Anda di halaman 1dari 3

Hari senin sekitar pukul 16.00 WIB.

Ajo dan Rendi melakukan panggilan video melalui sebuah


aplikasi di ponsel mereka,untuk menghilangkan kebosanan karena harus tetap berada di rumah
selama masa karantina akibat pandemi corona atau yang biasa disebut COVID-19.Ajo-pun
memulai panggilan video tersebut.

Ajo: Hey Ren!Apa kabar?

Rendi: Aku baik.Bagaimana denganmu?

Ajo: Aku baik,tapi aku tidak yakin kalau kau sedang baik-baik saja,kau terlihat murung.Ada apa
Ren?

Rendi: Aku tidak apa-apa Jo,sungguh....

Ajo: Ayolah Ren,kita sudah berteman berapa lama huh?aku mengerti dirimu,aku yakin pasti ada
yang sedang kau sembunyikan dariku.

Rendi: Aku rugi besar Jo,sahamku....(merespon dengan wajah muram dan sedih)

Ajo: Apa?sungguh? (Terkejutdan memastikan)

Rendi: (Mengangguk)

Ajo: Astaghfirullah,bagaimana bisa Ren?Terakhir kali kau mengatakan padaku bahwa kau
mendapat banyak dividen dari tabungan sahammu itu,,

Rendi: Yah,kau tahusekarang kita sedang dilanda musibah pandemi corona kan Jo.Itu membawa
dampak besar terhadap perekonomian dunia,termasuk Indonesia.Banyak perusahaan yang rugi
besar bahkan sampai gulung tikar dan tentu saja itu juga berdampak besar terhadap harga-harga
saham.

Ajo: (Masih setia menyimak cerita Rendi)

Rendi: Seminggu sebelum aku akhirnya menjual sahamku,aku merasa kacau sekali,aku masih
tidak bisa menerima kerugian dari tabungan sahamku.Kau tahu kan Jo,aku sudah mulai
menabung saham sejak aku SMA dan sampai aku lulus kuliah-pun,aku masih menabung
saham.Bahkan sebelum ada musibah ini aku sudah mendapatkan dividen sekitar 400 juta.Tapi
sekarang,semuua itu sudah sirna jo.Hanya tinggal tabungan asliku saja tanpa dividen 400 juta
itu,dan akhirnya aku memutuskan untuk menjual sahamku sebelum aku jauh lebih rugi.

Ajo: Ah,aku mengerti sekarang Ren.Ya,aku tau kau berusaha keras untuk menabung saham
itu.Aku mengakui bahwa kau itu pekerja keras dan bisa menahan hawa nafsumu Ren.Tidak
sepertiku yang boros hehe...,mungkin kalau aku dulu berada di posisimu aku akan sudah
menghabiskan uangku untuk membeli semua makanan favoritku : singkong
keju,lasagna,spaghetti,martabak,setiap hari eummm....

Rendy: Ah,kau ini Jo.Jangan memujiku,aku bahkan tidak pantas untuk pujian itu,karena sekarang
aku sudah gagal,justru sekarang aku-lah yang seharusnya memujimu,kau seorang pekerja keras
Jo.Buktinya,pekerjaan yg kau cita-citakan dari dulu,kini sudah terwujud.Kau sudah diterima di
Restoran terkenal itu sebagai chef,,bukan?

Ajo: Iya,alhamdulillah Ren,tapi aku belum bekerja karena ada pendemi corona Ren.Restorannya
juga masih ditutup sementara waktu.Semoga musibah ini segera berakhir.Daan kau Ren,sejak
kapan kau jadi mudah putus asa begitu ,ada apa dengan Rendy yang sekarang, huh?bangkit
Ren,seseorang yang akan sukses pasti akan merasakan jatuh bangun.Kau pasti sudah tau
itu,bukan?Anggap saja aku sebagai Warren Buffet yang sedang memberi pencerahan
kepadamu,dia kan idolamu,jadi kau semakin bersemangat hahaha...dan jangan lupa terus
berdo'a!

Rendi: Ahaha terima kasih banyak motivasinya Mr.Warren Buffet aku benar-benar
mengidolakanmu.

Ajo: Oke,apakah aku harus memberimu tanda tanganku Ren?

Rendi: Aku mengidolakan Warren Buffet Jo...bukan kau...sekalipun aku ingin meminta tanda
tangan pastilah kepada Warren Buffet hahaha.(dengan raut muka bangga)

Ajo: (Memasang ekspresi datar)

Rendi: Tapi kau sahabat terbaikku Jo.

Ajo: Apa?maaf aku tidak dengar tadi (pura-pura)

Rendi: Kau sahabat terbaikku Jooooo (setengah berteriak)

Ajo: Hahaha kau juga sahabat terbaikku Ren.

Rendi: Aku ingin nongkrong lagi seperti biasanya Jo,bersama kau dan Denis.

Ajo: Yah,bagaimana lagi Ren,kita sedang tidak bisa keluar sekarang.Ah,tenang saja Ren,setelah
masalah tentang corona selesai,kita adakan pesta.Aku yang masak,jaga kesehatanmu sob..

Rendi: Wow,aku sudah tidak sabar lagi merasakan masakan seorang chef dari restoran ternama
hahaha.Pasti,jaga kesehatanmu juga chef,sampai jumpa,sampai corona musnah...

Ajo: Hahaha sampai jumpa Ren

(Mereka mematikan panggilan video di ponsel mereka)


~Selesai

Anda mungkin juga menyukai