan klinis, meliputi:
a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
b. Duplikasi pengobatan
c. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikhendaki (ROTD)
d. Kontraindikasi
e. Interaksi obat
(Permenkes No.72, 2016)
Pelaksanaan pengkajian dan pelayanan resep, sebagai berikut :
a. Pengkajian resep
 Terima resep elektronik atau manual yang diserahkan kebagian farmasi
 Jika sudah menggunakan sistem informasi maka cetak resep elektronik
 Jika resep manual tidak dapat terbaca maka hubungi dokter yang
bersangkutan
 Periksa kelengkapan administrasi resep
 Lakukan pengkajian dari aspek farmasetik dan aspek klinis
 Mencatat hasil pengkajian resep pada form formulir pengkajian resep
 Informasikan dan minta persetujuan tentang harga resep pada pasien non
jaminan/umum
b. Pelayanan resep
 Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep yang sudah dilakukan
pengkajian
1. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai resep
2. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan tetap
memperhatikan nama obat, kondisi fisik obat, dan tanggal kadaluarsa.
Melakukan doubel check kebenaran identitas dan kesesuaian obat yang
diresep dengan obat yang akan diracik, terutama jika obat yang
termasuk high alert/LASA.
 Melakukan peracikan obat bila diperlukan
Memberikan etiket disesuaikan dengan sistem penyiapan obat yang
diterapkan. Pada etiket obat dengan sistem resep individu memuat
informasi: nama lengkap pasien, nomor rekam medis dan/atau tanggal
lahir, nama obat, aturan pakai, instruksi khusus, tanggal kedaluwasa obat
dan tanggal penyiapan obat. Pada etiket di kantong obat dengan sistem
dosis unit memuat informasi nama lengkap pasien, nomor rekam medis
dan/atau tanggal lahir, instruksi khusus, dan tanggal penyiapan obat.
 Sebelum obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap) atau
kepada pasien/keluarga (untuk pasien rawat jalan) maka harus dilakukan
telaah obat yang meliputi pemeriksaan kembali untuk memastikan obat
yang telah disiapkan sesuai dengan resep.
 Pada penyerahan obat pada pasien rawat jalan, maka harus disertai
pemberian informasi obat yang meliputi nama obat, kegunaan/indikasi,
aturan pakai, efek terapi dan efek samping dan cara penyimpanan obat.
(Dirjen, 2019).

2. Penelusuran riwayat penggunaan obat


Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan kegiatan untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai seluruh obat dan sediaan farmasi lain, baik resep
maupun nonresep yang pernah atau sedaang digunakan oleh pasien. Kegiatan ini
dilakukan oleh apoteker dengan mewawancarai pasien, keluarga/pelaku rawat
(care giver) dan dikonfirmasi dengan sumber data lain, contohnya: daftar obat di
rekam medis pada admisi sebelumnya, data pengambilan obat dari Instalasi
Farmasi, obat yang dibawa pasien. Yang melaksanakan penelusuran riwayat
penggunaan obat ialah apoteker (Dirjen, 2019).
Tujuan dari penelusuran riwayat penggunaan obat, yaitu :
a. Mendeteksi terjadinya perbedaan sehingga dapat mencegah duplikasi obat
ataupun dosis yang tidak diberikan (omission)
b. Mendeteksi riwayat alergi obat
c. Mencegah terjadinya interaksi obat dengan obat atau obat dengan
makanan/herbal/food supplement
d. Mengidentifikasi ketidakpatuhan pasien terhadap rejimen terapi obat
e. Mengidentifikasi adanya medication error , contoh: penyimpanan obat yang
tidak benar, salah minum jenis obat, dosis obat.
. kegiatan dalam penelusuran riwayat penggunaan obat, yaitu :
a. Memberi senyum, salam dan sapa kepada pasien/keluarga/care giver
b. Menanyakan kepada pasien/keluarga/care giver hal-hal sebagai berikut:
 Jika rawat jalan: apakah pada kunjunga pasien sekarang adalah waktu
kontrol setelah pasien rawat inap atau sedang periksa lebih dari satu dokter
atau melanjutkan resep obat yang baru diambil sebagian.
 Jika rawat inap: apakah pasien dirujuk dari pelayanan kesehatan lain atau
pasien homecare yang memiliki penyakit kronis atau pasien pindahan ruang
rawat inap lain atau pasca operasi
c. Menanyakan kepada pasien/keluarga/care giver. Obat yang sedang diminum
sekarang, obat yang diminum bila perlu, nama obatnya, kekuatannya, cara
menggunakan, frekuensi penggunaan dalam sehari, untuk keluhan apa
d. Menanyakan adakah keluhan setelah minum obat dan tindakan apa yang
dilakukan
e. Melakukan identifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan pengobatan
alternatif yang mungkin digunakan oleh pasien dengan menanyakan
kebiasaan minum jamu atau herbal atau food supplement
f. Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam
medik/pencatatan penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan informasi
penggunaan obat pasien
g. Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga
kesehatan lain dan jika perlu memberikan informasi tambahan
h. Mendokumentasikan adanya alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD)
i. Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat
j. Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan obat
dengan menayakan kapan tidak minum obat dan alasannya
k. Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan
l. Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang
digunakan
m. Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat
n. Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat dengan meminta
pasien memperagakan teknik penggunaan obatnya
o. Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan
minum obat (concordance aids)
p. Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa
sepengetahuan dokter.
(Dirjen, 2019).

3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5. Konseling

Anda mungkin juga menyukai