XI MIPA 8
SMA NEGERI 1 BANYUMAS
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Aktivitas Fisik
dan Pencegahan HIV AIDS”. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam
makalah ini dan kami juga mengharapkan kritik serta saran untuk memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-
rekan yang telah membantu dalam membuat makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar………………………………………………………….. 2
Daftar Isi………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………… 4
1.3 Tujuan………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aktivitas Fisik……………………………………………….. 5
2.2 Mencegah HIV dan AIDS………………………………….... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………... 27
3.2 Saran………………………………………………………….. 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengetahuan dasar mengenai aktivitas fisik
2. Mengetahui cara pencegahan HIV dan AIDS
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Jenis Jenis Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas
fisik yang sesuai untuk remaja sebagai berikut:
6
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik bagi
remaja yang kegemukan atau obesitas, berikut ini beberapa faktor
tersebut:
1. Umur
Aktivitas fisik remaja sampai dewasa meningkat sampai mencapai
maksimal pada usia 21-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan
kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira – kira sebesar 0,8-1% per
tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai
separuhnya.
2. Jenis Kelamin
Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki – laki hampir
sama dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas remaja laki – laki
biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
3. Pola Makan
Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena
bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh
akan merasa mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti
olahraga atau menjalankan aktivitas lainnya. Kandungan dari makanan
yang berlemak juga banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan
aktivitas sehari-hari ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang akan
di konsumsi dipertimbangkan kandungan gizinya agar tubuh tidak
mengalami kelebihan energi namun tidak dapat dikeluarkan secara
maksimal.
7
lakukan. Seperti kekurangan sel darah merah, maka orang tersebut tidak
di perbolehkan untuk melakukan olah raga yang berat. Obesitas juga
menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.
Menurut Bompa (1990:34) bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam prinsip kekhususan yaitu: (1) melakukan latihan-latihan khusus sesuai
dengan karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan latihan untuk
mengembangkan kemampuan biomotorik khusus dalam olahraga. Soekarman
8
(1987:60) mengemukakan bahwa latihan itu harus khusus untuk
meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang
olahraga yang bersangkutan. Latihan harus ditujukan khusus terhadap
sistem energi atau serabut otot yang digunakan, juga dikaitkan dengan
peningkatan ketrampilan motorik khusus. Program latihan yang dilakukan harus
bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam cabang
olahraga.
9
mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan
latihan.
10
individu atlet. Program latihan yang disusun dan pembebanan yang
diberikan dalam latihan harus sesuai dengan kondisi tiap-tiap individu.
Prinsip ini harus dipegang oleh pelatih maupun atlet. Latihan yang teratur
dan kontinyu akan membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri
pada situasi latihan. Adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini, maka
kemampuan tubuh dapat meningkat sesuai dengan rangsangan yang
diberikan.
11
Masalah prematur ternyata bukan hanya pada kasus bayi yang lahir
sebelum waktunya, tetapi juga pada kasus kematian orang tua.
Berdasarkan hasil dari penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 10 kasus
kematian prematur (kematian lebih cepat dari umur biasanya, karena
kondisi tua) yang ada di seluruh dunia disebabkan karena kurangnya
aktivitas olahraga. Ini sudah melalui proses penelitian yang diliput dalam
suatu jurnal medis Lancet tahun 2012.
2. Mudah Depresi
Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilaporkan pada
American Journal of Preventive Medicine tahun 2013 menyebutkan bahwa
salah satu dampak dari kurangnya berolahraga adalah depresi. Para
peneliti sudah melakukan penelitian kurang lebih pada 30 studi, dan
sebanyak 25 studi menyebutkan bahwa orang yang tidak membiasakan
berolahraga cenderung lebih mudah depresi.
Perasaan tertekan dan khawatir akan terus menghantui jika tidak
melakukan olahraga. Oleh sebab itu cara mencegah depresi bisa dengan
cara olahraga.
12
Pada dasarnya tubuh masih memiliki kekuatan tersendiri yang
tersimpan rapi di dalamnya. Jika tidak memanfaatkannya, tidak
membangunnya, maka kekuatan tersebut juga tidak akan muncul. Lalu
bagaimana untuk membangunkannya? Dengan membiasakan berolahraga
setiap hari.
Semakin lama tubuh menganggur, tidak melakukan aktivitas apapun. Otot
akan semakin lemah dan mudah sakit jika melakukan kegiatan berat
sedikit.
5. Mengalami Osteoporosis
Mitokondria tubuh manusia akan semakin baik fungsinya jika
semakin sering digunakan untuk berolahraga. Mereka yang jarang
melakukan aktivitas olahraga sama saja tidak melestarikan kepadatan
tulang seiring dengan usianya yang bertambah. Jika kepadatan tulang tidak
di jaga, maka berbagai penyakit tulang akan semakin mudah terjadi pada
dirinya. Salah satunya adalah osteoporosis.
13
Tubuh yang tidak pernah dipakai untuk berolahraga akan cenderung
lebih mudah mengalami penuaan. Dari US Center for Disease Control and
Prevention memberikan wejangan bahwa tulang yang jarang dipakai untuk
berolahraga akan lebih mudah dan cenderung mengalami penuaan.
Bisa disimpulkan bahwa penyebab penuaan dini diakibatkan oleh kurang
olahraga. Maka salah satu obat untuk mencegah terjadinya penuaan ini,
National Institute on Aging merekomendasikan untuk tetap melakukan
latihan kekuatan selama 30 menit dalam dua hari selama kurun waktu satu
minggu.
14
di pagi hari. Dengan jogging pagi kita bisa terhindar dari berbagai macam
dampak buruk tidak olahraga.
15
Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum
terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan
secara bertahap.
Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Awali aktifitas fisik dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan gerakan
ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika sudah terbiasa
dengan aktiftas tersebut, lakukan secara rutin paling sedikit 30 menit setiap
hari.
16
1. BAHAYA DARI HIV DAN AIDS
HIV/AIDS adalah penyakit kronis yang melemahkan sistem imun
tubuh. Infeksi penyebab HIV dan AIDS itu sendiri sangat rentan menular
dari satu orang ke lainnya. Nah, bahaya dari HIV dan AIDS bukan cuma
dari kemudahan cara penularannya saja. Bagi pengidapnya, komplikasi HIV
dan AIDS dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko berbagai
penyakit serius.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang
menyerang dan menghancurkan sel CD4 alias sel T. Sel CD4 adalah jenis
sel darah putih yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubh
manusia. Fungsi utama dari sel CD4 adalah untuk melawan infeksi yang
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme berbahaya (bakteri, virus,
parasit, jamur, dan lain sebagainya).Seseorang dapat dikatakan terinfeksi
HIV ketika jumlah virus (viral load) sudah mencapai 100.000 kopi atau
lebih per 1 ml sampel darah.
Pada orang yang sehat, kisaran normal untuk jumlah sel CD4 adalah
sekitar 500-1,500. Tanpa pengobatan, infeksi HIV kronis seiring waktu
dapat memunculkan komplikasi berupa penyakit AIDS ketika jumlah cell T
atau sel CD4 turun hingga di bawah 200.
17
beberapa kasus, infeksi oportunistik dapat mulai terjadi ketika jumlah sel
CD4 berada di kisaran sekitar 500.
Komplikasi HIV/AIDS ini tidak dapat dilawan dengan mudah sehingga
makin menurunkan kondisi kesehatan penderita dengan cepat.
A. Jenis infeksi yang rentan menyerang orang dengan HIV dan AIDS:
1. Candidiasis
Candidiasis adalah komplikasi HIV/AIDS berupa infeksi jamur yang
menyebabkan timbulnya lapisan putih tebal pada kulit, kuku, serta
selaput lendir seperti mulut, vagina atau penis, dan kerongkongan.
Bahaya candidiasis sebagai komplikasi HIV dan AIDS ialah infeksi ini
dapat cepat menyebar ke organ tubuh lain jika tidak diobati.
18
3. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh
keluarga bakteri Mycobacterium avium complex. Ada dua jenis bakteri
yang mask dalam keluarga ini, yaitu Mycobacterium avium dan
Mycobacterium intracellulare. Hampir semua penderita HIV sudah
memiliki bakteri TB dalam tubuhnya meski belum tentu aktif. Bakteri
TB pada ODHA lebih cepat menjadi aktif dan sulit diobati dibanding
pada orang sehat. Itu kenapa setiap ODHA harus menjalani tes TB sedini
mungkin untuk mengetahui berapa besar risikonya.
19
komplikasi herpes tidak hanya berupa pembentukan kutil kelamin
tapi juga risiko pneumonia dan kanker serviks.
7. Salmonella septicemia
Salmonella merupakan infeksi yang bisa didapat lewat konsumsi
makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhii (Salmonella tp).
Infeksi salmonella dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah-
muntah, dan diare. Pada pengidap HIV dan AIDS, bahaya dari infeksi
ini dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih parah disebut
salmonella septicemia. Septikemia adalah suatu kondisi di mana
seseorang mengalami keracunan darah akibat bakteri dalam jumlah
besar masuk ke dalam aliran darah. Ketika sudah sangat parah, bakteri
Salmonella dalam darah dapat menginfeksi seluruh tubuh dalam satu
waktu. Syok akibat salmonella septicemia dapat berakibat fatal.
8. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah komplikasi HIV/AIDS yang disebabkan oleh
parasit bernama Toxoplasma gondii.Toksoplasmosis bahaya bagi
pengidap HIV dan AIDS karena sangat mudah berkembang di dalam
tubuh yang sistem kekebalannya lemah. Parasit tersebut dapat
menginfeksi tidak hanya mata dan paru pengidap HIV, tapi juga bahaya
bagi jantung, hati, hingga otak.
Komplikasi HIV dan AIDS berupa infeksi toxoplasma yang
menyerang mata akan menimbulkan bercak putih kekuningan atau abu-
20
abu terang pada badan bening mata (humor vitreous) yang membuat
penglihatan terganggu.
Ketika infeksi parasit toxoplasma sudah mencapai otak, toksoplasmosis
dapat menyebabkan kejang. Selain dari kotoran hewan, parasit
toxoplasma ini juga bisa berasal dari makan daging merah dan dan
daging babi yang dimasak kurang matang.
B. Bahaya HIV dan AIDS yang berupa kanker
Tidak cuma infeksi. Setiap pengidap HV dan AIDS (ODHA) juga harus
waspada terhadap bahaya kanker yang mengintai kesehatan. Menurut
sebuah penelitian tahun 2016 dari jurnal PLOS ONE, pengidap HIV
khususnya akan lebih rentan terkena kanker karena kadar sel CD4 yang
rendah dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan pembentukan
sel kanker di awal.
Berikut adalah beberapa jenis kanker yang menjadi komplikasi HIV dan
AIDS:
1. Sarkoma kaposi
Sarkoma kaposi adalah jenis kanker yang berkembang dari jaringan
di sekitar pembuluh darah, jaringan pembuluh limfa, jaringan di bawah
kulit, jaringan di sepanjang mulut, hidung, dan tenggorokan atau di
dalam organ tubuh lainnya. Sarkoma kaposi umumnya dijadikan
penanda oleh dokter bahwa HIV yang Anda alami sudah memasuki
stadium tiga.
2. Limfoma
Orang dengan HIV dan AIDS berisiko mengalami kanker limfoma.
Limfoma adalah bentuk kanker darah yang memengaruhi kelenjar getah
bening. Bahaya kanker ini dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun
dari pengidap HIV/AIDS yang terdapat kelenjar getah bening, seperti di
sumsum tulang, amandel, dan juga saluran pencernaan. Seperti sarkoma
kaposi, dokter dapat menggunakan perkembangan limfoma sebagai cara
mendiagnosis HIV stadium 3.
21
3. Kanker serviks
Kanker serviks adalah komplikasi HIV/AIDS yang biasanya berawal
dari infeksi HPV kronis oportunis. Kanker serviks terjadi dan
berkembang di leher rahim.
4. Kanker anus
Menurut sebuah penelitian tahun 2012 dari jurnal Clinical Infectious
Disease, Kanker anus adalah salah satu komplikasi HIV dan AIDS yang
risiko bahaya penyakitnya cenderung lebih tinggi pada pria pengidap
HIV dan AIDS yang berhubungan seks dengan pria (gay).
C. Komplikasi dan bahaya HIV/AIDS pada mata
Tujuh dari 10 orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS (ODHA) akan
mengalami komplikasi HIV pada mata mereka. Itu berarti hampir 80
persen orang dengan HIV/AIDS mengalami bahaya yang mengganggu
penglihatannya. Gangguan penglihatan akibat HIV/AIDS dapat berwujud
ringan seperti penglihatan kabur sampai yang mengarah pada kebutaan,
seperti perdarahan retina.
Pada awalnya, komplikasi HIV pada mata mungkin tidak
menunjukkan gejala berarti. Namun ketika infeksi HIV telah mencapai
stadium lanjut, gejala dapat berupa:
• Penglihatan kabur atau penglihatan ganda dan mulai tidak bisa
membedakan warna dengan jelas.
• Terlihat bintik-bintik di bidang penglihatan
• Mata berair atau merah
• Mata Anda lebih sensitif terhadap cahaya
• Mata terasa sakit, nyeri
Itu sebabnya jika Anda positif terinfeksi HIV/AIDS, penting untuk
memeriksakan mata Anda secara teratur untuk menghindari bahaya ini.
Selain infeksi perdarahan retina, berbagai komplikasi HIV berikut dapat
menyerang mata jika tidak segera mendapatkan pengobatan.
22
1. Sarkoma kaposi mata
Sarkoma kaposi (KS) adalah tumor kulit yang berwarna merah
keunguan yang tumbuh di bagian dalam dan sekitar kelopak mata.
Bahaya HIV AIDS yang menyebabkan tumor ini ditandai dengan
peradangan, namun tidak menyebabkan rasa sakit. Komplikasi HIV ini
disebabkan oleh infeksi virus herpes 8 (HHV8).
Dengan adanya obat HIV seperti antiretroviral (ART), risiko
sarkoma kaposi pada ODHA kini jauh menurun. Namun sarkoma
kaposi akan lebih bahaya pada pengidap HIV dan AIDS dengan
jumlah CD4 rendah, terutama jika terapi tidak dilanjutkan.
2. Retinitis
Retinitis termasuk peradangan retina serius yang seringnya
diakibatkan oleh cytomegalovirus (CMV retinitis). Bahaya infeksi mata
ini dapat menyerang 20-30 persen pengidap HIV dan AIDS yang
memiliki jumlah sel T sangat rendah.
Infeksi ini berkembang cukup cepat, hanya dalam hitungan minggu.
Retinitis juga bisa disebabkan oleh virus penyebab sipilis (Syphillis
retinitis).
Tanpa campur tangan medis, infeksi dapat menyebar dan menimbulkan
perdarahan retina yang bisa berujung pada kebutaan permanen. Retinitis
dapat menginfeksi salah satu sisi mata maupun keduanya. Bahaya
HIV AIDS berupa retinitis ini tidak bisa disembuhkan, tetapi
pengobatan dengan antivirus valganciclovir dianggap efektif untuk
memperlambat perkembangan cytomegalovirus.
23
HIV/AIDS adalah keratitis epitel. Pada jenis ini, virus ini aktif di
lapisan epitel kornea yang paling tipis.
Virus herpes simpleks dapat memengaruhi lapisan kornea yang lebih
dalam, yang dikenal sebagai stroma. Bahaya HIV AIDS seperti herpes
mata ini disebut dengan keratitis stromal. Herpes mata jenis ini lebih
serius daripada keratitis epitel karena dapat merusak kornea mata
yang cukup parah bahkan menyebabkan kebutaan. Bahaya HIV AIDS
seperti herpes mata tidak menular lewat aktivitas seksual berisiko.
Infeksi ini lebih rentan menyebar dari kontak langsung dengan kulit
atau air liur yang terinfeksi HSV-1.
4. Keratitis
Selain diakibatkan oleh infeksi virus herpes, keratitis (peradangan
kornea) juga dapat disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV) dan
jamur candidiasis yang seringnya menjadi infeksi oportunistik. Meski
begitu, bahaya HIV/AIDS ini bisa juga disebabkan oleh parasit
lainnya.
Gejala keratitis adalah mata merah yang terasa sakit, gatal,
penglihatan kabur, serta sensitivitas terhadap cahaya. Keratitis bisa
menginfeksi hanya satu atau dua mata sekaligus. Komplikasi dari
bahaya HIV AIDS ini bisa mengakibatkan kebutaan.
Pengobatan keratitis akan tergantung dari infeksi penyebabnya.
Keratitis yang disebabkan virus dapat diresepkan acyclovir, sementara
infeksi candidiasis dapat ditangani dengan obat antijamur.
5. Iridocyclitis
Iridocyclitis adalah peradangan iris, yang dapat dikaitkan dengan
sejumlah parasit penyebab infeksi oportunistik. Contohnya adalah
cytolomegavirus (CMV), virus herpes simpleks (HSV), toksoplasmosis,
sipilis, tuberkulosis, dan virus varicella zoster (VZV).
Bahaya iridocyclitis yang paling serius cenderung ditemukan pada
pengidap HIV/AIDS yang memiliki jumlah CD4 sangat rendah.
24
Iridocyclitis juga dapat menjadi efek samping dari obat-obatan seperti
rifabutin (digunakan dalam terapi tuberkulosis) dan cidofovir (digunakan
untuk mengobati kasus CMV berat).
Infeksi ini dapat terjadi pada satu atau kedua mata, dengan gejala
yang bisa meliputi mata merah, kepekaan berlebihan terhadap cahaya
(fotofobia), dan pupil yang mengecil. Sama seperti infeksi mata
lainnya, iridocyclitis dapat berangsur membaik dengan terapi
antiretroviral yang dibarengi dengan pengobatan infeksi penyebabnya.
D. Komplikasi HIV dan AIDS lain yang mungkin terjadi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
penyakit kronis yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah sangat
parah. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit kronis
lain, seperti kanker dan berbagai infeksi.
Pada tahap ini, seorang pengidap AIDS dapat mengalami:
1. Wasting syndrome
Wasting syndrome adalah kumpulan gejala yang menyebabkan
orang HIV susah gemuk akibat penurunan berat badan, diare parah,
serta kelemahan kronis.
Saat ini, komplikasi wasting syndrome tidak lagi menjadi momok
bahaya bagi pengidap HIV karena rejimen pengobatan HIV telah
terbukti mengurangi jumlah kasusnya. Meskipun begitu, komplikasi ini
masih memengaruhi banyak orang yang memiliki AIDS.
2. Masalah neurologis
AIDS dapat menyebabkan bahaya berupa gangguan neurologis
meskipun tidak menginfeksi sel-sel saraf. Komplikasi AIDS yang
memengaruhi saraf dapat membuat pengidap mudah linglung, pelupa,
depresi, gelisah, dan kesulitan berjalan.
Salah satu komplikasi neurologis dari HIV/AIDS yang paling umum
adalah demensia, yang menyebabkan perubahan perilaku dan
menurunnya fungsi mental.
25
3. Penyakit ginjal
HIV-associated nephropathy (HIVAN) adalah peradangan pada filter
kecil dalam ginjal Anda. Filter ini berfungsi untuk membuang kelebihan
cairan dan ampas dari aliran darah dan meneruskannya ke urin. Risiko
komplikasi dan bahaya HIVAN lebih tinggi pada orang kulit hitam yang
mengidap HIV dan AIDS.
2. CARA PENULARAN
a) Melakukan seks bebas, berganti - ganti pasangan.
b) Melalui transfusi darah dari penderita HIV/AIDS
c) Melalui jarum suntik, jarum tindik, jarum pembuat tato yang
berganti dan tercemar virus HIV
d) Pada bayi Melalui Plasenta yang Ibunya penderita HIV/AIDS
3. CARA PENCEGAHAN
a) Menghindari seks bebas dan setia hanya pada satu pasangan yang
sah.
b) Menjaga kesterilan alat-alat medis seperti jarum suntik,jarum tato,
jarum tindik, hanya digunakan sekali pakai.
c) Mengecek darah yang akan ditransfusikan atau donorkan harus benar
– benar steril dari virus apapun.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:
1. HIV (Human Immuno Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam
tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS
(Acguired Immuno Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala
menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada
awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas,
penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung
daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
27
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun
vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab
penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja
B. SARAN
Oleh karena itu, aktivitas fisik merupakan pencegahan yang paling ampuh
untuk mengurangi risiko terkena HIV/AIDS. Sehingga, marilah kita bersama
sama memerangi dan mencegah penyebaran HIV/AIDS dengan cara yang
benar, salah satunya yaitu melakukan aktivitas fisik yang baik sesuai dengan
metode yang benar.
28